Anda di halaman 1dari 18

Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

Hal 75 - 92

PERAN KEPERCAYAAN KONSUMEN PADA BISNIS ON LINE


TERHADAP BELI ULANG PADA KONSUMEN DI MAGANDA

Susan Novitasari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang


berperan dalam meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap beli
ulang pada Maganda. Materi dalam penelitian ini terdiri dari proses-
proses pengukuran kepercayaan konsumen dalam dampaknya terhadap
beli ulang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS) untuk
mengetahui hubungan antar variabel. Pengambilan data dilakukan
dengan metode penyebaran kuesioner pada 85 responden yang
seluruhnya merupakan konsumen member dari Maganda.
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa kontrol keamanan dan
harga memiliki kontribusi terhadap kepercayaan. Sementara itu
variabel kemudahan dan kepuasan tidak memiliki kontribusi terhadap
kepercayaan dan Kepercayaan memiliki kontribusi terhadap beli ulang
di Maganda.
Kata kunci: Security control, Kemudahan, Persepsi Harga, Kepuasan,
Kepercayaan, Beli Ulang, Bisnis Online.

PENDAHULUAN dengan diperkenalkannya teknologi World


Wide Web (WWW), semakin menambah
Latar Belakang sempurnanya teknologi tersebut (McLeod
Internet merupakan sarana dan Schell, 2004). Teknologi internet
elektronik yang dapat dipergunakan untuk menghubungkan ribuan jaringan komputer
berbagai aktivitas seperti komunikasi, individual dan organisasi di seluruh dunia.
riset, transaksi bisnis dan lainnya. Sejak Setidaknya ada enam alasan mengapa
diperkenalkan pada tahun 1969 di teknologi internet begitu populer. Keenam
Amerika Serikat, internet mengalami alasan tersebut adalah internet memiliki
perkembangan yang luar biasa. Apalagi konektivitas dan jangkauan yang luas;

75
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

dapat mengurangi biaya komunikasi; gagal sebagai medium digital, tidak hanya
biaya transaksi yang lebih rendah; dapat kemungkinan akses ke situs web atau
mengurangi biaya agency; interaktif, web site yang gagal tetapi pengembangan
fleksibel, dan mudah; serta memiliki komputer sebagai media penengah dalam
kemampuan untuk mendistribusikan lingkungan secara umum juga akan
pengetahuan secara cepat (Laudon dan terancam. (Hoffmann et all; Chen and
Laudon, 2000). Berikut grafik tujuan Dhillon, 2003).
penggunaan internet di Indonesia : Internet telah merevolusi cara
dunia dalam melakukan bisnis baik
Grafik 1.1 Tujuan Penggunaan Internet ditingkat lokal maupun global. Banyak
di Indonesia perusahaan kecil dan besar telah
memanfaatkan internet dalam menunjang
bisnisnya, bahkan ada yang dinamakan
online business dimana para pelaku
usaha menjadikan media internet sebagai
media utama untuk memasarkan serta
memberikan informasi mengenai barang
atau jasa yang mereka pasarkan. Menurut
Sumber: APJII, 2014 Laudon (2010), e-commerce didefinisikan
sebagai transaksi perdagangan yang
Toffler (1980) telah dimungkinkan secara digital antar
memprediksikan bahwa di era milenium organisasi dengan organisasi atau
ketiga, teknologi akan memegang peranan dengan individual serta antar individual
yang signifikan dalam kehidupan manusia. dengan individual. Pengguna internet
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, secara tidak
dan teknologi modern ini akan langsung membuat tren belanja online
mengimplikasikan berbagai perubahan juga cenderung terus meningkat.
dalam kinerja manusia. Salah satu produk Dewasa ini, internet merupakan
inovasi teknologi telekomunikasi adalah kebutuhan bagi banyak orang karena
internet (interconection networking) yaitu dengan internet semua orang dapat
suatu koneksi antar jaringan komputer. mengakses dan menemukan berbagai
Aplikasi internet saat ini telah memasuki informasi di seluruh dunia dengan cepat
berbagai segmen aktivitas manusia, baik dan mudah. Kebutuhan internet sangat
dalam sektor politik, sosial, budaya, penting sehingga tidak heran, peningkatan
maupun ekonomi dan bisnis. E-commerce jumlah pemakai internet setiap tahun
hanya merupakan salah satu dari selalu meningkat di seluruh dunia. Di
teknologi internet untuk menyediakan Indonesia sendiri jumlah pemakai internet
fasilitas dalam pertukaran informasi. selalu meningkat dengan peningkatan
Keuntungan-keuntungan yang didapat yang cukup besar. Mengutip data dari
dengan Internet antara lain pengurangan APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet
biaya, kemampuan baru dalam teknologi, Indonesia), disebutkan bahwa pengguna
keuntungan dalam persaingan, komunikasi internet di Indonesia tahun 2015
menjadi semakain bagus serta kontrol mencapai 88,1 juta pengguna internet
terhadap pelayanan pelanggan semakin atau mengalami peningkatan sebesar
meningkat (Bocij et all 1999). Sukses 16,2 juta dari sebelumnya di angka 71,9
e-commerce sangat penting, jika internet juta pengguna internet, dengan penetrasi

76
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

sebesar 34,9% dari total jumlah penduduk


yakni sebesar 252 juta penduduk. Berikut
data pengguna internet teratas di Asia
pada tahun 2014:

Grafik 1.2 10 Besar Negara dengan


pengguna internet terbanyak di Asia

Sumber: US Cencus Bureau, Global Web


Index 2014

Gambar 1.1 Indikator sosial di Indonesia

Model pemasaran yang


menggunakan media sosial berfokus
Sumber: Internet World Stats, 2014 untuk menciptakan isi yang dapat
menarik dan mendorong penggunanya
Dari grafik di atas dapat dilihat untuk berbagi informasi ke pengguna
bahwa Indonesia termasuk kedalam lainnya dalam jejaring sosial yang sama.
10 negara dengan pengguna internet Keuntungan yang dapat diperoleh dalam
terbanyak di Asia, berada di posisi ke 4, menggunakan media sosial ialah pihak
Indonesia mampu mengalahkan Korea perusahaan atau pelaku bisnis online
Selatan dan Malaysia yang diketahui dengan mudah, cepat, dan berbiaya
sebagai negara maju. murah dalam mengkomunikasikan
produk atau jasa yang ditawarkan kepada
Semakin berkembangnya
konsumen dan juga dapat meningkatkan
teknologi komunikasi khususnya
hubungan dengan konsumen melalui
internet membuat para perusahaan atau
customer service di situs jejaring sosial
perorangan berlomba-lomba untuk
tersebut. Adanya media sosial membawa
menjadikan media internet sebagai salah
dampak positif bagi para pengusaha yang
satu media untuk memasarkan produk
belum memliki modal yang cukup untuk
mereka, salah satunya menggunakan
mempunyai bisnis offline (toko) dalam
media sosial yang sedang marak di
mengembangkan potensi bisnis melalui
Indonesia seperti facebook, Instagram
media online ini.
atau Twitter. Saat ini, media sosial tidak
hanya digunakan untuk interaksi sosial Seiring dengan makin maraknya
dengan menggunakan teknik - teknik online transaction atau transaksi bisnis
yang sangat memudahkan untuk diakses dengan menggunakan media digital,
dan publikasi informasi pengguna, tetapi transaksi bisnis yang akan datang,
juga dimanfaatkan dalam pemasaran yang diprediksi akan berpindah dari market
dikenal dengan social media marketing place menuju ke market space (Kotler,
yaitu proses untuk memperoleh trafic 2000). Dalam bidang perdagangan,
(kujungan) atau perhatian melalui situs - internet mulai banyak dimanfaatkan
situs media sosial (Jonathan & Prihartono sebagai media aktivitas bisnis terutama
2012). Berikut data pengguna media karena kontribusinya terhadap efisiensi.
sosial di Indonesia pada 2014: Aktivitas pertukaran informasi melalui

77
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

media internet ini populer disebut dengan disediakan oleh vendor. Ketika pelanggan
electronic commerce (e-commerce). melakukan pembelian dari web site vendor
E-commerce tersebut terbagi atas dua yang tidak dikenal, mereka tidak dapat
segmen yaitu business to business mengetahui kualitas barang dan jasa yang
e-commerce (perdagangan antar pelaku di tawarkan apakah masuk akal dan dapat
usaha) dan business to consumer diandalkan atau tidak. Penelitian terdahulu
ecommerce (perdagangan antar pelaku (Doney, Cannon dan Mullen (2003); Eden
usaha dengan pelanggan). Online Shopping (1988) ; Kim, Silvasailam, Rao (2004))
sekarang ini muncul sebagai aplikasi menunjukan bahwa kepercayaan adalah
populer dalam e-commerce, digunakan faktor yang sangat signifikan dalam
oleh beberapa jenis bisnis dengan menjelaskan proses online shopping.
tujuan yang berbeda (Cheung, 1998), Faktor – faktor yang dapat meningkatkan
dan sebagai alat pertukaran informasi kepercayaan pembeli terhadap online
(Hong, 1999). Dengan menggunakan shopping antara lain penjual memiliki
aplikasi online shopping pembelian pengetahuan akan teknologi, memiliki
dapat dilakukan tanpa terbatas oleh situs web yang mutunya baik serta
tempat. Seseorang yang berada di salah memiliki mutu perusahaan yang baik.
satu negara dapat melakukan pembelian Pengetahuan teknologi disini lebih
barang yang berada di negara lain dengan diartikan sebagai sejauh mana seseorang
mudah. Dalam online shopping informasi percaya terhadap dirinya bahwa
yang diberikan kepada penjual dapat dirinya dapat melaksanakan tugas atau
memengaruhi tingkah laku pelanggan melakukan sesuatu hal yang spesifik.
dalam mengambil keputusan yang Young dan Dan (2005) menjelaskan
akan diambilnya (Kotler, 2003). Para bahwa Pengetahuan Teknologi Internet
pemasar online (online marketer) dapat sangat berpengaruh terhadap hasil yang
mempengaruhi keputusan pelanggan diharapkan pengguna dalam bertransaksi
dengan melibatkan cara tradisional melalui Web Site. Sedangkan dalam
dalam pemasaran tetapi yang paling penelitian Bramall, Schoefer dan
penting adalah memberikan testimonial McKechnie (2004), Mutu Perusahaan
kepada pelanggan online shopping sering di gunakan oleh pelanggan sebagai
mengenai pengalaman perusahaan dalam indikasi sejauh mana perusahaan atau
menjalankan online shopping karena web vendor dapat dipercaya oleh para
hanya dengan melihat bukti – bukti baik pelanggan dan seberapa jauh perhatian
yang diberikan perusahaan, sehingga perusahaan terhadap para pelanggan.
pelanggan dapat percaya dan tidak merasa Begitu juga dengan Mutu dari suatu Web
ragu dalam melakukan online shopping Site dalam perusahaan yang bergerak di
(Constantinides, 2002). bidang online trading merupakan faktor
Bagi pelanggan online, melakukan yang dapat mempengaruhi keputusan
trasaksi dengan vendor secara online akan pelanggan. Mengidentifikasikan dan
mempertimbangkan ketidakpastian dan mengklasifikasikan faktor-faktor web site
resiko jika dibandingkan dengan transaksi sangat perlu dilakukan termasuk pelaku-
jual beli secara tradisional. Pembeli pelaku yang mungkin memberikan hasil
diberikan kesempatan yang sedikit dalam interaksi secara virtual. Klasifikasi
untuk mengetahui kualitas barang dan ini dapat membantu para pemasar untuk
melakukan pengujian terhadap produk mengenali dan lebih memahami potensi
yang diinginkan melalui media Web yang dari alat-alat online shopping yang akan
digunakan. Menurut Wingfield (2002),

78
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

menampilkan web site secara profesional Kejahatan melalui internet


mengindikasikan bahwa perusahaan atau (cyberfraud/ internetfraud) dalam
retailer berkompeten dalam menjalankan berbagai bentuknya, baik di Indonesia
operasionalnya. Tampilan web site yang maupun di belahan dunia lainnya masih
profesional memberikan pelanggan rasa menjadi ancaman bagi keberlangsungan
nyaman, maka dengan begitu pelanggan e-commerce. Menurut hasil riset tahun
dapat lebih percaya dan nyaman dalam 2001 (pustaka ClearCommerce. com),
melakukan pembelian. (Chen and Dhillon, Indonesia berada di urutan ke dua negara
2003). asal pelaku cyberfraud setelah Ukraina.
E-commerce memberikan Sekitar 20% dari total transaksi kartu
keuntungan bagi pelanggan maupun kredit dari Indonesia di Internet adalah
vendor online. Bagi pelanggan, fraud. Riset tersebut mensurvei 1.137
e-commerce menawarkan kemudahan toko online, 6 juta transaksi, dan 40 ribu
dan kecepatan dalam melakukan transaksi pelanggan (Utoyo, 2003 dalam Hadi &
pembelian. Bagi vendor sebagai solusi Sumarto, 2010).
murah untuk pengembangan infrastruktur Dari riset Corbit et al. (2003) yang
dibanding membuka showroom. Terkait dikupas dalam jurnal Hadi & Sumarto
langsung dengan aktivitas e-commerce, (2010), ternyata meningkatnya partisipasi
berdasarkan survey yang dilakukan pelanggan di dalam e-commerce
oleh Synovate Indonesia ditahun 2008, berkaitan langsung dengan pengalaman
disebutkan bahwa dari 2,5 juta pengguna menggunakan web, orientasi pasar dan
internet hanya 16% yang pernah kepercayaan. Mukherjee & Nath (2003),
melakukan transaksi online. Kondisi menemukan bahwa komitmen pelanggan
tersebut menjadi pemicu tumbuhnya dalam menggunakan e-commerce
e-commerce di Indonesia. Dengan berkaitan langsung dengan shared value
semakin banyaknya pengguna internet, (etika, keamanan, dan privacy) dan
diharapkan dapat mempengaruhi kepercayaan.
perilaku masyarakat dalam melakukan Risiko dalam e-commerce,
pembelian barang/jasa; dari pembelian menurut Tan & Thoen (2000) dalam jurnal
secara konvensional ke e-commerce Hadi & Sumarto (2010), dapat dieliminir
(Hadi & Sumarto, 2010). dengan menjalin komunikasi yang baik
Membuka transaksi bisnis melalui antara dua pihak yang bertransaksi.
internet bukan berarti terhindar dari Diantaranya melalui penyajian informasi
kejahatan oleh pihak lain sebagaimana yang relevan. Penyajian informasi yang
ber transaksi secara konvensional. Potensi relevan akan menghindari terjadinya
kejahatan berupa penipuan, pembajakan information asymmetry. Informasi asimetri
kartu kredit (carding), transfer dana seringkali dimanfaatkan pihak lain untuk
illegal, dan sejenisnya sangatlah besar melakukan kejahatan di internet (cyber-
apabila sistem keamanan (security) crime). Melalui komunikasi yang efektif,
infrastruktur e-commerce masih lemah. pelanggan merasa mendapat jaminan
Oleh karena itu, keamanan infrastruktur keamanan dalam bertransaksi sehingga
e-commerce menjadi kajian penting dan partisipasinya dalam e-commerce menjadi
serius bagi ahli komputer dan informatika meningkat.
(Liddy & Sturgeon, 1988; Ferraro, 1998; Bangunan sistem e-commerce
Udo, 2001; McLeod & Schell, 2004 sebaik apapun pasti masih mengandung
dalam Hadi & Sumarto, 2010).

79
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

potensi risiko (Pavlou & Gefen, konsumen terhadap bisnis online menjadi
2002); Corbit et al., 2003; Kim & sorotan penting dalam permasalahan yang
Tadisina, 2003); Mukherjee & Nath, akan dibahas pada penelitian ini.
2003). Dari sekian banyak faktor yang Menurut Rosseau, Sitkin,
mempengaruhi terjadinya transaksi dan Camere (1998), mendefinisikan
melalui e-commerce, faktor kepercayaan kepercayaan dalam berbagai konteks
(Kepercayaan Konsumen) menjadi faktor yaitu kesediaan seseorang untuk
kunci. Hanya pelanggan yang memiliki menerima risiko. Diadaptasi dari definisi
kepercayaan berani melakukan transaksi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan
melalui media internet, dibutuhkan tiga kepercayaan konsumen dalam berbelanja
faktor utama dalam rangka membangun online sebagai kesediaan konsumen
dan mempertahankan Kepercayaan untuk mengekspos dirinya terhadap
Konsumen, yaitu kepuasan pelanggan, kemungkinan rugi yang akan dialami
reputasi dan itikad baik pemasok serta selama melakukan transaksi secara
pengakuan dari pihak ketiga (Hadi & digital, didasarkan pada adanya harapan
Sumarto, 2010). bahwa penjual menjanjikan transaksi yang
Fenomena dan dinamika tren akan memuaskan konsumen dan mampu
belanja sosial yang terus mengalami untuk mengirim barang atau jasa yang
peningkatan yang signifikan selama telah dijanjikan, kepercayaan konsumen
tiga tahun terakhir, tidak terlepas dari menjadi pondasi dalam menjalankan
peran aktif pelaku bisnis online dalam bisnis online maupun offline, sehingga
merekomendasikan produk atau jasanya loyalitas konsumen dapat terbentuk.
melalui media sosial seperti facebook. Pelaku bisnis online perlu
pengguna internet di Indonesia tahun 2014 membangun kepercayaan konsumen
mencapai 88,1 juta pengguna internet dalam platform belanja online, sehingga
atau mengalami peningkatan sebesar mereka dapat menpertahankan bisnis
16,2 juta dari sebelumnya di angka 71,9 tersebut di tengah persaingan yang
juta pengguna internet, dengan penetrasi semakin ketat. Ketika konsumen
sebesar 34,9% dari total jumlah penduduk mempercayai sebuah perusahaan, mereka
yakni sebesar 252 juta penduduk, akan lebih suka melakukan pembelian
merupakan peluang bagi pengembangan ulang dan membagi informasi pribadi
bisnis dan usaha lainnya pun terbuka lebar. yang berharga kepada perusahaan tersebut
Bisnis online diharapkan dapat bertahan (Prasaranphanich, 2007). Beli Ulang
dan terus mengalami peningkatan setiap menunjukkan keinginan konsumen untuk
tahun seiring banyaknya kemudahan yang melakukan pembelian ulang terhadap
dapat ditemui dalam transaksi online, akan suatu barang atau jasa (Woodside, dalam
tetapi banyaknya penipuan di dunia maya Surya Aji, 2012).
(cyber crime) dan rendahnya kepercayaan
terhadap penjual (seller) membuat Maganda merupakan sebuah
rekomendasi menjadi pilihan sebagian industri yang bergerak di bidang penjualan
besar konsumen. Ditambah, usia pelaku pakaian yang menggunakan media
transaksi yang mayoritas masih muda online sebagai alat untuk memasarkan
membuat mereka dapat dengan mudah produk, untuk itu dibutuhkan sebuah
berganti pilihan dan sangat mudah untuk aplikasi berbasis website yang mampu
dipengaruhi oleh perorangan maupun memberikan informasi mengenai detail
kelompok. Oleh karena itu, Kepercayaan produk kepada konsumen melalui

80
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

internet. Dengan adanya website, maka konsumen. Konsumen tidak dapat


konsumen dapat melakukan pembelian melihat dan menilai langsung produk
baik secara online ataupun offline yang akan mereka beli dan jika konsumen
yaitu dengan langsung menghubungi merasa tertarik kemudian melakukan
nomor kontak customer service yang pembelian, konsumen tidak serta merta
telah tercantum. Toko online yang bisa mendapatkan langsung produk yang
menjual produk fashion untuk wanita mereka inginkan seperti pembelian di
terutama pakaian sudah menjadi toko offline. Memerlukan jangka waktu
lautan merah (red ocean). Kondisi hingga produk yang telah mereka beli
tersebut mendesak Maganda untuk untuk dapat sampai ke tangan konsumen.
mengidentifikasi perilaku konsumennya Oleh karena itu, aspek Kepercayaan
dalam berbelanja. Maganda yang tidak Konsumen merupakan hal penting yang
memiliki outlet offline memberikan harus diperhatikan oleh setiap online
ancaman dan kesempatan dalam bidang marketer, aspek Kepercayaan Konsumen
bisnis ini. Ancaman muncul karena dinilai peneliti merupakan aspek utama
berjamurnya berbagai toko online yang yang jika mampu ditanamkan di benak
menjajakan produk sejenis, baik dengan konsumen, loyalitas konsumen yang
menggunakan merk pribadi atau yang merupakan main goal dari semua bisnis
menawarkan berbagai merk. bisa terbentuk, dengan terbentuknya
Kesempatan muncul karena loyalitas, maka konsumen tidak segan
dengan menggunakan media online, untuk melakukan pembelian ulang di
pemasar dapat memperluas target pasar toko online tersebut.
dengan biaya yang sangat murah, bahkan Melakukan pembelian ulang
dalam tahap awal pembentukan, biaya merupakan suatu tingkat motivasional
toko online untuk pembuatan website seorang konsumen untuk mengalami
dapat ditekan hingga 0, karena saat ini perilaku pembelian suatu produk atau
sudah banyak tersedia free website. jasa. Pada saat konsumen memiliki
Website merupakan bagian penting tujuan untuk melakukan pembelian
dalam aspek pendirian toko online, ulang suatu produk atau jasa dengan
karena melalui website lah, pemasar merek tertentu, maka pada saat itu
memberikan detail mengenai produk pula secara tidak langsung konsumen
yang ditawarkan. tersebut telah memiliki perilaku loyal
Upaya awal untuk meminimalisir serta puas terhadap merek tersebut.
ancaman berupa berjamurnya toko Berdasarkan latar belakang
online yang menjual produk sejenis tersebut, maka peneliti tertarik untuk
serta adanya indikasi makin tingginya melakukan penelitian dengan judul
persaingan berupa menurunnya “Peran Kepercayaan Konsumen Pada
omzet yang diterima adalah dengan Bisnis Online Terhadap Beli Ulang Pada
mengidentifikasi perilaku konsumennya. Konsumen Di Maganda”
Dalam bisnis online, Kepercayaan
Konsumen merupakan aspek penting Perumusan Masalah
yang harus dibentuk dan ditanamkan oleh Berdasarkan latar belakang
pemasar pada konsumen. Karena bebeda permasalahan yang telah diuraikan di
dengan toko offline, pemasar online atau atas, maka yang menjadi permaslahan
online marketer memiliki keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
dalam hal penyampaian informasi pada

81
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

1. Apakah kontrol keamanan a. Kerahasiaan data pribadi (X1.1)


berpengaruh terhadap kepercayaan b. Vendor bisa menjaga privasi
konsumen di Maganda Indonesia. konsumen (X1.2)
2. Apakah kepuasan berpengaruh c. Vendor menjamin keamanan saat
terhadap kepercayaan konsumen di bertransaksi secara digital (X1.3)
Maganda Indonesia
3. Apakah harga berpengaruh terhadap
kepercayaan konsumen di Maganda Kerahasiaan Data Pribadi
(X1.1)

Indonesia. Menjaga Privasi Konsumen Securtiy


Control (X1)
4. Apakah kemudahan berpengaruh (X1.2)

terhadap kepercayaan konsumen di Menjamin Keamanan


(X1.3)

Maganda Indonesia.
5. Apakah kepercayaan konsumen Gambar 3.1. Variabel Security Control
berpengaruh terhadap beli ulang di
Maganda Indonesia. 2. Satisfaction (X2)
Kovacs et al (2011) dalam Trisnawati
METODE PENELITIAN et al (2012). Satisfaction diartikan
sebagai apakah kinerja vendor baik
Definisi Operasional dan Pengukuran atau buruk penyediaan produk serta
Variabel pelayanan yang berkualitas. Indikator
Definisi Operasional yang digunakan:
Definisi operasional adalah suatu a. Kepuasan berbelanja online (X2.1)
definisi yang diberikan kepada suatu b. Kepuasan terhadap pelayanan
variabel atau konstrak dengan cara yang diberikan (X2.2)
memberikan arti atau menspesifikasikan c. Kepuasan terhadap kualitas
kegiatan ataupun memberikan suatu produk (X2.3)
operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut. Kepuasan Berbelanja Online
(X2.1)

Adapun variabel beserta definisi yang Kepuasan Terhadap Satisfaction


digunakan dalam penelitian ini adalah Pelayanan (X2.2) (X2)

sebgai berikut : Kepuasan Terhadap


Kualitas (X2.3)
1. Security Control (X1)
Security control adalah kontrol Gambar 3.2. Variabel Satisfaction
pengamanan dalam melakukan
transaksi online. Dutta et all (2011) 3. Harga (X3)
dalam Trisnawati et all (2012), Menurut (Athanasopoulus, 2000;
mendefinisikan privacy sebagai Cronin, Brudy and Hult, 2000) Harga
hubungan privasi dan persepsi terhadap dapat didefinisikan sebagai sejumlah
sosial online adalah kompleks. Dalam uang (ditambah beberapa barang kalau
penelitian ini privasi diartikan sebagai mungkin) yang dibutuhkan untuk
security control, yakni sejauh mana mendapatkan sejumlah kombinasi
Maganda (sebagai vendor) mampu dari barang beserta
menjaga kemanan dan kerahasiaan a. Harga Terjangkau (X3.1)
data serta privasi dari para konsumen. b. Harga Bersaing (X3.2)
Indikator yang digunakan: c. Harga Sesuai Manfaat (X3.3)

82
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

Security Control (Z1)


Harga Terjangkau (X3.1)

Satisfication (Z2)
Trust
Harga Bersaing (X3.2) (Z)
Harga (X3)
Harga (Z3)
Harga sesuai Manfaat (X3.3)
Kemudahan (Z4)

Gambar 3.3. Variabel Harga Gambar 3.4. Variabel Trust

4. Kemudahan (X4) 6. Beli Ulang (Y)


Wen et al (2011) dalam Trisnawati et Beli Ulang (Repurchase Intention)
al (2012) mendefinisikan perceived dapat didefinisikan sebagai keinginan
usefulness sebagai penilaian konsumen pelanggan untuk melakukan
terhadap manfaat informasi produk pembelian ulang. Menurut Tjiptono
yang dibutuhkan dan dirasakan pada (2004) dalam penelitian Trisnawati
saat berbelanja di toko berbasis web. et al (2012), mendefinisikan online
Indikator yang digunakan : repurchase intention sebagai
a. Berbelanja online lebih menghemat keinginan pelanggan untuk melakukan
waktu dan biaya (X4.1) pembelian ulang untuk waktu yang
b. Kemudahan bertransaksi (X4.2) akan datang. Dalam penelitian ini
c. Kemudahan dalam penggantian online repurchase intention diartikan
barang jika mengalami kerusakan sebagai keinginan konsumen untuk
(X4.3) melakukan pembelian ulang pada
d. Kemudahan dalam mendapatkan vendor. Indikator yang digunakan:
informasi produk (X4.4) a. Merencanakan untuk melakukan
pembelian kembali (Y1)
Lebih menghemat waktu dan biaya
(X4.1)
b. Merencanakan untuk melakukan
Kemudahan bertransaksi
pembelian lebih banyak (Y2)
c. Merencanakan untuk membeli
(X4.2)
Kemudahan
(X4)
jenis produk yang berbeda (Y3)
Kemudahan dalam penggantian
barang (X4.3)

Kemudahan dalam mendapatkan


informasi (X4.4)

Melakukan Pembelian

Gambar 3.4. Variabel Kemudahan Kembali (Y1)

Melakukan Pembelian Beli Ulang


5. Trust (Z) Lebih Banyak (Y2) (Y)

Dutta et al (2011) dalam penelitian Membeli Jenis Produk


Yang Berbeda (Y3)
Trisnawati et al (2012), mendefinisikan
trust sebagai yang paling sering dijaga
oleh konsumen adalah tentang privasi Gambar 3.5. Variabel Beli Ulang
mereka yaitu ketika mereka tidak
memiliki kepercayaan pada orang Pengukuran Variabel
lain. Indikator yang digunakan : Skala pengukuran variabel
a. Keamanan dalam berbelanja (Z1) menggunakan Skala Ordinal adalah alat
b. Kepuasan terhadap pelayanan pengukuran data yang menunjukkan data
serta kualitas (Z2) sesuai dengan sebuah orde atau urutan
c. Jaminan kualitas (Z3) tertentu (Ferdinand 2006:261). Adapun
d. Kemudahan dalam berbelanja (Z4) teknik pengukuran variabelmenggunakan

83
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

skala Likert yaitu metode pengukuran dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


sikap dengan menggunakan skala Populasi dalam penelitian ini adalah
penelitian tujuh butir yang berada dalam konsumen dari vendor Maganda Indonesia
rentang dua sisi (Umar (2000) dalam yang berlanganan berjumlah 500 orang.
Surya Aji (2012)). Menurut Mudrajad
(2003:157) Skala Likert adalah ”suatu Sampel
kumpulan alat pengukuran yang mengukur Sampel adalah subset dari
tanggapan individu terhadap suatu objek populasi, terdiri dari beberapa anggota
atau fenomena. Pendekatan ini menurut populasi. Subset ini diambil karena dalam
sejumlah item pernyataan positif dan banyak kasus tidak mungkin kita meneliti
negatif. Dalam merespon item tersebut, seluruh anggota populasi, oleh karena
subjek diminta untuk menunjukkan itu kita membentuk sebuahperwakilan
kesukaannya dengan cara memilih sistem populasi yang disebut sampel (Ferdinand,
rating kategori yang merentang dari 2006: 223). Penarikan sampel dalam
“sangat setuju” sampai “sangat tidak penelitian ini menggunakan teknik Non
setuju”. Penilaian untuk pernyataan probability sampling dengan memakai
positif dilakukan dengan memberi nilai purposive sampling. Non probability
tertinggi pada pilihan“sangat setuju” dan sampling adalah teknik pengambilan
sebaiknya penilaian untuk pernyataan sampel yang tidak memberikan peluang
negatif dilakukan dengan memberi nilai atau kesempatan yang sama bagi setiap
terendah pada pilihan “sangat tidak unsur atau anggota populasi untuk dipilih
setuju”. Nilai masing-masing item diuji menjadi sampel. Sedangkan purposive
dengan mengkorelasikannya dengan skor sampling adalah pemilihan sampel
keseluruhan. Nilai-nilai skala tersebut bertujuan, yang memenuhi kriteria yang
dapat dijabarkan sebagai berikut : ditentukan oleh peneliti (Ferdinand,
Skor 1 = Sangat Tidak Setuju 2006:231). Dalam penelitian ini,
2 = Tidak Setuju ditentukan sampel sebanyak 85 orang.
3 = Cukup Setuju Jumlah 85 orang diperoleh dari teknik
4 = Setuju pengambilan sampel dengan metode
5 = Sangat Setuju slovin dengan galat kesalahan sebesar
10%. Adapun kriteria yang dimaksud
Teknik Pengambilan Sampel adalah, sebagai berikut:
Populasi 1. Konsumen yang pernah melakukan
Populasi merupakan gabungan transaksi online lebih dari satu kali
dari seluruh elemen yang berbentuk pembelian atau dengan kata lain telah
peristiwa, hal atau orang yang memiliki menjadi member.
karakteristik yang serupa yang menjadi 2. Konsumen yang berusia 20 - 35
pusat perhatian seorang peneliti karena tahun.
itu dipandang sebagai sebuah semesta
penelitian (Ferdinand, 2006: 223). Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2008:72), “Populasi Jenis Data
adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai 1. Data Primer
kualitas dan karakteristik tertentu yang Data primer adalah data yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan

84
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

penelitian atau yang bersangkutan 3. PLS dapat menganalisis sekaligus


yang memerlukannya. Data primer ini konstruk yang dibentuk dengan
disebut juga data asli atau data baru. indikator refleksif dan indikator
2. Data Sekunder formatif dan hal ini tidak mungkin
Data sekunder adalah data yang dijalankan dalam Structural Equation
diperoleh atau dikumpulkan oleh Model (SEM) karena akan terjadi
orang yang melakukan penelitian unidentified model.
dari sumber - sumber yang telah PLS mempunyai dua model indikator
ada. Data ini biasanya diperoleh dalam penggambarannya, yaitu:
dari perpustakaan atau dari laporan a. Model Indikator Refleksif
penelitian terdahulu. Model Indikator Refleksif
sering disebut juga principal
Sumber Data factor model dimana covariance
Sumber data yang dipakai dalam pengukuran indikator dipengaruhi
penelitian ini berasal dari konsumen oleh konstruk laten atau
Maganda sebagai responden dalam mencerminkan variasi dari
penelitian ini. konstruk laten. Pada Model
Refleksif konstruk unidimensional
Metode Pengumpulan Data digambarkan dengan bentuk elips
dengan beberapa anak panah dari
Metode yang digunakan untuk konstruk ke indikator, model
mengumpulkan data dalam penelitian ini menghipotesiskan bahwa
ini menggunakan metode kuesioner. perubahan pada konstruk laten
Metode kuesioner adalah membuat daftar akan mempengaruhi perubahan
pernyataan yang kemudian dibagikan pada indikator. Model Indikator
kepada responden yang bersangkutan. Refleksif harus memiliki internal
konsistensi oleh karena semua
Teknik Analisis Data ukuran indikator diasumsikan
Partial Least Square (PLS) menurut semuanya valid indikator yang
Wold merupakan metode analisis yang mengukur suatu konstruk,
powerful oleh karena tidak didasarkan sehingga dua ukuran indikator
banyak asumsi. PLS sebagai teknik yang sama reliabilitasnya dapat
analisis data dengan software SmartPLS saling dipertukarkan. Walaupun
versi 2.0.M3. Metode PLS mempunyai reliabilitas (cronbach alpha)
keunggulan tersendiri diantaranya : suatu konstruk akan rendah jika
hanya ada sedikit indikator,
1. Data tidak harus berdistribusi normal
tetapi validitas konstruk tidak
multivariate (indikator dengan skala
akan berubah jika satu indikator
kategori, ordinal, interval sampai
dihilangkan.
rasio dapat digunakan pada model
yang sama), b. Model Indikator Formatif
2. Ukuran sampel tidak harus besar. Model Formatif tidak
Walaupun PLS digunakan untuk mengasumsikan bahwa indikator
mengkonfirmasi teori, tetapi dapat dipengaruhi oleh konstruk tetapi
juga digunakan untuk menjelaskan mengasumsikan semua indikator
ada atau tidaknya hubungan antara mempengaruhi single konstruk.
variabel laten. Arah hubungan kausalitas mengalir

85
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

dari indikator ke konstruk laten sebagai berikut :


dan indikator sebagai grup secara 1. Merancang Model Struktural (Inner
bersama-sama menentukan konsep Model)
atau makna empiris dari konstruk
laten. Oleh karena diasumsikan Inner Model atau Model Struktural
bahwa indikator mempengaruhi menggambarkan hubungan antar
konstruk laten maka ada variabel laten berdasarkan pada
kemungkinan antar indikator substantive theory. Perancangan
saling berkorelasi, tetapi model Model Struktural hubungan antar
formatif tidak mengasumsikan variabel laten didasarkan pada
perlunya korelasi antar indikator rumusan masalah atau hipotesis
atau secara konsisten bahwa penelitian.
model formatif berasumsi tidak 2. Merancang Model Pengukuran (Outer
adanya hubungan korelasi antar Model)
indikator, karenanya ukuran Outer Model atau Model Pengukuran
internal konsistensi reliabilitas mendefinisikan bagaimana setiap
(cronbach alpha) tidak diperlukan blok indikator berhubungan dengan
untuk menguji reliabilitas variabel latennya. Perancangan
konstruk formatif. Kausalitas Model Pengukuran menentukan sifat
hubungan antar indikator tidak indikator dari masing-masing variabel
menjadi rendah nilai validitasnya laten, apakah refleksif atau formatif,
hanya karena memiliki internal berdasarkan definisi operasional
konsistensi yang rendah variabel.
(cronbach alpha), untuk menilai 3. Estimasi : Weight, Koefisien Jalur,
validitas konstruk perlu dilihat dan Loading
variabel lain yang mempengaruhi Metode pendugaan parameter
konstruk laten. Jadi untuk menguji (estimasi) di dalam PLS adalah
validitas dari konstruk laten, metode kuadrat terkecil (least square
peneliti harus menekankan pada methods).
nomological dan atau criterion- Proses perhitungan dilakukan dengan
related validity.Implikasi lain dari cara iterasi, dimana iterasi akan
Model Formatif adalah dengan berhenti jika telah tercapai kondisi
menghilangkan satu indikator konvergen.
dapat menghilangkan bagian
Proses iterasi yang dilakukan PLS
yang unik dari konstruk laten dan
terdiri dari tiga tahap, yaitu :
merubah makna dari konstruk.
a. Iterasi pertama menghasilkan
Metode yang digunakan pada
weight estimate yang dilakukan
penelitian ini adalah PLS dengan
dalam iterasi algoritma. Weight
pertimbangan karena adanya dua
estimate digunakan sebagai
indikator yang berbeda dalam satu
parameter validitas dan reliabilitas
model yaitu indikator refleksif
instrumen.
dan indikator formatif dalam satu
b. Iterasi kedua menghasilkan inner
pemodelan persamaan struktural.
dan outer model. Inner model
Analisis data dan pemodelan digunakan sebagai parameter
persamaan struktural dengan signifikansi dalam pengujian
menggunakan software PLS, adalah hipotesis sedangkan outer model

86
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

digunakan sebagai parameter tidak memerlukan asumsi distribusi


validitas konstruk (reflektif dan normal, serta tidak memerlukan
formatif). sampel yang besar (direkomendasikan
c. Iterasi ketiga menghasilkan skor sampel minimum 30). Pengujian
mean dan konstanta variabel laten dilakukan dengan t-test.
yang digunakan sebagai parameter,
sifat hubungan kausalitas dan rata- Asumsi dan Pengujian Signifikansi
rata nilai sampel yang dihasilkan. Sebagai pengembangan lanjut dari
Pendugaan parameter di dalam PLS regresi linear berganda, PLS memiliki
meliputi 3 hal, yaitu: asumsi yang sama, antara lain fokus pada
a. Weight estimate yang digunakan outlier dan hubungan data non-linear.
untuk menghitung data variabel Karena distribusi PLS tidak diketahui
laten. maka tidak ada pengujian signifikansi
b. Path estimate yang konvensional.
menghubungkan antar variabel Untuk mencapai hasil pengujian
laten dan estimasi loading efek prediksi yang optimal, maka
antara variabel laten dengan asumsi kecukupan sampel dan proses
indikatornya. uji validitas dalam model pengukuran
c. Means dan parameter lokasi (nilai menjadi faktor penting. Walaupun PLS
konstanta regresi, intersep) untuk dapat mengeksekusi data set kecil, namun
indikator dan variabel laten. semakin besar jumlah sampel maka hasil
4. Evaluasi Goodness of Fit prediksi semakin baik karena varian
Goodness of Fit Model diukur semakin tinggi. Menurut Hair et al.
menggunakan R2 (R-square) pada (2006), untuk mencapai power 80 persen
variabel laten dependen dengan pada alpha 5 persen, jumlah sampel untuk
interpretasi yang sama dengan tiap indikator setidaknya adalah sebanyak
regresi. 5, atau lebih baik jika 10 sampel per
R2 predictive relevance untuk model indikator untuk model estimasi.
struktural mengukur seberapa baik Untuk model prediksi, jumlah
nilai observasi dihasilkan oleh model sampel setidaknya 10 sampel untuk tiap
dan juga estimasi parameternya. variabel laten yang diukur. Khusus untuk
R2 = 1 – ( 1 - R12 ) ( 1 – R22 ) …(1 – R p2) PLS, standar minimum jumlah sampel
Besaran memiliki nilai dengan adalah 10 kali jumlah jalur yang dibangun
rentang 0 <>2 pada analisis jalur untuk uji model struktural. Namun standar
(path analysis). ukuran sampel pada model estimasi jika
5. Pengujian Hipotesis (Resampling digunakan pada PLS akan menghasilkan
Bootstraping) efek prediksi yang lebih baik. Selain
Pengujian Hipotesis (β, ү, dan λ) jumlah sampel, parameter uji validitas
dilakukan dengan metode resampling yang konservatif akan menghasilkan efek
Bootstrap yang dikembangkan oleh prediksi yang lebih baik.
Geisser & Stone. Statistik uji yang PLS menghendaki skor loading
digunakan adalah statistik t atau uji (outer loading) indikator pada tiap variabel
t. Penerapan metode resampling, laten sebaiknya > 0,7, skor AVE > 0,5
memungkinkan berlakunya data dan skor Communality > 0,5. Sedangkan
terdistribusi bebas (distribution free) untuk uji reliabilitas skor Cronbach’s

87
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

alpha dan Composite Reliability > 0,6. variabel. Sebuah alat ukur dinyatakan
Relaksasi terhadap asumsi diatas akan konsisten dan stabil atau reliable apabila
tetap menghasilkan efek prediksi, namun secara konsisten memunculkan hasil yang
rasio nilai t-statistic dan R2 menjadi sama setiap kali dilakukan pengukuran.
rendah karena merelaksasi asumsi. Konsisten dimaksud merujuk pada
pengukuran obyek yang sama akan
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran memunculkan hasil yang sama pada waktu
Terdapat dua konsep penting yang berbeda. Sebuah konstruk dikatakan
dalam bidang pengukuran variabel yaitu reliabel jika memiliki nilai construct
validitas dan reliabilitas. Kedua konsep reliability (pn) > 0,70 (Ferdinand, 2005).
ini berperan dalam penelitian karena
para peneliti akan bekerja menggunakan HASILANALISIS DAN PEMBAHASAN
instrumen ukur tertentu. Sebuah instrumen
pengukur yang digunakan oleh para Deskripsi Objek Penelitian
peneliti harus memenuhi kriteria validitas Tentang Maganda
dan reliabilitas. Untuk mengetahui Maganda Indonesia merupakan
apakah data hasil penelitian adalah valid sebuah merk pakaian wanita yang di
dan reliable, maka dilakukan uji validitas kembangkan oleh dua bersaudara yang
dan uji reliabilitas. memiliki minat yang sama di bidang
Uji validitas adalah uji mengenai fashion. Maganda mulai dibangun dan
kualitas data yang digunakan oleh kemudian dikembangkan 2 tahun yang lalu
peneliti untuk menguji apakah instrumen yaitu pada tahun 2013 bulan Maret oleh
penelitian mencerminkan pengukuran pemilik. Pada awalnya Maganda tidak
konstruk seperti dimaksudkan dalam memproduksi sendiri produk yang akan
kerangka teoritis atau “ to measure what ditawarkan, ada proses impor pakaian
should be measure” (Ferdinand, 2005). setengah jadi (masih harus melalui proses
Valid mengandung makna sama finishing dan kontrol kualitas) untuk
dengan “good” yang memiliki arti kemudian bisa dikatakan layak untuk
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur ditawarkan kepada konsumen. Akan
melakukan fungsi ukurnya. tetapi saat ini, Maganda mulai untuk
melakukan produksi mandiri dengan tidak
Terdapat dua macam validitas lagi melakukan impor pakaian setengah
yang diukur dalam penelitian ini, yaitu jadi, produksi pakaian dari berupa bahan
validitas isi (content validity) dan validitas baku hingga menjadi produk akhir saat
konstruk (construct validity). ini dilakukan mandiri oleh perusahaan
Validitas ini terdiri dari face untuk kemudian ditawarkan kepada
validity dan logical validity. Uji face konsumen. Maganda merupakan bagian
validity didasarkan pada penilaian format dari C.V SNBR (Sangia and Brothers)
penampilan (appearance) yaitu format yang juga dikembangkan oleh pemilik
penampilan kuesioner seharusnya dalam yg sama dengan pemilik Maganda. C.V
bentuk semenarik mungkin. SNBR berdiri sejak 5 tahun yang lalu,
tepatnya Maret 2010. SNBR memiliki
Uji reliabilitas merupakan uji
2 unit usaha yaitu SANGIABEAUTEE
kualitas data yang menunjukkan stabilitas
yang bergerak dibidang kosmetik dan
dan konsistensi instrument pengukur yang
MAGANDA yang bergerak dibidang
digunakan untuk mengukur konstruk atau
pakaian wanita.

88
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

Media pemasaran produk 100% 1. Deskripsi Responden Berdasarkan


menggunakan media online, media Umur
online dipilih karena memiliki beberapa Deskripsi responden berdasarkan
keuntungan diantaranya: mampu umur selengkapnya dapat dilihat pada
meminimalisir biaya sewa toko dan tabel sebagai berikut :
cakupan pemasaran pun sangat luas
mengingat penguna internet di Indonesia Tabel 4.1 Deskripsi Responden
dan dunia sangat tinggi. Berdasarkan Umur
Maganda menyediakan berbagai Nomor Umur Jumlah Prosentase
jenis pakaian wanita diantaranya: 1 ≤ 30 Tahun 69 81%

1. Pakaian wanita yang berbahan dasar 2 > 31 Tahun 16 19%


kaus (atasan) Jumlah 85 100%
2. Formal Dresses yakni gaun untuk
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
acara formal
3. Casual clothes yakni pakaian wanita
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
yang terdiri dari kemeja formal
jumlah responden dengan usia ≤ 30
maupun non formal dan dress atau
tahun lebih banyak yaitu sebesar 81%.
gaun semi dan non formal
Sedangkan responden dengan umur di
atas 30 tahun jumlahnya yaitu sebesar
Struktur Organisasi
19%. Kondisi ini menunjukkan bahwa
sebagian besar konsumen merupakan
wanita muda.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Deskripsi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin selengkapnya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Deskripsi Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin
Nomor Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Gambar 4.1. Struktur Organisasi 1 Laki-laki 0 0%
2 Perempuan 85 100%
Hasil Penelitian
Jumlah 85 100%
Deskripsi Responden
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Deskripsi responden ini
menampilkan data tentang identitas Tabel di atas menunjukkan jumlah
responden yang diperoleh berdasarkan responden semuanya berjenis kelamin
penyebaran kuesioner. Adapun data yang perempuan dengan jumlah 86 orang.
terkumpul dan di deskirpsikan antara Kondisi ini menggambarkan bahwa
lain mengenai distribusi umur, jenis distribusi konsumen berdasarkan jenis
kelamin, pekerjaan dan Status Pernikahan kelamin belum cukup berimbang.
responden. Data selengkapnya dapat
dilihat pada penjelasan sebagai berikut :

89
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Tabel di atas mendeskripsikan Status


Pekerjaan Pernikahan responden terbanyak
Deskripsi Responden Berdasarkan yaitu belum menikah, sebesar 69%,
pekerjaan selengkapnya dapat dilihat responden dengan Status Pernikahan
pada tabel sebagai berikut : sudah menikah terendah sebesar
31%. Hal ini memberikan gambaran
Tabel 4.3 Deskripsi Responden bahwa produk yang kami tawarkan
Berdasarkan Pekerjaan lebih dapat diterima dan diminati oleh
wanita belum menikah.
Nomor Pekerjaan Jumlah Prosentase
1 Pekerja Swasta 42 49% KESIMPULAN SARAN
2 Wirausaha 12 14%
3 Pelajar 19 22%
Kesimpulan
4 Ibu RT 10 12% Kesimpulan yang dapat diambil
5 PNS 2 3%
berdasarkan hasil pengujian-pengujian
terhadap hipotesis yang telah diajukan
Jumlah 85 100%
sebelumnya antara lain adalah sebagai
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner berikut:
1. Security control mampu meningkatkan
Tabel di atas mendeskripsikan jumlah
kepercayaan konsumen, hal ini
responden terbanyak memiliki
menunjukkan bahwa semakin
pekerjaan Pekerja Swasta sebesar
baik kontrol sekuriti yang mampu
49%, sedangkan responden dengan
dibangun oleh vendor, maka semakin
pekerjaan terkecil adalah PNS
tinggi kepercayaan konsumen kepada
sebesar 3%. Dapat dilihat, sebagian
vendor, begitu pula sebaliknya.
besar konsumen merupakan wanita
2. Satisfaction belum mampu
karir atau wanita bekerja, hal ini
mempengaruhi tinggi rendahnya
memberikan gambaran bahwa, produk
kepercayaan konsumen terhadap
kami lebih disukai oleh konsumen
vendor. Fenomena ini dimungkinkan
yang merupakan wanita bekerja.
terjadi karena setelah dilakukan
4. Deskripsi Responden Berdasarkan penelitian, peneliti menemukan
Status Pernikahan bahwa, konsumen lebih menyukai
Deskripsi Responden Berdasarkan toko online yang menjual produk
Status Pernikahan selengkapnya dapat dengan inovasi tinggi. Konsumen
dilihat pada tabel sebagai berikut : mudah untuk menemukan toko online
dengan jaminan kepuasan terhadap
Tabel 4.4 Deskripsi Responden pelayanan, sehingga faktor kepuasan
Berdasarkan Status Pernikahan tidak lagi menarik bagi konsumen
untuk memberikan kepercayaan
Nomor Status Pernikahan Jumlah Prosentase
mereka terhadap vendor.
1 Belum Menikah 59 69%
3. Peningkatan harga justru akan
2 Sudah Menikah 41 31% menurunkan kepercayaan kosumen
Jumlah 85 100% terhadap vendor. Harga disini
adalah sebagai sebuah persepsi yang
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
menggambarkan bahwa semakin
tinggi harga maka kualitas yang

90
Peran Kepercayaan Konsumen Pada Bisnis On Line Terhadap Beli
Ulang Pada Konsumen di Maganda

akan didapat akan semakin baik, atau turun nya kepercayaan mereka
pada kenyataannya, kepercayaan terhadap toko online.
konsumen justru berkurang 5. Kepercayaan konsumen terhadap
dikarenakan harga produk yang toko online mampu meningkatkan
tinggi. Fenomena ini dimungkinkan keinginan konsumen untuk melakukan
terjadi karena Maganda sendiri bukan pembelian kembali. Ini memiliki arti
merupakan well-known produk. Merk bahwa jika kepercayaan konsumen
masih asing bagi konsumen ditambah meningkat, maka keinginan untuk
dengan adanya keterbatasan vendor melakukan pembelian kembali atau
dalam mengedukasi konsumen beli ulang juga akan mengalami
bahwa produk yang kami hasilkan peningkatan. Begitu pula sebaliknya.
memiliki kualitas yang sangat baik
diakarenakan konsumen tidak dapat Saran
merasakan dan melihat sendiri 1. Peningkatan terhadap privasi
produk yang kami tawarkan, sehingga konsumen saat melakukan transaksi,
konsumen mungkin berasumsi yang juga termasuk di dalamnya
bahwa harga yang tinggi belum bisa adanya kontrol keamanan terhadap
diterima untuk merk baru yang belum kerahasiaan data pribadi konsumen
diketahui kualitasnya, hal tersebutlah saat melakukan transaksi, agar
yang dinilai menjadi faktor yang konsumen tidak segan untuk
menyurutkan kepercayaan konsumen bertransaksi di vendor.
yang di dominasi oleh kualitas 2. Maganda lebih memperhatikan lagi
terhadap vendor. aspek harga. Diharapkan adanya
4. Kemudahan belum mampu kesesuaian antara harga yang
mempengaruhi tinggi rendahnya diterapkan dengan kualitas produk
kepercayaan konsumen terhadap yang ditawarkan.
vendor. Telah berjamurnya toko 3. Adanya peningkatan dalam
online membuat setiap toko online pelayanan berupa respon yang lebih
diwajibkan untuk memberikan cepat terhadap konsumen, baik
pelayanan yang baik bahkan sangat saat menerima pesanan, pertanyaan
baik bagi konsumen untuk menjaga ataupun komplain.
dan menumbuhkan loyalitas 4. Keberagaman jenis barang lebih
konsumen karena loyalitas konsumen diutamakan selain kualitas.
merupakan aspek terpenting dalam
bisnis. Pelayanan buruk, tidak ramah, DAFTAR PUSTAKA
menyulitkan; tentunya akan membuat
konsumen mencari toko online lain Dipa, Ivan. 2013. Twitter is Money.
ketika akan melakukan pembelian Jakarta: PT Trans Media.
ulang melalui media online. Oleh
karena hal tersebut, saat ini sudah Ferdinand, Augusty. 2002. Structural
jarang ditemukan adanya pelayanan Equation Metodeling Dalam
buruk atau kurang memuaskan pada Penelitian Manajemen. Semarang:
toko online. Keseragaman tersebutlah Badan Penerbit Universitas
yang dinilai menjadi faktor atau alasan Diponegoro.
mengapa setelah dilakukan penelitian, ......,2006. Metode Penelitian Manajemen.
konsumen tidak terlalu melihat aspek Semarang: Badan Penerbit
kemudahan dalam penentu naik Universitas Diponegoro.

91
Volume 05, Nomor 01, Juli 2016

Fukuyama, Francis. 2002. TRUST, Mc Knight, D.H, Choudhury, V, and


Yogyakarta: CV. Qalam. Kacmer, C. 2002. The Impact
Ghozali, Imam. 2008. Metode Alternatif of Initial Trust On Intentions
dengan Partial Least Square, To Transact With A Web Side: A
edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Trust Building Model. Journal of
Universitas Diponegoro. Strategic Information System Vol
Mowen, John C dan Minor, Michael. 11 No.3 pp 297 - 323.
2002. Perilaku Konsumen Jilid I. M. Hanif Shibghatalloh. 2011. Analisis
Jakarta: Erlangga. Faktor-Faktor Yang Dapat
Sarwono, Jonathan dan Prihartono. 2012. Meningkatkan Kepercayaan
Perdagangan Online: Cara Bisnis Konsumen Serta Dampaknya
di Internet. Jakarta: PT Elex Pada Persepsi Resiko Konsumen
Media Komputindo. Terhadap Online Shopping (Studi
Kasus Pada Situs WWW.Kaskus
Adrian Hartanto & Jony Octavian. 2012. Sebagai Media Internet Yang
Pengaruh Display, Kepercayaan Menyediakan Online Shopping).
Merek, Keakraban Merek, Persepsi
Harga Terhadap Pembelian dan M. Rafiq. 2011. Pengaruh Kepercayaan
Pembelian Tak Terencana. Konsumen Pada Merek Terhadap
Loyalitas Merek. Kumpulan
Ainur Rofiq. 2007. Pengaruh Artikel Seminar Pemasaran.
Dimensi Kepercayaan (Trust)
Terhadap Partisipasi Pelanggan Tri Handayani. 2010. Analisis Pengaruh
E-Commerce. Kepercayaan Konsumen Terhadap
Persepsi Risiko Belanja Online di
Christine Mesach. 2011. Pengaruh Surabaya.
Persepsi Pada Perusahaan,
Persepsi Pada We b s i d e Trisnawati, Suroso & Kumorohadi. 2012.
dan Kecenderungan Awal Analisis Faktor-faktor Kunci
Pelanggan Toko On - line Dari Niat Pembelian Kembali
Disctarra di Surabaya. Secara Online, Studi Kasus Pada
Konsumen Fesh Shop. Jurnal
Dyah Kurniawati. 2009. Tentang Sikap Bisnis dan Ekonomi (JBE),
Terhadap Merek dan Implikasinya September 2012, Hal. 126 – 141
pada Minat Beli Ulang. Vol. 19, No. 2
Gunarto Suhardi. 2010. Faktor - R.A Merlin & Probo. 2010. “Pengaruh
Faktor Yang Mempengaruhi Reputasi, Privasi, dan Keamanan
Kepercayaan dan L o y a l i t a s Terhadap Kepercayaan
Nasabah Perbankan di Surabaya. (Trust) Pengguna Internet di
Jurnal Kinerja, Vol 10, No 1, Th Semarang Dalam Sistem E-
2006. Hal 50-58. Commerce”. Jurnal manajemen
Hadi Prasetyo & Sumarto. 2010. dan BisnisVolume 14, No 2,
Menggalang Loyalitas Pelanggan Desember 2010, hal 92-99.
E-Commerce Surya Aji Laksana. 2012. Pengaruh
Hendi Ariyan. 2012. Pengaruh Brand Kepuasan Pelanggan Terhadap
Awareness dan Kepercayaan Minat Beli Ulang Handphone
Konsumen Atas Merek Terhadap Merek Nokia di Surabaya.
Keputusan Pembelian Ulang
Minuman Aqua di Kota Padang.

92

Anda mungkin juga menyukai