Abstract: E-commerce business is growing rapidly in globalization era. There are many factors
influencing someone do internet transaction. This research is following Sin et al. (2012) and Pallister
(2007) studies by using students in Malang as respondents. This study finds that behavior control and
utility perceptions impact on using accounting information system based on e-commerce. In contrary,
attitude, subjective norm and easy-use perception do not impact on doing accounting information
system based e-commerce bussines.
Keywords: e-commerce business, attitude, subjective norm, behavior control and easy-use perception.
Corresponding Author: erwin_saraswati@yahoo.com
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Latar Belakang
Informasi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan pabrik,
peralatan, dan asset perusahaan lainnya (Bodnar dan Hopwood, 2000:1). Di era globalisasi
seperti saat ini persaingan merupakan hal yang wajar antar perusahaan, sehingga perusahaan
sangat bergantung pada sistem informasi, agar dapat berkompetisi dengan baik (Kotler,
2003:17). Produktivitas merupakan salah satu aspek penting agar tetap bisa berkompetisi
dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang baik. Hal ini terjadi karena informasi
membuat data yang diolah menjadi sangat berguna, sehingga dapat dijadikan dasar
diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna (Hall, 2001:7). Salah
satu jenis dari sistem informasi adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah
sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi.
Pengguna SIA dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu pengguna eksternal dan internal
(Bodnar et al., 2000:2). Pengguna eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor,
sangat tergantung pada beragam output dari SIA milik perusahaan. Pelanggan menerima
tagihan dan melakukan pembayaran yang diproses dalam SIA, sehingga sangat terlihat jelas
transaksi perusahaan. Meskipun ada berbagai jenis perusahaan di dunia, namun sebagian
besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa (Bodnar et al.,2000:6). Salah satu
siklus aktivitas bisnis adalah siklus pendapatan. Siklus pendapatan merupakan kejadian-
kejadian yang berkaitan dengan pemrosesan transaksi, pendistribusian barang dan jasa ke
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan (Bodnar et al.,2000:6-7). Salah satu
dengan pesat (Gefen, 2000). E-commerce telah mengubah banyak aspek dalam transaksi
antara pengguna eksternal dan pengguna internal (O’brien, 1999:21). Transaksi bisnis sudah
banyak yang beralih dari market place ke market space (Kotler, 2000:5). Sejak tahun 1990,
banyak masyarakat dunia telah mengubah gaya belanjanya dari metode konvensional ke e-
commerce (Leung, 2005). Fenomena ini juga terjadi di Indonesia, yang mana jumlah
pengguna internet di Indonesia yang menyentuh angka 55.000.000 pengguna pada 30 Juni
1
2012 . Transaksi bisnis dan perdagangan yang berbasis e-commerce dan sistem pembayaran
elektronik ini mulai tumbuh menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat khususnya yang
berbagai macam alasan. Masyarakat sebagai pengguna eksternal merasa nyaman saat tidak
suatu produk (Leung, 2005). Bagi pengguna eksternal, melakukan e-commerce dapat
membuat waktu bertransaksi menjadi lebih singkat. Gaya hidup yang praktis dan jadwal yang
Ebrahimi, 2010). Selain itu barang-barang yang diperoleh melalui e-commerce lebih murah
dibandingkan dengan cara konvensional, karena jalur distribusi dari produsen ke pengguna
2
ekternal menjadi lebih singkat . Pengguna cukup mengunjungi situs yang diinginkan, melihat
gambar produk, membandingkan harga, tawar menawar harga, melakukan transaksi, dan
1
Dari www.internetworldstats.com tanggal 15 Januari 2013 terdapat sebuah tabel yang berisi mengenai
Internet usage in Asia: Internet users, facebook subscribes and population statistics for 35 countries and
regions in Asia
2
Perbincangan dengan salah satu pemilik online shop di Kota Malang
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
E-commerce baru dikenal pada tahun 1996 dan sampai sekarang tumbuh menjadi
commerce sangat terbuka di Indonesia. Pertama, jumlah penduduk yang banyak, sehingga
menjadi potensi pasar yang sangat luas. Kedua, geografis Indonesia yang berbentuk
Indonesia meningkat hingga 280%5. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan bahwa
semakin mudah dan populernya penggunaan internet dalam berbisnis, sehingga jumlah
pengguna internet terus bertambah (Lee dan Ngoc, 2010). Semakin bertambahnya pengguna
berbasis e-commerce. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media sosial.
Penggunaan media sosial juga menjadi sorotan saat ini. Media sosialyang sedang
Indonesia menempati posisi ke dua setelah India dengan pengguna facebook sebanyak
6
51.096.860 pengguna . Penggunaan media sosial telah menekan pebisnis untuk
menggunakannya sebagai alat penghubung dengan e-commerce (Sin, Nor dan Al-Agaga,
2012). Jumlah pengguna media sosial berkembang dengan pesat, sehingga para pebisnis
harus ikut berpartisipasi agar dapat berhubungan satu sama lain dan berdiskusi tentang
3
Dari www.tempo.co.id tanggal 30 Desember 2012 terdapat sebuah artikel tentang Indonesia yang diprediksi
menjadi pusat bisnis online tahun 2012
4
Dari Harian Jawa Pos tanggal 15 Januari 2013 terdapat sebuah artikel tentang perkembangan pesat bisnis
online Indonesia
5
Dari www.tempo.co.id tanggal 30 Desember 2012 terdapat sebuah artikel tentang pertumbuhan bisnis online
yang mencapai 280%
6
Dari www.internetworldstats.com tanggal 15 Januari 2013 terdapat sebuah tabel yang berisi mengenai
Internet usage in Asia: Internet users, facebook subscribes and population statistics for 35 countries and
regions in Asia
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
perusahaan dan produknya melalui media ini (Evans, 2008:35). Penggunaan media sosial
Sebaliknya, maraknya transaksi bisnis yang dilakukan melalui media sosial masih
banyak pihak yang memanfaatkannya untuk melakukan penipuan online. Penipuan menjadi
semakin mudah dilakukan mengingat kepercayaan merupakan faktor yang sangat diperlukan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh situs jual beli Bukalapak.com didapat temuan bahwa
7
sebanyak 46% responden mengaku pernah mengalami penipuan online . Dengan semakin
meningkatnya penipuan online, banyak individu yang akhirnya menolak untuk melakukan
transaksi e-commerce. Kasus penipuan online inilah yang perlu diperhatikan oleh pengguna
internal agar bisa mendesain SIA berbasis e-commerce yang dapat mengurangi kasus-kasus
tersebut (Hwang, 2007). Dengan demikian fokus SIA bukan hanya pada pengguna internal,
melainkan juga pengguna eksternal, sehingga desain yang baik merupakan keharusan bagi
Desain SIA ditentukan oleh beberapa minat keperilakuan yaitu determinan dalam
mengukur sikap penggunaan teknologi (Davis, Bagozzi dan Paul, 1989). Determinan minat
keperilakuan dalam studi ini dijelaskan melalui beberapa penelitian (Lee et al., 2010 dan Sin
et al., 2012). Konstruk yang digunakan pada penelitian Lee et al. (2010) mengacu pada
model Theory of Planned Behaviour (TPB)dan penelitian Sin et al. (2012) mengacu pada
Lee et al. (2010) mengambil tiga konstruk TPB yaitu konstruk sikap, norma
subjektif, dan kontrol perilaku persepsian yang dihubungkan pada konstruk minat berbelanja
online. Saran Venkatesh dan Davis (2000) terhadap penelitian penggunaan teknologi adalah
7
Dari www.tempo.co.id tanggal 14 Desember 2012 terdapat sebuah artikel yang membahas tentang survey
penipuan online menggunakan mail survey
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
lainnya. Analisis meta yang dilakukan oleh Yousafzai, Foxall, dan Pallister (2007) dan Sin et
al. (2012) memberikan saran untuk menggabungkan konstruk yang lebih banyak lagi dalam
penelitian yang berhubungan dengan penggunaan teknologi. Studi ini mengikuti saran dari
penelitian sebelumnya (Venkatesh dan Davis,2000; Yousafzai, Foxall, dan Pallister, 2007;
serta Sin et al. 2012) dengan menambahkan konstruk penelitian Sin et al.(2012) pada salah
Studi selanjutnya yang digunakan peneliti adalah studi milik Sin et al. (2012)
mengambil dua konstruk TAM yaitu konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan
penggunaan persepsian yang dihubungkan pada konstruk minat keperilakuan. Selain dua
konstruk tersebut, Sin et al. (2012) menambahkan satu konstruk lagi, yaitu norma subjektif
untuk memprediksi minat perilaku untuk berbelanja online. Sin et al. (2012) berpendapat
bahwa konstruk norma subjektif dapat mendukung penambahan model TAM dan dapat
digunakan untuk memprediksi minat konsumen dalam melakukan pembelian secara online
melalui media sosial. Sin et al. (2012) melakukan penelitian terhadap minat berbelanja online
bagi para pembeli muda di Malaysia. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa kemudahan
Penelitian ini menguji faktor penentu minat perilaku dalam melakukan transaksi e-
SIA berbasis e-commerce adalah SIA yang sudah memanfaatkan teknologi internet
dalam pemrosesan transaksi. Secara umum keuntungan dari penggunaan SIA berbasis e-
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Business), B2C (Business to Cunsomer), C2C (Costumer to Consumer), dan C2B (Consumer
to Business). Bentuk baru e-commerce B2C dan C2C merupakan model e-commerce yang
sedang digemari banyak kalangan dan sering disebut dengan online shopping.
Perilaku atau tindakan manusia tidak selalu menerima bisnis model e-commerce.
Salah satu teori psikologi yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) yang mengasumsikan
manusia biasanya berperilaku dengan cara yang sadar, bahwa mereka mempertimbangkan
informasi yang tersedia, dan secara implisitt dan eksplisit juga mempertimbangkan implikasi
dan tindakan yang dilakukan (Ajzen, 1991). Terdapat empat konstruk utama dari TRA yaitu
norm) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavioral). Minat diasumsikan sebagai
faktor yang akan mempengaruhi perilaku individu dan dapat dilihat dari seberapa keras usaha
dan pengorbanan seseorang untuk melakukan sebuah perilaku (Ajzen, 1991). TRA hanya
menjelaskan bahwa perilaku akan terjadi karena adanya minat dan minat dibentuk oleh norma
pengembangan lebih lanjut dari TRA. Ajzen (1991) menambahkan satu konstruk yang belum
ada di TRA yang disebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behaviour control).
Konstruk ini ditambahkan untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh
Asumsi dasar teori perilaku rencanaan adalah banyak perilaku tidak semuanya di
bawah kontrol penuh individual sehingga perlu ditambahkan konsep kontrol perilaku
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
persepsian. TPB menjelaskan bahwa perilaku akan terjadi, karena adanya minat dan kontrol
perilaku persepsian dan minat dibentuk oleh sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku
persepsian.
Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis
pada tahun 1986. TAM merupakan sebuah teori yang diadopsi dari TRA. Konstruk utama
penggunaan persepsian (perveived ease of use), sikap terhadap perilaku (attitude toward
individual pada sistem informasi, yaitu kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan
seseorang bahwa dengan menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja dan
Model Penelitian
keperilakuan penggunaan SIA berbasis e-commerce, khususnya online shopping. Studi ini
mencoba untuk menguji penelitian Lee et al. (2010) dengan disempurnakan menggunakan
penelitian Sin et al. (2012). Konstruk yang digunakan dalam studi ini adalah sikap, norma
persepsian. Konstruk yang digunakan pada penelitian Lee et al. (2010) dan Sin et al. (2012)
mengacu pada model TPB dan TAM. Penelitian Lee et al. (2010) dan Sin et al. (2012)
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
merupakan ekstensi dari model TPB dan TAM. Model Penelitian dapat dilihat pada Gambar
1.
Pengembangan Hipotesis
utama model penggunaan teknologi. Minat merupakan faktor motivasi yang mempengaruhi
perilaku yang dapat dilihat dari seberapa keras usaha individu untuk mencoba sesuatu, serta
seberapa banyak usaha yang telah direncanakan untuk melakukan sebuah perilaku (Ajzen,
1991). Beberapa studi (Davis et al., 1989; Venkatesh et al., 2000; Gefen, 2000; Dolatabadi et
al.,2010; Hwang et al. 2007; Sin et al., 2012; Teo et al., 2007; Lee et al., 2010; Hwang et al.,
2007; Cho, 2006) telah melakukan manipulasi hubungan antara konstruk minat keperilakuan
dengan alasan untuk mengetahui determinan minat keperilakuan untuk menggunakan sistem
Gambar 1
Model Penelitian
Studi atas minat keperilakuan penggunaan teknologi dimulai dari studi Ajzen et al.
(1975), lalu pada tahun 1988, Ajzen menambahkan sebuah konstruk yang belum ada dalam
Behaviour (TPB) untuk mengontrol perilaku individu yang dibatasi oleh kekurangan dan
Davis (1989) melakukan studi berdasarkan konstruk oleh Ajzen dan Fishbein. Fokus studi
Studi dari Davis et al. (1989) diteliti lebih lanjut oleh Venkatesh dan Davis (2000) yang
hasilnya terdapat tiga konstruk yang berhubungan dengan minat keperilakuan, yaitu norma
subjektif, kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian. Lee et al. (2003)
dalam analisis meta TAM menyarankan studi penggunaan teknologi berikutnya adalah
melakukanpenambahan variabel dan menyelidiki konstruk ini dalam kondisi tertentu, seperti
Sikap didefinisikan sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang
untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan sutu prosedur
yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub (Ajzen dan Fishbein, 1975).
Konstruk sikap dijelaskan melalui TRA, TPB, dan TAM. TRA, TPB, dan TAM
Studi Jackson et al. (1997) menunjukkan bahwa sikap tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap penggunaan sistem informasi. Jackson et al. (1997) menjelaskan bahwa
sikap mungkin diperlukan seperti variabel keperilakuan lainnya namun tidak cukup untuk
membuat suatu kesuksesan. Sikap dan minat perilaku terkadang mempunyai hubungan dan
2005).
berikut :
H1: Sikap berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan sistem informasi
orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku
yang sedang dipertimbangkan (Ajzen et al., 1975). Konstruk norma subyektif dijelaskan
melalui TRA, TPB, dan TAM. TRA, TPB dan TAM menghubungkan konstruk norma
subjektif pada konstruk minat keperilakuan. Venkatesh et al. (2000) melakukan studinya
dengan empat kondisi dan waktu yang berbeda, yaitu kondisi sebelum implementasi,
satubulan setelah implementasi, tiga bulan setelah implementasi dan lima bulan setelah
implementasi. Hasil penelitian ini adalah norma subjektif mempengaruhi minat keperilakuan
antara konstruk norma subyektif pada minat keperilakuan. Yu et al. (2009) melakukan studi
dengan metode survey yang sampelnya adalah pengguna sistem informasi kesehatan berbasis
teknologi di Australia. Hasil studi ini adalah konstruk norma subjektif tidak mempengaruhi
konstruk minat keperilakuan, penemuan ini konsisien dengan Windarta (2011) berfokus pada
penggunaan sistem informasi akuntansi pada karyawan hotel berbintang empat dan lima di
Bali Indonesia.
Sebaliknya, beberapa penelitian (Lee et al., 2010; Lam et al., 2007; Sinet al., 2012;
Crespo et al., 2010) mendukung penelitian dari Venkatesh dan Davis (2000) bahwa konstruk
norma subjektif memengaruhi konstruk minat keperilakuan. Lee et al. (2010) melakukan
Lam et al. (2007) meneliti tentang minat keperilakuan penggunaan sistem informasi pada
karyawan hotel berbintang empat dan lima di China dan Hongkong. Sin et al. (2012) meneliti
berikut :
H2: Norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan sistem
Penelitian Quaddus et al. (2006) dan Crespo et al. (2010) tidak menemukan
hubungan antara konstruk kontrol perilaku persepsian pada minat keperilakuan. Hasil studi
ini adalah kontrol perilaku persepsian tidak mempengaruhi minat keperilakuan dalam
melakukan transaksi dengan menggunakan internet untuk responden Australia. Hal ini
dikarenakan responden Australia merasa memiliki sedikit kontrol atau bahkan tidak memiliki
Berbeda dengan hasil penelitian Quaddus et al. (2006), Hung et al.(2006) dan Lee et
al.(2010) mendukung penelitian Ajzen (1991). Hung et al.(2006) melakukan studi pada
Finance, sedangkan Lee et al. (2010) menemukan adanya hubungan antara kontrol perilaku
menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari usaha (Davis, 1989). Konstruk
kemudahan penggunaan persepsian dijelaskan melalui TAM dan TAM2.TAM dan TAM2
keperilakuan. Pada model TAM, konstruk ini tidak berhubungan langsung dengan konstruk
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
minat keperilakuan namun masih dimediasi oleh konstruk sikap. Selanjutnya, melalui studi
Venkatesh dan Davis (2000) diubah menjadi hubungan langsung antara konstruk kemudahan
penggunaan persepsian menuju konstruk minat keperilakuan. Hasil studi ini adalah
salah satu perusahaan besar di Indonesia, Telkom. Hasil penelitian menemukan bahwa
penggunaan sistem ERP. Govindaraju (2007) berpendapat bahwa pengguna mungkin masih
bermaksud untuk menggunakan teknologi baru walaupun hal itu kompleks. Hasil studi
Govindaraju (2007) didukung oleh Yi et al. (2006) yang meneliti konstruk kemudahan
penggunaan persepsian pada minat keperilakuan penggunaan PDA pada profesi dokter di
penggunaanterhadap minat keperilakuan (Kurnia et al., 2003; Lee et al., 2005; dan Sin et al.,
2012). Para peneliti tersebut memfokuskan pada penggunaan website terhadap mahasiswa.
Dalam model TAM, Davis (1989) menghubungkan konstruk ini dengan konstruk
minat keperilakuan dan konstruk sikap. Venkatesh dan Davis (2000) melakukan studi survey
atas konstruk kegunaan persepsian pada minat keperilakuan penggunaan sistem informasi
berbasis teknologi. Hasil studi ini adalah kegunaan persepsian memengaruhi minat
Analisis Meta oleh Yousafzai et al. (2007) menyimpulkan bahwa 79 dari 145 studi
hubungan konstruk kegunaan persepsian terhadap konstruk minat keperilakuan, delapan studi
keperilakuan, satu studi menemukan hubungan yang negatif dan 57 studi tidak
Hubungan konstruk kegunaan persepsian telah diuji dalam berbagai jenis aplikasi.
Wang (2002) melakukan studi pada penggunaan sistem pengisian pajak secara elektronik,
sedangkan Yi et al. (2006) meneliti konstruk kegunaan persepsian pada minat keperilakuan
penggunaan PDA pada profesi dokter di daerah timur US.Windarta (2011) melakukan
penelitian pada penerapan penggunaan sistem informasi akuntansi di hotel berbintang empat
dan lima di Bali. Sin et al. (2012) melakukan studi pada penggunaan media sosial dalam
Metodologi Penelitian
berbasise-commerce dalam lima bulan terakhir. Sejauh ini belum ada data akurat yang dapat
menyebutkan jumlah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Brawijaya
yang telah menggunakan SIA berbasis e-commerce. Oleh karena itu, besarnya populasi dalam
penelitian ini tidak diketahui, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan masuk
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
2003:198). Kriteria responden adalah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisinis
commerce.
SIA berbasis e-commerce yang dimaksud pada studi ini adalah seluruh aplikasi yang
dibuat oleh perusahaan untuk bertransaksi dengan pengguna eksternal dengan menggunakan
media internet, seperti websites dan media sosial. Mulai dari proses pemesanan barang
Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 218 kuesioner yang disebarkan pada
mahasiswa akuntansi, jumlah kuesioner yang diterima kembali adalah 93 kuesioner atau
42,66% dari jumlah total kuesioner yang disebar (lihat Tabel 1).
Konstruk (construct) adalah variabel yang masih belum dapat diukur secara
langsung (Hartono, 2008). Konstruk dalam penelitian ini adalah Sikap (X1), norma subyektif
(X2), kontrol perilaku persepsian (X3), kemudahan penggunaan persepsian (X4). dan
kegunaan persepsian (X5), Instrumen yang digunakan untuk mengukur konstruk dalam studi
ini adalah instrumen yang pernah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Lee et
al., 2005; Lee et al., 2010; dan Crespo et al., 2010), sehingga memungkinkan untuk
menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 7 yang mempunyai arti sebagai berikut (1)
Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Agak Tidak Setuju, (4) Netral, (5) Agak Setuju, (6)
Setuju, dan (7) Sangat Setuju Sekali. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 1
Responden dan Tingkat Pengembalian
1. Sikap
Ajzen dan Fishbein, (1975) mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari afeksi (perasaan)
yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan
diukur dengan sutu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua
kutub. Sikap dalam studi ini diartikan sebagai perasaan suka atau tidak suka pengguna
oleh perusahaan. Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk sikap terhadap
perilaku diambil dari penelitian Lee et al., 2010 dan Crespo et al. 2010.
2. Norma Subyektif
lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku
yang sedang dipertimbangkan (Ajzen dan Fishbein, 1975). Norma subyektif dalam studi
ini diartikan sebagai motivasi yang diberikan pihak lain sehingga pengguna bertransaksi
konstruk norma subyektif terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al., 2010 dan
untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Kontrol perilaku persepsian dalam studi ini
diartikan sebagai kepercayaan tentang sumber daya internal dan eksternal serta
kesempatan yang dimiliki oleh pengguna untuk mengendalikan berbagai aspek dalam
konstruk kontrol perilaku persepsian terhadap perilaku diambil dari penelitian Crespo et
al., 2010.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari usaha (Davis, 1989).
Kemudahan penggunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh
akan membebaskan karyawan dari usaha ekstra keras dalam melakukan transaksi.
terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al. (2010).
5. Kegunaan Persepsian
Kegunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh tingkat keyakinan
terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al. (2010).
6. Minat Keperilakuan
perilaku, melalui indikasi dari seberapa keras usaha seseorang rela untuk mencoba dan
melakukan seberapa banyak sebuah usaha yang telah direncanakan untuk melakukan
sebuah perilaku (Ajzen, 1991).Indikator dan item-item dari pertanyaan konstruk minat
keperilakuan terhadap perilaku diambil dari penelitian Lee et al. (2005) dan Lee et al.
(2010).
Persamaan Struktural
Penggunaan PLS sesuai dengan model yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
model indikator reflektif yaitu konstruk dibentuk dari indikator-indikator secara reflektif.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Arah kausalitas dari konstruk ke indikator pengukuran, sehingga konstruk menjelaskan varian
pengukuran dijelaskan oleh varian yang merupakan manivestasi dari konstruk latennya
Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +b4 X4 +b5 X5 + b6 X6 + e
Keterangan:
Y : minat keperilakuan menggunakan e-commerce
X1 : sikap
X2 : norma subyektif
X3 : kontrol perilaku persepsian
X4 : kemudahan penggunaan persepsian
X5 : kegunaan persepsian
bi : koefisien konstruk
e : error
Pembahasan
Statistik Deskriptif
Data yang terkumpul dan dapat diolah sebanyak 83. Profil responden dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2
Profil Responden
Tabel 2 dapat dilihat dalam Lampiran 3
telah memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. Analisis deskriptif bertujuan untuk
pertanyaan pada masing-masing indikator (Kartika, 2009), sedangkan hipotesis yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini akan diuji menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan
Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.
Evaluasi Inner model adalah kemudahan penggunaan persepsian (X4), kegunaan persepsian
(X5), dan minat keperilakuan (Y) memiliki nilai di AVE di atas 0.5, tetapi sikap (X1), norma
subyektif (X2), dan kontrol perilaku persepsian (X3) menunjukkan nilai AVE di bawah 0.5,
sehingga X1, X2, dan X3 tidak memenuhi persyaratan dan konstruk dianggap tidak valid. Nilai
loading bagi indikator atas konstruk X1, X2, dan X3 yang berada di bawah 0.7 perlu dihapus
Nilai outer loading konstruk yang sebelumnya bermasalah, yaitu X1, X2, dan X3 telah
memiliki nilai AVE dan communality di atas 0.5. Konstruk X3, X4, dan Y juga telah memiliki
nilai AVE dan communality di atas 0.5. Seluruh konstruk telah memenuhi kriteria yang
yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. Rule of thumb dari validitas
diskriminan adalah akar AVE ≥ korelasi variabel laten dan cross loading ≥ 0,7 dalam satu
variabel. Pada penelitian ini konstruk mempunyai nilai lebih dari 0,7, maka dapat dikatakan
konstruk telah valid. Demikian pula nilai cross loading tiap indikator. Sebagian besar
indikator telah memiliki nilai nilai cross loadingdi atas 0.7. Hasil pengujian cronbach alpha
Pengujian Hipotesis
Tabel 3
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Tabel 3 dapat dilihat dalam Lampiran 3
Gambar 2
Model Struktural
Gambar 2 dapat dilihat dalam Lampiran 3
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Studi ini berhasil membuktikan bahwa kontrol perilaku persepsian dan kemudahan
siklus penghasilan berbasis e-commerce. Konstruk kontrol perilaku persepsian lebih dominan
persepsian. Studi ini tidak berhasil membuktikan pengaruh sikap, norma subjektif, dan
penghasilan berbasis e-commerce. Secara umum kegagalan peneliti dalam studi ini untuk
membuktikan pengaruh sikap, norma subjektif, dan kegunaan persepsian pada minat
adalah karena faktor budaya yang berbeda dengan studi sebelumnya. Berikut pembahasan
masing-masing variabel.
Sikap. Ajzen dan Fishbein, (1975) mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari afeksi
(perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku
dan diukur dengan sutu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua
kutub. Dalam pengujian ini menemukan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap minat
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Lee et al (2005) dan Lee et al (2010),
Lee et al. (2005) menguji konstruk sikap pada minat keperilakuan dalam konteks
penggunaan website oleh pengguna eksternal.Lee et al. (2005) berfokus pada penggunaan
website yang pada akhirnya dipergunakan oleh mahasiswa untuk melakukan transaksi e-
commerce. Lee et al. (2010) menggunakan variable sikap untuk meneliti faktor-faktor yang
Responden atas penelitian Lee et al. (2010) adalah mahasiswa dari Universitas Hanoi yang
Studi Jackson et al. (1997) konsisten dengan hasil penelitian ini, yang menggunakan
sampel perusahaan. Jackson et al. (1997) menduga bahwa sikap tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap penggunaan sistem informasi. Sikap mungkin diperlukan seperti variabel
keperilakuan lainnya namun tidak cukup untuk membuat suatu kesuksesan. Studi ini
TPB. Studi ini membuktikan bahwa hubungan antara sikap dan minat keperilakuan dalam
model TPB kurang dapat menjelaskan fenomena seseorang menerima atau menolak
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Ajzen et al., 1975). Norma
subyektif dalam studi ini diartikan sebagai motivasi yang diberikan pihak lain, sehingga
untuk studi ini adalah konstruk norma subjektif berpengaruh positif terhadap minat
keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis teknologi, namun hasilnya tidak
signifikan. Hasil studi ini tidak konsisten dengan penemuan Venkatesh dan Davis (2000), Lee
et al. (2010), Sin et al. (2012), Lam et al. (2010), tetapi konsisten dengan penemuan Yu et al.
Studi Chau dan Hu (2002) menjelaskan hal ini dikarenakan para responden lebih
akan mengurangi pengaruh pendapat dari orang lain terhadap penggunaan teknologi. Studi ini
dalam model TAM, artinya norma subjektif dan minat keperilakuan dalam model TAM
kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Kontrol
perilaku persepsian dalam studi ini diartikan sebagai kepercayaan tentang sumber daya
internal dan eksternal, serta kesempatan yang dimiliki oleh pengguna untuk mengendalikan
berbagai aspek dalam penggunaan SIA berbasis e-commerce. Konstruk kontrol perilaku
persepsian telah terbukti berpengaruh pada minat keperilakuan (Ajzen 1991; Hung et al.
2006; Lee et al. 2010). Hasil penelitian ini konsisiten dengan Ajzen (1991); Hung et al.
tingkat seseorang percaya bahwa menggunakan sebuah teknologi tertentu akan bebas dari
usaha (Davis, 1989). Kemudahan penggunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai
seberapa jauh tingkat keyakinan pengguna eksternal bahwa menggunakan sebuah sistem
informasi akan membebaskan karyawan dari usaha ekstra keras dalam melakukan transaksi.
Hasil pengujian studi ini adalah kemudahan penggunaan persepsian tidak mempengaruhi
Hasil studi ini tidak mendukung hasil studi sebelumnya Davis (1989); Kurnia et al.
(2003); Lee et al. (2005); Sin et al. (2012) yaitu bahwa konstruk kemudahan penggunaan
persepsian berpengaruh pada konstruk minat keperilakuan. Namun studi ini mendukung studi
milik Yi et al. (2006) dan Govindaraju (2007). Analisis Meta Yousafzai et al. (2007)
keperilakuan masih diperdebatkan, sehingga hubungan konstruk ini dengan minat perlu
diujikan pada kultur yang berbeda. Selain itu, studi ini membuktikan bahwa seseorang
menggunakan sebuah teknologi bukan hanya karena kemudahan dari suatu teknologi itu,
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
sehingga tidak dapat menjelaskan fenomena seseorang menerima atau menolak menggunakan
SIA berbasise-commerce.
tingkat keyakinan dan kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan
meningkatkan kinerja. Kegunaan persepsian dalam studi ini diartikan sebagai seberapa jauh
keperilakuan seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce. Hasil studi ini
mendukung hasil studi sebelumnya (Davis 1989, Wang 2002, Yi et al. 2006 dan Windarta
2011), bahwa kegunaan persepsian berpengaruh pada konstruk minat keperilakuan. Hal ini
berarti hubungan konstruk kegunaan persepsian dan minat keperilakuan dalam model TAM
commerce.
Kesimpulan
ditentukan oleh kontrol perilaku persepsian dan kegunaan persepsian. Dalam studi ini,
berbasis e-commerce adalah hal yang mudah sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki
seseorang.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Studi ini tidak berhasil membuktikan bahwa minat keperilakuan dipengaruhi oleh
sikap, norma subyektif, dan kemudahan penggunaan persepsian. Sikap tidak mempengaruhi
minat seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce, dikarenakan para responden
menggunakan SIA berbasis e-commerce tidak hanya karena perasaan senang ataupun tidak
senang. Norma subjektif tidak memengaruhi minat seseorang untuk menggunakan SIA
berbasis e-commerce dikarenakan para responden lebih menyukai untuk membangun evaluasi
secara independen, sehingga akan mengurangi pengaruh pendapat dari orang lain terhadap
commerce akan dapat meningkatkan minat keperilakuan jika hal tersebut berguna atau dapat
meningkatkan kinerja.
Implikasi penelitian ini bagi analis sistem informasi dan manajemen bahwa minat
seseorang untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce, disebabkan user merasa suatu
aplikasi itu bermanfaat dan mereka senang dan mampu menggunakan teknologi tersebut. SIA
berbasis e-commerce yang digunakan masih dikategorikan susah untuk dipahami, sebaiknya
pihak manajemen memberikan sebuah sistem yang lebih mudah dipahami oleh pengguna
eksternal.
Keterbatasan dalam penelitian ini sampel yang terbatas, kemungkinan hal ini dapat
memengaruhi hasil penelitian dan kurang dapat digeneralisasi. Penelitian berikutnya dapat
antara TAM dan kultur, serta individu yang berbeda (Venkatesh dan Davis,2000).
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Daftar Pustaka
Ajzen,I dan M. Fisbein. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behaviour:An Introduction to Theory and
Research. Addison-Wesley. Reading, MA.
Ajzen I. 1991. The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and Human Decision Processes,
50(2),179-221
Black, J. A., dan Champion, D. J., 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial (Terjemahan). Refika Aditama,
Bandung.
Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2000. Accounting Information System, Amir Abadi Jusuf dan Rudi
M. Tambunan (Penerjemah). Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat
Cho, Vincent. 2006. A Study of The Roles of Trusts and Risks in Information-oriented Online Legal Services
Using an Integrated Model. Elsevier. Information & Management. Vol.43, 502–520.
Cooper, D. R., dan Schindler, P. S., 2003. Business Research Methods. Eight Edition. McGraw-Hill/Irwin, New
York, NY 10020.
Crespo, Angel Herrero dan Ignacio Rodriguez del Bosque. 2010. The Influence of The Commercial Features of
The Internet on The Adoption of E-Commerce by Consumers. Elsevier. Electronic Commerce Research
and Applications. Vol.9. 562–575
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use And User Acceptance Of Information
Technology, MIS Quarterly. ABI/Inform Global. Management Science, 319.
Davis, Fred D., Richard P Bagozzi, dan Warshaw Paul R. 1989. User Acceptance of Computer Technology: A
Comparison of Two Theoretical Models. ABI/Inform Global. Management Science, 982.
Evans D. 2008.Social Media Marketing: An Hour a Day. Wiley Publisher: Indianapolis.
Govindaraju, Rajesri dan Erik-Joost de Bruijn. 2007. Studi Mengenai Penerimaan Sistem ERP: Enhancement
Terhadap Model Penerimaan Sistem ERP Berbasis Technology Acceptance Model. 4th National
Industrial Engineering Conference. Hlm 654-664.
Hall, James A. 2001. Accounting Information Systems, 3rd. Sistem Informasi Akuntansi Buku Satu. Salemba
Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta ; Andi.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner, Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi Bias dan
Meningkatkan Respon. Yogyakarta ; Andi.
Hartwick, J dan Barki, H. 1994. Explaining The Role of User Participation in Information Systems Use.
Management Science Vol.$0:4.440-465.
Hung, Shin-Yuan; Chia-Ming Chang dan Ting-Jing Yu. Determinants of User Acceptance of The E-
Government Services: The Case of Online Tax Filing And Payment System. Elsevier. Government
Information Quarterly. Vol 2.97-122.
Hwang, Yujong dan J. Kim. 2007. Customer self-service systems: The effects of perceived Web quality with
service contents on enjoyment, anxiety, and e-trust. Elsevier. Decision Support Systems. Vol.43. 746–
760
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Yogyakarta : BPFE
Jackson, Cynthia M., Simeon Chow dan Robert A. Bitch. 1997. Toward an Understanding of the Behavioral
Intention to Use an Information System. Spring. Decisions Sciences. Volume 28 No.2
Kotler, P. 2003. Marketing Management, 11th, Prentice Hall International Edition.
Kurnia, Sherah., Ai-Wen Jenny Chien. 2003. The Acceptance of Online Grocery Shopping. 16th Bled e-
Commerce Conference eTransformation. Hlm. 219-233
Lam, Terry., Vincent Cho, dan Hailin Qu. 2007. A Study Of Hotel Employee Behavioral Intentios Woward
Adption Of Information Technology. Elsevier.International Journal of Hospitality Management, 26,9-
65.
Lee, Hyun-Hwa., Ann Marie Fiore dan Jihyun Kim. 2005. The Role of The Technology Acceptance Model in
Explaining Effects of Image Interactivity Technology on Consumer Responses. Emerald Insight.
International Journal of Retail & Distribution Management. Vol./34. pp. 621-644
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Lee, Shyh-Hwang dan Hoang Thi Bich Ngoc. 2010. Investigating the on-line shopping intentions of Vietnamese
students: an extension of the theory of planned behaviour. World Transactions on Engineering and
Technology Education.Vol.8, No.4
Leung, Au Yau. 2005. A Study of the Trust in On-line Shopping in Hong Kong: Differences between Scholars
and Students. An Honours Degree Project; Information System Management Option.
O’Brien, James A. 2000. Management Information Systems: Managing Information Technology in The Internet
Worked Enterprise, 4th. Mc Graw Hill Companies.
Quaddus, Mohammed dan Jun Xu. 2006. Examining a Model of On-Line Auction Adoption: A Cross-Country
Study. The Tenth PACIS. Information Systems.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010, Research Method for Business, Fifth Edition, USA: John Wiley and
Sons, Inc.
Sin, See Siew., Khalil Md Nor dan Ameen M Al-Agaga. 2012. Factors Affecting Malaysian young consumer’s
online purchase intention in social media websites. Elsevier. Social and Behavioral sciences. Vol.40.
326 – 333.
Turban E, King dan D, Lang J. 2009. Introduction to electronic commerce. Pearson Education, Inc.: Upper
Saddle River.
Venkatesh, Viswanath dan Fred D. Davis. 2000. A Theoretical Extension Of The Technology Acceptance
Model : Four Longitudinal Field Studies. ABI/Inform Global. Management Science, 186.
Wang, Yi-Sung. 2002. The Adoption Of Electronic Tax Filling Sytems : An Empirical Study. Pergamon.
Goverment Information Quarterly, 20,333-352.
Wilkinson, Joseph W., Michael J.Cerullo, Vasant Raval, dan Bernard Wong-On- Wing. 2000. Accounting
Information System 4th Edition : Essential Concepts And Applications. New Jersey : John Willey And
Sons, Inc.
Windarta, I Wayan Deby Cakra. 2011. Determinan Minat Keperilakuan untuk Menggunakan Sistem Informasi
Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi. Tesis Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis; Universitas
Brawijaya Malang.
Yi, Mun Y., Joyce D. Jackson, Jae S. Park, dan Janice C. Probst. 2006. Understanding Information Te chnology
Acceptance By Individual Professionals: Toward An Intergrative View. Elsevier. Information and
Management, 43,350-363.
Yousafzai, Shumaila Y., Gordon R. Foxall, dan John G. Pallister. 2007.Technology Acceptance : A Meta-
Analysis Of The TAM Part 1. Emerald.Journal of Modelling In Management, Vol 2 No 3, Pp 251-280.
Yu, Ping. Haocheng Li, dan Marie-Pierre Gagnon. 2009. Health IT Acceptance Factors In Long-Term Care
Facilities A Cross-Sectional Survey. Elsevier. International Journal of Medical Informatics, 78,219-229.
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Lampiran 1
Gambar 1
Model Penelitian
Kontrol Perilaku
Lee et al. (2010) H2
Persepsian
H3
Kemudahan Minat Berbelanja
Sin et al. (2012) H4
Penggunaan Persepsian online
H5
Lampiran 2
Tabel 1
Responden dan Tingkat Pengembalian
Jumlah Responden 218
Jumlah kuesioner yang tidak diterima kembali (125)
Jumlah kuesioner yang diterima kembali 93
Kuesioner yang digunakan 83
Kuesioner yang tidak digunakan 10
Tingkat pengembalian (respon rate) 42.66%
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 38.07%
Sumber : Data primer yang diolah
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Lampiran 3
Tabel 2
Profil Responden
Tabel 3
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Konstruk
Hipotesis Konstruk Independen T-statistik Hasil
Dependen
H1 Sikap Minat Keperilakuan 0.3194 tidak didukung
H2 Norma Subyektif Minat Keperilakuan 1.2256 tidak didukung
H3 Kontrol Perilaku Persepsian Minat Keperilakuan 2.0483 didukung
Kemudahan Penggunaan
H4 Minat Keperilakuan 0.5786 tidak didukung
Persepsian
H5 Kegunaan Persepsian Minat Keperilakuan 6.7375 didukung
Sumber : data primer yang diolah
SESI I/5
Kurniasari Novi Hardanti dan Erwin Saraswati
Gambar 2
Model Struktural
SESI I/1
Pradita Nareswari dan Hilda Rossieta