Anda di halaman 1dari 7

EKONOMI DIGITAL DALAM RANGKA PENINGKATAN

PEREKONOMIAN INDONESIA

Fadhilah

Email: fadhilahbasri@mail.ugm.ac.id

Abstract

Use of the Internet by the world community is increasing, along with the rise of
the digital
economy leaves. Digital economy as a form of modern economy based on technology
used
as a lifestyle by most humans today. Not only lifestyle has changed but the style
is also no
longer human consumption sekonvensional first. Human consumption can be seen from
the
online shopping has been done. E-commerce as online shopping space turned out to be
the
impact on regional growth in Indonesia. Business e-commerce industry is dominated
by
SMEs targeting young people. Based on data from the Communications and Information
Technology that these businesses have contributed USD 12 billion in 2014 and are
predicted
to continue to rise. Although not yet give maximum effect to the national economy
but e-
commerce has been proven to stimulate the economy of regions in Indonesia.

Keywords: internet, digital economy, e-commerce, SMEs, the development of the


region.

Intisari

Penggunaan internet oleh masyarakat dunia semakin meningkat, seiring dengan naik
daunnya ekonomi digital. Ekonomi digital sebagai wujud ekonomi modern berbasis
teknologi dijadikan sebagai sebuah gaya hidup oleh sebagian besar manusia masa
kini. Tidak
hanya gaya hidup saja yang berubah tetapi gaya konsumsi manusia juga tidak lagi
sekonvensional dulu. Konsumsi manusia dapat terlihat dari belanja online yang sudah
banyak
dilakukan. E-commerce sebagai ruang belanja online ternyata berimbas pada
perkembangan
wilayah di Indonesia. Bisnis industri e-commerce didominasi oleh UKM dengan target
masyarakat usia muda. Berdasarkan data dari Kominfo bahwa bisnis ini telah
berkontribusi
sebesar USD 12 miliar pada tahun 2014 dan diprediksikan akan terus meningkat.
Walaupun
belum memberikan pengaruh yang maksimal bagi perekonomian nasional tetapi e-
commerce
terbukti telah mendorong perekonomian wilayah di Indonesia.

Kata kunci: internet, ekonomi digital, e-commerce, UKM, perkembangan wilayah.

Pendahuluan
Internet masa kini bukan lagi menjadi barang mahal bagi sebagian besar penduduk
dunia. Internet, sebagai sesuatu yang dapat dikatakan baru mampu menjadikan dirinya

sebagai sebuah gaya hidup manusia modern. Bahkan, sah-sah saja ketika internet
disebut
sebagai kebutuhan pokok manusia. Hal ini disebabkan karena manusia tidak dapat
dipisahkan
oleh internet dan kehidupan mereka hampir sebagian besar bersinggungan dengan
internet.
Perlu pula diketahui bahwa internet adalah buah dari globalisasi yang mendunia.
Globalisasi
menjadikan manusia menjadi lebih modern karena salah satu dampak globalisasi adalah

melek teknologi.

Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di seluruh dunia diproyeksikan akan


mencapai 3 miliar orang pada tahun 2015. Kemudian, tiga tahun setelahnya, tahun
2018,
diperkirakan akan meningkat menjadi 3,6 miliar manusia di bumi akan mengakses
internet,
setidaknya sekali dalam satu bulan. Tidak hanya berimbas pada negara-negara maju
saja,
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi
juga
ternyata berhasil mengikuti trend baru teknologi digital. Menurut lembaga riset
pasar e-
Marketer, populasi netter Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada tahun 2014
(Yusuf,
2014).

Angka yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses internet setidaknya satu kali
setiap bulan itu mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 di dunia dalam hal
pengguna
internet. Pada tahun 2017, e-Marketer memperkirakan, jumlah netter Indonesia akan
mencapai 112 juta orang atau mengalahkan Jepang pada peringkat ke-5 yang
pertumbuhan
jumlah pengguna internetnya lebih lamban. Indonesia dan India masih memiliki ruang
pertumbuhan jumlah pengguna internet yang besarnya bisa mencapai dua digit setiap
tahun.
Di atas Indonesia, lima besar negara pengguna internet di dunia secara berurutan
untuk saat
ini diduduki oleh Tiongkok, Amerika Serikat, India, Brasil, dan Jepang. (Yusuf,
2014).

Internet dan gadget merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini
dikarenakan
penggunaan gadget juga meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna
internet
di dunia. Gadget sama halnya dengan internet merupakan barang vital yang tidak
terlepas
dari keseharian manusia bahkan tidak terlepas dari tangan manusia. Gadget menjadi
sangat
popular pada kehidupan masa kini oleh karena bentuknya yang sangat simpel dan
nyaman
digenggaman sehingga mudah dibawa kemanapun dan kapanpun. Tidak hanya itu, gadget
juga merupakan media dari sebuah internet karena internet akan mejadi sebuah
komunikasi
ketika berada dan dijalankan oleh gadget. Hal inilah yang kemudian merumuskan
perkembangan antara internet dan gadget yang selaras.
Internet dan gadget diperuntukkan untuk banyak hal oleh manusia. Ketika awal
perkembangan internet pada tahun 1969, internet hanya diperuntukkan untuk hal
kemiliteran.

Kemudian, beberapa tahun selanjutnya internet pun dipergunakan oleh kalangan


akademis
khususnya bagi universitas-universitas dalam pengembangan situs website maupun
dalam
rangka menambah pengetahuan lewat browsing internet. Trend terbaru perkembangan
internet masa kini yaitu komunikasi, sosial media, dan belanja online. Komunikasi
lewat
internet memungkinkan terjalinnya komunikasi antar individu, antara individu dengan

kelompok, maupun kelompok dengan kelompok baik secara tertulis, grafis, audio, dan
atau
video.

Sosial media merupakan salah satu hal baru namun sudah menjadi sebuah gaya hidup
bagi seluruh kalangan usia manusia. Sosial media memungkinkan seseorang untuk
memiliki
sebuah akun yang berisi tentang identitas seseorang yang dapat diakses oleh orang
lain
sehingga orang lain pun saling mengetahui satu sama lain di dunia maya. Dunia yang
tidak
terbatas oleh ruang dan waktu menyebabkan pertemanan di sosial media menjadi tanpa
batas
dan tidak dibatasi oleh apapun termasuk jarak. Sosial media sebagai sebuah
kebutuhan
kemudian menjadi sesuatu yang nyaman bagi manusia karena sifatnya yang sangat
fleksibel
dan mudah digunakan serta juga mampu memudahkan kehidupan manusia. Sosial media
yang menjadi sangat hits dan kekinian saat ini ternyata juga membawa imbas pada
gaya hidup
manusia yang lain yaitu konsumtif sebagaimana Indonesia terkenal sebagai salah satu
negara
yang cukup konsumtif.

Sifat konsumtif manusia masa kini tak lagi sepenuhnya konvensional seperti yang
terjadi di masa lalu. Ketika dulu masyarakat datang ke pasar, menemukan barang yang

diinginkan, berinteraksi dengan penjual, dan melakukan transaksi, maka masyarakat


masa
kini terkadang tak perlu harus meninggalkan tempat dan bertatap mata langsung
dengan
penjual. Gadget merupakan media penghubung antara penjual dan pembeli di tempatnya
masing-masing. Gadget sebagai alat ajaib mampu mempertemukan keinginan konsumen
terhadap sesuatu yang ditawarkan oleh produsen.

Transaksi pasar maya tidak hanya menguntungkan antara penjual dan pembeli namun
juga berimbas pada perekonomian wilayah yang bersangkutan. Perekonomian berbasis
teknologi seperti ini dikenal sebagai ekonomi digital. Ekonomi digital merupakan
sebuah
spesialisasi dari ekonomi regional. Ekonomi digital adalah kaloborasi komplit dari
berbagai
elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Ekonomi ini mencoba membuat
serangkaian proses berlanjut yang dimulai dari pedagang/penyedia jasa menjajakan
barang/jasa mereka di sebuah ruang tertentu di internet, pembeli/konsumen yang
membeli
barang/menggunakan jasa pada ruang tersebut, pembayaran langsung/dengan bank
tertentu,
pengiriman barang langsung/menggunakan jasa pengiriman barang, serta penggunaan
jasa
secara langsung.

Ekonomi digital di Indonesia telah berhasil masuk ke berbagai lapisan masyarakat


dalam segala usia. Membaurnya masyarakat masa kini terhadap ekonomi digital terjadi
oleh

karena kenyamanan yang dirasakan atas ekonomi berbasis teknologi yang sangat
memudahkan perkerjaan manusia. Ada banyak macam aplikasi dan implementasi dari
ekonomi digital di Indonesia diantaranya industri, penyediaan jasa layanan antar
atau
logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar, dan lain-lain. Salah
satu
industri ekonomi digital yang sangat booming adalah e-commerce.

E-commerce atau secara sederhana dikenal sebagai ruang jual beli online menjadi
sangat in di masyarakat karena para calon konsumen tidak perlu melakukan sebuah
pergerakan untuk memperoleh barang yang diinginkan dan dengan duduk di tempat saja
seseorang sudah dapat menikmati barang yang diinginkan. Sedangkan bagi pedagang
bahwa
mereka tidak perlu mencari lokasi tempat berjualan namun dengan sendirinya barang
yang
dijual akan laku. Hal ini menjadi sangat efektif dan efisien secara ruang dan waktu
bagi
manusia masa kini yang sangat sibuk.

Secara umum, terdapat 3 kategori e-commerce yang ada di Indonesia yaitu Online
forums and classifieds, Marketpalce, dan others. Online forums and classifieds:
Kaskus,
OLX Indonesia, Jualo, Lamudi, Rumah123, Rumah, Carmudi, Mobil123, Lazada Indonesia,

Matahari Mall, Bhinneka, Blibli, Zalora Indonesia, Shopee, Berrybenka, Paraplou,


Bobobobo, Tiket, Traveloka, Groupon Indonesia, dan Grivy. Marketplace: Tokopedia,
Bukalapak, Qoo10 Indonesia, Elevenia, Blanja, dan Rakuten Belanja Online. Others:
Indonetwork, Indo Trading (Cosseboom, 2015).

Isi dan Pembahasan

Definisi E-commerce

E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan, atau pertukaran barang, jasa


dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet. Menurut Kalakota dan
Whinston
(1997) istilah e-commerce dapat dilihat dari empat perspektif yang berbeda yaitu
(Turban, E,
& King, D., 2002):

1.
Bila dilihat dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah penyediaan barang,
jasa, informasi atau pembayaran melalui jaringan komputer atau alat elektronik
lainnya.
2.
Bila dilihat dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari
teknologi dengan tujuan mengotomatisasi transaksi bisnis dan langkah-langkah
dalam melaksanakan pekerjaan (workflow).
3.
Bila dilihat dari perspektif pelayanan, e-commerce adalah sebuah alat yang dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan, konsumen, dan manajemen dengan tujuan
4

meminimalisir biaya pelayanan, meningkatkan kualitas pelayanan kepada


konsumen, dan meningkatkan kecepatan pelayanan konsumen.

4.
Bila dilihat dari perspektif online, e-commerce memungkinkan dilaksanakannya
proses jual beli produk dan informasi melalui Internet dan layanan online lainnya.
Sedangkan, menurut Efraim Turban dan David King terdapat 2 perspektif lain yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan e-commerce yaitu:

1.
Bila dilihat dari perspektif kolaborasi, e-commerce adalah fasilitator yang dapat
digunakan untuk memungkinkan terlaksananya proses kolaborasi pada suatu
organisasi baik antar organisasi maupun inter organisasi.
2.
Bila dilihat dari perspektif komunitas, e-commerce merupakan tempat berkumpul
bagi anggota suatu komunitas untuk saling belajar, berinteraksi, bertransaksi, dan
berkolaborasi.
Klasifikasi E-commerce

E-commerce dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek. Berikut ini


klasifikasi e-commerce berdasarkan pada sifat transaksinya yaitu (Turban, E., &
King, D.,
2002):

.
Business-to-Business (B2B)
Proses transaksi e-commerce bertipe B2B melibatkan perusahaan atau organisasi
yang dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual.

.
Business-to-Consumer (B2C)
Pada e-commerce bertipe B2C transaksi terjadi dalam skala kecil sehingga tidak
hanya organisasi tetapi juga individu dapat terlibat pada pelaksanaan transaksi
tersebut. Tipe e-commerce ini biasanya disebut dengan e-tailing.

.
Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C)
Pada e-commerce tipe ini, sebuah perusahaan menyediakan produk atau jasa
kepada sebuah perusahaan lainnya. Perusahaan lain tersebut kemudian
menyediakan produk atau jasa kepada individu yang bertindak sebagai konsumen.

.
Consumer-to-Business (C2B)
Pada e-commerce tipe ini, pihak individu menjual barang atau jasanya melalui
internet atau media elektronik lainnya kepada organisasi atau perusahaan yang
berperan sebagai konsumen.

.
Consumer-to-Consumer (C2C)
Pada e-commerce tipe ini, konsumen menjual produk atau jasa yang dimilikinya
secara langsung kepada konsumen lainnya.

.
Mobile Commerce (M-Commerce)

Mobile commerce merupakan salah sati tipe e-commerce dimana transaksi jual
beli dan aktivitas bisnis yang terjadi dilakukan melalui media jaringan tanpa
kabel.

.
Intrabusiness E-commerce
Aktivitas bisnis yang termasuk kedalam intrabusiness e-commerce diantaranya
proses pertukaran barang, jasa, atau informasi antar unit dan individu yang
terdapat pada suatu organisasi atau perusahaan.

.
Business-to-Employees (B2E)
B2E merupakan subset dari kategori intrabusiness e-commerce dimana
perusahaan menyediakan pelayanan, informasi, atau produk pada individu
pegawainya.

.
Collaborative Commerce

Saat individu atau grup melakukan komunikasi atau berkolaborasi secara online,
maka dapat dikatakan bahwa mereka terlibat dalam collaborative commerce.

.
Non-business E-commerce
Non-business e-commerce merupakan e-commerce yang dilakukan pada
organisasi yang tidak berorientasi untuk mendapatkan keuntungan seperti
institusi akademis, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dsb.

.
E-government
E-government merupakan e-commerce yang dilakukan oleh pemerintah.

Komponen E-commerce

Pada e-commerce terdapat mekanisme-mekanisme tertentu yang unik dan berbeda


dibandingkan dengan mekanisme-mekanisme yang terdapat pada tradisional commerce.
Dalam mekanisme pasar e-commerce, terdapat beberapa komponen yang terlibat, yakni
(Turban, E., & King, D., 2002):


Costumer
Costumer merupakan para pengguna internet yang dapat dijadikan sebagai
target pasar yang potensial untuk diberikan penawaran berupa produk, jasa,
atau informasi oleh penjual.

Penjual
Penjual merupakan pihak yang manawarkan produk, jasa, atau informasi
kepada para customer baik individu maupun organisasi. Proses penjualan
dapat dilakukan secara langsung melalui website yang dimiliki oleh penjual
tersebut atau melalui marketplace.

Anda mungkin juga menyukai