PERSEDIAAN
Oleh :
Arif Dwisantoso
(W100170022)
Wahyu Tri Wibowo
(W100170026)
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
A.Kecurangan Pendapatan
Committee of Sponsoring Organization (COSO) menemukan bahwakun yang paling
sering dimanipulasi ketika melakukan kecurangan laporan keuangan adalah
pendapatan dan/atau piutang dagang. COSO juga mememukan bahwa cara yang
paling umum untuk memanipulasi akun pendapatan adalah dengan mencatat
pendapatan fiktif dan mencatat pendapatan yang tidak sesuai waktunya. Ada dua
alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait dengan pendapatan. Alasan
pertama adalah karena ketersediaan berbagai alternative yang dapat diterima dalam
pengakuan pendapatan, dan alasan kedua yaitu mudahnya memanipulasi pendapatan
bersih menggunakan akun pendapatan dan piutang dagang.
2
3.Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan
Eksposur kecurangan pendapatan harus diperhatikan dalam setiap bisnis. Salah satu
cara terbaik untuk memahami berbagai kecurangan pendapatan dapat dilakukan
dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Berikut adalah
beberapa skema kecurangan pendapatan yang umum dilakukan :
1. Transaksi dengan pihak terkait (Related-party transactions): Hubungan
istimewa terjadi ketika anak perusahaan tidak mengungkapkan kepetingan
keuangan dalam sebuah transaksi yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi
perusahaan
2. Penjualan fiktif (Sham sales) : Pendapatan fiktif dilakukan dengan mencatat
penjualan yang sebenarnya tidak terjadi. Penjualan ini dapat memakai nama
pembeli yang ada atau nama fiktif
3. Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales): Pesanan
barang masih disimpan oleh si penjual biasanya karena si pembeli belum siap
menerima barang. Namun oleh si penjual barang tersebut diakui sebagai
pendapatan
4. Kesepakatan sepihak (Side agreements): Perubahan aturan penjualan yang
dibuat tidak seperti biasanya. Fraud terjadi ketika perusahaan melibatkan
aturan kontrak yang sudah terjadi
5. Penjualan konsinyasi (Consignment sales): Transaksi menjual barang titipan
dari perusahaan lain. Penjualan konsinyasi ini membuat pendapatan
meningkat dan terdapat biaya sesuai transaksi
6. Channel stuffing: Cara yang supplier gunakan untuk mendorong pelanggan
untuk membeli persediaan ekstra sehingga dapat meningkatkan penjualan
tahun berjalan. Praktek ini dapat meningkatkan penjualan ketika dinyatakan
atau tersirat dalam side agreements (ex: membolehkan konsumen
mengembalikan barang) yang tidak benar pengungkapannya atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Juga channel stuffing dapat dianggap curang ketika
cadangan yang memadai tidak ditetapkan (untuk ekspektasi penjualan yang
dikembalikan)
7. Lapping or kiting: Cara dimana penerimaan kas disalahgunakan untuk
menyembunyikan piutang fiktif
3
8. Penanggalan ulang atau pembaruan transaksi (Redating or refreshing
transactions): Cara dimana tanggal penjualan diubah untuk menghindari
tidak tertagihnya piutang
9. Kebijakan pengembalian bebas (Liberal return policies): cara ini
membolehkan customer untuk mengembalikan barang dan membatalkan
penjualan. Hal ini menyulitkan pencatatan mengenai berapa pendapatan yang
harus diakui
10. Pengiriman sebagian (Partial shipment schemes): Mengakui semua barang
telah dikirim dan menjadi pendapatan padahal barang belum dikirim semua
11. Pisah batas yang tidak tepat (Improper cut-off): Kecurangan dalam laporan
keuangan termasuk juga dilakukan dengan perbedaan waktu pengakuan, yaitu
pencatatan pendapatan atau biaya dilakukan pada periode yang salah
12. Round tripping: Penjualan aset yang sudah tidak digunakan dan perusahaan
berjanji akan membeli aset lagi seharga yang sama. Namun pada akhirnya
tidak terdapat benefit yang diperoleh perusahaan.
Skema-skema revenue fraud di atas bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
sehingga income akan menjadi naik.
4
- Buku besar terkait pendapatan (penjualan, penerimaan kas, dll) yang tidak
seimbang
3. Indikator gaya hidup (Lifestyle symptoms): Kebutuhan gaya hidup mendesak
memotivasi kecurangan terjadi
- Bonus yang besar apabila target penjualan tercapai
- Kekayaan pribadi pihak eksekutif yang terikat di saham perusahaan
4. Indikator pengendalian (Control symptoms): Berbagai gangguan dalam
lingkungan pendendalian, sistem akuntansi, atau aktivitas prosedur
pengendalian internal yang sering kali sangat serius sehingga
mengisyaratkan adanya pengabaian oleh pihak manajemen.
- Manajemen memiliki kontrol lebih dalam pengendalian internal terkait siklus
pendapatan
- Pelanggan baru yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya langsung dalam
jumlah yang banyak tanpa melalui prosedur seperti umumnya
- Adanya kelemahan dalam proses akuntansi seperti pada proses cut off dan lain
sebagainya
5. Indikator perilaku dan indicator verbal (Behavioral and verbal symptoms):
Sebagian besar pelaku kecurangan adalah orang yang melakukannya untuk
pertama kali. Akibatnya akan muncul rasa bersalah yang berujung pada
stress. Untuk mengatasi stress, pelaku kecurangan mengubah perilaku mereka
untuk menyembunyikan indicator kecurangan.
- Ketidakkonsistenan tanggapan dari manajemen atau karyawan yang timbul
dari prosedur analitis terkait siklus pendapatan.
- Tidak diberinya akses kepada auditor untuk memeriksa segala hal yang terkait
dalam siklus pendapatan
6. Informasi dan pengaduan (Tips and Complaints): Indikator kecurangan
dapat dilihat dari pengaduan dari pegawai, pasangan, pemasok, pelanggan,
maupun pihak lainnya
- Adanya whistleblower yang mengungkapkan praktik fraud atas pendapatan
- Fraud atas pendapatan diungkapkan di perusahaan yang kurang bersifat
material atas proses bisnis perusahaan secara keseluruhan
5
5.Pencarian Secara Aktif Indikator Kecurangan Pendapatan
Supaya kecurangan laporan keuangan dapat terdeteksi, indikator kecurangan harus
diamati dan diketahui. Pihak-pihak yang berkepentingan seperti auditor dapat mencari
indikator kecurangan dengan dua cara: menunggu sampai mereka "mungkin
menemukan indikator secara kebetulan," atau mereka ''melakukan pencarian secara
proaktif terhadap kemungkinan adanya indikator tersebut,"
Selama bertahun-tahun, auditor dan akuntan pada umumnya mengandalkan penemuan
secara kebetulan (informasi, anomali dari sampel yang diambil, bukti kecurangan
yang ditemukan secara kebetulan, dan sebagainya) untuk menemukan adanya
indikator kecurangan. Karena adanya perkembangan teknologi dan pembelajaran
yang dapat diambil dari riset mengenai kecurangan, saat ini kita memiliki alat dan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mencari indikator kecurangan tersebut
secara proaktif.
6
2. Membandingkan jumlah pendapatan yang tercatat dalam laporan keuangan dengan
aset atau informasi finansial ataupun nonfinansial lainnya.
7
analitis kecurangan terkait perubahan saldo-saldo akun, analisis vertikal juga efektif
dalam mengidentifikasi adanya sejumlah perubahan dalam hubungan-hubungan pada
laporan keuangan yang harus diinvestigasi.
8
pengendalian internal. Ayat-ayat jurnal ini sering disebut sebagai ayat jurnal topside,
yang berarti bahwa ayat jurnal diposting secara langsung pada jurnal ringkasan atau
buku besar, bukan pada buku besar pembantu yang memuat informasi pendukung.
Perusahaan besar mungkin memiliki jutaan ayat jurnal setiap tahunnya. Oleh karena
itu, pencarian terhadap beberapa ayat jurnal yang mengandung kecurangan tentu
merupakan sesuatu yang sangat menantang. Namun, perangkat lunak dan perangkat
keras komputer dapat digunakan untuk melakukan pencarian secara efektif ayat-ayat
jurnal yang mengandung kecurangan tersebut. Sebagaimana yang telah dibahas
sebelumnya, pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode
induktif atau deduktif untuk mencari ayat-ayat jurnal tersebut.
9
yang memiliki dewan direksi, komite audit, dan eksekutif yang tidak bertindak
sebagaimana mestinya.
Auditor eksternal saat ini diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap efektivitas
lingkungan pengendalian seorang auditee. Hal ini merupakan sesuatu yang penting,
tetapi sangat sulit karena manajemen mungkin terlihat seperti memiliki lingkungan
pengendalian yang kuat, tetapi mereka sebenarnya sedang menyembunyikan fakta
bahwa mereka mengabaikan adanya pengendalian.
10
10.Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan
Cara terbaik untuk melakuka pencarian informasi dan pengaduan untuk berbagai
macam kecurangan adalah dengan membentuk ombudsman , sauran pengaduan , atau
sistem lainnya yang memungkinkan oran-orang dapat menyampaikan informasi dan
pengaduan secara anonim. Terkadang seseorang ragu untuk menyampaikan informasi
karena :
Mereka tidak mengetahui siapa yang harus diberitahu atau bagaimana caranya
memberi tahu
Mereka tidak ingin salah menuduh orang
Mereka takut akan konsekuensi menjadi whistleblower
Mereka hanya memiliki kecurigaan tanpa adanyya bukti
Sistem whistleblowing sering kali efektif untuk mendapatkan informasi dari orang-
orang yang ragu-ragu dalam memberikan informasi mengenai kecurangan. Setiap
informasi dan pengaduan mengenai manejemen puncak dan personel penting lainnta
atau mengenai kecurangan laporan keuaanggan , pengendalian , ketentuan hukum ,
atau kecurangan itu sendiri harus ditelusuri dengan seksama. Whistleblower tidak
ingin melaporkan secara langsung mengenai kecurangan , melainkan mengenai
aktivitas-aktivitas tidak wajar yang dilakukan oleh seseorang yang dicurigai sehingga
orang tersebut akan diawasi secara hati-hati.
11
Laporan Laba Rugi Komprehensif Jika Persediaan yang lebih saji maka
Pendapatan ( penjualan ) kotor Tidak Berpengaruh
Retur Penjualan Tidak Berpengaruh
Potongan Penjualan Tidak Berpengaruh
Pendapatan ( penjualan ) Bersih Tidak Berpengaruh
Harga Pokok Penjualan Kurang Saji
Margin Kotor Lebih Saji
Beban Tidak Berpengaruh
Laba Bersih Lebih Saji
Berdasarkan analisis diatas dapat dilihat jika persediaan lebih saji maka harga pokok
penjualan menjadi kurang saji , dan margin kotor serta laba bersih menjadi lebih saji
dengan jumlah yang sama ( tidak termasuk pajak ) Hal ini juga menunjukkan tentang
persediaan akhir yang lebih saji pada periode 1 akan berpengaruh pada harga pokok
penjualan yan baik pada periode 1 maupun periode 2 , harga pokok penjualan dapat
menjadi kurang saji dengan memperkecil jumlah pembelian atau dapat juga kurang
saji dengan cara memperbesar retur pembelian/potongan pembelian. Memperbesar
persediaan akhir cenderung menjadi kecurangan yang paling sering dilakukan karena
dapat mengakibatkan peningkatan laba bersih dan aset yang tercatat agar laporan
keuangan yang disajikan terlihat bagus/baik. Pada periode 1 : persediaan akhir lebih
saji , HPP kurang saji , dan menjadikan margin kotor dan laba bersih menjadi lebih
saji , namun persediaan akhir yang lebih saji tersebut akan menjadi persediaan awal
periode 2 yang berarti bahwa persediaan akhir periode selanjutnya harus dibuat lebih
saji / HPP pada periode 2 akan menjadi lebih saji dan membuat margin kotor dan
laba bersih menjadi kurang saji. Dampak dilakukannya penyeimbangan satu periode
ke periode berikutnya mengharuskan pelaku memperbesar nilai persediaan akhir pada
periode 2 dengan jumlah yang bahkan lebih besar agar dapat menyeimbangkan
terjadinya persediaan awal yang lebih saji untuk melakukan kecurangan lagi.
12
menemukan adanya kecurangan persediaan. Ada beberapa skema yang paling umum
adalah :
1. Pencatatan Ganda = terjadi ketika akun persediaan tertentu dihitung 2 kali , hal
ini terjadi ketika perusahaan memindahkan persediaan dari satu lokasi yang
telah dilakukan perhitungan persediaan ke lokasi yang jumlah persediaannya
belum dihitung.
2. Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan = terjadi ketika perusahaan
menggelembungkan nilai persediaannya dengan menambahkan biaya-biaya
seperti biaya penjualan , atau biaya administrasi , dan umum pada akun
persediaan , bukan mencatat biaya-biaya tersebut sebagai beban pada periode
terjadinya.
3. Permasalahan pisah batas = terjadi ketika perusahaan menunda penurunan
nilai buku persediaan usang , mencatat retur dari periode yang lebih awal ,
mencatat pembeliaan pada periode berikutnya , dan melakukan praktik sejenis
lainnya.
4. Estimasi berlebihan terhadap persediaan = terjadi ketika menerapkan metode
pengambilan sampel yang tidak tepat.
5. Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan ( bill-and-hold sales ) = penjual
menahan barang untuk pembeli karena pembeli mungkin belum siap atau
belum mampu menerima pengiriman pada saat dilakukan pemesanan.
6. Persediaan Konsiyasi = barang yang ditahan dan dijual oleh perusahaan untuk
perusahaan lain.
13
2.Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Persediaan
1. Indikator Analitis
Saldo persediaan yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau
mengalami peningkatan terlalu cepat
Potongan pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau
mengalami peningkatan terlalu cepat
Pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu rendah untuk tingkat
penjualan atau persediaan
2. Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Transaksi persediaan atau harga pokok penjualan yang tidak dicatat
secara lengkap atau tepat waktu atau dicatat secara tidak tepat dari segi
jumlah, periode akuntansi, klasifikasi atau entitas
Dokumen-dokumen yang hilang terkait persediaan dan/atau harga
pokok penjualan
Perbedaan di antara laporan penerimaan persediaan dan persediaan
yang sebenarnya diterima
3. Indikator Pengendalian
Manajemen mengabaikan aktivitas pengendalian internal yang
signifikan terkait pembelian, persediaan, dan harga pokok penjualan
Pemasok baru atau tidak umum yang tampaknya tidak masuk melalui
proses persetujuan pemasok yang sesuai prosedur
Kelemahan dalam proses penghitungan persediaan
4. Indikator Perilaku atau Indikator Verbal
Respons yang tidak konsisten, tidak jelas, atau tidak masuk akal dari
manajemen atau pegawai terhadap munculnya pertanyaan atau
prosedur analitis terkait persediaan, pembelian, atau harga pokok
penjualan
Respons dari manajemen yang tidak benar, tidak konsisten, atau
mencurigakan terkait pertanyaan-pertanyaan auditor seputar
persediaan, harga pokok penjualan, atau pertanyaan lainnya
Penolakan akses terhadap fasilitas, pegawai, catatan, pelanggan,
pemasok atau pihak lain yang menjadi sumber bukti terkait persediaan
dan harga pokok penjualan
14
5. Indikator Gaya Hidup
Indikator yang serupa dengan kecurangan pendapatan (misalnya
penjualan saham, bonus dan kepemilikan saham). Namun, harus
diingat bahwa indikator gaya hidup sering kali tidak efektif dalam
mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan
6. Informasi dan Pengaduan
Informasi dan pengaduan yang dihasilkan melalui sistem wishtle-
blowing atau melalui media lain dapat menunjukan bahwa skema
kecurangan persediaan mungkin saja sedang terjadi
15
akan menjadi kurang saji. Hasilnya akan mengakibatkan peningkatan pada rasio laba
kotor.
Perputaran persediaan dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan
dengan rata-rata persediaan dan berguna untuk menentukan apakah persediaan
tersebut lebih saji atau harga pokok penjualan tersebut kurang saji.
Jumlah hari untuk penjualan persediaan mengukur rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menjual persediaan dan dihitung dengan cara membagi jumlah hari
dalam satu periode dengan rasio perputaran persediaan.
Empat rasio lainnya juga dapat membantu mendeteksi kecurangan persediaan,
diantaranya: pertama, rasio perputaran aset yang dihitung dengan cara membagi
penjualan bersih dengan rata-rata total aset menunjukan ukuran berapa lama suatu
organisasi melakukan “perputaran” asetnya. Kedua, Rasio perputaran modal kerja
dihitung engan cara membagi penjualan bersih dengna rata-rata modal kerja selama
satu periode. Ketiga, Rasio kinerja operasional dihitung dengan cara membagi laba
bersih dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan ukuran margin laba sebuah
perusahaan. Keempat, Laba per lembar saham merupakan rasio yang paling banyak
digunakan, mengukur profitabilitas organisasi.
Cara kedua untuk berfokus pada hubungan-hubungan yang ada dalam laporan
keuangan adalah dengan mengonversi laporan keuangan menjadi bentuk laporan
common size dan melakukan analisis vertikal. Jika persediaan sebagai persentase dari
total aset atau sebagai persentase dari penjualan terus mengalami peningkatan, atau
jika harga pokok penjualan sebagai persentase dari penjualan bersih terus mengalami
penurunan, terdapat kemungkinan terjadinya kecurangan.
16
5.Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Persediaan
Karena kecurangan persediaan sangat banyak ditemukan seperti halnya kecurangan
pendapatan, lingkungan pengendalian danprosedur pengendalian yang baik harus
diperhatikan. Sbagian besar perusahaan yang melakukan kecurangan laporan
keuangan adalah perusahaan yang relatif kecil dan memiliki komite audit yang “tidak
aktif”, dewan direksi yang didominasi oleh orang dalam dan direksi “abu-abu”
dengan kepimilikan ekuitas yang signifikan dan minimnya pengalaman sebagai
direksi pada perusahaan lain, serta adanya hubungan keluarga di antara direksi atau
pejabat.
Pengendalian persediaan harus diperiksa secara seksama. Ingatlah bahwa tidak
memadainya pengendalian yang utama akan menciptakan peluang kekurangan yang
membentuk segitiga kecurangan (fraud tringle). Terkait persediaan, pembelian, dan
harga pokok penjualan, focus utama kita adalah pengendalian terhadap proses
pembelian (permintaan pembelian dan order pembelian, dsb.), penerimaan (laporan
penerimaan, pengendalian fisik, dsb.), pencatatan liabilitas (faktur pemasok, memo
debit, dsb.), pengeluaran kas (cek,dsb.), penyimpanan, pemrosesan, dan pengiriman
persediaan, transfer harga pokok persediaan, menelusuri biaya persediaan yang
sebenarnya (terutama pada perusahaan manufaktur) dan pemeriksaan persediaan
secara fisik.
Ketika pengendalian persediaan menjadi lemah atau dapat dengan mudah diabaikan,
hilangnya sistem pengendalian atau pengabaian terhadap sistem pengendalian
merepresentasikan adanya indikator keccurangan bukan hanya sekedar kelemahan
pengendalian.
17
akan menghapus jumlah persediaan tersebut sebagai produk usang. Umumnya, bukti
yang paling tepat terkait tujuan manajemen adalah dengan melakukan wawancara
atau investigasi.
7.Pencarian secara Aktif Informasi dan Pengaduan
Informasi dan pengaduan adalah hal-hal yang sangat bermanfaat dalam mendeteksi
kecurangan persediaan. Pada banyak kasus, karena karakteristik fisiknya, persediaan
harus dibawa masuk ke dalam perusahaan, dikelola di dalam perusahaan, dan dikirim
ketika dijual. Semua pergerakan ini berarti bahwa orang-orang harus terlibat dalam
mengelola dan menangani arus fisik persediaan. Sebagai contoh manfaat dari
pengajuan berbagai pertanyaan dan meminta informasi, perhatikan kasus staf auditor
dari KAP yang sebelumnya merupakan salah satu KAP The Big Six yang sedang
melakukan audit persediaan pada sebuah perusahaan manufaktur pipa penyemprot air.
Ketika mengamati persediaan, sebagian dari persediaan itu terlihat usang dan tidak
dapat dijual. Namun, ketika hal tersebut ditanyakan pada CEO dan CFO, mereka
mengatakan bahwa persediaan itu baik-baik saja dan akan dijual sesuai prosedur yang
umumnya dilakukan. Namun, ternyata setelah menanyakan hal yang sama kepada
para pekerja gudang, auditor mendapatkan jawaban yang berbeda. Para pekerja
tersebut sangat jujur mengatakan bahwa kebanyakan dari pipa tersebut tidak dapat
lagi dijual karena sudah tidak dapat berfungsi.
Hal terpenting yang harus diingat adalah meskipun sebagian besar perusahaan saat ini
memiliki sistem whistle blower, Anda tetap harus meminta informasi secara aktif.
18