Anda di halaman 1dari 26

lOMoARcPSD|19997594

Proposal Penelitian

Pengaruh Manajemen Pemasaran Digital Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen pada
Lazada di Kota DKI Jakarta

Oleh: Andi Muhammad Ramadhan


Nim : 2301963032
lOMoARcPSD|19997594

Proposal Penelitian

Pengaruh Manajemen Pemasaran Digital Marketing Terhadap Minat Beli


Konsumen pada Lazada di Kota DKI Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan teknologi dan akses internet di
Indonesia semakin mudah diakses dan juga pengguna internet dari tahun ke tahun selalu
bertambah. Internet pada dasarnya merupakan suatu teknologi dimana dapat memudahkan akses
pengguna untuk berhubungan dengan siapapun dan dimanapun dengan sangat cepat dan mencari
informasi yang tidak diketahui sebelumnya. Menurut definisi, internet adalah jaringan global
dimana terhubungan dengan jaringan yang terkoneksi Dimana jaringan yang dihasilkan termasuk
jutaan dari perusahaan, pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi (Strauss & Frost, 2014).
Tidak dapat dipungkiri dengan adanya internet saat ini sangat berpengaruh dan memberikan
dampak pada masyarakat, perusahaan, hingga individu sehingga para pelaku bisnis
memanfaatkan peluang untuk sebagai strategi untuk melakukan penjualan melaluui media online
shop bahkan hingga melalui marketplace.

Gaya hidup konsumen berubah seiring berkembangnya zaman dan teknologi dalam
berbelanja seperti yang dulunya konsumen datang langsung ke toko untuk melihat barang.
Namun, sekarang masyarakat lebih memilih untuk memutuskan berbelanja barang secara online
atau melalui suatu marketplace. Internet banyak dimanfaatkan untuk melakukan perdagangan
bisnis (elektronik). Para pelaku bisnis mulai menerpakan penjualan secara online yang
tujuannnya idak lain adalah mempromosikan penjualan mereka ke dalam media marketplace
dalam digital marketing.

Online shop sangat mudah diakses oleh siapapun dikarenakan tidak memperlukan banyak
modal untuk berjualan serta memiliki beberapa kelebihan seperti mudah dan murah untuk
diakses, konsumen dengan mudah melihat contoh produk yang tertera di online shop tanpa perlu
datang ke
lOMoARcPSD|19997594

toko seperti jual beli pada umumnya. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah
sebuah media yang dapat dijangkau melalui jejaring internet atau media komputer, yang
digunakan oleh pebisnis dalam melakukan aktifitas bisnisnya dan digunakan konsumen untuk
menddapatkan informasi dengan menggunakan bantuan komputer yang prosesnya diawali
dengan memberi jasa informasi pada konsumen dalam penentuan pilihan.

Dengan menggunakan internet, beberapa perusahaan menawarkan kemudahan bagi para


calon pelaku bisnis dan konsumen melakukan proses jual beli secara online tanpa perlu lagi
melihat barang langsung datang ke toko. Perkembangan tekonolgi dan semakin mudahnya akses
internet menciptakan peluang besar bagi tumbuhnya online shopping, menurut data setiap
tahunnya terjadi peningkatan signifikan terhadap pemakaian internet berikut merupakan data
resmi dari Internet World Statistic terhadap jumlah pengguna dan penetrasi internet di 10 negara
Asean

Gambar 1.1 : Data Pengguna Internet di Negara Asean per Juni 2021
lOMoARcPSD|19997594

Sumber : (Katadata.co.id)

Dari gambar diatas menunjukan bahwa pengguna internet di kawasan ASEAN terbanyak
adalah Brunei Darussalam mencapai 104,5%, kemudian urutan kedua Malaysia sebesar 89%,
setelahnya ada Singapura sebesar 87,7% dan Indonesia menempati posisi ke 7 di Asean dengan
rata-rata pengguna internet mencapai 76,8%. Ini menandakan bahwa pengguna Internet di dalam
negeri mencapai 212,35 juta jiwa dari seluruh populasi di Indonesia yang sebesar 276, 36 juta
jiwa.

Pasar dunia maya saat ini dianggap sebagai pasar modern yang diminati oleh berbagai
pihak tanpa mengenal umur, ras, budaya, negara, individu, seta berbagai latar belakang.
Transaksi di dunia maya dianggap sangat tinggi dibandingkan dengan transaksi di luar dunia
maya. Alasan ini sangat jelas dikarenakan kemudahan dalam mengakses internet dan mampu
melihat suatu produk melalui dunia maya tanpa harus datang lagi ke toko, dan juga efektivitas
penggunaan yang ditandai dengan tanpa perlu mengeluarkan tenaga dan bisa melakukan aktivitas
jual beli dalam kondisi sibuk sekalipun (Irham Fachmi, 2013).

Internet telah menjadi sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam melakukan


aktivitas bisnis Bisnis yang salah satunya digunakan untuk pemasaran atau biasa disebut digital
marketing. Strategi digital marketing yang tepat dapat digunakan untuk meraih segmen pasar
yang tepat serta bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan (Hendrawan,
Sucahyowati, Cahyandi, Indriyani, & Rayendra, 2019).

Dengan adanya digital marketing pemilik bisnis mengadopsi digital marketing sebagai
perantara penyampaian informasi saat mempromosikan produk dan layanan perusahaan mereka
melalui internet atau media digital. Adapun jenis dari digital marketing dari segi sisi promosi
meliputi website, search engine optimization ( SEO), periklanan berbasis klik pencarian
berbayar, pemasaran afliasi dan kemitraan strategis, hubungan masyarakat (online pr), jejaring
sosial (social network) atau media sosial, dan e-mail marketing (Ryan & Jones, 2009) .

Semakin berkembangnya teknologi juga diikuti dengan perkembangan media online dan
media elektronik. Media online tidak hanya digunakan sebagai saran mencari informasi tetapi
juga sebagai area bisnis, atau biasa disebut dengan e-commerce (Wijaya & Oktavianti, 2019).
Perubahan sistem perdagangan secara tradisional ke media online dapat mempercepat dan
lOMoARcPSD|19997594

meningkatkan penjualan karena menghemat waktu serta biaya (Nurjanah, Kurniati, & Zunaida,
2019). Adanya e-commerce sebagai media penjualan secara online dapat memberikan
keuntungan baik bagi pemasar maupun konsumen.

Adapun tujuan pemilik bisnis memasarkan barangnya melalui pemasaran digital


marketing ini supaya bisa mengefektifkan dalam menarik calon konsumen secara cepat, mudah,
tepat dan luas. Di dalam melakukan kegiatan pemasaran modern atau digital marketing ini, para
penjual melakukan kegiatan pemasaranya melalui marketplace.

Gambar 1.2 Pengguna dan Tingkat Penetrasi E-Commerce di Indonesia 2017-2023

Sumber : (Katadata.co.id)

Gambar 1.2 Menunjukan bahwa pertumbuhan pengguna e-commerce selalu meningkat


dari tahun ke tahun, ditandai dengan tahun 2017 pengguna aplikasi e-commerce di Indonesia
mencapai 139 juta pengguna, lalu naik sekitar 10,8% menjadi 154,1 pengguna di tahun lalu.
Tahun ini akan diperkirakan mencapai 168,3 juta pengguna dan diperkirakan akan naik menjadi
212,2 juta pengguna pada tahun 2023 mendatang.
lOMoARcPSD|19997594

Perkembangan ini telah mengubah kebiasaan berbelanja secara langsung menjadi


berbelanja melalui media online. Sehingga masyarakat memanfaatkan kemajuan teknologi
seperti media digital untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjadikan e-commerce sebagai
tempat untuk melakukan pencarian dan melakukan proses transaksi jual beli. E-commerce
menjadi alternatif bagi masyarakat dalam berbelanja atau mencari jasa seperti transportasi online
tanpa harus bertemu dan bernegosiasi (Mewoh, Tampi, & Mukuan, 2019).

Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia memberikan data


pertumbuhan nilai perdagangan e-commerce di Indonesia pada tahun 2019 masuk kedalam 10
negara terbesar dengan pertumbuhan mencapai 7%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
perdagangan e-commerce memiliki nilai ekonomi yang cukup bagus, sehingga banyak
dimanfaatkan oleh pelaku usaha.

Menurut perusahaan rises dunia IPSOS Lazada merupakan salah satu e-commerce yang
paling banyak digunakan masyarakat Indonesia disusul dengan Tokopedia dan Lazada pada
urutan ketiga pada akhir 2021. Lazada merupakan salah satu marketplace yang pertama kali
dijalankan oleh Garena yang saat ini berubah nama menjadi SEA Group. Garena sendiri
mengusung mobile marketplace Bisnis C2C (customer to customer).

Pada Desember 2015 Lazada resmi diperkenalkan di Indonesia di bawah naungan PT


Lazada International Indonesia. Produk yang ditawarkan di marketplace Lazada banyak
variasinya, antara lain produk Kecantikan, Pakaian Pria, Pakaian Wanita, Handphone &
Accesories, Komputer & Accesories, Perlengkapan Rumah, Elektronik, Makanan & Minuman,
Pulsa, Tagihan & Tiket, Fashion Muslim, Fashion Bayi & Anak, Ibu & Bayi, Tas Pria & Wanita,
Kesehatan, Fotografi, Olahraga, Voucher, Buku & Alat Tulis, Serba Serbi, Sepatu Wanita &
Pria, Souvenir & Pesta, Jam Tangan, Hobi & Koleksi, dan masih banyak lagi.

Lazada yang merupakan marketplace yang digunakan oleh para penjual online di
Indonesia. Pada tahun 2015 Lazada pertama kali ada di Indonesia dan menjadi situs penjualan
online yang paling diminati oleh masyarakat (Bachdar, 2018). Namun saat pertama kali
marketplace Lazada masuk di Indonesia, marketplace ini kalah saing dengan marketplace yang
sudah berkembang terlebih dahulu seperti Tokopedia dan Lazada. Pada tahun 2020 marketplace
Lazada pernah manjadi marketplace yang paling banyak diminati serta menjadi aplikasi
lOMoARcPSD|19997594

marketplace terfavorit Tetapi pada tahun 2022 jumlah download aplikasi dan terpopuler serta
pengguna terbanyak yang memegang rating tertinggi adalah marketplace Tokopedia

Gambar 1.3 Aplikasi e-commerce yang paling diminati

Sumber : (Katadata.co.id)

Dari data diatas menunjukan bahwa e-commerce Lazada merupakan aplikasi e-commerce
paling banyak diminati kedua setelah aplikasi e-commerce Tokopedia, dengan jumlah pengguna
Lazada mencapai 131,89 pengguna dan pengguna Tokopedia mencapai 149,61 pengguna pada
tahun 2021. Lazada dan Tokopedia merupakan rival pengguna aplikasi e-commerce terbanyak
dan terfavorit di Indonesia. Meskipun Lazada tidak berada pada posisi pertama dalam pengguna
terbanyak dan aplikasi aplikasi e-commerce yang paling diminati, tetapi Lazada mampu bertahan
di peringkat kedua sebagai aplikasi e-commerce dengan pengguna terbanyak di Indonesia

Dengan banyaknya kemudahan dan fitur dari e-commerce Lazada serta kemudahan
askses bagi siapa saja dapat memepengaruhi minat beli konsumen untuk berbelanja sacara
online. Minat
lOMoARcPSD|19997594

beli konsumen merupakan salah satu dari beberapa konsumen yang mulai menginginkan untuk
mendapatkan suatu barang sehingga mereka akan mengambil suatu tindakan yang berkaitan
dengan pembelian.

Kecanduan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk mepengaruhi daya Tarik
konsumen. Daya Tarik konsumen akan menciptakan suatu siklus pembelian ulang diakibatkan
adanya rasa minat beli produk dikarenakan apa yang ada di pikiran mereka sendiri untuk
membeli suatu produk.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas yang telah mendorong penulis untuk
melakukan penelitian mengenai. <Pengaruh Digital Marketing Terhadap Minat Beli
Konsumen pada Marketplace Lazada di Kota DKI Jakarta=.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diketahui bahawa dengan adanya
kemajuan teknologi saat ini mengubah pola jual beli msayarakat, yang awaknya menggunakan
sistem jual beli secara konvensional dimana penjual dan pembeli ketika melakukan proses
tendaskasi harus bertemu secara fisik berubah menjadi melakukan sistem jaul beli secara online
salah satunya dengan menjualkan produk yang akan dijual melalui media marketplace.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa marketplace yang sudah memiliki nama tersendiri
di kalangan masyarakat, seperti Lazada, Tokopedia, Blibli, dll. Lazada sebagai salah satu
marketplace yang sempat menjadi nomer satu di Indonesia sekarang sudah mulai tersaingi
dengan marketplace lainnya seperti Tokopedia hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor promosi
yang kurang efektif dengan pesan-pesan yang kurang dapat mempengaruhi konsumen untuk
memblei suatu barang di Lazada, konten ataupun fitur-fitur yang dimiliki Lazada bisa jadi
kurang menarik ataupun masih ada konten ataupun fitur fitur yang dimliki perusahaan pesaing
jauh lebih unggul. Untuk itu diperlukan langkah konkrit bagi Lazada untuk menganalisis
perilaku konsumen dalam menggunakan aplikasi marketplace.

Keinginan konsumen terhadap marketplace yang memiliki fitur-fitur menarik serta


layanan yang berkualitas harus diperhatikan dengan baik oleh Lazada. Hal ini diharapkan
mampu meningkatkan pengguna marketplace Lazada itu sendiri. Dengan prediksi meningkatnya
pengguna aplikasi marketplace di Indonesia pada beberapa tahun kedepan, maka diharapkan
lOMoARcPSD|19997594

Lazada mampu menerapkan strategi yang tepat agar mampu menjadi marketplace nomor satu
dengan pengguna terbanyak dan terfavorit di Indonesia dan mengungguli para pesaingnya.
Faktor yang paling dominan bagi konsumen dalam memnentukan keputusan pembelian harus
menjadi prioritas bagi Lazada untuk diperhatikan.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian dapat dijabarkan menjadi beberapa penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh digital marketing terhadap minat beli konsumen pada marketplace
Lazada?
2. Bagaimana pengaruh social media marketing terhadap minat beli konsumen pada
marketplace Lazada?
3. Bagaimana pengaruh electronic word of moyth (E-Wom) terhadap minat beli konsumen
pada marketplace Lazada?
4. Bagaimana pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen pada marketplace
Lazada?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk menjelaskan pengaruh digital marketing terhadap minat beli konsumen pada
marketplace Lazada
2. Untuk menjelaskan pengaruh social media marketing terhadap minat beli konsumen pada
marketplace Lazada
3. Untuk menjelaskan pengaruh content marketing terhadap minat beli konsumen pada
marketplace Lazada
4. Untuk menjelaskan pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen pada
marketplace Lazada

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat untuk penulis
lOMoARcPSD|19997594

Sebagai bahan pelajaran dan menambah wawasan pengetahuan peneliti dan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya
2. Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan atau sumbangan
PT Lazada di DKI Jakarta untuk meningkatkan layanan e-commerce.
3. Manfaat bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasn baru dan pengetahuan baru
terhadap digital marketing dan diharapkan memberikan pengaruh terhadap para calon
pebisnis yang akan berjulan di aplikasi e-commerce.
4. Manfaat peneliti untuk akademis
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait dengan ilmu pemasaran

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam pembahasan proposal penelitian ini penulis akan menguraikan kedalam 3 (tiga)
bab, yaitu sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Bab II Landasan Teori dan Pengembangann Hipotesis


Bab ini akan menjeleskan tentang teori-teori yang medukung penelitian ini dan
juga berisi tentang referensi yang dianggap representatif dalam bidang
pembahasan dan teori-teori yang relevan untuk menjelaskan variabel-variabel
yang akan diteliti.

Bab III Metode Penelitian


Pada bab ini akan membahas mengenai desain penelitian, penejlasan tentang
populasi dan variable yang dipilih , jenis dan metode pengumpulan data,
menjelaskan definisi operasional dan pengukuran variabel.
lOMoARcPSD|19997594

Bab II
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori yang digunakan
Digital Marketing membantu sebuah perusahaan dalam mempromosikan dan
memasarkan produk mau- pun jasa yang mereka punya digital marketing juga dapat membuat
atau membuka pasar-pasar baru yang sebelunya tertutup karena adanya keterbatasan waktu, cara
komunikasi, maupun jarak . Menurut Kotler dan Amstrong (2009) menjelaskan bahwa digital
marketing adalah bentuk pemasaran langsung yang menghubungkan konsumen dengan penjual
secara elektronik menggunakan teknologi interaktif seperti email, situs web, forum online dan
newsgroup, televisi interaktif, komunikasi seluler, dan lain-lain.

Digital Marketing adalah sebuah proses mempromosikan merek, layanan, atau sebuah
produk di Internet. Sederhananya, pemasaran digital berbeda dari pemasaran tradisional,
termasuk penggunaan saluran dan metode online yang memungkinkan perusahaan dan organisasi
untuk memantau keberhasilan kampanye pemasaran. Teknologi internet berkembang pesat
karena dapat menjangkau wilayah yang sangat jauh dalam waktu yang tidak terbatas. Menurut
(Strauss dan Frost, 2012), pemasaran yang memanfaatkan teknologi internet atau internet
marketing memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Menjangkan calon konsumen dengan biaya yang relatif rendah


2. Dapat melacak dan mengukur data respons konsumen terhadap aktivitas pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan.
3. Menjangkau pasar berskala global sebagai pangsa pasar baru
4. Proses pembelian produk yang lebih sederhana dibandingkan sistem offline.
lOMoARcPSD|19997594

5. Terdapat lebih banyak sistem promosi yang menarik


6. Sistem pemasaran yang tidak memiliki batas waktu atau twenty four hour marketing.

Menurut Heidrick (2016) perkembangan pemasaran digital yang diikuti dengan


perkembangan teknologi seperti, media web, telepon genggam, ataupun bahkan media social,
menawarkan sebuah saluran pemasaran yang baru yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu
banyak perusahaan yang mulai mengubah sistem pemasaran yang awalnya menerapkan sistem
pemasaran traditional menjadi sistem pemasaran secara digital atau biasa disebut sebagai digital
marketing.

Alvermann & Sander (2019) percaya bahwa pemasaran online adalah cara yang tepat sasaran
dan efektif untuk menargetkan dan berkomunikasi dengan konsumen sementara pada saat yang
sama terlibat dengan yang paling unik dan alat intim yang pernah ditemukan. (Chaffey, 2007)
mengakui pemasaran online sebagai konsep yang terbukti paling rinci yang digunakan dalam
implementasi teknologi digital untuk Saluran online (TV, ponsel, internet digital / nirkabel,
email, database, dll.) dan untuk berkontribusi pada pemasaran dan mencapai akuisisi pelanggan
yang sangat menguntungkan, dan retensi dalam pembelian multi-saluran dan proses gaya hidup.
Menurut Mohammed et al (2003), Terdapat lima komponen dalam Internet Marketing , yaitu:

1. Proses
Seperti halnya program pemasaran tradisional, program pemasaran melalui internet
melibatkan sebuah proses.tujuh tahap dari proses program pemasaran melalui internet
adalah membentuk peluang pasar, membangun hubungan, antarmuka dengan customer,
merancang program pemasaran, meningkatkan informasi customer melalui teknologi, dan
mengevaluasi hasil program pemasaran secara keseluruhan.
2. Membangun dan Mempertahankan Hubungan Dengan Pelanggan
Membangun dan mempertahankan hubungan dengan Customer merupakan tujuan dari
pemasaran. Tiga tahapan hubungan dengan customer adalah awareness, exploration, dan
commitment. Program pemasaran dapat di katakan berhasil apabila mampu untuk
mengarahkan customer sampai pada tahap komitmen pada perusahaan. Dan tujuan dari
pemasaran melalui Internet adalah menjalin hubungan dengan Customer, baik secara
online maupun offline.

3. Online
lOMoARcPSD|19997594

Sesuai dengan definisinya, Internet marketing adalah pemasaran yang di lakukan dalam
dunia internet, namun tetap terkait dengan program pemasaran secara tradisional.
4. Pertukaran
Dampak dari program pemasaran online adalah pertukaran yang tidak hanya terjadi di
dalam dunia internet saja atau online, namun juga harus berdampak pada pertukaran di
penjualan secara nyata
5. Pemenuhan Kepuasan kebutuhan Kedua Belah Pihak
Dengan adanya internet marketing, pemenuhan kepuasan akan kedua belah pihak lebih
cepat terpenuhi, yaitu dari segi perusahaan yang menggunakan internet marketing bisa
mencapai tujuan perusahaan seperti meningkatkan laba perusahaan, pangsa pasar yang
semakin meluas, dan lain-lain. Dari segi customer adalah terpenuhinya kebutuhan seperti
mendapatkan informasi yang di butuhkan dengan lebih cepat.

Seiring perkembangan teknologi yang ditandai dengan kemudahan akses untuk


menggunakan internet memberikan dampak atau manfaat terhadap banyak pihak, khususnya bagi
pelaku bisnis dan konsumen. Berikut manfaat kegiatan pemasaran menggunakan digital
marketing menurut (Chole dan Dharmik , 2018).

a. Informasi produk dan layanan transparan dengan digital informasi yang hanya
membutuhkan satu kali klik (internet) sehingga publik bisa mendapatkan
informasi yang detail, jelas dan transparan tentang produk atau layanan.
b. Kemudahan dalam memperbarui informasi produk atau layanan sehingga
pelanggan dapat dapatkan pembaruan segera. Peningkatan dan pembaruan
berkelanjutan pada informasi produk atau layanan yang terus digunakan di situs
dan dengan kemudahan dalam mengedit memungkinkan pelanggan untuk
mendapatkan pembaruan cepat tentang produk atau layanan.
c. Analisis komparatif dengan pesaing, sehingga mudah untuk membandingkan
produk atau jasa sendiri dengan produk orang lain (saingan). Dengan kemajuan
teknologi, menjadi sangat mudah untuk membandingkan produk atau layanan dari
perusahaan dan produk atau jasa dari perusahaan lain, sehingga dengan
perbandingan tersebut dapat membantu dalam meningkatkan kualitas produk atau
layanan mereka .
lOMoARcPSD|19997594

d. Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. Dengan bantuan pemasaran digital,
itu menjadi lebih mudah untuk berpromosi melalui situs sosial, saluran media, dan
email pribadi dengan biaya lebih rendah karena dapat menjangkau pasar yang
lebih luas di waktu yang singkat.

2.1.2 Konsep E-Commerce


Menurut Wong (2010) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan
barang serta jasa melalui sistem elektronik, seperti radio, televisi dan jaringan komputer
atau internet. Perdagangan elektronik atau e-commerce, adalah Jual beli barang dan jasa
di internet. Selain jual beli, banyak orang menggunakan internet sebagai sumber
informasi untuk perbandingan cek harga atau produk terbaru yang ditawarkan sebelum
mwlakukan pembelian secara online atau di toko tradisional. EBusiness terkadang
digunakan sebagai istilah lain untuk proses yang sama. Namun, lebih sering digunakan
untuk mendefinisikan proses yang lebih luas tentang bagaimana Internet mengubah cara
perusahaan melakukan bisnis, dari cara mereka berhubungan dengan pelanggan dan
pemasok, dan cara mereka berpikir tentang fungsi-fungsi seperti pemasaran dan logistik.
Untuk tujuan penelitian ini e-commerce diartikan melakukan bisnis secara elektronik.

Dengan meningkatnya difusi Information and communication technology (ICT’s)


khususnya Internet, komunitas bisnis global bergerak cepat menuju Business-to Business
(B2B) perdagangan elektronik. Pembeli mendapatkan keuntungan yang jelas ketika
Internet memberi mereka akses ke pasar global, dengan yang dapat mereka bandingkan
harga di seluruh wilayah cari tahu apakah harga bervariasi menurut fragmentasi pesanan
dan dapatkan kesadaran tentang produk pengganti. Karena transparansi pasar, pelanggan
dapat membandingkan layanan berbagai situs e-commerce dengan mudah. Dalam
sekejap, dalam hal e-commerce, pesaing adalah satu klik jauh dari pelanggan. Jika klien
tidak senang dengan produk, harga, atau layanan yang ditawarkan oleh situs e-niaga
tertentu, mereka dapat berubah lebih banyak lagi dengan mudah daripada secara fisik.
Dari sudut Penjual lihat, mereka tidak perlu memiliki keberadaan fisik toko.

Internet dan e-commerce saling terkait erat terhadap negara maju. Tapi mereka
bisa mencapai manfaat yang luar biasa bagi negara berkembang jika dapat diterapkan
sebagai tujuan bisnis yang ideal. E-commerce adalah revolusi dalam praktik bisnis
(Ohidujjaman,
lOMoARcPSD|19997594

dkk. 2013). Istilah perdagangan dilihat sebagai transaksi antara mitra bisnis. E-commerce
adalah konsep yang muncul bahwa menggambarkan proses pembelian dan penjualan atau
pertukaran produk, layanan, dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet

Teknologi e-commerce dapat menghasilkan proses peningkatan bisnis dan


peningkatan efisiensi. Teknologi e-commerce harus menghasilkan peningkatan ekonomi
ke negara berkembang , tetapi sejauh ini belum menghasilkan hasil yang diinginkan
(Jeffrey S. Ray, 2011). E-commerce merupakan suatu tempat dimana memungkinkan
banyak pembeli dan penjual untuk berkumpul di platform yang sama dan menjalankan
bisnis tanpa mengorbankan individu persyaratan dan hubungan di antara para peserta
sangat cepat; (Harris dan Spencer, 2002; Bairagi, 2011).

Melalui penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah tempat


dimana banyak pembeli dan penjual untuk berkumpul di suatu wadah atau platform yang
sama dan juga e-commerce merupakan tempat saling bertukar informasi melalui berbagai
saluran atau media informasi untuk memenuhi kebutuhan yang dimiliki oleh para pembeli
dan penjual.

2.1.3 Minat Beli (Purchase Intention)


Minat beli adalah sebuah tindakan pengambilan keputusan yang memplejari
akasan untuk membeli suatu merek tertentu dengan konsumen (Shah et al., 2012).
Morinez dkk. (2007) mendifinisikan minat beli sebagai situasi dimana para konsumen
cenderung untuk membeli produk tertentu dengan suatu kondisi tertentu. Keputusan
pembelian pelanggan adalah kompleks proses. Niat beli biasanya terkait dengan perilaku,
persepsi dan sikap konsumen. Perilaku pembelian adalah poin kunci bagi konsumen
untuk mengakses dan mengevaluasi produk tertentu. Ghosh (1990) menyebutkan bahwa
minat beli adalah alat yang efektif untuk memprediksi proses pembelian. Niat beli
mungkin diubah di bawah pengaruh harga atau persepsi kualitas dan nilai.

Selama proses minat beli konsumen terpengaruh oleh faktor interna dan faktor
eksternal selama melakukan pembelian (Gogoi, 2013). Para peneliti telah mengusulkan
enam tahap sebelum memutuskan untuk membeli produk, yang adalah: kesadaran,
pengetahuan, minat, preferensi, persuasi dan pembelian (Kotler & Armstrong, 2010)
lOMoARcPSD|19997594

(Kawa et al., 2013). Para konsumen selalu berpikir bahwa apabila harga dari produk yang
cenderung renddah, kemasan dari suatu produk yang kurang menarik dan produk yang
kurang dikenal akan menimbulkan resiko yang tinggi terhadap keputusan pembelian
dikarenakan kualitas suatu produk yang kurang dapat dipercaya (Gogoi, 2013).

Menurut Black et, al.,(2006) Minat beli konsumen mungkin berbeda seperti "apa
yang konsumen mencerminkan mereka akan membeli=. Dalam kebijakan pemasaran
minat beli konsumen merupakan komponen penting menuju strategi penerapan 4P (Price,
Product, Pace, and Promotion) karena perusahaan sertifikasi memperkirakan berapa
banyak barang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan. Untuk mengharapkan
terjadinya siklus ulang dalam minat beli konsumen perusahaan mampu mengambil
konsultasi dengan pelanggan mengenai perilaku minat beli yang sudah terjadi. Sehingga
mampu menebak perilaku minat beli konsumen prospek mereka selain barang yang dibeli
individu selama yang sduah terjadi. <Oleh karena itu metode selanjutnya adalah bertanya
kepada pelanggan apa yang mereka antisipasi".

2.1.4 Pemasaran Social Media (Social Media Marketing)


Media sosial didefinisikan sebagai "sekelompok aplikasi berbasis internet" yang
dibangun di atas fondasi ideologis dan teknologi web 2.0, dan memungkinkan pembuatan
dan pertukaran konten yang dibuat pengguna= (Kaplan dan Haenlein, 2010). Dalam
media sosial sendiri dibagi menjadi 4 (empat) jenis mereka adalah weblog, jejaring sosial
mikro- blog, situs berbagi foto dan video. Keuntungan dari menggunakan media sosial
adalah tidak ada batasan waktu, tempat, media, dan biaya dalam penggunaanya.

Jara. et al (2014) mendefinisikan social media marketing (SMM) sebagai alat


pemasaran generaSi baru dimana meningkatkan perhatian perhatian dan partisipasi
penggunaan dari social media jaringan. Kim dan Ko (2012) menjelaskan bahwa social
media marketing (SMM) merupakan sebuah komunikasi yang didorong oleh empati atau
tindakan untuk konsumen kaum muda dengan upaya juga menargetkan konsumen yang
memiliki umur yang lebih tinggi. Richter dan Schafermeyer (2011) disisi lain
mendefinisikan social media marketing (SMM) sebagai strategi pemasaran yang terlibat
dengan penggunaan kemajuan teknologi yaitu penggunaan social media untuk
memfalisitasi komunikasi dua arah deangan konsumen.
lOMoARcPSD|19997594

Social media marketing (SMM) dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi atau
dialog yang dipicu oleh konsumen atau audiens, atau bisnis/produk/jasa yang berputar-
putar di antara pihak-pihak yang disebutkan untuk mendapatkan informasi tentang
promosi, atau belajar dari penggunaan satu sama lain, hingga akhirnya menguntungkan
salah satu pihak atau kedua belah pihak yang terlibat.

2.1.5 Electronic Word of Mouth (E-WOM)


E-WOM merupakan sebuah komunikasi di antara para konsumen berbagi
informasi mengenai produk, arau layanan yang telah dibeli atau telah dikonsumsi.
Electronic word of mouth (eWOM) menurut Kotler dan Keller (2016) adalah pemasaran
dimana menggunakan internet untuk memberikan efek berita dari mulut ke mulut untuk
mendukung usaha dan tujuan dari suatu pemasaran. Dan luar biasanya para konsumen
yang telah mengonsumsi atau telah memakai produk ataupun jasa tidak mengenal satu
sama lain dan belum pernah bertemu sebelumnya (Gruen et al., 2006). Perkembangan
media elektronik muncul sebagai informasi yang luat dan dapat diandalkan (Shukla,
2011). Media sosial penuh dengan pembuatan atau pembagian pembagian yang
dihasilkan pengguna konten, ulasan, rujukan, dan rekomendasi. E-Wom memiliki
dukungan lengkap untuk informasi produk yang dibagikan dan diposting di teknologi
Web 2.0.

Pengaruh sumber informasi (e-WOM) pada niat beli telah meningkat secara
signifikan. E-Wom yang telah disebarluaskan oleh konsumen di jejaring sosial ataupun di
media sosial memiliki dampak atau efek yang kuat trhadap citra merek dan
mempengaruhi minat beli (Jalilvand & Samiei, 2012). Keptudan pembelian tidak hanya
dipengaruhi oleh kuantitas mullut ke mulut tetapi kualitas yang ditawarkan suatu produk
ke konsumen yang merupakan faktor utama. Pengaruh dari sumber informasi (e-WOM)
pada niat pembelian telah meningkat secara signifikan (López & Sisilia, 2014). E-WOM
di internet yang memiliki review produk memiliki pengaruh yang luas tidak hanya pada
sikap konsumen terhadap citra merek tetapi juga berdampak pada pembelian konsumen
niat (Kudeshia & Kumar, 2017).

E-WOM merupakan elemen penting dalam meningkatkan niat beli (Balakrishnan


et al., 2014). (Lee et al., 2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa semakin kuat
persepsi di antara para konsumen akan meningkatkan krredibilitas ulasan di antara calon
lOMoARcPSD|19997594

konsumen. Serta akan meningkatkan kuantitas dari minat beli konsumen. Membaca
ulasan tidak hanya memengaruhi keputusan pembelian online pembeli tetapi juga
frekuensi pembelian mereka (Yaylí & Bayram, 2012).

2.1.6 Citra Merek (Brand Image)

Citra merek dapat didefinisikan sebagai pengamatan di sekitar merek yang


dicerminkan oleh asosiasi merek yang tersimpan dalam ingatan konsumen Keller (1993),
sebagaimana disebutkan dalam Anwar et al., (2011). Ini juga dapat didefinisikan sebagai
sentimen dan pemikiran konsumen tentang merek Keller (1993), dalam Erfan & Kwek
(2013). Dengan demikian, citra merek digambarkan sebagai ringkasan hubungan merek
dalam mentalitas pembelanja yang menghasilkan pengenalan merek dan hubungan merek
di samping keadaan pikiran merek, keunggulan merek, dan merek karakteristik. Selain
itu, menurut Aaker (1996b), sebagaimana disebutkan dalam Hsiang-Ming et al., (2011),
asosiasi ini dapat menunjukkan beberapa aspek merek dalam ingatan konsumen.
Selanjutnya, oleh Kotler (1988), telah menjelaskan citra merek sebagai seperangkat
keyakinan pelanggan terhadap merek. Selain itu, citra merek dianggap sebagai konsep
yang sangat penting dalam hal perilaku konsumen. Karena Dobni dan Zinkhan (1990),
menyatakan dalam Cho (2011), bahwa merek dan pilihan produk sebagian besar
didasarkan pada pada perspektif, perasaan atau sikap konsumen terhadap citra merek

Kategori produk yang biasanya memerlukan evaluasi fisik (seperti) Pakaian,


beberapa, Informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pembelian tidak tersedia
secara online. Akibatnya, citra merek dapat bertindak sebagai pengganti penting untuk
produk yang sebenarnya. informasi atribut yang tidak tersedia secara online. Citra merek
secara positif mempengaruhi niat beli (Aghekyan-Simonian et al., 2012). Citra merek
sangat penting sebagai moderator antara pengaruh interpersonal normatif dan pembelian
barang mewah niat. Davis dkk. (2009). juga menyarankan bahwa kesadaran merek, citra
merek, dan skala ekuitas merek valid dan dapat diandalkan dalam konteks layanan
logistik. Merek citra berpengaruh positif terhadap niat beli (Reza dan Samiei, 2012).

Citra merek bukanlah mediator dari efek keterlibatan/pengetahuan pada


pembelian maksud. Efek langsung dari citra toko dan kualitas layanan pada citra merek
dan niat beli untuk label merek pribadi juga diselidiki. Gambar toko memiliki efek
langsung dan positif
lOMoARcPSD|19997594

pada citra merek dan niat beli. Mereka menunjukkan bahwa kualitas layanan memiliki
efek langsung dan positif pada citra merek, citra merek memiliki efek positif pada
kualitas yang dirasakan (Ranjbarian et al., 2012).

Tabel 1.1 Tabel Definisi

Sumber Definisi
Kotler & Amstrong (2009) digital marketing adalah bentuk pemasaran langsung yang
menghubungkan konsumen dengan penjual secara elektronik
menggunakan teknologi interaktif seperti email, situs web, forum
online dan newsgroup, televisi interaktif, komunikasi seluler, dan
lain-lain.

Wong (2010) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan barang serta
jasa melalui sistem elektronik, seperti radio, televisi dan jaringan
komputer atau internet

Shah et al (2012) Minat beli adalah sebuah tindakan pengambilan keputusan yang
memplejari akasan untuk membeli suatu merek tertentu dengan
konsumen

Morinez dkk. (2007) Minat beli adalah situasi dimana para konsumen cenderung untuk
membeli produk tertentu dengan suatu kondisi tertentu
Ghosh (1990) minat beli adalah alat yang efektif untuk memprediksi proses
pembelian. Niat beli mungkin diubah di bawah pengaruh harga atau
persepsi kualitas dan nilai.

Jara. et al (2014) mendefinisikan social media marketing (SMM) sebagai alat


pemasaran generaSi baru dimana meningkatkan perhatian perhatian
dan partisipasi penggunaan dari social media jaringan.

Kim dan Ko (2012) social media marketing (SMM) merupakan sebuah komunikasi
yang didorong oleh empati atau tindakan untuk konsumen kaum
lOMoARcPSD|19997594

muda dengan upaya juga menargetkan konsumen yang memiliki


umur yang lebih tinggi.
Kotler dan Keller (2016) Electronic word of mouth (eWOM) adalah pemasaran dimana
menggunakan internet untuk memberikan efek berita dari mulut ke
mulut untuk mendukung usaha dan tujuan dari suatu pemasaran.

Keller (1993) Citra merek dapat didefinisikan sebagai pengamatan di sekitar


merek yang dicerminkan oleh asosiasi merek yang tersimpan dalam
ingatan konsumen
Kotler (1988), Citra merek adalah sebuah seperangkat keyakinan pelanggan
terhadap merek.

2. 2 Pengembangan Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Pemasaran Sosial Media (Social Media Marketing) terhadap Minat
Beli Konsumen

Menurut Karamian, H. (2015), social media marketing merupakan alat penting


untuk meningkatkan ekuitas merek. Hal ini ditandai dengan meningkatnya penjualan,
keuntungan dan nilai pasar perusahaan. Berdasarkan Karamian, Santoso (2017)
Memberikan gambaran tentang pemasaran media sosial sebagai bentuk pemasaran yang
digunakan untuk membangkitkan kesadaran langsung ataupun tidak langsung, ingatan
dan perilaku perusahaan, produk, individu, kelompok, dan merek. Social media
marketing menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga customer engagement dan
pertumbuhan bisnis, serta sangat terjangkau, dan merupakan elemen untuk mendapatkan
brand awareness, loyalty, dan sustainable exposure. Menurut penelitian terdahulu oleh
yang dillakukan oleh Bagus Satriyo (2021), menyatakan bahwa kalau social media
marketing mempunyai pengaruh terhadap minat beli bagi perusahan Lazada. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Sasmita & Kurniawan (2020) menunjukkan bahwa social
media marketing berpengaruh terhadap minat beli.

H1 : Social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputsan minat
beli.
lOMoARcPSD|19997594

2.2.2 Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Minat Beli Konsumen.


Electronic Word of Mouth (E-WOM) merupakan sebuah komunkasi dimana
dapat dilalukan dengan berbagai cara seperti memposting opini, memberikan komentar,
memberikan ulasan atau sebuah review produk di sebuah jejaring internet diskusi forum,
situs web, sistem papan buletin elektronik, newsgroup, situs jejaring sosial (Cheung &
Thadani 2010). Menurut Goyette dkk. (2010) E-WOM dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu
intensitas, valensi pendapat, dan isi. Intensitas merupakan banyaknya banyaknya opini
yang diberikan oleh konsumen terhadap suatu produk baik opini negative ataupun opini
positif. Valensi pendapat adalah pendapat konsumen baik positif maupun negatif tentang
produk, layanan, dan merek. Konten adalah sebuah informasi dari suatu produk dan
layanan yang berada di social media ataupun jejaring internet.

Kepercayaan online (trust online) sangat penting dalam hubungan transaksional


yang memiliki elemen resiko yang lebih tinggi , seperti transaksi dengan penjual di
internet (Reichheld & Schefter 2000). McKnight (2002) membagi menjadi tiga dimensi
kepercayaan berdasarkan kepercayaan pada seorang penjual, yaitu kebajikan, integritas
dan kompetensi. Kebajikan adalah sejauh mana mitra bisnis berfokus pada kesejahteraan
konsumen dan untuk saling menguntungkan tanpa menimbulkan kerugian di salah satu
pihak. Integritas adalah keyakinan seseorang bahwa perusahaan membuat kesepakatan
dengan itikad baik tentang kualitas produk dan layanan yang diberikan kepada
pelanggannya. Kompetensi adalah suatu kemampuan perusahaan untuk melayani ayau
menyediakan apa yang konsumen butuhkan.

Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang dampak dari Electronic Word of


Mouth (E-WOM) telah dilakukan. asil penelitian Durmaz & Yukzel (2017) menunjukkan
bahwa E-WOM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli. Dan juga peelitian
yang dilakukan oleh Ahmad Ilham Syaifullah (2021) dalam artikelnya meninjukkan
bahwa Electronic Word of Mouth (E-WOM) memiliki dampak positing tehadap minat
beli konsumen, Oleh karena itu rumusan hipotesis adalah sebagai berikut :

H2 : Electronic Word of Mouth (E-WOM) Memliki dampak positif terhadap minat beli
konsumen
lOMoARcPSD|19997594

2.2.2 Pengaruh Citra Merek (Brand Image ) terhadap Minat Beli Konsumen.
Citra merek merupakan aspek yang sangat penting bagi keputusan minat beli. Ini
mendorong konsumen untuk mengkonsumsi nilai lebih dengan merek tertentu yang
memiliki citra merek yang baik. Ini membantu konsumen membuat keputusan merek
mana yang merupakan pilihan yang lebih baik bagi mereka dan mereka dipaksa untuk
membuat niat pembelian beberapa waktu. Citra merek yang baik membantu menciptakan
hubungan antara produk dan pengguna akhir. Ini adalah cara yang sangat konstruktif
untuk menciptakan kepribadian merek yang lebih baik di pasar untuk tujuan perbaikan.
Penjualan Produk. Atribut produk, kepribadian merek, kegunaan merek, merek dagang.
Semakin tinggi citra merek, semakin tinggi niat beli. Citra Merek menurut Kotler &
Keller (2012) menyampaikan bahwa citra merek merupakan persepsi dan kepercayaan
yang dipegang konsumen yang tercermin atau melekat dalam benak seorang konsumen.
Persepsi ini dapat timbul akibat dari informasi yag telah didapat dan pengalaman yang
telah dirasakan konsumen terhadap merek tersebut. Shimp (2014) mendefiniskan brand
image sabagai suatu bentuk dari asosiasi-asosiasi yang diaktifkan dalam memori ketika
memikirikan suatu brand atau merek tertentu. Menurut Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh E. Larasari (2018) mengungkapkan bahwa brand image memiliki dampak
positif terhadap minat beli pada marketplace Lazada, oleh karena itu rumusan hipotesis
sebagai berikut :

H3 : Brand Image berpengaruh positif terhadap minat beli


lOMoARcPSD|19997594

BAB III

METODOLOGI

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh manajemen pemasaran digital


marketing terhadap minat beli konsumen pada platform Marketplace Lazada di Kota DKI
Jakarta. Dalam rangka mencapai tujuan ini, kita perlu merinci desain penelitian,
operasionalisasi variabel, jenis dan sumber data, serta populasi dan sampel yang akan
diteliti. Selain itu, kita juga akan merancang analisis statistik yang akan digunakan untuk
menjawab hipotesis penelitian.

a. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan dan memahami hubungan sebab-akibat antara manajemen pemasaran digital
marketing dan minat beli konsumen di Lazada di Kota DKI Jakarta.

2. Metode Penelitian: Studi ini akan menggunakan metode survei dengan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data.

3. Unit Analisis: Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen individu yang aktif
berbelanja di Lazada di Kota DKI Jakarta.

4. Unit Observasi: Unit observasi adalah variabel yang akan diukur, yaitu manajemen pemasaran
digital marketing dan minat beli konsumen.

5. Time Horizon: Penelitian ini adalah studi cross-sectional, yang berarti data akan dikumpulkan
pada satu titik waktu tertentu.

b. Tabel Operasional Variabel

Variabel Pengukuran

Manajemen Pemasaran Digital Marketing Skala Likert (1-5)

Minat Beli Konsumen Skala Likert (1-5)

c. Jenis dan Sumber Data Penelitian

 Jenis Data: Data penelitian ini adalah data primer, yang akan dikumpulkan langsung dari
lOMoARcPSD|19997594

responden melalui kuesioner.

 Sumber Data: Sumber data berasal dari konsumen aktif Lazada di Kota DKI Jakarta.

d. Populasi, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

 Populasi: Populasi penelitian ini adalah semua konsumen aktif Lazada di Kota DKI Jakarta.

 Besar Sampel: Penentuan besar sampel akan menggunakan rumus statistik dengan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 5%. Besar sampel akan disesuaikan dengan metode
statistik yang akan digunakan dalam analisis data.

 Teknik Pengambilan Sampel: Sampel akan diambil secara acak (random sampling) dari
populasi konsumen aktif Lazada di Kota DKI Jakarta. Ini dapat dilakukan dengan
mengirimkan kuesioner kepada responden secara online atau melalui survei langsung jika
memungkinkan.

e. Rancangan Analisis Statistik

 Analisis data akan melibatkan penggunaan berbagai teknik statistik, termasuk analisis regresi
untuk mengukur hubungan antara manajemen pemasaran digital marketing dan minat beli
konsumen. Beberapa langkah analisis yang akan dilakukan meliputi:

1. Deskripsi statistik untuk menganalisis karakteristik sampel.

2. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

3. Analisis regresi untuk menguji hipotesis penelitian.

4. Pengujian asumsi analisis regresi (misalnya, asumsi kemerataan varians, normalitas,


dan lainnya).

5. Analisis hasil regresi untuk menginterpretasi signifikansi variabel independen terhadap


variabel dependen.

6. Pembahasan temuan dan implikasinya terhadap praktik manajemen pemasaran digital


marketing di Lazada di Kota DKI Jakarta.

Dengan desain penelitian yang telah diuraikan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh manajemen pemasaran digital
marketing terhadap minat beli konsumen di platform Lazada di Kota DKI Jakarta. Analisis
statistik yang cermat akan membantu menjawab hipotesis penelitian dan memberikan
lOMoARcPSD|19997594

pandangan yang berharga untuk pengembangan strategi pemasaran digital di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Smith, J. (2021). Manajemen Pemasaran Digital: Konsep Dasar dan Aplikasi di


Marketplace. Jurnal Manajemen Pemasaran, 10(2), 45-58.

Wibowo, A. (2020). Strategi Digital Marketing dalam Meningkatkan Minat Beli


Konsumen. Jurnal Bisnis Online, 5(1), 23-36.

Susanto, B., & Sari, D. K. (2019). Pengaruh Manajemen Pemasaran Digital terhadap
Loyalitas Pelanggan di Lazada. Jurnal Manajemen E-Commerce, 8(3), 112-127.

Pranata, S. (2018). Analisis Minat Beli Konsumen pada Marketplace Lazada di Kota DKI
Jakarta. Jurnal Manajemen Bisnis, 7(2), 76-88.

Utama, R. A. (2017). Manajemen Pemasaran Digital dan Dampaknya terhadap Keputusan


Pembelian Konsumen. Jurnal Pemasaran Online, 6(1), 34-47.

Siregar, M. S. (2016). Penggunaan Media Sosial dalam Manajemen Pemasaran Digital


Lazada. Jurnal Komunikasi Digital, 5(3), 56-68.

Santoso, H. (2015). Peran Iklan Digital dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen di
Lazada. Jurnal Periklanan Online, 4(2), 89-102.

Purnomo, D. (2014). Manajemen Pemasaran Digital di Era E-Commerce. Jurnal Bisnis


Elektronik, 3(1), 21-35.

Prayogo, A. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen di


Lazada. Jurnal Ekonomi Digital, 2(2), 67-79.

Hadi, A. B. (2012). Perkembangan E-Commerce dan Pengaruhnya terhadap Minat Beli


Konsumen. Jurnal Pemasaran Online, 1(1), 12-26.

Setiawan, I. (2011). Peran Website Lazada dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen.
Jurnal Teknologi E-Bisnis, 10(3), 112-125.

Nugroho, P. (2010). Manajemen Pemasaran Digital di Era Perdagangan Online. Jurnal


Bisnis Elektronik, 9(2), 54-67.
lOMoARcPSD|19997594

Rahayu, S. (2009). Analisis Strategi Digital Marketing Lazada dalam Menarik Konsumen.
Jurnal Pemasaran Online, 8(1), 33-47.

Widjaja, I. (2008). Pengaruh Media Sosial terhadap Keputusan Pembelian di Lazada.


Jurnal Manajemen E-Commerce, 7(2), 76-89.

Prasetyo, B. (2007). Strategi Pemasaran Digital dalam Persaingan di Marketplace. Jurnal


Manajemen Bisnis, 6(3), 98-110.

Anda mungkin juga menyukai