Anda di halaman 1dari 10

BELANJA ONLINE DI DALAM GAYA HIDUP MASYARAKAT

Putu Mitha Gita Artika

1713071027

Pendidikan IPA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Abstrak
Belanja online bukan merupakan hal baru lagi. Khususnya bagi masyarakat urban
perkotaan. Malah kegiatan belanja melalui internet ini sudah menjadi bagian hidup dari
masyarakat saat ini. Membeli barang maupun mencari produk secara online menyebabkan
perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat. Adanya belanja online diharapkan dapat
menghemat waktu saat berbelanja. Belanja online bersifat melengkapi dan bukannya
menggantikan metode belanja secara tradisional (ke toko) karena masyarakat pada umumnya
masih ingin memiliki pengalaman berbelanja secara tradisional dan mungkin akan melakukan
belanja online sebagai peningkatan pengalaman berbelanja.
Kata kunci : Belanja online, gaya hidup, masyarakat.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk akan berdampak meningkatnya kebutuhan. Perkembangan


teknologi dapat di manfaatkan untuk melakukan pertemuan, melakukan proses pembelajaran
jarak jauh, serta melakukan kesenangan (rekreasi) dan berbelanja secara online tanpa harus
melakukan perjalanan ke toko (Graham dan Marvin, 1996 ).

Keputusan seseorang untuk berbelanja secara online secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap perilaku perjalanan seseorang, seperti substitusi (belanja online
menggantikan belanja secara konvensional), modifikasi (mengubah karakteristik perjalanan
belanja), komplementer (melengkapi perjalanan belanja), atau netral (tidak berpengaruh terhadap
perjalanan belanja) (Solomon,1986). Pola belanja online tidak bersifat substitusi dipengaruhi
oleh faktor sosioekonomi. Pola belanja online tidak dipengaruhi oleh kurangnya akses
transportasi ke tradisional tetapi lebih kepada pola atau gaya hidup seseorang. Seseorang yang

1
memiliki keterbatasan waktu atau yang bekerja full time cenderung lebih sering melakukan
belanja online dibandingkan dengan yang tidak bekerja.

Rumusan masalah yang dapat di temukan, yaitu : (1) Bagaimana perkembangan dan
sejarah belanja online?, (2) Apa yang di maksud dengan belanja online?, dan (3) Apa saja
kelebihan dan kelemahan serta faktor-faktor dari belanja online?.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui perkembangan dan sejarah belanja online, untuk
mengetahui pengertian dari belanja online, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi belanja melalui media internet. Objek penelitian adalah penggunaan internet dan
gaya hidup, karena akses internet merupakan syarat untuk melakukan belanja online, serta gaya
hidup makin maju merupakan terciptanya belanja melalui internet yang kini marak di gemari.

Manfaat mempelajari belanja online, yang pertama manfaat bagi penulis untuk
mempelajari apa itu belanja online, yang kedua manfaat bagi pembaca agar mengetahui lebih
mendalam tentang belanja online, dan yamg ketiga manfaat bagi masyarakat untuk mengetahui
betapa pentingnya itu pengertian serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belanja melalui
media internet.

PEMBAHASAN

Pada tahun 60-an, muncul sebuah sistem EDI (Electronic Data Intercharge) yang
memungkinkan perusahaan untuk melakukan transaksi secara elektronik. Pada era 60-an, sistem
transaksi elektronik masih jarang digunakan oleh para pengguna internet. Namun, perusahaan-
perusahaan besar telah menggunakan EDI seperti perusahaan keteta api dan beberapa perusahaan
transportasi lainnya.

Pada era 70-an tepatnya tahun 1979, seorang pengusaha Inggris bernama Michael Aldrich
menemukan sistem belanja online. Ide ini muncul bermula ketika Michael sedang berada di
supermarket dengan istrinya. Michael Aldrich menghubungkan tv domestik dengan real time
komputer untuk melakukan transaksi perbankan melalui saluran telepon domestik. Michael
memiliki keyakinan, bahwa teknologi tv domestik yang dimodifikasi dengan antar muka
komputer dan manusia berbasis menu sederhana adalah sesuatu hal yang baru, berlaku universal,
dan merupakan media komunikasi yang partisipatif.

2
Pada era 80-an, Michael Aldrich memulai pengerjaan di Redifon Computers yang
memungkinkan pemasok, konsumen, pelanggan agen, distributor dan perusahaan jasa terhubung
secara online ke dalam sistem perusahaan sehingga memungkinkan terjadinya transaksi bisnis
elektronik secara real time. Sistem ini juga mendukung pengolahan handprint pra-date internet
dan World Wide Web (www) dan Microsoft MS Dos yang terutama dipasang oleh perusahaan-
perusahaan besar di Inggris.

Pada tahun ini juga, Minitel yang berasal dari Perancis menjadi pelopor pre-WWW secara
online. Selama tahun tersebut, para pengguna Minitel diwajibkan untuk melakukan pembelian
secara online. Di tahun ini juga, B2C yang memiliki singkatan Bussines to Consumer,
diluncurkan pertama kali oleh Tesco. B2C merupakan bisnis online shop pertama di dunia. Pada
mulanya, sistem belanja online ini diberi nama Online Basket yang lalu berganti nama menjadi
Belanja Online Trolley. Pada tahun 1980, belanja online telah sangat luas dipergunakan di
Inggris dan beberapa Negara Eropa seperti Perancis memasarkan Nissan, General Motor dan
Peugeout melalui media online.

Pada tahun 90-an, server pertama World Wide Web dan Browser diciptakan . Server
pertama World Wide Web dan Browser diciptakan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1990 dan
diumumkan serta dapat digunakan oleh public pada tahun 1991. Pada tahun ini juga, National
Science Foundation (NSF) yang membukakan jalan untuk pengguna komersial menjadi
pendorong besar bagi industri e-Commerce. Inovasi pun terus berkembang pada masa 90an. Pada
tahun 1992, toko buku pertama dibuat oleh Charles Stack yang diberi nama Book Stacks
Unlimited yang sekarang berkembang menjadi Book.com. Pada tahun 1994, muncul perbankan
online, pembukaan toko pizza yang menggunakan sistem online.

Pada era 2000-an hingga sekarang, sistem belanja via online terus berkembang di seluruh
dunia bahkan di Indonesia. Hal ini tentunya didukung oleh semakin banyaknya pengguna
internet di Indonesia baik di kota besar maupun daerah. Di Indonesia, terdapat tiga jenis
penjualan melalui internet yang memungkinkan untuk belanja online. Jenis belanja online kedua
adalah situs pasar online, dan jenis belanja online ketiga adalah pasar media sosial untuk
berjualan. Karena perkembangan situs belanja online yang pesat di Indonesia, perilaku
konsumen Indonesia juga sudah mulai berubah dan terbiasa dengan belanja online. Jadi, tren
belanja online diyakini terus meningkat di Indonesia.

3
Internet telah berkembang dalam dua dasa warsa terakhir hingga saat ini, terlebih dengan
semakin banyak sekolah dan instansi pendidikan lainnya yang mewajibkan muridnya untuk
mengenal internet, dan juga banyak situs jejaring sosial dan online shop yang membuat
masyarakat banyak yang menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan (Laohapensang, 2009).
Berkembangnya internet banyak hal baru yang timbul dari berkembangnya internet tersebut,
salah satunya adalah pembelian atau belanja barang ataupun jasa secara online telah menjadi
alternatif cara pembelian barang atau jasa, penjualan secara online berkembang baik dari segi
pelayanan, efektifitas, keamanan, dan juga popularitas (Laohapensang, 2009).

Sejak terjadinya krisis ekonomi pada akhir dasawarsa Sembilan puluhan, terjadi
perubahan tren pemasaran, dari pemasaran konvensional ke pemasaran online, jika sebelumnya
konsumen membeli produk-produk fashion, DVD, CD, dan aksesoris di retail dan mall-mall
yang terkenal pada saat ini konsumen sudah beralih ke transaksi online shopping (Ollie, 2008).
Dengan adanya internet mempermudah aktivitas banyak orang. Salah satunya adalah berbelanja.
Orang tak perlu lagi keluar rumah dan berbelanja di swalayan, supermarket, plaza, butik,
ataupun pasar. Orang cukup duduk di depan komputer atau malah sekarang bisa lewat ponsel,
memilih dan memesan barang yang diinginkan, jual beli barang via internet disebut e-commerce
atau online shopping (Ollie, 2008).

Salah satu cara mempermudah penjualan adalah dengan menerapkan teknologi informasi
pada proses penjualan. Dengan adanya teknologi, maka transaksi jual beli menjadi lebih
berkembang. Munculnya internet dan perkembangan toko online telah melahirkan beberapa studi
yang melihat niat konsumen untuk membeli online. Ada beberapa bukti bahwa konsumen online
tidak hanya berkepentingan dengan nilai dari sebuah teknologi, tetapi juga lebih immersive serta
nilai hedonis (Childers et al., 2001).

Belanja online atau online shop saat ini bukan lagi menjadi sesuatu yang asing bagi
masyarakat Indonesia, baik yang dalam kesehariannya menggunakan internet ataupun tidak.
Adapun definisi belanja online adalah suatu proses pembelian barang atau jasa melalui internet
dimana antara penjual dan pembeli tidak pernah bertemu atau melakukan kontak fisik yang
dimana barang yang diperjualbelikan ditawarkan melalui display dengan gambar yang ada di
suatu website atau toko maya. Belanja melalui media internet sebagai pertukaran atau aktifitas
jual beli yang dilakukan seorang konsumen melalui alat hubung komputer sebagai dasarnya,

4
dimana komputer konsumen terhubung dengan internet dan bisa berinteraksi dengan retailer
atau toko maya yang menjual produk atau jasa melalui jaringan (Haubl dan Trifts, 2000).

Belanja online adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media internet (Rifqi
Nugroho Adi, 2013:18). Belanja online diklasifikasikan sebagai transaksi e-commerce Bussines
to Consumer (B2C). Melalui belanja lewat internet seorang pembeli pembeli bisa melihat
terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak dibelanjakan melalui web yang dipromosikan oleh
penjual. Kegiatan belanja ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan
komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan ke
seluruh dunia melalui media notebook, komputer, ataupun handphone yang tersambung dengan
layanan akses internet.

Hubungan antara intensitas penggunaan internet untuk mencari informasi dan intensitas
penggunaan internet untuk berbelanja telah ditemukan di dalam model pnline pre-purchase
intentions (Shim et al, 2001). Belanja secara online banyak memberikan kebebasan dan kontrol
kepada konsumen karena dapat diakses dan memungkinkan untuk membanding-bandingkan
produk dan harga (Wolfinbarger dan Gilly, 2000).

Konsumen akan memilih cara paling murah dalam melakukan pencarian dan berbelanja
produk serta jasa. Pencarian dan belanja melalui satu saluran, yaitu internet yang dapat dirasakan
lebih murah dari pada mencari dan berbelanja melalui berbagai saluran. Sehingga konsumen
akan memilih satu saluran untuk mengurangi biaya dalam berbelanja dari pada menggunakan
berbagai saluran dalam mendapatkan informasi dan berbelanja produk. Pengalaman empiris di
lapangan juga mendukung bahwa konsumen lebih suka mencari informasi melalui internet ketika
membeli produk secara online (Kim dan Park, 2005).

Pembeli online menyatakan bahwa mereka dapat menguji berbagai pilihan produk
melalui belanja secara online dibandingkan dengan belanja offline (Wolfinbarger dan Gilly,
2000). Konsumen tidak hanya membandingkan atribut produk yang ditawarkan di dalam toko
eceran online atau membandingkan dengan toko retail online yang lain.

Ada beberapa kelebihan mengapa konsumen lebih memilih belanja online, yaitu :

1. Mudah

5
Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, melalui perangkat komputer dimana saja
yang terkoneksi dengan internet, termasuk dari perangkat mobile pribadi karena tinggal
masuk ke web, memilih produk, membaca deskripsi produk, tekan klik jika ingin
membeli, pilih cara pembayaran dan tunggu barang diantar.
2. Murah
Biaya untuk menjual produk di internet lebih murah karena konsumen juga berhak atas
biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pasar offline. Bahkan bila
harga barang di online sama dengan harga di offline itupun masih bisa dihitung lebih
murh karena ada beberapa komponen biaya lain yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan
seperti biaya parkir, bensin, jalan tol dan lain-lain.
3. Praktis
Tidak perlu antri di kasir, mendorong trolley, dan tidak perlu marah-marah dengan
pelayanan SPG yang terkadang lama dan tidak memuaskan. Belanja online bisa
dilakukan dimana saja, kapan saja dengan alamat pengiriman yang boleh ditentukan
sendiri, misalnya ke rumah sendiri, ke kantor, atau ke rumah teman.
4. Efisien
Konsumen tidak perlu menghabiskan waktu mencari produk yang dibutuhkan karena
waktu menjadi lebih efisien. E-commerce yang saat ini hadir menjamur baik dalam skala
rumahan, toko online individu, maupun e-commerce besar.
5. Modern
Solusi berbelanja lewat online adalah gaya hidup manusia modern menyukai
kepercayaan, kepraktisan, efisien, kemudahan, dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komputer. Konsumen seperti ini umumnya adalah kelas menengah dan
atas. Tidak peduli siapapun mereka, entah mereka orang tua, ibu rumah tangga,
karyawan, pelajar atau mahasiswa, atau pengusaha. Mereka adalah orang-orang dengan
pemikiran modern dan percaya, bahwa belanja tidak harus bertatap muka dengan penjual
atau melihat barang secara langsung karena percaya bahwa integritas adalah sesuatu yang
harus dijunjung tinggi.
6. Pribadi
Dunia belanja online sangat menghargai hal-hal yang bersifat pribadi. Mulai dari data
pribadi yang tidak akan di share ke siapapun. Dengan belanja lewat internet konsumen

6
tidak perlu sungkan atau tidak enak hati dilihat orang lain atau ketahuan dalam membeli
produk tersebut. Produk-produk tertentu yang bersifat sangat pribadi misalnya produk
kecantikan, produk kesehatan, CD, DVD, termasuk pula buku yang sangat sukses dijual
secara online.
7. Nyaman
Tidak perlu merasa terganggu dengan situasi keramaian di offline store. Konsumen
bahkan dapat membeli produk dengan jumlah berapapun. Bahkan untuk jumlah sedikit
pun bisa dilayani via online. Untuk kenyamanan konsumen tersedia pula pilihan
pembayaran misalnya dengan COD (Cash On Delivery) atau bayar ditempat, transfer
bank, atau kartu kredit. Bila menginginkan belanja secara kredit adalah pilihan yang
nyaman karena ada beberapa fasilitas misalnya bunga 0%, point reward, dan sebagai.
Tidak perlu membayar mahal di depan karena ada pilihan pembayaran tersebut yang juga
bisa dinikmati lewat belanja online.
8. Fokus
Pada umumnya semua orang akan lapar mata ketika berbelanja atau merasa tidak enak
atau malu atau tidak nyaman ketika hanya membeli sedikit produk dan harus mengantri
panjang di kasir. Karena lapar mata dan dengan alasan efisiensi yang tadinya berniat
untuk membeli sekaligus produk lain sehingga belanjaan menjadi trolley penuh. Sebagai
solusi untuk menhindari itu semua, konsumen bisa melakukan belanja via online.
Konsumen bisa meluruskan niat dan fokus hanya target produk yang akan di beli dan di
butuhkan saat ini saja. Tidak perlu menumpuk stok atau membeli sesuatu yang belum
dibutuhkan sekarang.
9. Tanpa batas
Tidak apapun terutama dalam hal jarak ataupun waktu. Toko online melayani dalam 24
jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun. Konsumen bisa membeli produk di
belahan bumi manapun dan kapapun asalkan harganya cocok sesuai dengan kondisi
keuangan pribadi.

Selain memiliki banyak keunggulan, belanja online juga mempunyai beberapa


kelemahan-kelemahan, yaitu :

7
1. Kualitas barang yang diinginkan kadang-kadang berbeda kualitasnya dengan
yang tercantum di website.
2. Rentan penipuan
Beberapa jenis penipuan yang terjadi dalam kasus pembelian atau berbelanja
secara online adalah sebagai berikut :
a. Phising : Pembajakan lewat situs tipuan, membuat web yang mirip dengan
web lainnya dengan maksud menipu.
b. Produk palsu : Menjual produk palsu yang mungkin didapatkan dari
sumber yang tidak dapat dipercaya dan bahkan produk tersebut tidak dapat
digunakan sama sekali atau produk tersebut tidak memenuhi standar yang
telah ditentukan pemerintah.
c. Produk tidak dikirim : Sering terjadi setelah pembeli mengirimkan dana
pembayarannya namun produk tak pernah diterima pembeli. Penipuan
jenis ini paling sering terjadi pada instant payment seperti metode
pembayaran bank transfer.
3. Rentan rusak atau pecah karena media pengiriman adalah pos.
4. Rentan aksi pembobolan rekening karena pembayaran dilakukan melalui
internet.
5. Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual
cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui email pembeli dan hal
ini cukup mengganggu privacy.

Kekhasan dari proses membeli melalui media internet adalah ketika konsumen yang
berpotensial membutuhkan beberapa barang atau jasa, mereka menggunakan internet dan
mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan.
Perilaku membeli melalui media internet (online shopping) adalah proses membeli produk atau
jasa melalui internet (Liang dan Lai, 2000). Pembelian produk secara online seringkali
melibatkan berbagai tingkat risiko atau ketidakpastian, terutama ketika konsumen perlu
memberikan informasi kartu kredit secara online.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belanja melalui media internet, yaitu
: (Kotler dan Amstrong, 2001 ; Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007).

8
1. Kenyamanan : konsumen tidak bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari parkir dan
berjalan ke toko.
2. Kelengkapan informasi : konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk
mencari informasi, produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan, kemudian
memesan atau mendownload informasi di tempat.
3. Waktu : konsumen dapat memeriksa harga dan memesan barang dagangan selama 24 jam
sehari dari mana saja.
4. Kepercayaan konsumen : efek penyesalan dan kekecewaan pembelian terhadap evaluasi
pemilihan berikutnya, kejadian-kejadian dan tindakan konsumen yang mewakili perilaku
pembeli sebenarnya, keamanan pengirimian barang, kerahasiaan data-data pribadi
termasuk penggunaan kartu kredit.

PENUTUP

Tahun 2000 hingga sekarang, sistem belanja via online terus berkembang di seluruh
dunia bahkan di Indonesia. Hal ini tentunya didukung oleh semakin banyaknya pengguna
internet di Indonesia baik di kota besar maupun daerah. Karena perkembangan internet serta
teknologi, situs belanja online menjadi pesat di Indonesia, perilaku konsumen Indonesia juga
sudah mulai berubah dan terbiasa dengan belanja online. Jadi, tren belanja online diyakini terus
meningkat di Indonesia. Belanja online adalah suatu proses pembelian barang atau jasa melalui
internet dimana antara penjual dan pembeli tidak pernah bertemu atau melakukan kontak fisik
yang dimana barang yang diperjualbelikan ditawarkan melalui display dengan gambar yang ada
di suatu website atau toko maya.

Sebaiknya, saat ingin membeli suatu produk yang berupa barang atau jasa alangkah
baiknya jika mengecek dengan teliti terlebih dahulu apakah online shop yang menjadi tempat
untuk membeli barang nantinya itu terpercaya atau tidak. Agar nanti ketika barang yang sudah
dipesan datang sesuai dengan harapan dan tidak akan menyesal diakhir nanti, jika barang tak
sesuai dengan harapan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. “Perkembangan dan Sejarah Belanja Online”. Dalam


http://www.mybigmall.online/perkembangan-dan-sejarah-belanja-online.html.
Diakses 20 Desember 2017.

Hestanto. 2016. “Teori Online Shop Menurut Beberapa Ahli”. Dalam


http://www.hestanto.web.id/online-shop/ Diakses 20 Desember 2017.

Niken, Yustina, Wirza, Elfira dan Muhammad Zudy Irawan. 2015. Pengaruh Belanja Online
Terhadap Perilaku Perjalanan Belanja. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Suhartini. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motif Belanja Secara Online di
Komunitas Kaskus Semarang. Semarang:Universitas Diponegoro Semarang.

Utomo, Pudji, Lestariningsih, Endang dan Yohanes Suhari. 2012. Kepercayaan Terhadap
Internet serta Pengaruhnya pada Pencarian Informasi dan Keinginan Membeli
Secara Online.

10

Anda mungkin juga menyukai