Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU

TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS

E-COMMERCE

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta)

Oleh : ARIF DWISANTOSO

NIM : B200120072

KELAS: I

A. Latar Belakang Masalah

Informasi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan

pabrik, peralatan, dan asset perusahaan lainnya (Bodnar dan Hopwood, 2000:1

dalam Hardanti, dan Saraswati 2013). Di era globalisasi seperti saat ini persaingan

merupakan hal yang wajar antar perusahaan, sehingga perusahaan sangat

bergantung pada sistem informasi, agar dapat berkompetisi dengan baik.

Produktivitas merupakan salah satu aspek penting agar tetap bisa berkompetisi

dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang baik. Hal ini terjadi karena

informasi membuat data yang diolah menjadi sangat berguna, sehingga dapat

dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi para penggunanya.

Penggunaan Internet untuk aktivitas transaksi bisnis dikenal dengan istilah

Electronic Commerce (e-commerce). Menurut Indrajit (2001:2) dalam Kusuma dan

Sari (2012), karakteristik E-Commerce terdiri atas terjadinya transaksi antara dua

belah pihak adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi dan internet sebagai

1
medium utama dalam proses transaksi. Dalam praktiknya, transaksi e-commerce

dapat terjadi antara organisasi bisnis dengan sesama organisasi bisnis (B2B) dan

antara organisasi bisnis dengan konsumen (B2C) (Laudon dan Laudon, 2000;

Indrajit, 2001; Corbit et al., 2003l McLeod dan Schell, 2004) dalam Kusuma dan

Sari (2012)..

Saat ini, electronic commerce (selanjutnya disebut e-commerce) telah

berkembang dengan pesat). E-commerce telah mengubah banyak aspek dalam

transaksi antara pengguna eksternal dan pengguna internal. Transaksi bisnis sudah

banyak yang beralih dari market place ke market space. Sejak tahun 1990, banyak

masyarakat dunia telah mengubah gaya belanjanya dari metode konvensional ke e-

commerce (Leung, 2005) dalam Hardanti, dan Saraswati (2013).

Di Indonesia telah mulai diperkenalkan oleh beberapa perusahaan yaitu

suatu sistem Electronic Commerce atau yang lebih dikenal dengan sistem E-

Commerce, yang merupakan bentuk transaksi bisnis secara elektronik melalui

media Internet (Mc Leod dan Schell, 2004:49) dalam Saraswati dan Baridwan

(2012). Pernyataan ini didukung oleh (Robert Johnson, 2005:37) dalam Saraswati

dan Baridwan (2012) yang menyatakan e-commerce merupakan suatu tindakan

untuk melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet

sebagai media komunikasi yang paling utama.

Masyarakat memilih bertransaksi dengan menggunakan e-commerce karena

berbagai macam alasan. Masyarakat sebagai pengguna eksternal merasa nyaman

saat tidak perlu membuang waktunya dengan mengelilingi pusat perbelanjaan

dengan tujuan memilih suatu produk (Leung, 2005) dalam Hardanti, dan Saraswati

(2013) bagi pengguna eksternal, melakukan e-commerce dapat membuat waktu

2
bertransaksi menjadi lebih singkat. Gaya hidup yang praktis dan jadwal yang padat

merupakan beberapa faktor pendorong penggunaan e-commerce (Dolatabadi dan

Ebrahimi, 2010) dalam Hardanti, dan Saraswati (2013). Selain itu barang-barang

yang diperoleh melalui e-commerce lebih murah dibandingkan dengan cara

konvensional, karena distribusi dari produsen ke pengguna eksternal menjadi lebih

singkat. Pengguna cukup mengunjungi situs yang diinginkan, melihat gambar

produk, membandingkan harga, tawar menawar harga, melakukan transaksi, dan

barang akan segera dikirim ke alamat yang telah disepakati sebelumnya.

E-commerce baru dikenal pada tahun 1996 dan sekarang tumbuh menjadi

kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Menurut Rachadian (2012) dalam Hardanti,

dan Saraswati (2013) peluang berkembangnya e-commerce sangat terbuka di

Indonesia. Pertama, jumlah penduduk yang banyak, sehingga menjadi potensi

pasar yang sangat luas. Kedua, geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan dan

tersebar membuat e-commerce berkembang menjadi sistem yang memungkinkan

setiap orang di Indonesia dapat melakukan transaksi tanpa harus meninggalkan

kota tempat tinggalnya. Satu-satunya cara agar dapat bertransaksi menggunakan e-

commerce adalah dengan penggunaan internet.

Besarnya manfaat transaksi berbasis Online membuat terjadi peningkatan

pada penggunanya, walaupun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum

menggunakan fasilitas ini sepenuhnya karena lebih menyukai untuk melakukan

transaksi perdagangan secara manual (Aisyah dan Baridwan, 2012). Transaksi

berbasis Online menawarkan kemudahan dan kecepatan proses perdagangan,

namun apabila diteliti lebih lanjut kegiatan ini juga mempunyai kelemahan yang

tadinya dianggap kecil menjadi besar dan dapat menurunkan minat pengguna

layanan transaksi berbasis Online (Aisyah dan Baridwan, 2012).

3
Seiring dengan perkembangan e-commerce telah masuk dalam wilayah

jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Pengguna jejaring sosial tersebut juga

ikut meningkat. Hal ini memberikan peluang kepada pelaku bisnis baik retail

maupun manufaktur untuk memajukan dan memperluas bisnis yang mereka

jalankan melalui media ini. Peran media sosial dalam dunia bisnis sudah tidak bisa

dipungkiri lagi (Wardani dan Syaefullah, 2012). Menurut Gunawan (2012) dalam

Wardani dan Syaefullah (2012) melebur menjadi sosial Commerce yang terdiri dari

Facebook Commerce (f-commerce) dan Twitter Commerce (t-commerce).

Sebaliknya, maraknya transaksi bisnis yang dilakukan melalui media sosial

masih banyak pihak yang memanfaatkannya untuk melakukan penipuan online.

Penipuan menjadi semakin mudah dilakukan mengingat kepercayaan merupakan

faktor yang sangat diperlukan ketika bertransaksi dengan menggunakan e-

commerce (Gefen, 2000; Cho, 2006) dalam Hardanti, dan Saraswati (2013).

Kepercayaan sangat penting untuk menjaga loyalitas para pelanggan e-commerce

(Brynjolfsson dan Smith, 2000) dalam Kusuma dan Sari (2012). Seorang

pelanggan harus percaya pada suatu bisnis Online untuk mengungkapkan informasi

pribadinya dalam bertransaksi, karena di sebagian besar transaksi antara penjual

dan pembeli kemungkinan tidak pernah bertemu. Oleh karena itu, dibutuhkan

sistem yang berbeda dan jaminan terhadap keamanan yang lebih ketat terutama bila

sudah pernah mengalami kejadian atau korban cyber crime.

Desain SIA ditentukan oleh beberapa minat keperilakuan yaitu determinan

dalam mengukur sikap penggunaan teknologi. Penelitian sebelumnya mengenai e-

service sudah banyak dilakukan. Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori

yang paling sering digunakan dalam penelitian tersebut. TPB menjelaskan faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku seorang individu, dimana seorang individu

4
akan melakukan suatu tindakan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya

(Nugroho, 2012).

Determinan minat keperilakuan dalam studi ini dijelaskan melalui beberapa

penelitian (Lee et al., 2010 dan Sin et al., 2012) dalam Hardanti, dan Saraswati

(2013). Konstruk yang digunakan pada penelitian Lee et al. (2010) mengacu pada

model Theory of Planned Behaviour (TPB) dan penelitian Sin et al. (2012)

mengacu pada model Technology Acceptance Model (TAM).

Lee et al., (2010) dalam Hardanti, dan Saraswati (2013) mengambil tiga

konstruk TPB yaitu konstruk sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku

persepsian yang dihubungkan pada konstruk minat berbelanja online. Studi

selanjutnya yang digunakan peneliti adalah studi milik Sin et al. (2012) mengambil

dua konstruk TAM yaitu konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan

penggunaan persepsian yang dihubungkan pada konstruk minat keperilakuan.

Selain dua konstruk tersebut, Sin et al. (2012) dalam Hardanti, dan

Saraswati (2013) menambahkan satu konstruk lagi, yaitu norma subjektif untuk

memprediksi minat konsumen dalam melakukan pembelian secara Online melalui

media sosial. Sin et al. (2012) dalam Hardanti, dan Saraswati (2013) melakukan

penelitian terhadap minat berbelanja online bagi para pembeli muda di Malaysia.

Dalam penelitiannya ditemukan bahwa kemudahan penggunaan merupakan faktor

dominan yang mempengaruhi minat berbelanja dengan menggunakan media sosial.

Telah banyak peneliti terdahulu yang menjadikan Theory of Reasoned

Action (TRA) sebagai landasan untuk penelitiannya. Xu (2000) dalam Aisyah dan

Baridwan (2012) meneliti tentang pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap

minat pembelian produk kulit buaya Amerika. Hasil dari penelitian tersebut

5
menunjukkan bahwa sikap dan norma subjektif memliki hubungan yang signifikan

dengan minat pembelian kulit buaya Amerika tersebut.

Penelitian ini menguji faktor penentu minat perilaku dalam melakukan

transaksi e-commerce yang berfokus pada sistem informasi akuntansinya.

Kontribusi penelitian bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang sistem

informasi akuntansi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya,penelitian ini

merupakan Replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hardanti

dan Saraswati 2013, perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan Hardanti dan Saraswati adalah tahun objek

penelitian, objek penelitian ini dilakukan pada tahun 2015

sedangkan Hardanti dan Saraswati dilakukan pada tahun 2013.

Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU

TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS

E-COMMERCE”.

6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol

Perilaku Persepsian, Kemudahan Penggunaan Persepsian, dan Kegunaan

Persepsian terhadap minat keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce.

Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut:


1. Apakah sikap akan mempengaruhi minat keperilakuan penggunaaan SIA

berbasis e-commerce ?
2. Apakah norma subjektif akan mempengaruhi minat keperilakuan penggunaan

SIA berbasis e-commerce?


3. Apakah kontrol perilaku persepsian akan mempengaruhi minat keperilakuan

penggunaan SIAberbasise-commerce?
4. Apakah kemudahan penggunaan persepsian akan mempengaruhi minat

keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce?


5. Apakah kegunaan persepsian akan mempengaruhi minat keperilakuan

penggunaan SIA berbasis e-commerce?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai

berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Sikap terhadap minat keperilakuan penggunaan

SIA berbasis e-commerce.


2. Untuk menganalisis pengaruh Norma Subjektif terhadap minat keperilakuan

penggunaan SIA berbasis e-commerce.


3. Untuk menganalisis pengaruh Kontrol Perilaku Persepsian terhadap minat

keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce.


4. Untuk menganalisis pengaruh Kemudahan Penggunaan Persepsian terhadap

minat keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce.

7
5. Untuk menganalisis pengaruh Kegunaan Persepsian terhadap minat

keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik harus mempunyai kontribusi atau

manfaat kepada pengguna hasil penelitian. Pengguna hasil

penelitiai ini antara lain adalah individu, akademisi, praktisi,

perusahaan, sampai pemerintah. Kontribusi dapat didefinisikan

sebagai manfaat yang diteliti berupa kontribusi teori, kontribusi

praktek dan kontribusi kebijakan dari isu yang diteliti kepada

pemakai hasil penelitian. Secara spesifik manfaat yang ingin

diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Secara Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan teori di indonesia,

kususnya mengenai masalah penggunaan sistem informasi

akuntansi berbasis e-commerce, atau berbelanja Online.

2. Bagi Pemerintah Daerah

Bagi pemerintah diharapkan menjadi masukan bagi

masyarakat pengguna sistem informasi akuntansi dengan

memberikan privasi yang jelas serta etika untuk menghindari

timbulnya kasus-kasus penyalahgunaan e-commerce.

3. Bagi Peneliti

8
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan

dapat lebih mengetahui tentang minat perilaku seseorang

dalam berbelanja Online / Online shopping.

4. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu menambah keperdulian akan

ketertibandalam pengawasan menggunakan sistem berbelanja

dengan e-commerce.

E. Tinjauan Pustaka
1. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis E-commerce dan Perilaku
SIA berbasis e-commerce adalah SIA yang sudah memanfaatkan teknologi

internet dalam pemrosesan transaksi. Secara umum keuntungan dari penggunaan

SIA berbasis e-commercedapat meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan

berbagai pihak. Penggunaan e-commercemenghasilkan empat hubungan baru, yaitu

B2B (Business to Business), B2C (Business to Consumer), C2C (Costumer to

Consumer), dan C2B (Consumer to Business). Bentuk baru e-commerce B2B dan

C2C merupakan model e-commerce yang sedang digemari banyak kalangan dan

sering disebut dengan Online shopping.


Perilaku atau tindakan manusia tidak selalu menerima bisnis model e-

commerce. Salah satu teori psikologi yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) yang

mengasumsikan manusia biasanya berperilaku dengan cara yang sadar, bahwa

mereka mempertimbangkan informasi yang tersedia, dan secara implisit dan

eksplisit juga mempertimbangkan implikasi dan tindakan yang dilakukan (Azjen,

1991) dalam Hardanti dan Saraswati (2013). Terdapat empat konstruk utama dari

TRA yaitu perilaku (behaviour), minat keperilakuan (behavioral intention), norma

subjektif (subjective norm) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward

behavioral). Minat diasumsikan sebagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku

9
individu dan dapat dilihat dari seberapa keras usaha dan pengorbanan seseorang

untuk melakukan sebuah perilaku (Ajzen, 1991) dalam Hardanti, dan Saraswati

(2013). TRA hanya dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku-perilaku yang

dikerjakan secara sukarela. TRA menjelaskan bahwa perilaku akan terjadi karena

adanya minat dan minat dibentuk oleh norma subyektif dan sikap.

2. Theory of planned behaviour


Teori perilaku rencanaan (theory of planned behaviour atau TPB)

merupakan pengembangan lebih lanjut dari TRA. (Ajzen, 1991) dalam Hardanti

dan Saraswati (2013) menambahkan satu konstruk yang belum ada di TRA yang

disebut demam kontrol perilaku persepsian (perceived behaviour Control).

Konstruk ini ditambahkan untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi

oleh keterbatasannya yang digunakan untuk melakukan perilakunya (Ajzen, 1991)

dalam Hardanti dan Saraswati (2013).


Asumsi dasar teori perilaku rencanaan adalah banyak perilaku tidak

semuanya di bawah kontrol penuh individual sehingga perlu ditambahkan konsep

kontrol perilaku persepsian. TPB menjelaskan bahwa perilaku akan terjadi, karena

adanya minat dan kontrol perilaku persepsian dan minat dibentuk oleh sikap,

norma subyektif dan kontrol perilaku persepsian.

3. Technology Acceptance Model


Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan pertama kali oleh Fred

D. Davis pada tahun 1986. TAM merupakan sebuah teori yang diadopsi TRA.

Konstruk utama dari TAM adalah konstruk kegunaan persepsian (perceived

usefulness), kemudahan penggunaan persepsian (perveived easy of use), sikap

terhadap perilaku (attitude toward behaviour), minat perilaku (behavioral

intention), dan perilaku (behaviour).

10
Technology Acceptance Model (TAM) menambahkan dua konstruk dalam

TRA, yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan

penggunaan persepsian (perceived ease of use). Penerimaan teknologi informasi

ditentukan oleh dua konstruk ini karena keduanya memiliki determinan yang

tinggi dan validitas yang telah diuji secara empiris (Davis, 1989) dalam

Sulistiyarini (2012). Kedua konstruk ini secara bersamaan menentukan sikap

seseorang dalam penggunaan teknologi. Pada dasarnya kegunaan persepsian akan

berpengaruh terhadap kemudahan penggunaan persepsian. Dengan menggunakan

kedua konstruk tersebut, TAM diharapkan dapat memberikan penjelasan atas

penerimaan pengguna sistem informasi terhadap sistem informasi itu sendiri.

4. Konsep Minat Keperilakuan


Minat merupakan suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu

perilaku yang tertentu (Jogiyanto, 2007) dalam Saraswati dan Baridwan (2012).

Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu apabila

mempunyai keinginan dari dalam dirinya sendiri. Jogiyanto (2007) dalam

Saraswati dan Baridwan (2012) juga menyebutkan bahwa dalam penelitian-

penelitian sebelumnya minat terhadap suatu perilaku merupakan prediksi yang

paling baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.


Hartono (2007) dalam Aisyah dan Baridwan (2012) mendefinisikan minat

sebagai suatu keinginan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Minat dan

perilaku aktual (actual behaviour) adalah dua hal yang berbeda. Minat (intention)

adalah keinginan seseorang untuk melakukan perilaku. Namun minat hanya

berupa keinginan yang belum tercermin dalam perilaku atau tindakan yang nyata

yang telah dilakukan dan dapat dilihat dengan jelas.


Sikap didefinisikan sebagai jumlah afeksi (perasaan) yang dirasakan

seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek atau perilaku dan diukur

dengan suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua

11
kutub (Ajzen dan Fishbein, 1975) dalam Hardanti dan Saraswati (2013).

Konstruk sikap dijelaskan melalui TRA, TPB, dan TAM. TRA, TPB dan TAM

menghubungkan konstruk sikap pada konstruk minat keperilakuan.

5. Sikap
Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen.

Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Definisi

sikap menurut Kotler dan Keller (2009) dalam Hilman dan Sitinjak (2012), sikap

adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau tidak menguntingkan dari seseorang terhadap suatu obyek

atau gagasan.
Menurut Davis et al. (1989) dalam Yunastiti dan Baridwan (2012) sikap

(attitude) didefinisikan sebagai perasaan positif maupun negatif seseorang jika

harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.


6. Norma Subyektif terhadap Minat Keperilakuan
Menurut Jogiyanto (2007) dalam Yunastiti dan Baridwan (2012) norma

subyektif (subjective norm) adalah tekanan sosial yang didasari dari kepercayaan

orang lain yang didasari dari kepercayaan orang lain yang dapat mempengaruhi

minat (intention) sehingga dia mempertimbangkan kembali apakah akan

melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Sedangkan menurut Kut ma et

al. (2005) dalam Yunastiti dan Baridwan (2012) norma subjektif (subjective norm)

mengacu pada persepsi pengguna individu mengenai pendapat atau saran dari

orang lain tentang perilakunya. Kit ma et al. (2005) dalam Yunastiti dan Baridwan

(2012) yang mengambil konteks dalam bidang teknologi computer. Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa norma subjektif (subjective norm) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan minat (intention) dalam penggunaan teknologi

computer.

7. Kontrol Perilaku Persepsian terhadap Minat Keperilakuan

12
Penelitian Quaddus et al. (2006) dan Crespo et al. (2010) dalam Hardanti

dan Saraswati (2013) tidak menemukan hubungan antara konstruk perilaku

persepsian pada minat keperilakuan. Hasil studi ini adalah kontrol perilaku

persepsian tidak mempengaruhi minat keperilakuan dalam melakukan transaksi

dengan menggunakan internet untuk responden Australia. Hal ini dikarenakan

responden Australia merasa memiliki sedikit kontrol atau bahkan tidak memiliki

kontrol di seluruh aktivitas Online.

8. Kemudahan Penggunaan Persepsian terhadap Minat Keperilakuan


Menurut Wen et al (2011) dalam Trisnawati, Suroso, dan Kumorohadi

(2012) menyebutkan bahwa kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease

of use) adalah dimana konsumen merasakan bahwa belanja di toko berbasis web

akan meningkatkan belanjanya serta sejauh mana konsumen merasakan

kemudahan interaksi dengan situs web e-commerce, untuk mencari informasi

produk dan membayar Online, mereka akan mempertimbangkan belanja Online

lebih berguna. Kemudahan penggunaan adalah variabel yang sangat penting untuk

menerima sistem informasi karena dasar dari penggunaan sistem. Sebuah sistem

yang sulit digunakan akan dianggap kurang bermanfaat oleh pengguna dan

mungkin akan ditinggalkan oleh pengguna.

9. Kegunaan Persepsian terhadap Minat Keperilakuan


Dalam model TAM, Davis (1989) dalam Hardanti dan Saraswati (2013)

menghubungkan konstruk ini dengan konstruk minat keperilakuan dan konstruk

sikap. Venkatesh dan Davis (2000) dalam Hardanti dan Saraswati (2013)

melakukan studi survey atas konstruk kegunaan persepsian pada minat

keperilakuan penggunaan sistem informasi berbasis teknologi. Hasil studi ini

13
adalah kegunaan persepsian mempengaruhi minat keperlakuan penggunaan

sistem informasi berbasis teknologi.


Kegunaan persepsian (perceived usefulness) di definisikan sebagai sejauh

mana seorang individu percaya bahwa adanya teknologi akan meningkatkan

produktivitas dan kinerja pekerjaan mereka (Davis, 1989; Davis et al., 1989)

dalam Sulistiyarini (2012).


Menurut Davis et al. (1989) dalam Yunastiti dan Baridwan (2012) persepsi

kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang

percaya bahwa dalam menggunakan teknologi tertentu akan dapat meningkatkan

prestasi kerjanya. Jadi, orang-orang cenderung akan menggunakan atau tidak

menggunakan suatu aplikasi sejauh bahwa mereka percaya hal itu akan

meningkatkan kinerja dari pekerjaan mereka.

10. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat perilaku penggunaan SIA berbasis e-commerce yang terdiri

dari: Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku Persepsian, Kemudahan

Penggunaan Persepsian, dan Kegunaan Persepsian telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, seperti ditunjukkan berikut ini:

Hardanti, dan Saraswati (2012) tentang Faktor Minat Perilaku

Menggunakan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis E-Commerce. Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap, norma subjektif,

kontrol perilaku, kemudahan penggunaan persepsian, dan kegunaan persepsian.

Hasil dari penelitian tersebut adalah Minat Keperilakuan seseorang untuk

menggunakan SIA berbasis e-commerce, ditentukan oleh kontrol perilaku

persepsian dan kegunaan persepsian. Dalam studi ini, kontrol perilaku persepsian

lebih dominan mempengaruhi minat keperilakuan dibandingkan dengan konstruk

14
kegunaan persepsian. Kegunaan persepsian mempengaruhi minat keperilakuan

dikarenakan keyakinan persepsi seseorang, dengan menggunakan SIA berbasis e-

commerce akan meningkatkan kinerjanya, sedangkan kontrol perilaku persepsian

mempengaruhi minat keperilkuan dikarenakan seseorang merasa bahwa

menggunakan SIA berbasis e-commerce adalah hal yang mudah sesuai dengan

sumber daya yang dimiliki seseorang.

Trisnawati, Suroso, dan Kumohardi (2012) tentang Analisis Faktor-

Faktor Kunci dari Niat Pembelian Kembali Secara Online. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel independennya adalah kemudahan penggunaan,

kepercayaan, manfaat yang dirasakan, kepuasan konsumen, kenikmatan, privasi,

dan minat pembelian dengan mengambil sampel dari konsumen Fesh Shop pada

Tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukan terdukungnya semua hipotesis yang

diajukan, bahwa berbagai variabel tersebut dapat menjadi faktor kunci matan

pembelian kembali Online secara khusus pada Fesh Shop. Unsur psikologis

konsumen terhadap menjadi penting untuk dipertimbangkan karena penelitian ini

menunjukan bahwa hal tersebut menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk

memutuskan pembelian di Fesh Shop. Tercapainya harapan konsumen,

kemudahan desain Fesh Shop, kepercayaan, keamanan privasi, kepuasan

pelayanan, dan kebermanfaatan menjadi variabel yang mempengaruhi keputusan

konsumen untuk melakukan pembelian kembali.

Saraswati dan Baridwan (2012) tentang Penerimaan Sistem E-Commerce:

Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat dan Persepsi Risiko. Dalam penelitian

ini menggunakan empat variabel bebas yaitu Kepercayaan, Persepsi Risiko, dan

Persepsi Manfaat, dan Minat. Sedangkan variabel dependennya yaitu penerimaan

sistem e-commerce. Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa:

15
pertama, Studi ini menguji konstruk perilaku (Behaviour) dipengaruhi oleh minat

(Intention). Perilaku (behaviour) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.

Perilaku seseorang ditentukan oleh minatnya Minat (Intention) adalah suatu

sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk bebas memilih dan

melakukan apa yang disukai dan ingin dilakukannya. Kedua, Hasil pada studi

menunjukkan bahwa perilaku (behaviour) dipengaruhi oleh minat (intention) dan

minat (intention) ditentukan oleh kepercayaan (Trust) dan persepsi manfaat

(Perceived Benefit).

Kusuma dan Sari (2012) tentang Membangun Kembali Kepecayaan

Masyarakat Pasca Pelanggaran dalam Business to Consumer (B2C) E-Commerce.

Hasil penelitian tersebut berimplikasi terhadap pengujian atas tahapan perbaikan

sistem yang dapat memperbaiki kepercayaan masyarakat dalam B2C E-

Commerce pasca pelanggaran kepercayaan. Selain itu, hasil tersebut memberikan

referensi tentang pengujian seberapa signifikan pengaruh perbaikan sistem seperti

adanya jaminan komitmen, dukungan pihak ketiga, peningkatan komunikasi dan

keanekaragaman produk penjual terhadap pengembalian kepercayaan masyarakat

melalui perbaikan sistem dan pengaruhnya terhadap konfirmasi kepercayaan yang

dirasakan masyarakat dan keinginan masyarakat yang telah mengalami

pelanggaran kepercayaan untuk melanjutkan kepercayaan dalam B2B E-

Commerce.

Winayu (2012) tentang Pengaruh Kepercayaan, Perceived Ease Of Use

Dan Perceived Usefulness Terhadap Minat Menggunakan E-Commerce Forum

Jual Beli Kaskus. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas yaitu

kepercayaan, perceived ease of use, dan perceived usefulness. Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

16
Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

kepercayaan terhadap minat menggunakan e-commerce Forum Jual Beli

Kaskus pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Negeri

Yogyakarta. Kepercayaan merupakan kunci penting dalam e-commerce.

Hal ini mengandung implikasi agar kedepannya Kaskus terus

mengoptimalkan pelayanannya dan juga meningkatkan jaminan

keamanan agar konsumen dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman.


b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

perceived ease of use terhadap minat menggunakan e-commerce

ForumJual Beli Kaskus pada mahasiswa Program Studi Akuntansi

Universitas Negeri Yogyakarta. Persepsi kemudahan penggunaan

teknologi merupakan sistem yang dapat digunakan dan dioperasikan

dengan mudah oleh seseorang. Hal ini mengandung implikasi agar

kedepannya, Kaskus terus melakukan pemeliharaan dan peningkatan

kemudahan teknologi yang lebih baik lagi sehingga konsumen merasa

lebih mudah untuk bertransaksi.


c. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

perceived usefulness terhadap minat menggunakan e-commerce Forum

Jual Beli Kaskus pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas

Negeri Yogyakarta. Persepsi kegunaan akan berpengaruh ketika

seseorang merasa bahwa Kaskus berguna dan dapat meningkatkan

kinerjanya. Hal ini mengandung implikasi agar kedepannya Kaskus

terus mengembangkan fasilitas agar dapat memberikan keyakinan

17
kepada pengguna bahwa Kaskus dapat memberikan kegunaan dengan

meningkatkan efektifitas dan produktifitas penggunanya.

Firdayanti (2012) tentang Persepsi Risiko Melakukan E-Commerce dengan

Kepercayaan Konsumen dalam Membeli Produk Fashion Online. Dalam

penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas kepercayaan

konsumen, dan variabel tergantung persepsi resiko. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang berjumlah 321

mahasiswa. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Sebagian besar Mahasiswa Psikologi UNNES persepsi negatif terhadap

risiko dalam melakukan e-commerce. Artinya mahasiswa Psikologi

UNNES cenderung menganggap bahwa melakukan e-commerce

memiliki resik yang lebih tinggi.


2. Tingkat kepercayaan konsumen dalam membeli produk fashion melalui

facebook pada mahasiswa Psikologi UNNES tergolong sedang

cenderung rendah. Artinya mahasiswa Psikologi UNNES cenderung

tidak memiliki kepercayaan untuk membeli produk fashion melalui

facebook.
3. Terdapat hubungan antara persepsi terhadap resik melakukan e-

commerce dengan kepercayaan konsumen dalam membeli produk

fashion melalui facebook pada mahasiswa Psikologi UNNES.

Hilman dan Sitinjak (2012) tentang Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Sikap dan Minat Berbelanja Online Pada Mahasiswa IBII.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel independen,

yaitu variabel usefulness, variabel ease of use, variabel compatibility, variabel

privacy, variabel security, variabel normatif beliefs, variabel sel efficaci, variabel

18
sikap dan variabel dependen, yaitu variabel minat. Berdasarkan penelitian

tersebut, variabel sikap memegang peranan penting dalam mendorong minat perlu

diperhatikan karena sikap konsumen akan melibatkan pengetahuan, kepercayaan

konsumen terhadap berbelanja Online dan emosi dan perasaan konsumen dalam

menggunakan belanja Online.


Rosita (2013) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi pada UKM. Variabel dalam penelitian

ini meliputi 2 jenis variabel. Variabel independen yaitu harapan kinerja, harapan

usaha, dan faktor sosial, sedangkan variabel dependen yaitu sistem informasi

akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara

bersama-sama variabel harapan kinerja, harapan usaha, dan faktor sosial

berpengaruh terhadap penggunaan SIA pada UKM di Kabupaten Karanganyar.

F. Pengembangan Hipotesis
1. Sikap
Ajzen dan Fishben (1975) dalam Hardanti dan Saraswati (2013)

mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan

seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur

dengan suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua

kutub. Sikap dalam studi ini diartikan sebagai perasaan suka atau tidak suka

pengguna eksternal terhadap sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce

yang ditawarkan oleh perusahaan. Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh

Hardanti dan Saraswati (2013) sikap tidak mempengaruhi minat seseorang untuk

menggunakan SIA berbasis e-commerce, dikarenakan para responden

menggunakan SIA berbasis e-commerce tidak hanya karena perasaan senang

ataupun tidak senang.

19
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H1 : Sikap berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan

sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce.

2. Norma Subjektif
Penelitian yang dilakukan oleh Yunastiti dan Baridwan (2012) menyatakan

bahwa konstruk norma subyektif (subjective norm) berpengaruh positif terhadap

minat (intention) dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer.


Hasil dari penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Devi

(2008) dalam Yunastiti dan Baridwan (2012), bahwa norma subyektif merupakan

faktor yang secara signifikan mempengaruhi minat karyawan untuk menerima dan

mengadopsi suatu teknologi. Penelitian ini menjelaskan bahwa norma subyektif

signifikan positif sebagai minat penggunaan teknologi informasi bahkan ketika

pengguna hanya memiliki pengalaman langsung yang terbatas. Selain itu terdapat

penelitian-penelitian lain dengan responden yang bekerja dalam bidang bisnis atau

akuntan. Dalam dunia kerja semua karyawan dituntun untuk bergerak secara

efektif dan efisien.


Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :
H2 : Norma Subjektif berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan

penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce.

3. Kontrol Perilaku Persepsian


Kontrol perilaku persepsian dalam studi ini diartikan sebagai kepercayaan

tentang sumber daya internal dan eksternal serta kesempatan yang dimiliki oleh

pengguna untuk mengendalikan berbagai aspek dalam penggunaan SIA berbasis

e-commerce. Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk kontrol perilaku

20
persepsian terhadap perilaku diambil dari penelitian Crespo et al., 2010 dalam

Hardanti dan Saraswati (2013).


Hardanti dan Saraswati (2013) menyatakan bahwa kontrol perilaku

persepsian lebih dominan memengaruhi minat keperilakuan dibandingkan dengan

konstruk kegunaan persepsian. Kegunaan persepsian memengaruhi minat

keperilakuan dikarenakan keyakinan persepsi seseorang, dengan menggunakan

SIA berbasis e-commerce akan meningkatkan kinerjanya, sedangkan kontrol

perilaku persepsian memengaruhi minat keperilakuan dikarenakan seseorang

merasa bahwa menggunakan SIA berbasis e-commerce adalah hal yang mudah

sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki seseorang.


Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H3 : Kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap minat

keperilakuan penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis e-

commerce.

4. Kemudahan Penggunaan Persepsian


Menurut Hardanti dan Saraswati (2013) kemudahan penggunaan persepsian

dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh tingkat keyakinan pengguna

eksternal bahwa menggunakan sebuah sistem informasi akan membebaskan

karyawan dari usaha ekstra keras dalam melakukan transaksi


Trisnawati, Suroso dan Kumorohadi (2012) menunjukkan bahwa perceived

ease ofe use memiliki efek penting pada perceived usefulness, ketika konsumen

merasa mudah untuk berinteraksi dengan website untuk mencari produk dan

membayar online, mereka akan mempertimbangkan belanja online lebih berguna.

Maksud belanja online lebih berguna disini adalah konsumen akan berpikir bahwa

belanja online dapat menghemat waktu dibandingkan dengan belanja tradisional.


Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

21
H4 : Kemudahan kegunaan persepsian berpengaruh positif terhadap minat

keperilakuan penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis e-

commerce.

5. Kegunaan Persepsian
Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Hardanti dan Saraswati (2013)

kegunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh tingkat

keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan e-commerce akan

meningkatkan produktivitasnya. Hasil penemuan konstruk kegunaan persepsian

mempengaruhi minat keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-

commerce.
Yunastiti dan Baridwan (2012) menyatakan bahwa konstruk persepsi

kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat (intention)

dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer. Kegunaan yang

ditawarkan melalui sistem informasi berbasis komputer mempengaruhi minat

mereka untuk menggunakan komputer agar kinerja kerja mereka semakin

meningkat. Pengguna teknologi informasi mengambil keputusan yang rasional

untuk menggunakan sistem informasi berbasis komputer, karena dengan

menggunakan komputer maka kinerja mereka akan semakin meningkat.


Hal ini juga didukung oleh pernyataan Muflika (2007) dalam Yunastiti dan

Baridwan (2012) bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau dalam

lingkup kerja penggunaan teknologi komputer akan dapat meningkatkan kinerja

mereka dalam bekerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini persepsi kegunaan merupakan faktor determinan yang mendorong

seseorang untuk menggunakan sistem informasi berbasis komputer adalah kuat.


Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H5 : Kegunaan persepsian berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan

penggunaan sistem informasi akuntansi berbasise-commerce.

22
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Minat

Keperilakuan Menggunakan SIA Berbasis E-commerce. Pemilihan variabel-

variabel yang di duga mempengaruhi Minat Keperilakuan Menggunakan SIA

Berbasis E-commerce pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Venkatesh

dan Davis,2000; Yousafzai, Foxall, dan Pallister, 2007; serta Sin et al. 2012)

dalam Hardanti dan Saraswati (2013). Pada penelitian ini menggunakan 1

Variabel dependen di sini adalah Minat Keperilakuan Menggunakan SIA Berbasis

E-commerce , dan 5 Variabel Independen yaitu Sikap, Norma Subjektif, Kontrol

Perilaku Persepsian, Kemudahan Penggunaan Persepsian, dan Kegunaan

Persepsian.
Berdasarkan latar belakang yang sudah ada, maka kerangka teoritis yang

menggambarkan variabel dependen dan independen dapat dijelaskan dalam

bentuk diagram sebagai berikut:


Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Theory of Reasoned
Action (TRA)

Implikasi Tindakan yang


Dilakukan

Minat Keperilakuan

Minat Keperilakuan Penggunaan SIA Berbasis E-commerce


Hardanti, dan Saraswati (2013)
Hilman dan Sitinjak (2012)
Yunastiti dan Baridwan (2012) 23
Trisnawati, Suroso, dan Kumorohadi (2012)

Sulistiyarini (2012)
X1
X2 X3 X4 X5
Sikap
Norma Kontrol Kemudahan Kegunaan
Hilman dan Subjektif Perilaku Penggunaan Persepsian
Sitinjak Persepsian Persepsian Hardanti dan
Yunastiti
(2012); Saraswati
dan Hardanti (2013);
Yunastiti
Baridwan dan
dan Trisnawati, Sulistiyarini
(2012) Saraswati
Baridwan Suroso, dan (2012);
(2013)
(2012) Kumorohadi Yunastiti dan
(2012) Baridwan
(2013)

H. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan

uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan melakukan metode

kuesioner pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta pada tahun xxxx. Kuisioner yang digunakan

adalah kuisioner yang berstruktur, dimana jawaban pertanyaan

yang diajukan kepada responden sudah disediakan.


2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun xxxx yang sudah melakukan

transaksi menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce dalam

lima bulan terakhir. Sejauh ini belum ada data akurat yang dapat menyebutkan

jumlah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

24
Surakarta yang telah menggunakan SIA berbasis e-commerce. Oleh karena itu,

besarnya populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, sehingga teknik

pengambilan sampel yang digunakan masuk dalam kategori non-probability

sampling (Sekaran, 1992:235; Cooper dan Schindler, 2003:198) dalam Hardanti

dan Saraswati (2013).


Kriteria responden adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang telah melakukan transaksi menggunakan SIA berbasis e-

commerce.
b. SIA berbasis e-commerce yang dimaksud pada studi ini adalah seluruh aplikasi

yang dibuat oleh perusahaan untuk bertransaksi dengan pengguna eksternal

dengan menggunakan media internet, seperti websites dan media sosial. Mulai

dari proses pemesanan barang sampai barang diterima oleh pengguna

eksternal.

3. Data dan Sumber Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Adapun data

primer yangdigunakan dalam penelitian ini adalah melakukan survey dengan

menyebarkan kuisioner pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta, dengan mengambil xxx responden yang dijadikan

sebagai sampel penelitian.

4. Pengukuran Variabel
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat keperilakuan menggunakan

SIA berbasis e-commerce. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap, norma

subjektif, kontrol perilaku persepsian, kemudahan penggunaan persepsian, dan

kegunaan persepsian.
Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Dependen

25
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Minat Keperilakuan

Menggunakan E-commerce. Minat keperilakuan didefinisikan sebagai faktor

motivasi yang mempengaruhi sebuah perilaku, melalui indikasi dari seberapa

keras usaha seseorang rela untuk mencoba dan melakukan seberapa banyak

sebuah usaha yang telah direncanakan untuk melakukan sebuah perilaku

(Ajzen, 1991) dalam Hardanti dan Saraswati (2013). Indikator item-item dari

pertanyaan konstruk minat keperilakuan terhadap perilaku diambil dari

penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al. (2010) dalam Hardanti dan

Saraswati (2013).

Variabel minat keperilakuan menggunakan data primer yang berasal dari

kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah

instrumen yang pernah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya

(Lee et al., 2005; Lee et al., 2010; dan Crespo et al., 2010), dalam Hardanti,

dan Saraswati (2013), sehingga memungkinkan untuk meningkatkan validitas

dan reabilitas pengukuran. Pengukuran tiap-tiap variabel menggunakan skala

Likert 1 sampai dengan 7 yang mempunyai arti sebagai berikut :

(1) Sangat Tidak Setuju


(2) Tidak Setuju
(3) Agak Tidak Setuju
(4) Netral
(5) Agak Setuju
(6) Setuju
(7) Sangat Setuju Sekali

b. Variabel Independen
1. Sikap
Ajzen dan Fishbein, (1975) dalam Hardanti dan Saraswati (2013)

mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan

seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan

diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala

26
evaluatif dua kutub. Sikap dalam studi ini diartikan sebagai perasaan suka

atau tidak suka pengguna eksternal terhadap sistem informasi akuntansi

berbasis e-commerce yang ditawarkan oleh perusahaan. Sikap diukur

dengan menggunakan Skala Likert 7 poin.


2. Norma Subjekif
Norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap kepercayaan-

kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan

atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Ajzen dan

Fishbein, 1975) dalam Hardanti dan Saraswati (2013). Norma subjektif

dalam studi ini diartikan sebagai motivasi yang diberikan pihak lain

sehingga pengguna bertransaksi menggunakan SIA berbasis e-commerce.


Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 7 poin.
3. Kontrol Perilaku Persepsian
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 7 poin. Kontrol

perilaku persepsian didefinisikan sebagai kemudahan atau kesulitan

persepsian untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991) dalam Hardanti dan

Saraswati (2013). Kontrol perilaku persepsian dalam studi ini diartikan

sebagai kepercayaan tentang sumber daya internal dan eksternal serta

kesempatan yang dimiliki oleh pengguna untuk mengendalikan berbagai

aspek dalam penggunaan SIA berbasis e-commerce.


4. Kemudahan Penggunaan Persepsian
Kemudahan penggunaan persepsian sebagai tingkat seseorang percaya

bahwa menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari usaha

(Davis, 1989) dalam Hardanti dan Saraswati (2013). Variabel ini diukur

dengan menggunakan skala likert 7 poin. Kemudahan penggunaan

persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh tingkat

keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan sebuah sistem

informasi akan membebaskan karyawan dari usaha ekstra keras dalam

melakukan transaksi.

27
5. Kegunaan Persepsian
Davis (1998) dalam Hardanti dan Saraswati (2013) mendefinisikan

kegunaan persepsian sebagai tingkat keyakinan dan kepercayaan seseorang

bahwa dengan menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja. Kegunaan

persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh tingkat

keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan e-commerce akan

meningkatkan produktivitasnya. Variabel ini di ukur dengan menggunakan

skala likert 7 poin.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Pengukura


. n
1. Dependen sebagai faktor motivasi yang mempengaruhi Skala Likert
Minat sebuah perilaku, melalui indikasi dari 7 poin
Keperilakuan seberapa keras usaha seseorang rela untuk
Menggunakan mencoba dan melakukan seberapa banyak
E-commerce sebuah usaha yang telah direncanakan untuk
melakukan sebuah perilaku.
2. Independen perasaan suka atau tidak suka pengguna Skala Likert
Sikap eksternal terhadap sistem informasi 7 poin
akuntansi berbasis e-commerce yang
ditawarkan oleh perusahaan.
Norma motivasi yang diberikan pihak lain sehingga Skala Likert
Subjektif pengguna bertransaksi menggunakan SIA 7 poin
berbasis e-commerce..

Kontrol kemudahan atau kesulitan persepsian untuk Skala Likert


Perilaku melakukan perilaku. 7 poin
Persepsian
Kemudahan seberapa jauh tingkat keyakinan pengguna Skala Likert
Penggunaan eksternal bahwa menggunakan sebuah 7 poin
Persepsian sistem informasi akan membebaskan
karyawan dari usaha ekstra keras dalam
melakukan transaksi.

Kegunaan seberapa jauh tingkat keyakinan pengguna Skala Likert


Persepsian eksternal bahwa menggunakan e-commerce 7 poin
akan meningkatkan produktivitasnya.

5. Metode Analisis Data

28
Analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dilakukan terhadap xx

responden yang telah memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. Analisis

deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap

konstruk-konstruk penelitian yang dilakukan dengan mengintrepetasikan

kecenderungan responden dalam menjawab pertanyaan pada masing-masing

indikator (Kartika, 2009) dalam Hardanti dan Saraswati (2013). Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, uji

reabilitas, uji asumsi klasik yang dilakukan sebagai persyaratan

hipotesis, statistik deskriptif, dan pengujian hipotesis

menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.

Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini.

1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum.

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

distribusi dan perilaku data sampel tersebut.

2. Uji Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat

pengukur dapat mengungkapkan ketepatan gejala yang dapat diukur. Alat

ukur yang digunakan dalam pengujian validitas adalah daftar pertanyaan yang

telah diisi oleh responden dan akan diuji hasilnya guna menunjukkan valid

tidaknya suatu data. Bila valid, ketepatan pengukuran data tersebut akan

semakin tepat alat ukur tersebut. Kuesioner dikatakan valid apabila r dihitung

29
(Corrected Item Total Corelation) > r tabel dan kuesioner dikatakan tidak

valid apabila r hitung < r tabel (Ghozali, 2005: 38)


3. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua

kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukran yang diperoleh

relatif konsisten, maka alat pengukur reabilitas ini adalah dengan rumus

koefisien alpa. Kuesioner dikatakan realibel apabila nilai alpa cronbach lebih

besar dari 0,6 dimana pada pengujian reabilitas ini menggunakan bantuan

komputer program SPSS versi 16 (Ghozali, 2005: 42)


4. Uji Asumsi Klasik
Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang bertujuan

untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid, dengan data yang

digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien

regresinya efisien (Ghozali, 2005: 91). Uji asumsi klasik merupakan prasyarat

dilakukannya analisis regresi. Ada empat macam uji asumsi klasik yang

dipakai dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:


a) Uji Normalitas
Suatu penelitian yang menggunakan model regresi membutuhkan uji

moralitas untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi

normal atau tidak. Model agresi yang baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2005: 91). Untuk menguji moralitas,

peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian yang

digunakan adalah nilai p-value. Apabila nilai p-value> 0,05, dapat

dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.


b). Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut

30
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homokedastisitas (Ghozali, 2005 : 105). Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti

akan menggunakan uji Glejser dengan bantuan program SPSS. Apabila

koefisien parameter beta > 0,05 tidak ada masalah heteroskedastisitas.


c). Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan Diana terdapat

hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen

dalam model regresi. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen (Ghozalim 2005 : 91)


Multikolinieritas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai

tolerance dan variances inflation factor (VIF) (Ghozali, 2005: 91). Kedua

ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen yang satu

dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai tolerance yang

rendah sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi (Ghozali, 2005: 91).

Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,

maka tidak terjadi multikolinieritas.


5. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda. Adapun persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e

Keterangan :

Y : minat keperilakuan menggunakan e-commerce

X1 : sikap

31
X2 : norma subyektif

X3 : kontrol perilaku persepsian

X4 : kemudahan penggunaan persepsian

X5 : kegunaan persepsian

bi : koefisien konstruk

e : standarteror

Atas dasar model regresi berganda tersebut diatas, maka dilakukan analisis

dengan menggunakan langkah sebagai berikut ini.

a. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji Statistik-F)


Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kelayakan model

penelitian yang digunakan dalam penelitian dengan kriteria: jika p-value

lebih besar dari 1%, maka dapat dinyatakan bahwa model penelitian tidak

layak untuk digunakan dalam pengujian data, namun apabila p-value lebih

kecil dari 1%, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini

layak untuk digunakan dalam pengujian dan penelitian.


Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi

majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang

mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel

independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2.


b. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji Statistik-t)
Merupakan pengujian masing-masing variabel independen yang dilakukan

untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh

32
secara signifikan terhadap variabel independen. Uji signifikansi-t dalam

penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 1%, 5%, 10%.


1) Ho tidak ditolak Ha ditolak: p-value> tingkat kesalahan (α) 1%, 5%,

10% yang berarti variabel bebas secara individu tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat.


2) Ho ditolak Ha diterima: p-value< tingkat kesalahan (α) 1%, 5%,

10% variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel

terikat.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah dan Baridwan, Zaki. 2012. Determinan Minat Individu Melakukan Transaksi
Berbasis Online. JIMFEB. Volume 1. Nomor 2.
Dewi dan Baridwan, Zaki. 2012. Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Sistem Online
Shopping : Pendekatan Modifikasi Technology Acceptance Model dan Theory of
Planned Behaviour. JIMFEB. Volume 1. Nomor 2.
Firdayanti. 2012. Persepsi Risiko Melakukan E-Commerce Dengan Kepercayaan Konsumen
Dalam Membeli Produk Fashion Online. Journal of Social Ana Industrial
Psychology. Volume 1. Nomor 1.
Firmawan, Marsono. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan
Penggunaan Sistem Informasi (System Usage) (Studi Empiris Pada Nasabah
Bank Mandiri). Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume 5. Nomor 2.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.
Gunawan, Andrew. 2014. Aplikasi Technology Acceptance Model Pada Minat Nasabah
Untuk Menggunakan Internet Banking. Jurnal Nominal. Volume III. Nomor 2.
Handayani, Rini. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan
Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur si Bursa Efek Jakarta). Journal Accounting Universitas
Kristen Petra.
Hardanti dan Saraswati, Erwin. 2013. Faktor Minat Perilaku Menggunakan Sistem Informasi
Akuntansi Berbasis E-Commerce. Simposium Nasional Akuntansi XVI.
Hilman dan Sitinjak, Tony. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Dan
Minat Berbelanja Melalui Online Pada Mahasiswa IBII. ISSN : 2089 – 3477.
Volume 1. Nomor 2.

33
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/issue/view/11

Kusuma dan Sari, Marina. 2012. Membangun Kembali Kepercayaan Masyarakat Pasca
Pelanggaran dalam Business to Consumer (B2C) E-Commerce: Studi Empiris di
Yogyakarta. Jurnal Manajemen Teknologi. Volume 11. Nomor 2.
Novitasari dan Baridwan, Zaki. 2012. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Risiko, Persepsi
Manfaat, dan Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Niat Penggunaan Sistem E-
Commerce. JIMFEB. Volume 1. Nomor 2.
Nugroho, Aditya. 2012. Model Tingkat Penerimaan Sistem Informasi Berbasis Online
Dengan Metode Integrasi TAM dan TPB, Studi Empiris Pada SIMA WEB FEB
UNDIP. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Rosita. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Sistem
Informasi Akuntansi Pada UKM (Studi Empiris Pada UKM di Kabupaten
Karanganyar). ISSN 2088 – 6594. Volume 29.
Saraswati dan Baridwan, Zaki. 2012. Penerimaan Sistem E-Commerce: Pengaruh
Kepercayaan, Persepsi Manfaat dan Persepsi Risiko. JIMFEB. Volume 1. Nomor
2.
Shomad, Andrie. 2012. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan
dan Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Penggunaan E-Commerce. JIMFEB.
Volume 1. Nomor 2.
Sulainan dan Rahmawati, Diana. 2013. Pengaruh Partisipasi Dan Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada
PT Intisar Primula Jakarta. Jurnal Profita. Hal 154-179.
Sulistiyarini, Suci. 2012. Pengaruh Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile Banking:
Model Kombinasi Technology Acceptance Model (TAM) Dan Theory Of Planned
Behavior (TPB). JIMFEB. Volume 1. Nomor 2.
Trisnawati., Suroso, Agus dan Kumorohadi, Untung. Analisis Faktor-Faktor Dari Niat
Pembelian Kembali Secara Online (Study Kasus Pada Konsumen Fesh Shop).
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Volume 19. Nomor 2.
Wardani dan Baridwan, Zaki. 2012. Pengaruh Persepsi Pengguna Facebook Commerce (F-
Commerce) terhadap Keinginan Keinginan Bertransaksi Online. JIMFEB.
Volume 1. Nomor 2.
Winayu, Nunik. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Perceived Ease Of Use dan Perceived
Usefulness Terhadap Minat Menggunakan E-Commerce Forum Jual Beli Kaskus
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universtas Negeri
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Yunastiti dan Baridwan, Zaki. 2012. Penerimaan Individu Terhadap Sistem Informasi
Berbasis Komputer: Pendekatan Modified Technology Acceptance Model (TAM).
JIMFEB. Volume 1. Nomor 2.

34
KUISIONER

KARATERISTIK RESPONDEN

Mohon diisi semua pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang ( X ) atau
centang (  ) pada jawaban yang paling sesuai.

1. Nama : ..............................................................................

2. NIM : ..............................................................................

3. Angkatan / Jurusan : ..............................................................................

4. Umur : .............................................................................

5. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

6. Apakah Saudara/i pernah bertransaksi belanja melalui Online?

Ya Tidak

7. Jika Ya, jenis produk belanja Online apa yang pernah Saudara/i lakukan?
Electronic (TV, Radio, Handphone, Kulkas, dll)
Alat Transportasi (Mobil, Motor, Sepeda)
Fashion (Baju, Celana, Sepatu, dll)
Alat Rumah Tangga
Lainnya (sebutkan ................................................... )
8. Jenis penggunaan website yang pernah Saudara/i gunakan?
Olx.co.id
Berniaga.com

35
Kaskus.com
Social Media (facebook, twitter, instagram, blackberrymesseger, dll )
Lainnya (sebutkan ................................................... )
9. Pengalaman Saudara/i menggunakan transaksi berbelanja Online?
1-4 bulan 5-12 bulan > 12 bulan
10 Berapa kali Saudara/i menggunakan transaksi berbelanja Online?
1-4 kali 5-10 kali > 10 kali

ITEM PERTANYAAN

Petunjuk : Saudara/i cukup memilih salah satu jawaban pada kolom yang tersedia dengan
cara memberi tanda silang ( X ) atau centang (  ) pada jawaban yang anda anggap paling
sesuai dengan persepsi Saudara/i terhadap minat penggunaan E-commerce (Belanja Online).

Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju AS : Agak Setuju
TS : Tidak Setuju S : Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
N : Netral

1. Sikap (X1)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
STS TS ATS N AS S SS
1. Saya berfikir bahwa menggunakan
belanja Online merupakan ide yang baik
2. Saya berfikir bahwa menggunakan
belanja Online merupakan ide yang
bijaksana
3. Saya berfikir bahwa sangat nyaman
menggunakan belanja melalui online
dalam memperoleh produk.
4. Saya mengetahui adanya sistem belanja
melalui Online
5. Saya merasa senang dengan sistem
belanja melalui Online

2. Norma Subjektif (X2)

36
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
STS TS ATS N AS S SS
1. Dorongan dari orang-orang yang
memiliki pengalaman belanja Online
untuk berbelanja melalui online
2. Berbelanja melalui Online telah
menjadi kebiasaan di lingkungan sekitar

3. Kontrol Perilaku Persepsian (X3)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
STS TS ATS N AS S SS
1. Saya dapat mengoperasikan belanja
Online
2. Saya memiliki sumber daya untuk
menggunakan belanja Online
3. Saya memiliki pengetahuan untuk
menggunakan belanja Online
4. Saya memiliki kemampuan untuk
menggunakan belanja online

4. Kemudahan Penggunaan Persepsian (X4)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
STS TS ATS N AS S SS
1. Saya merasa begitu mudah untuk
melakukan apa yang ingin saya lakukan
dengan menggunakan belanja Online
dalam memanfaatkan memperoleh
produk.
2. Mempelajari penggunaan belanja
Online apakah suatu hal yang mudah
bagi saya.
3. Sangat mudah bagi saya menjadi lebih
terampil untuk menggunakan belanja
Online dalam memperoleh produk..
4. Bagi saya penggunaan belanja Online
sangatlah mudah dan dapat dimengerti.
5. Saya merasa bahwa belanja Online
sangat fleksibel untuk digunakan.
6. Secara keseluruhan, saya merasa bahwa
belanja Online mudah digunakan,

5. Kegunaan Persepsian (X5)

37
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
STS TS ATS N AS S SS
1. Berbelanja melalui Online tidak
membuang waktu
2. Berbelanja melalui Online memberikan
kemudahan dalam memperoleh produk
3. Berbelanja melalui Online
mempermudah mencari yang
dibutuhkan.

6. Minat Berbelanja Online ( Y )

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
STS TS ATS N AS S SS
1. Saya berminat untuk menggunakan
belanja Online di masa yang akan
datang.
2. Saya berharap untuk menggunakan
belanja Online untuk memperoleh
produk di masa yang akan datang.
3. Saya berencana akan terus
menggunakan belanja Online di masa
yang akan datang.

38

Anda mungkin juga menyukai