Anda di halaman 1dari 19

Hukum dan Etika (Netiquette) di

Media Siber atau Media Sosial

Pop-up Dialog

Text

Cancel OK

By: Ocvita Ardhiani

Referensi:
Nasrullah, Rulli. 2016. “Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya,
dan Sosioteknologi”. Simbiosa Rekatama Media: Bandung
Etika (Netiquette) Di Media Sosial

Layaknya interaksi di kehidupan nyata, pengguna internet khususnya


media sosial juga memiliki aturan (hukum) dan etik. Contoh: YouTube.

Etika di internet atau netiquette berasal dari kata “net” (= Jaringan


(network)) atau internet. “Etiquette” (= etika atau tata nilai yang
diterapkan dalam komunikasi dunia siber).

Netiquette = sebuah konvensi atas norma – norma yang secara


filosofi digunakan sebagai panduan bagi aturan atau standar dalam
proses komunikasi di internet atau merupakan etika berinternet
sekaligus perilaku sosial yang berlaku di media online (Thurlow et al.,
dalam Nasrullah. 2016: 82).
Mengapa Perlu Etika 2. Komunikasi yang terjadi di
di Internet? media sosial cenderung lebih
didominasi oleh teks. Teks
1. Latar belakang maupun memerlukan upaya pembentukan
lingkungan pengguna media sosial (encoding) maupun upaya
yang heterogen dan berbeda - beda penafsiran (decoding). Sehingga
muncul ikon emosi (emoticon)
untuk mengurangi
3. Etika berinternet diperlukan kesalahpahaman.
agar setiap pengguna ketika berada
di dunia virtual memahami hak dan
kewajibannya sebagai “warga 4. Media sosial memfasilitasi
negara” dunia virtual (digital pengguna dan institusi bisnis.
citizenship).
Copy – Paste & Hak
Cipta di Media Sosial

Pengambilan konten tanpa hak cipta atau penyebutan


sumber dan konten tersebut dipublikasikan di media
sosial miliknya, disebut copy-paste.

Di Indonesia 2 UU: Regulasi ini mengatur


- UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak tentang barang
Cipta ciptaan, termasuk
- UU RI no. 11 tahun 2008 tentang konten yang dibuat
Informasi & Transaksi Elektronik oleh pengguna &
(ITE). berada di media sosial
copyright copyleft

Pengguna media sosial juga harus Lambang copyleft menunjukkan


memperhatikan adanya simbol – bahwa pengguna membebaskan
simbol. Secara internasional, pengakses untuk memakai
lambang © atau hak cipta ciptaannya, terutama untuk
(copyright) menunjukkan bahwa ciptaan yang khusus, seperti
konten/ semua yang ada di media program computer, karya ilmiah,
sosial & internet merupakan hak lagu, sepanjang ciptaan itu
cipta yang dilindungi. Sehingga, diberikan label atau diberi
pengguna konten harus memiliki keterangan siapa yang
izin atau sepengetahuan dari membuatnya.
pengguna.
Cyber Bullying
(Perundungan Siber)

Perundungan/ Bullying merupakan tindakan negative yang


dilakukan oleh orang lain secara terus menerus atau berulang.
Menyebabkan korban tidak berdaya, terluka secara fisik maupun
mental (Rigby dalam Nasrullah, 2016: 187)
Secara etimologi, bully (Bahasa Indonesia= rundung) bermakna
mengganggu; mengusik terus – menerus; menyusahkan.
Perundungan siber/ cyber-bullying
dijelaskan sebagai tindakan perundungan
yang terjadi & memakai medium siber
(Campbell dalam Nasrullah, 2016: 187)
Cyber Bullying (Perundungan
Siber) lanjutan......

Selain cyber-bullying , Perundungan siber pertama kali


ada istilah lain untuk digunakan Bill Belsey atau Nancy
menggambarkan Willard, menurutnya perundungan
perundungan siber, yaitu: siber adalah kesenjangan, perulangan
- Online social cruelty perilaku, maupun kebiasaan negatif
- Electronic bullying dengan menggunakan teknologi
informasi & komunikasi dengan
maksud menyakiti orang lain.
Menurut Willard, Direktur
Center for Safe and Perundungan tidak hanya
Responsible Internet Use di dilakukan oleh perorangan,
Amerika, mendefinisikan namun bias jadi dilakukan oleh
perundungan siber sebagai institusi, baik resmi atau tidak.
perbuatan fitnah, penghinaan,
diskriminasi, pengungkapan Perundungan di dunia online
informasi/ konten yang bersifat
menjadi mudah dilakukan oleh
privasi dengan maksud
identitas yang disembunyikan
mempermalukan/ komentar
(anonymous) atau realitas diri
yang menghina, menyinggung
palsu
secara vulgar (Willard dalam
Nasrullah, 2016: 188)
Menurut Willard, Direktur
Center for Safe and Perundungan tidak hanya
Responsible Internet Use di dilakukan oleh perorangan,
Amerika, mendefinisikan namun bias jadi dilakukan oleh
perundungan siber sebagai institusi, baik resmi atau tidak.
perbuatan fitnah, penghinaan,
diskriminasi, pengungkapan Perundungan di dunia online
informasi/ konten yang bersifat
menjadi mudah dilakukan oleh
privasi dengan maksud
identitas yang disembunyikan
mempermalukan/ komentar
(anonymous) atau realitas diri
yang menghina, menyinggung
palsu
secara vulgar (Willard dalam
Nasrullah, 2016: 188)
Akses Tidak Sah/ Illegal Access

Adalah memasuki sistem komputer, seperti


penyimpanan rahasia perusahaan/ individu yang
sudah dilengkapi oleh sistem keamanan, tanpa seizin
pemilik/ adanya upaya menggunakan akses
komputer untuk melakukan perbuatan yang
melanggar hukum.

Jenis Kejahatan:
1. Penyadapan tidak sah (intercepting)
2. Penipuan melalui bank (banking fraud)
3. Pencucian uang (money laundring)
4. Penggunaan jaringan milik pihak lain (Phreaking)
Konten Ilegal (illegal content)

Adalah kejahatan dengan memasukkan data atau


infromasi yang tidak benar, tidak etis, melanggar
hukum, dan atau melanggar ketertiban hukum ke
internet

Jenis Kejahatan:
1. Pornografi
2. Pelanggaran Hak Cipta (copyright)
3. Terorisme virtual
4. Perjudian dengan menggunakan sarana media siber
Data Ilegal Sabotase Siber
(illegal data) (cyber sabotage)

Yakni tindakan secara tidak sah


Jenis Kejahatan: menyerang/ menyabotase
1. Pemalsuan Kartu Kredit sehingga menyebabkan
(carding) gangguan, kerusakan, bahkan
2. Penjiplakan situs penghancuran sebuah data.
(typosquating)

Jenis Kejahatan:
1. Perusakan data (defacing/
cracking)
2. Penyebaran virus (worm)
3. Perusakan sistem komputer
(denial of service [dos]
attack)
Beberapa Info Mengenai Tatacara Berinternet
Etika
BerKOMUNIKASI
yang Baik

Anda mungkin juga menyukai