Anda di halaman 1dari 30

SESI I/5

Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Faktor Minat Perilaku Menggunakan


Sistem Informasi Akuntansi Berbasis E-Commerce

KURNIASARI NOVI HARDANTI


ERWIN SARASWATI Universitas
Brawijaya

Abstract: E-commerce business is growing rapidly in globalization era. There are many factors
influencing someone do internet transaction. This research is following Sin et al. (2012) and Pallister
(2007) studies by using students in Malang as respondents. This study finds that behavior control and
utility perceptions impact on using accounting information system based on e-commerce. In contrary,
attitude, subjective norm and easy-use perception do not impact on doing accounting information
system based e-commerce bussines.

Keywords: e-commerce business, attitude, subjective norm, behavior control and easy-use perception.


Corresponding Author: erwin_saraswati@yahoo.com
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Latar Belakang

Informasi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan pabrik,

peralatan, dan asset perusahaan lainnya (Bodnar dan Hopwood, 2000:1). Di era globalisasi

seperti saat ini persaingan merupakan hal yang wajar antar perusahaan, sehingga perusahaan

sangat bergantung pada sistem informasi, agar dapat berkompetisi dengan baik (Kotler,

2003:17). Produktivitas merupakan salah satu aspek penting agar tetap bisa berkompetisi

dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang baik. Hal ini terjadi karena informasi

membuat data yang diolah menjadi sangat berguna, sehingga dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan yang tepat bagi para penggunanya.

Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal pengumpulan data untuk

diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna (Hall, 2001:7). Salah

satu jenis dari sistem informasi adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah

sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi.

Pengguna SIA dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu pengguna eksternal dan internal

(Bodnar et al., 2000:2). Pengguna eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor,

pemerintah, pelanggan, pemasok, dan masyarakat secara keseluruhan. Pengguna eksternal

sangat tergantung pada beragam output dari SIA milik perusahaan. Pelanggan menerima

tagihan dan melakukan pembayaran yang diproses dalam SIA, sehingga sangat terlihat jelas

bahwa pemakai informasi ternyata bukanlah pengguna internal saja.

SIA meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan

transaksi perusahaan. Meskipun ada berbagai jenis perusahaan di dunia, namun sebagian

besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa (Bodnar et al.,2000:6). Salah satu

siklus aktivitas bisnis adalah siklus pendapatan. Siklus pendapatan merupakan kejadian-

kejadian yang berkaitan dengan pemrosesan transaksi, pendistribusian barang dan jasa ke
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan (Bodnar et al.,2000:6-7). Salah satu

sarana siklus pendapatan adalah electronic commerce.

Saat ini, electronic commerce (selanjutnya disebut e-commerce) telah berkembang

dengan pesat (Gefen, 2000). E-commerce telah mengubah banyak aspek dalam transaksi

antara pengguna eksternal dan pengguna internal (O’brien, 1999:21). Transaksi bisnis sudah

banyak yang beralih dari market place ke market space (Kotler, 2000:5). Sejak tahun 1990,

banyak masyarakat dunia telah mengubah gaya belanjanya dari metode konvensional ke e-

commerce (Leung, 2005). Fenomena ini juga terjadi di Indonesia, yang mana jumlah

pengguna internet di Indonesia yang menyentuh angka 55.000.000 pengguna pada 30 Juni
1
2012 . Transaksi bisnis dan perdagangan yang berbasis e-commerce dan sistem pembayaran

elektronik ini mulai tumbuh menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat khususnya yang

bertempat tinggal di kota besar.

Masyarakat memilih bertransaksi dengan menggunakan e-commerce karena

berbagai macam alasan. Masyarakat sebagai pengguna eksternal merasa nyaman saat tidak

perlu membuang waktunya dengan mengelilingi pusat perbelanjaandengan tujuan memilih

suatu produk (Leung, 2005). Bagi pengguna eksternal, melakukan e-commerce dapat

membuat waktu bertransaksi menjadi lebih singkat. Gaya hidup yang praktis dan jadwal yang

padat merupakan beberapa faktor pendorong penggunaan e-commerce (Dolatabadi dan

Ebrahimi, 2010). Selain itu barang-barang yang diperoleh melalui e-commerce lebih murah

dibandingkan dengan cara konvensional, karena jalur distribusi dari produsen ke pengguna
2
ekternal menjadi lebih singkat . Pengguna cukup mengunjungi situs yang diinginkan, melihat

gambar produk, membandingkan harga, tawar menawar harga, melakukan transaksi, dan

barang akan segera dikirim ke alamat yang telah disepakati sebelumnya.

1
Dari www.internetworldstats.com tanggal 15 Januari 2013 terdapat sebuah tabel yang berisi mengenai
Internet usage in Asia: Internet users, facebook subscribes and population statistics for 35 countries and
regions in Asia
2
Perbincangan dengan salah satu pemilik online shop di Kota Malang
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

E-commerce baru dikenal pada tahun 1996 dan sampai sekarang tumbuh menjadi

kekuatan ekonomi baru di Indonesia3. Menurut Rachadian (2012) peluang berkembangnya e-

commerce sangat terbuka di Indonesia. Pertama, jumlah penduduk yang banyak, sehingga

menjadi potensi pasar yang sangat luas. Kedua, geografis Indonesia yang berbentuk

kepulauan dan tersebar membuat e-commerce berkembang menjadi sistem yang

memungkinkan setiap orang di Indonesia dapat melakukan transaksi tanpa harus

meninggalkan kota tempat tinggalnya4. Satu-satunya cara agar dapat bertransaksi

menggunakan e-commerce adalah dengan penggunaan internet.

Internet menjadi sarana pertumbuhan e-commerce. Pertumbuhan e-commerce di

Indonesia meningkat hingga 280%5. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan bahwa

semakin mudah dan populernya penggunaan internet dalam berbisnis, sehingga jumlah

pengguna internet terus bertambah (Lee dan Ngoc, 2010). Semakin bertambahnya pengguna

internet akan meningkatkan kesempatan perusahaan dalam mengembangkan desain SIA

berbasis e-commerce. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media sosial.

Penggunaan media sosial juga menjadi sorotan saat ini. Media sosialyang sedang

digemari di Indonesia adalah facebook, twitter, dan Blackberry Messanger. Di Asia,

Indonesia menempati posisi ke dua setelah India dengan pengguna facebook sebanyak
6
51.096.860 pengguna . Penggunaan media sosial telah menekan pebisnis untuk

menggunakannya sebagai alat penghubung dengan e-commerce (Sin, Nor dan Al-Agaga,

2012). Jumlah pengguna media sosial berkembang dengan pesat, sehingga para pebisnis

harus ikut berpartisipasi agar dapat berhubungan satu sama lain dan berdiskusi tentang

3
Dari www.tempo.co.id tanggal 30 Desember 2012 terdapat sebuah artikel tentang Indonesia yang diprediksi
menjadi pusat bisnis online tahun 2012
4
Dari Harian Jawa Pos tanggal 15 Januari 2013 terdapat sebuah artikel tentang perkembangan pesat bisnis
online Indonesia
5
Dari www.tempo.co.id tanggal 30 Desember 2012 terdapat sebuah artikel tentang pertumbuhan bisnis online
yang mencapai 280%
6
Dari www.internetworldstats.com tanggal 15 Januari 2013 terdapat sebuah tabel yang berisi mengenai
Internet usage in Asia: Internet users, facebook subscribes and population statistics for 35 countries and
regions in Asia
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

perusahaan dan produknya melalui media ini (Evans, 2008:35). Penggunaan media sosial

menjadi penting, karena pebisnis kecil ikut berperan (2009:12).

Sebaliknya, maraknya transaksi bisnis yang dilakukan melalui media sosial masih

banyak pihak yang memanfaatkannya untuk melakukan penipuan online. Penipuan menjadi

semakin mudah dilakukan mengingat kepercayaan merupakan faktor yang sangat diperlukan

ketika bertransaksi dengan menggunakan e-commerce (Gefen, 2000; Cho, 2006).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh situs jual beli Bukalapak.com didapat temuan bahwa
7
sebanyak 46% responden mengaku pernah mengalami penipuan online . Dengan semakin

meningkatnya penipuan online, banyak individu yang akhirnya menolak untuk melakukan

transaksi e-commerce. Kasus penipuan online inilah yang perlu diperhatikan oleh pengguna

internal agar bisa mendesain SIA berbasis e-commerce yang dapat mengurangi kasus-kasus

tersebut (Hwang, 2007). Dengan demikian fokus SIA bukan hanya pada pengguna internal,

melainkan juga pengguna eksternal, sehingga desain yang baik merupakan keharusan bagi

perusahaan yang ingin tetap tumbuh dan berkembang.

Desain SIA ditentukan oleh beberapa minat keperilakuan yaitu determinan dalam

mengukur sikap penggunaan teknologi (Davis, Bagozzi dan Paul, 1989). Determinan minat

keperilakuan dalam studi ini dijelaskan melalui beberapa penelitian (Lee et al., 2010 dan Sin

et al., 2012). Konstruk yang digunakan pada penelitian Lee et al. (2010) mengacu pada

model Theory of Planned Behaviour (TPB)dan penelitian Sin et al. (2012) mengacu pada

model Technology Acceptance Model (TAM).

Lee et al. (2010) mengambil tiga konstruk TPB yaitu konstruk sikap, norma

subjektif, dan kontrol perilaku persepsian yang dihubungkan pada konstruk minat berbelanja

online. Saran Venkatesh dan Davis (2000) terhadap penelitian penggunaan teknologi adalah

memperluas model penerimaan teknologi dengan menambah konstruk teoritis penting

7
Dari www.tempo.co.id tanggal 14 Desember 2012 terdapat sebuah artikel yang membahas tentang survey
penipuan online menggunakan mail survey
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

lainnya. Analisis meta yang dilakukan oleh Yousafzai, Foxall, dan Pallister (2007) dan Sin et

al. (2012) memberikan saran untuk menggabungkan konstruk yang lebih banyak lagi dalam

penelitian yang berhubungan dengan penggunaan teknologi. Studi ini mengikuti saran dari

penelitian sebelumnya (Venkatesh dan Davis,2000; Yousafzai, Foxall, dan Pallister, 2007;

serta Sin et al. 2012) dengan menambahkan konstruk penelitian Sin et al.(2012) pada salah

satu kultur di Indonesia.

Studi selanjutnya yang digunakan peneliti adalah studi milik Sin et al. (2012)

mengambil dua konstruk TAM yaitu konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan

penggunaan persepsian yang dihubungkan pada konstruk minat keperilakuan. Selain dua

konstruk tersebut, Sin et al. (2012) menambahkan satu konstruk lagi, yaitu norma subjektif

untuk memprediksi minat perilaku untuk berbelanja online. Sin et al. (2012) berpendapat

bahwa konstruk norma subjektif dapat mendukung penambahan model TAM dan dapat

digunakan untuk memprediksi minat konsumen dalam melakukan pembelian secara online

melalui media sosial. Sin et al. (2012) melakukan penelitian terhadap minat berbelanja online

bagi para pembeli muda di Malaysia. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa kemudahan

penggunaan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi minat berbelanja dengan

menggunakan media sosial.

Penelitian ini menguji faktor penentu minat perilaku dalam melakukan transaksi e-

commerce yang berfokus pada sisiem informasi akuntansinya. Kontribusi penelitian

bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang sisitem informasi akuntansi.

Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesa

Sistem Informasi Akuntansi Berbasis E-Commerce dan Perilaku

SIA berbasis e-commerce adalah SIA yang sudah memanfaatkan teknologi internet

dalam pemrosesan transaksi. Secara umum keuntungan dari penggunaan SIA berbasis e-
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

commerc dapat meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan berbagai pihak.

Penggunaan e-commerce menghasilkan empat hubungan baru, yaitu B2B (Business to

Business), B2C (Business to Cunsomer), C2C (Costumer to Consumer), dan C2B (Consumer

to Business). Bentuk baru e-commerce B2C dan C2C merupakan model e-commerce yang

sedang digemari banyak kalangan dan sering disebut dengan online shopping.

Perilaku atau tindakan manusia tidak selalu menerima bisnis model e-commerce.

Salah satu teori psikologi yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) yang mengasumsikan

manusia biasanya berperilaku dengan cara yang sadar, bahwa mereka mempertimbangkan

informasi yang tersedia, dan secara implisitt dan eksplisit juga mempertimbangkan implikasi

dan tindakan yang dilakukan (Ajzen, 1991). Terdapat empat konstruk utama dari TRA yaitu

perilaku (behaviour), minat keperilakuan (behavioral intention), norma subjektif (subjective

norm) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavioral). Minat diasumsikan sebagai

faktor yang akan mempengaruhi perilaku individu dan dapat dilihat dari seberapa keras usaha

dan pengorbanan seseorang untuk melakukan sebuah perilaku (Ajzen, 1991). TRA hanya

dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku-perilaku yang dikerjakan secara sukarela.TRA

menjelaskan bahwa perilaku akan terjadi karena adanya minat dan minat dibentuk oleh norma

subyektif dan sikap.

Theory of planned behaviour

Teori perilaku rencanaan (theory of planned behaviour atau TPB) merupakan

pengembangan lebih lanjut dari TRA. Ajzen (1991) menambahkan satu konstruk yang belum

ada di TRA yang disebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behaviour control).

Konstruk ini ditambahkan untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh

keterbatasannnya yang digunakan untuk melakukan perilakunya (Ajzen, 1991).

Asumsi dasar teori perilaku rencanaan adalah banyak perilaku tidak semuanya di

bawah kontrol penuh individual sehingga perlu ditambahkan konsep kontrol perilaku
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

persepsian. TPB menjelaskan bahwa perilaku akan terjadi, karena adanya minat dan kontrol

perilaku persepsian dan minat dibentuk oleh sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku

persepsian.

Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis

pada tahun 1986. TAM merupakan sebuah teori yang diadopsi dari TRA. Konstruk utama

dari TAM adalah konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness), kemudahan

penggunaan persepsian (perveived ease of use), sikap terhadap perilaku (attitude toward

behaviour), minat perilaku (behavioral intention), dan perilaku (behaviour).

Davis (1989) mengemukakan terdapat dua variabel utama dalam penerimaan

individual pada sistem informasi, yaitu kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan

persepsian. Davis (1989) mendefinisikan kegunaan persepsian sebagai tingkat kepercayaan

seseorang bahwa dengan menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja dan

kemudahan penggunaan persepsian sebagai tingkat seseorang percaya bahwa menggunakan

sebuah teknologi tertentu akan bebas dari usaha.

Model Penelitian

Studi ini menggabungkan beberapa konstruk untuk mengidentifikasi minat

keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce, khususnya online shopping. Studi ini

mencoba untuk menguji penelitian Lee et al. (2010) dengan disempurnakan menggunakan

penelitian Sin et al. (2012). Konstruk yang digunakan dalam studi ini adalah sikap, norma

subjektif, kontrol perilaku persepsian, kemudahan penggunaan persepsian, dan kegunaan

persepsian. Konstruk yang digunakan pada penelitian Lee et al. (2010) dan Sin et al. (2012)

mengacu pada model TPB dan TAM. Penelitian Lee et al. (2010) dan Sin et al. (2012)
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

merupakan ekstensi dari model TPB dan TAM. Model Penelitian dapat dilihat pada Gambar

1.

Pengembangan Hipotesis

Konsep Minat Keperilakuan

Davis et al. (1989) berpendapat bahwa minat keperilakuan merupakan indikator

utama model penggunaan teknologi. Minat merupakan faktor motivasi yang mempengaruhi

perilaku yang dapat dilihat dari seberapa keras usaha individu untuk mencoba sesuatu, serta

seberapa banyak usaha yang telah direncanakan untuk melakukan sebuah perilaku (Ajzen,

1991). Beberapa studi (Davis et al., 1989; Venkatesh et al., 2000; Gefen, 2000; Dolatabadi et

al.,2010; Hwang et al. 2007; Sin et al., 2012; Teo et al., 2007; Lee et al., 2010; Hwang et al.,

2007; Cho, 2006) telah melakukan manipulasi hubungan antara konstruk minat keperilakuan

dengan alasan untuk mengetahui determinan minat keperilakuan untuk menggunakan sistem

informasi berbasis teknologi e-commerce.

Gambar 1
Model Penelitian

Gambar 1 dapat dilihat dalam Lampiran 1

Studi atas minat keperilakuan penggunaan teknologi dimulai dari studi Ajzen et al.

(1975), lalu pada tahun 1988, Ajzen menambahkan sebuah konstruk yang belum ada dalam

TRA. Konstruk kontrol perilaku persepsian yang ditambahkan di Theory of Planned

Behaviour (TPB) untuk mengontrol perilaku individu yang dibatasi oleh kekurangan dan

keterbatasan dari kekurangan sumberdaya yang digunakan untuk melakukan perilakunya.

Davis (1989) melakukan studi berdasarkan konstruk oleh Ajzen dan Fishbein. Fokus studi

konstruk minat keperilakuan adalah minat keperilakuan dalam penggunaan teknologi.


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Studi dari Davis et al. (1989) diteliti lebih lanjut oleh Venkatesh dan Davis (2000) yang

hasilnya terdapat tiga konstruk yang berhubungan dengan minat keperilakuan, yaitu norma

subjektif, kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian. Lee et al. (2003)

dalam analisis meta TAM menyarankan studi penggunaan teknologi berikutnya adalah

menghubungkan konstruk-konstruk yang mempengaruhi minat keperilakuan dengan cara

melakukanpenambahan variabel dan menyelidiki konstruk ini dalam kondisi tertentu, seperti

melakukan investigasi pada pengaruh lingkungan dan individu yang berbeda.

Sikap didefinisikan sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang

untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan sutu prosedur

yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub (Ajzen dan Fishbein, 1975).

Konstruk sikap dijelaskan melalui TRA, TPB, dan TAM. TRA, TPB, dan TAM

menghubungkan konstruk sikap pada konstruk minat keperilakuan.

Studi Jackson et al. (1997) menunjukkan bahwa sikap tidak memiliki pengaruh

langsung terhadap penggunaan sistem informasi. Jackson et al. (1997) menjelaskan bahwa

sikap mungkin diperlukan seperti variabel keperilakuan lainnya namun tidak cukup untuk

membuat suatu kesuksesan. Sikap dan minat perilaku terkadang mempunyai hubungan dan

tidak berhubungan (Yousafzai et al.,2007). Dalam konteks penggunaan website oleh

pengguna eksternal, ditemukan bahwa konstruk sikap mempengaruhi konstruk minat

keperilakuan mahasiswa dalam melakukan transaksi menggunakan e-commerce ( Lee et al.,

2005).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai

berikut :

H1: Sikap berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan sistem informasi

akuntansi berbasis e-commerce.


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Norma Subyektif terhadap Minat Keperilakuan

Norma subyektif adalah persepsi seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan

orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku

yang sedang dipertimbangkan (Ajzen et al., 1975). Konstruk norma subyektif dijelaskan

melalui TRA, TPB, dan TAM. TRA, TPB dan TAM menghubungkan konstruk norma

subjektif pada konstruk minat keperilakuan. Venkatesh et al. (2000) melakukan studinya

dengan empat kondisi dan waktu yang berbeda, yaitu kondisi sebelum implementasi,

satubulan setelah implementasi, tiga bulan setelah implementasi dan lima bulan setelah

implementasi. Hasil penelitian ini adalah norma subjektif mempengaruhi minat keperilakuan

pada setiap waktu penelitiannya.

Penelitian Yu et al. (2009) danWindarta (2011) menemukan tidak terdapat hubungan

antara konstruk norma subyektif pada minat keperilakuan. Yu et al. (2009) melakukan studi

dengan metode survey yang sampelnya adalah pengguna sistem informasi kesehatan berbasis

teknologi di Australia. Hasil studi ini adalah konstruk norma subjektif tidak mempengaruhi

konstruk minat keperilakuan, penemuan ini konsisien dengan Windarta (2011) berfokus pada

penggunaan sistem informasi akuntansi pada karyawan hotel berbintang empat dan lima di

Bali Indonesia.

Sebaliknya, beberapa penelitian (Lee et al., 2010; Lam et al., 2007; Sinet al., 2012;

Crespo et al., 2010) mendukung penelitian dari Venkatesh dan Davis (2000) bahwa konstruk

norma subjektif memengaruhi konstruk minat keperilakuan. Lee et al. (2010) melakukan

Lam et al. (2007) meneliti tentang minat keperilakuan penggunaan sistem informasi pada

karyawan hotel berbintang empat dan lima di China dan Hongkong. Sin et al. (2012) meneliti

tentang minat keperilakuan melakukan transaksi pembelian melalui e-commerce dengan

menggunakan media sosial.


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai

berikut :

H2: Norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan sistem

informasi akuntansi berbasis e-commerce.

Kontrol Perilaku Persepsian terhadap Minat Keperilakuan

Penelitian Quaddus et al. (2006) dan Crespo et al. (2010) tidak menemukan

hubungan antara konstruk kontrol perilaku persepsian pada minat keperilakuan. Hasil studi

ini adalah kontrol perilaku persepsian tidak mempengaruhi minat keperilakuan dalam

melakukan transaksi dengan menggunakan internet untuk responden Australia. Hal ini

dikarenakan responden Australia merasa memiliki sedikit kontrol atau bahkan tidak memiliki

kontrol di seluruh aktivitas online.

Berbeda dengan hasil penelitian Quaddus et al. (2006), Hung et al.(2006) dan Lee et

al.(2010) mendukung penelitian Ajzen (1991). Hung et al.(2006) melakukan studi pada

penerapan e-government pada National Tax Administration of the Taiwan’sMinistry of

Finance, sedangkan Lee et al. (2010) menemukan adanya hubungan antara kontrol perilaku

persepsian terhadap minat keperilakuan.

Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H3: Kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan

penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce.

Kemudahan Penggunaan Persepsian terhadap Minat Keperilakuan

Kemudahan penggunaan persepsian sebagai tingkat seseorang percaya bahwa

menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari usaha (Davis, 1989). Konstruk

kemudahan penggunaan persepsian dijelaskan melalui TAM dan TAM2.TAM dan TAM2

menghubungkan konstruk kemudahan penggunaan persepsian pada konstruk minat

keperilakuan. Pada model TAM, konstruk ini tidak berhubungan langsung dengan konstruk
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

minat keperilakuan namun masih dimediasi oleh konstruk sikap. Selanjutnya, melalui studi

Venkatesh dan Davis (2000) diubah menjadi hubungan langsung antara konstruk kemudahan

penggunaan persepsian menuju konstruk minat keperilakuan. Hasil studi ini adalah

kemudahan penggunaan persepsian memengaruhi minat keperilakuan penggunaan sistem

informasi berbasis teknologi.

Govindaraju (2007) meneliti minat keperilakuan untuk menggunakan sistem ERP di

salah satu perusahaan besar di Indonesia, Telkom. Hasil penelitian menemukan bahwa

kemudahan penggunaan persepsian tidak berpengaruh terhadap konstruk minat keperilakuan

penggunaan sistem ERP. Govindaraju (2007) berpendapat bahwa pengguna mungkin masih

bermaksud untuk menggunakan teknologi baru walaupun hal itu kompleks. Hasil studi

Govindaraju (2007) didukung oleh Yi et al. (2006) yang meneliti konstruk kemudahan

penggunaan persepsian pada minat keperilakuan penggunaan PDA pada profesi dokter di

daerah timur US.

Sebaliknya, beberapa peneliti menemukan adanya hubungan positif antara kemudahan

penggunaanterhadap minat keperilakuan (Kurnia et al., 2003; Lee et al., 2005; dan Sin et al.,

2012). Para peneliti tersebut memfokuskan pada penggunaan website terhadap mahasiswa.

Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H4: Kemudahan penggunaan persepsian berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan

penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce.

Kegunaan Persepsian terhadap Minat Keperilakuan

Dalam model TAM, Davis (1989) menghubungkan konstruk ini dengan konstruk

minat keperilakuan dan konstruk sikap. Venkatesh dan Davis (2000) melakukan studi survey

atas konstruk kegunaan persepsian pada minat keperilakuan penggunaan sistem informasi

berbasis teknologi. Hasil studi ini adalah kegunaan persepsian memengaruhi minat

keperilakuan penggunaan sistem informasi berbasis teknologi.


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Analisis Meta oleh Yousafzai et al. (2007) menyimpulkan bahwa 79 dari 145 studi

terkait konstruk kegunaan persepsian terhadap konstruk minat keperilakuan mendukung

hubungan konstruk kegunaan persepsian terhadap konstruk minat keperilakuan, delapan studi

tidak mendukung hubungan konstruk kegunaan persepsian terhadap konstruk minat

keperilakuan, satu studi menemukan hubungan yang negatif dan 57 studi tidak

menghubungkan konstruk kegunaan persepsian terhadap konstruk minat keperilakuan.

Hubungan konstruk kegunaan persepsian telah diuji dalam berbagai jenis aplikasi.

Wang (2002) melakukan studi pada penggunaan sistem pengisian pajak secara elektronik,

sedangkan Yi et al. (2006) meneliti konstruk kegunaan persepsian pada minat keperilakuan

penggunaan PDA pada profesi dokter di daerah timur US.Windarta (2011) melakukan

penelitian pada penerapan penggunaan sistem informasi akuntansi di hotel berbintang empat

dan lima di Bali. Sin et al. (2012) melakukan studi pada penggunaan media sosial dalam

melakukan transaksi e-commerce di Malaysia. Dengan demikian, peneliti merumuskan

hipotesis alternatif sebagai berikut :

H5: Kegunaan persepsian berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan

sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce.

Metodologi Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi yang diperfunakan adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisinis

Universitas Brawijaya yang sudah melakukan transaksi menggunakan menggunakan SIA

berbasise-commerce dalam lima bulan terakhir. Sejauh ini belum ada data akurat yang dapat

menyebutkan jumlah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Brawijaya

yang telah menggunakan SIA berbasis e-commerce. Oleh karena itu, besarnya populasi dalam

penelitian ini tidak diketahui, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan masuk
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

dalam kategori non-probability sampling (Sekaran, 1992:235; Cooper dan Schindler,

2003:198). Kriteria responden adalah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisinis

Universitas Brawijaya yang telah melakukan transaksi menggunakan SIA berbasis e-

commerce.

SIA berbasis e-commerce yang dimaksud pada studi ini adalah seluruh aplikasi yang

dibuat oleh perusahaan untuk bertransaksi dengan pengguna eksternal dengan menggunakan

media internet, seperti websites dan media sosial. Mulai dari proses pemesanan barang

sampai barang diterima oleh pengguna eksternal.

Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 218 kuesioner yang disebarkan pada

mahasiswa akuntansi, jumlah kuesioner yang diterima kembali adalah 93 kuesioner atau

42,66% dari jumlah total kuesioner yang disebar (lihat Tabel 1).

Definisi, Indikator, dan Pengukuran Konstruk

Konstruk (construct) adalah variabel yang masih belum dapat diukur secara

langsung (Hartono, 2008). Konstruk dalam penelitian ini adalah Sikap (X1), norma subyektif

(X2), kontrol perilaku persepsian (X3), kemudahan penggunaan persepsian (X4). dan

kegunaan persepsian (X5), Instrumen yang digunakan untuk mengukur konstruk dalam studi

ini adalah instrumen yang pernah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Lee et

al., 2005; Lee et al., 2010; dan Crespo et al., 2010), sehingga memungkinkan untuk

meningkatkan validitas dan realibilitas pengukuran. Pengukuran tiap-tiap variabel

menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 7 yang mempunyai arti sebagai berikut (1)

Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Agak Tidak Setuju, (4) Netral, (5) Agak Setuju, (6)

Setuju, dan (7) Sangat Setuju Sekali. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 1
Responden dan Tingkat Pengembalian

Tabel 1 dapat dilihat dalam Lampiran 2


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Konstruk dalam studi ini adalah :

1. Sikap

Ajzen dan Fishbein, (1975) mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari afeksi (perasaan)

yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan

diukur dengan sutu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua

kutub. Sikap dalam studi ini diartikan sebagai perasaan suka atau tidak suka pengguna

eksternal terhadap sistem informasi akuntansi berbasis e-commerce yang ditawarkan

oleh perusahaan. Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk sikap terhadap

perilaku diambil dari penelitian Lee et al., 2010 dan Crespo et al. 2010.

2. Norma Subyektif

Norma subyektif adalah persepsi seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang

lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku

yang sedang dipertimbangkan (Ajzen dan Fishbein, 1975). Norma subyektif dalam studi

ini diartikan sebagai motivasi yang diberikan pihak lain sehingga pengguna bertransaksi

menggunakan SIA berbasis e-commerce. Indikator dan item-item dari pertanyaan

konstruk norma subyektif terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al., 2010 dan

Crespo et al. 2010.

3. Kontrol Perilaku Persepsian

Kontrol perilaku persepsian didefinisikan sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian

untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Kontrol perilaku persepsian dalam studi ini

diartikan sebagai kepercayaan tentang sumber daya internal dan eksternal serta

kesempatan yang dimiliki oleh pengguna untuk mengendalikan berbagai aspek dalam

penggunaan SIA berbasis e-commerce.. Indikator dan item-item dari pertanyaan

konstruk kontrol perilaku persepsian terhadap perilaku diambil dari penelitian Crespo et

al., 2010.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

4. Kemudahan Penggunaan Persepsian

Kemudahan penggunaan persepsian sebagai tingkat seseorang percaya bahwa

menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari usaha (Davis, 1989).

Kemudahan penggunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh

tingkat keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan sebuah sistem informasi

akan membebaskan karyawan dari usaha ekstra keras dalam melakukan transaksi.

Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk kemudahan penggunaan persepsian

terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al. (2010).

5. Kegunaan Persepsian

Davis (1989) mendefinisikan kegunaan persepsian sebagai tingkat keyakinan dan

kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja.

Kegunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh tingkat keyakinan

pengguna eksternal bahwa menggunakan e-commerce akan meningkatkan

produktivitasnya. Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk kegunaan persepsian

terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al. (2010).

6. Minat Keperilakuan

Minat keperilakuan diasumsikan sebagai faktor motivasi yang memengaruhi sebuah

perilaku, melalui indikasi dari seberapa keras usaha seseorang rela untuk mencoba dan

melakukan seberapa banyak sebuah usaha yang telah direncanakan untuk melakukan

sebuah perilaku (Ajzen, 1991).Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk minat

keperilakuan terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al.

(2010).

Persamaan Struktural

Penggunaan PLS sesuai dengan model yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

model indikator reflektif yaitu konstruk dibentuk dari indikator-indikator secara reflektif.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Arah kausalitas dari konstruk ke indikator pengukuran, sehingga konstruk menjelaskan varian

pengukurannya. Model indikator reflektif mengasumsikan bahwa kovarian di antara

pengukuran dijelaskan oleh varian yang merupakan manivestasi dari konstruk latennya

(Hartono dan Abdillah, 2009).

Persamaan struktural dari penelitian ini adalah:

Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +b4 X4 +b5 X5 + b6 X6 + e

Keterangan:
Y : minat keperilakuan menggunakan e-commerce
X1 : sikap
X2 : norma subyektif
X3 : kontrol perilaku persepsian
X4 : kemudahan penggunaan persepsian
X5 : kegunaan persepsian
bi : koefisien konstruk
e : error

Pembahasan
Statistik Deskriptif
Data yang terkumpul dan dapat diolah sebanyak 83. Profil responden dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2
Profil Responden
Tabel 2 dapat dilihat dalam Lampiran 3

Analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dilakukan terhadap 83 responden yang

telah memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. Analisis deskriptif bertujuan untuk

mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap konstruk-konstruk penelitian yang

dilakukan dengan menginterpretasikan kecenderungan responden dalam menjawab

pertanyaan pada masing-masing indikator (Kartika, 2009), sedangkan hipotesis yang telah

dirumuskan dalam penelitian ini akan diuji menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan

aplikasi SmartPLS versi 2.0 M3.


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.

Evaluasi Inner model adalah kemudahan penggunaan persepsian (X4), kegunaan persepsian

(X5), dan minat keperilakuan (Y) memiliki nilai di AVE di atas 0.5, tetapi sikap (X1), norma

subyektif (X2), dan kontrol perilaku persepsian (X3) menunjukkan nilai AVE di bawah 0.5,

sehingga X1, X2, dan X3 tidak memenuhi persyaratan dan konstruk dianggap tidak valid. Nilai

loading bagi indikator atas konstruk X1, X2, dan X3 yang berada di bawah 0.7 perlu dihapus

agar konstruk dapat dianggap valid.

Nilai outer loading konstruk yang sebelumnya bermasalah, yaitu X1, X2, dan X3 telah

memiliki nilai AVE dan communality di atas 0.5. Konstruk X3, X4, dan Y juga telah memiliki

nilai AVE dan communality di atas 0.5. Seluruh konstruk telah memenuhi kriteria yang

ditentukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk penelitian ini valid.

Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk

yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. Rule of thumb dari validitas

diskriminan adalah akar AVE ≥ korelasi variabel laten dan cross loading ≥ 0,7 dalam satu

variabel. Pada penelitian ini konstruk mempunyai nilai lebih dari 0,7, maka dapat dikatakan

konstruk telah valid. Demikian pula nilai cross loading tiap indikator. Sebagian besar

indikator telah memiliki nilai nilai cross loadingdi atas 0.7. Hasil pengujian cronbach alpha

rata-rata menunjukkan nilai lebih dari 0,7.

Pengujian Hipotesis

Hasil Pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Tabel 3 dapat dilihat dalam Lampiran 3

Gambar 2
Model Struktural
Gambar 2 dapat dilihat dalam Lampiran 3
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Studi ini berhasil membuktikan bahwa kontrol perilaku persepsian dan kemudahan

penggunaan persepsian mempengaruhi minat keperilakuan individu untuk menggunakan SIA

siklus penghasilan berbasis e-commerce. Konstruk kontrol perilaku persepsian lebih dominan

mempengaruhi minat keperilakuan dibandingkan dengan konstruk kemudahan penggunaan

persepsian. Studi ini tidak berhasil membuktikan pengaruh sikap, norma subjektif, dan

kegunaan persepsianpada minat keperilakuan individu untuk menggunakan SIA siklus

penghasilan berbasis e-commerce. Secara umum kegagalan peneliti dalam studi ini untuk

membuktikan pengaruh sikap, norma subjektif, dan kegunaan persepsian pada minat

keperilakuan individu untuk menggunakan SIA siklus penghasilan berbasis e-commerce

adalah karena faktor budaya yang berbeda dengan studi sebelumnya. Berikut pembahasan

masing-masing variabel.

Sikap. Ajzen dan Fishbein, (1975) mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari afeksi

(perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku

dan diukur dengan sutu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua

kutub. Dalam pengujian ini menemukan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap minat

keperilakuan untuk menggunakan SIA siklus penghasilan berbasis e-commerce. Hasil

penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Lee et al (2005) dan Lee et al (2010),

tetapi konsisten dengan hasil penelitian Jackson et al. (1997).

Lee et al. (2005) menguji konstruk sikap pada minat keperilakuan dalam konteks

penggunaan website oleh pengguna eksternal.Lee et al. (2005) berfokus pada penggunaan

website yang pada akhirnya dipergunakan oleh mahasiswa untuk melakukan transaksi e-

commerce. Lee et al. (2010) menggunakan variable sikap untuk meneliti faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap minat keperilakuan menggunakan e-commerce dengan menggunakan

media sosial. Penelitian dilakukan dalam lingkungan pembelajaran di negara Vietnam.


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Responden atas penelitian Lee et al. (2010) adalah mahasiswa dari Universitas Hanoi yang

memiliki sedikit pengalaman dalam menggunakan internet.

Studi Jackson et al. (1997) konsisten dengan hasil penelitian ini, yang menggunakan

sampel perusahaan. Jackson et al. (1997) menduga bahwa sikap tidak memiliki pengaruh

langsung terhadap penggunaan sistem informasi. Sikap mungkin diperlukan seperti variabel

keperilakuan lainnya namun tidak cukup untuk membuat suatu kesuksesan. Studi ini

membuktikan bahwa sikap tidak signifikan memengaruhi minatkeperilakuan dalam model

TPB. Studi ini membuktikan bahwa hubungan antara sikap dan minat keperilakuan dalam

model TPB kurang dapat menjelaskan fenomena seseorang menerima atau menolak

menggunakan SIA siklus penghasilan berbasis e-commerce.

Norma Subyektif. Norma subyektif adalah persepsi seseorang terhadap

kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau

tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Ajzen et al., 1975). Norma

subyektif dalam studi ini diartikan sebagai motivasi yang diberikan pihak lain, sehingga

pengguna bertransaksi menggunakan SIA berbasis e-commerce. Hasil pengujian hipotesis

untuk studi ini adalah konstruk norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat

keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis teknologi, namun hasilnya tidak

signifikan. Hasil studi ini tidak konsisten dengan penemuan Venkatesh dan Davis (2000), Lee

et al. (2010), Sin et al. (2012), Lam et al. (2010), tetapi konsisten dengan penemuan Yu et al.

(2009) dan Windarta (2011).

Studi Chau dan Hu (2002) menjelaskan hal ini dikarenakan para responden lebih

menyukai untukmembangun evaluasi pada sistem informasi secara independen, sehingga

akan mengurangi pengaruh pendapat dari orang lain terhadap penggunaan teknologi. Studi ini

membuktikan bahwa norma subjektif tidak signifikan memengaruhi minat keperilakuan


SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

dalam model TAM, artinya norma subjektif dan minat keperilakuan dalam model TAM

kurang dapat menjelaskan fenomena penggunaan bisnis online.

Kontrol Perilaku Persepsian. Kontrol perilaku persepsian didefinisikan sebagai

kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Kontrol

perilaku persepsian dalam studi ini diartikan sebagai kepercayaan tentang sumber daya

internal dan eksternal, serta kesempatan yang dimiliki oleh pengguna untuk mengendalikan

berbagai aspek dalam penggunaan SIA berbasis e-commerce. Konstruk kontrol perilaku

persepsian telah terbukti berpengaruh pada minat keperilakuan (Ajzen 1991; Hung et al.

2006; Lee et al. 2010). Hasil penelitian ini konsisiten dengan Ajzen (1991); Hung et al.

(2006); dan Lee et al. (2010).

Kemudahan Penggunaan Persepsian. Kemudahan penggunaan persepsian sebagai

tingkat seseorang percaya bahwa menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari

usaha (Davis, 1989). Kemudahan penggunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai

seberapa jauh tingkat keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan sebuah sistem

informasi akan membebaskan karyawan dari usaha ekstra keras dalam melakukan transaksi.

Hasil pengujian studi ini adalah kemudahan penggunaan persepsian tidak mempengaruhi

minat keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce.

Hasil studi ini tidak mendukung hasil studi sebelumnya Davis (1989); Kurnia et al.

(2003); Lee et al. (2005); Sin et al. (2012) yaitu bahwa konstruk kemudahan penggunaan

persepsian berpengaruh pada konstruk minat keperilakuan. Namun studi ini mendukung studi

milik Yi et al. (2006) dan Govindaraju (2007). Analisis Meta Yousafzai et al. (2007)

menyimpulkan bahwa hubungan konstruk kemudahan penggunaan persepsianpada minat

keperilakuan masih diperdebatkan, sehingga hubungan konstruk ini dengan minat perlu

diujikan pada kultur yang berbeda. Selain itu, studi ini membuktikan bahwa seseorang

menggunakan sebuah teknologi bukan hanya karena kemudahan dari suatu teknologi itu,
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

sehingga tidak dapat menjelaskan fenomena seseorang menerima atau menolak menggunakan

SIA berbasise-commerce.

Kegunaan Persepsian. Davis (1989) mendefinisikan kegunaan persepsian sebagai

tingkat keyakinan dan kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan

meningkatkan kinerja. Kegunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh

tingkat keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan e-commerce akan meningkatkan

produktivitasnya. Hasil penemuan konstruk kegunaan persepsian mempengaruhi minat

keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce. Hasil studi ini

mendukung hasil studi sebelumnya (Davis 1989, Wang 2002, Yi et al. 2006 dan Windarta

2011), bahwa kegunaan persepsian berpengaruh pada konstruk minat keperilakuan. Hal ini

berarti hubungan konstruk kegunaan persepsian dan minat keperilakuan dalam model TAM

dapat menjelaskan seseorang menerima atau menolak menggunakan SIA berbasis e-

commerce.

Kesimpulan

Minat keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce,

ditentukan oleh kontrol perilaku persepsian dan kegunaan persepsian. Dalam studi ini,

kontrol perilaku persepsian lebih dominan memengaruhi minat keperilakuan dibandingkan

dengan konstruk kegunaan persepsian. Kegunaan persepsian memengaruhi minat

keperilakuan dikarenakan keyakinan persepsi seseorang, dengan menggunakan SIA berbasis

e-commerce akan meningkatkan kinerjanya, sedangkan kontrol perilaku persepsian

memengaruhi minat keperilakuan dikarenakan seseorang merasa bahwa menggunakan SIA

berbasis e-commerce adalah hal yang mudah sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki

seseorang.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Studi ini tidak berhasil membuktikan bahwa minat keperilakuan dipengaruhi oleh

sikap, norma subyektif, dan kemudahan penggunaan persepsian. Sikap tidak mempengaruhi

minat seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce, dikarenakan para responden

menggunakan SIA berbasis e-commerce tidak hanya karena perasaan senang ataupun tidak

senang. Norma subjektif tidak memengaruhi minat seseorang untuk menggunakan SIA

berbasis e-commerce dikarenakan para responden lebih menyukai untuk membangun evaluasi

secara independen, sehingga akan mengurangi pengaruh pendapat dari orang lain terhadap

minatnya untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce. Kemudahan penggunaan persepsian

tidak memengaruhi minat seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce,

dikarenakan keyakinan seseorang bahwa kemudahan untuk menggunakan SIAberbasis e-

commerce akan dapat meningkatkan minat keperilakuan jika hal tersebut berguna atau dapat

meningkatkan kinerja.

Implikasi penelitian ini bagi analis sistem informasi dan manajemen bahwa minat

seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce, disebabkan user merasa suatu

aplikasi itu bermanfaat dan mereka senang dan mampu menggunakan teknologi tersebut. SIA

berbasis e-commerce yang digunakan masih dikategorikan susah untuk dipahami, sebaiknya

pihak manajemen memberikan sebuah sistem yang lebih mudah dipahami oleh pengguna

eksternal.

Keterbatasan dalam penelitian ini sampel yang terbatas, kemungkinan hal ini dapat

memengaruhi hasil penelitian dan kurang dapat digeneralisasi. Penelitian berikutnya dapat

menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan metode penyampelan

probabilitas sampling, agar dapat digeneralisasi. Penggunaan teknologi dapat dikaitkan

antara TAM dan kultur, serta individu yang berbeda (Venkatesh dan Davis,2000).
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Daftar Pustaka
Ajzen,I dan M. Fisbein. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behaviour:An Introduction to Theory and
Research. Addison-Wesley. Reading, MA.
Ajzen I. 1991. The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and Human Decision Processes,
50(2),179-221
Black, J. A., dan Champion, D. J., 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial (Terjemahan). Refika Aditama,
Bandung.
Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2000. Accounting Information System, Amir Abadi Jusuf dan Rudi
M. Tambunan (Penerjemah). Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat
Cho, Vincent. 2006. A Study of The Roles of Trusts and Risks in Information-oriented Online Legal Services
Using an Integrated Model. Elsevier. Information & Management. Vol.43, 502–520.
Cooper, D. R., dan Schindler, P. S., 2003. Business Research Methods. Eight Edition. McGraw-Hill/Irwin, New
York, NY 10020.
Crespo, Angel Herrero dan Ignacio Rodriguez del Bosque. 2010. The Influence of The Commercial Features of
The Internet on The Adoption of E-Commerce by Consumers. Elsevier. Electronic Commerce Research
and Applications. Vol.9. 562–575
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use And User Acceptance Of Information
Technology, MIS Quarterly. ABI/Inform Global. Management Science, 319.
Davis, Fred D., Richard P Bagozzi, dan Warshaw Paul R. 1989. User Acceptance of Computer Technology: A
Comparison of Two Theoretical Models. ABI/Inform Global. Management Science, 982.
Evans D. 2008.Social Media Marketing: An Hour a Day. Wiley Publisher: Indianapolis.
Govindaraju, Rajesri dan Erik-Joost de Bruijn. 2007. Studi Mengenai Penerimaan Sistem ERP: Enhancement
Terhadap Model Penerimaan Sistem ERP Berbasis Technology Acceptance Model. 4th National
Industrial Engineering Conference. Hlm 654-664.
Hall, James A. 2001. Accounting Information Systems, 3rd. Sistem Informasi Akuntansi Buku Satu. Salemba
Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta ; Andi.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner, Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi Bias dan
Meningkatkan Respon. Yogyakarta ; Andi.
Hartwick, J dan Barki, H. 1994. Explaining The Role of User Participation in Information Systems Use.
Management Science Vol.$0:4.440-465.
Hung, Shin-Yuan; Chia-Ming Chang dan Ting-Jing Yu. Determinants of User Acceptance of The E-
Government Services: The Case of Online Tax Filing And Payment System. Elsevier. Government
Information Quarterly. Vol 2.97-122.
Hwang, Yujong dan J. Kim. 2007. Customer self-service systems: The effects of perceived Web quality with
service contents on enjoyment, anxiety, and e-trust. Elsevier. Decision Support Systems. Vol.43. 746–
760
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Yogyakarta : BPFE
Jackson, Cynthia M., Simeon Chow dan Robert A. Bitch. 1997. Toward an Understanding of the Behavioral
Intention to Use an Information System. Spring. Decisions Sciences. Volume 28 No.2
Kotler, P. 2003. Marketing Management, 11th, Prentice Hall International Edition.
Kurnia, Sherah., Ai-Wen Jenny Chien. 2003. The Acceptance of Online Grocery Shopping. 16th Bled e-
Commerce Conference eTransformation. Hlm. 219-233
Lam, Terry., Vincent Cho, dan Hailin Qu. 2007. A Study Of Hotel Employee Behavioral Intentios Woward
Adption Of Information Technology. Elsevier.International Journal of Hospitality Management, 26,9-
65.
Lee, Hyun-Hwa., Ann Marie Fiore dan Jihyun Kim. 2005. The Role of The Technology Acceptance Model in
Explaining Effects of Image Interactivity Technology on Consumer Responses. Emerald Insight.
International Journal of Retail & Distribution Management. Vol./34. pp. 621-644
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Lee, Shyh-Hwang dan Hoang Thi Bich Ngoc. 2010. Investigating the on-line shopping intentions of Vietnamese
students: an extension of the theory of planned behaviour. World Transactions on Engineering and
Technology Education.Vol.8, No.4
Leung, Au Yau. 2005. A Study of the Trust in On-line Shopping in Hong Kong: Differences between Scholars
and Students. An Honours Degree Project; Information System Management Option.
O’Brien, James A. 2000. Management Information Systems: Managing Information Technology in The Internet
Worked Enterprise, 4th. Mc Graw Hill Companies.
Quaddus, Mohammed dan Jun Xu. 2006. Examining a Model of On-Line Auction Adoption: A Cross-Country
Study. The Tenth PACIS. Information Systems.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010, Research Method for Business, Fifth Edition, USA: John Wiley and
Sons, Inc.
Sin, See Siew., Khalil Md Nor dan Ameen M Al-Agaga. 2012. Factors Affecting Malaysian young consumer’s
online purchase intention in social media websites. Elsevier. Social and Behavioral sciences. Vol.40.
326 – 333.
Turban E, King dan D, Lang J. 2009. Introduction to electronic commerce. Pearson Education, Inc.: Upper
Saddle River.
Venkatesh, Viswanath dan Fred D. Davis. 2000. A Theoretical Extension Of The Technology Acceptance
Model : Four Longitudinal Field Studies. ABI/Inform Global. Management Science, 186.
Wang, Yi-Sung. 2002. The Adoption Of Electronic Tax Filling Sytems : An Empirical Study. Pergamon.
Goverment Information Quarterly, 20,333-352.
Wilkinson, Joseph W., Michael J.Cerullo, Vasant Raval, dan Bernard Wong-On- Wing. 2000. Accounting
Information System 4th Edition : Essential Concepts And Applications. New Jersey : John Willey And
Sons, Inc.
Windarta, I Wayan Deby Cakra. 2011. Determinan Minat Keperilakuan untuk Menggunakan Sistem Informasi
Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi. Tesis Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis; Universitas
Brawijaya Malang.
Yi, Mun Y., Joyce D. Jackson, Jae S. Park, dan Janice C. Probst. 2006. Understanding Information Te chnology
Acceptance By Individual Professionals: Toward An Intergrative View. Elsevier. Information and
Management, 43,350-363.
Yousafzai, Shumaila Y., Gordon R. Foxall, dan John G. Pallister. 2007.Technology Acceptance : A Meta-
Analysis Of The TAM Part 1. Emerald.Journal of Modelling In Management, Vol 2 No 3, Pp 251-280.
Yu, Ping. Haocheng Li, dan Marie-Pierre Gagnon. 2009. Health IT Acceptance Factors In Long-Term Care
Facilities A Cross-Sectional Survey. Elsevier. International Journal of Medical Informatics, 78,219-229.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Lampiran 1

Gambar 1
Model Penelitian

Lee et al. (2010) Sikap

Lee et al. (2010) Norma Subjektif


H1

Kontrol Perilaku
Lee et al. (2010) H2
Persepsian
H3
Kemudahan Minat Berbelanja
Sin et al. (2012) H4
Penggunaan Persepsian online

H5

Sin et al. (2012) Kegunaan Persepsian

Lampiran 2

Tabel 1
Responden dan Tingkat Pengembalian
Jumlah Responden 218
Jumlah kuesioner yang tidak diterima kembali (125)
Jumlah kuesioner yang diterima kembali 93
Kuesioner yang digunakan 83
Kuesioner yang tidak digunakan 10
Tingkat pengembalian (respon rate) 42.66%
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 38.07%
Sumber : Data primer yang diolah
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Lampiran 3
Tabel 2
Profil Responden

No. Keterangan Jumlah Presentase


1 Jenis Kelamin 83 100%
A Laki-Laki 50 60.24%
B Perempuan 33 39.76%
2 Lama Penggunaan 83 100%
A < 1 tahun 16 19.28%
B 2 - 3 tahun 31 37.35%
C 3 - 4 tahun 19 22.89%
D > 4 tahun 17 20.48%
Sumber : data primer yang diolah

Tabel 3
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Konstruk
Hipotesis Konstruk Independen T-statistik Hasil
Dependen
H1 Sikap Minat Keperilakuan 0.3194 tidak didukung
H2 Norma Subyektif Minat Keperilakuan 1.2256 tidak didukung
H3 Kontrol Perilaku Persepsian Minat Keperilakuan 2.0483 didukung
Kemudahan Penggunaan
H4 Minat Keperilakuan 0.5786 tidak didukung
Persepsian
H5 Kegunaan Persepsian Minat Keperilakuan 6.7375 didukung
Sumber : data primer yang diolah
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati

Gambar 2
Model Struktural
SESI I/1
Pradita Nareswari dan Hilda Rossieta

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI


Manado, 25-28 September 2013 30

Anda mungkin juga menyukai