LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung dalam penelitian ini. Teori-teori
yang digunakan antara lain adalah teori desain jaringan (Network Design Theory),
metode yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu metode Transitive Closure,
Kata jaringan atau network sebenarnya memiliki banyak arti tergantung dari
lingkup studi yang dimaksud. Kata network yang dimaksud disini berada dalam lingkup
studi teknologi informasi yang memiliki definisi sebagai kumpulan dua atau lebih
komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi.
Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja, namun juga
bisa melalui kabel serat kaca (fiber optic), gelombang microwave, infrared, bahkan
melalui satelit (Tanenbaum, 2003). Kegunaan dari network itu sendiri banyak dan
beragam tergantung dimana network itu digunakan, mulai dari sebagai instant-
berikut.
8
date
Jaringan membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif
Jaringan adalah suatu link yang menghubungkan antar node. Dalam konsep dasar
dilihat.
diperhatikan
Broadcast
akan mencek apakah data tersebut ditujukan untuk dirinya berdasarkan data
alamat yang ada dalam paket tersebut. Paket data hanya akan diproses oleh
komputer tujuan dan akan dibuang oleh komputer yang bukan tujuan paket
tersebut.
Point-to-point
dahulu. Oleh karena itu, dalam tipe jaringan ini, pemilihan rute yang baik
PAN merupakan jaringan yang ditujukan untuk satu orang saja, contohnya
dalam satu areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti jaringan dalam
Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya
antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan
besar. MAN mencakup area geografis sebuah kota seperti jasa televisi kabel
Jaringan WAN inilah yang dipakai sebagai bagian dari objek penelitian
skripsi ini. WAN merupakan jaringan yang mempunyai luas jangkauan yang
sangat besar biasanya meliputi sebuah negara atau benua. Wide Area
Internetworking (Internet)
yang satu dengan yang lainnya dengan menggunakan mesin yang disebut
tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Saat ini
satelit.
sebagai berikut.
Jaringan Interkoneksi
tersebar termasuk dalam suatu sistem yang umum yang memperhatikan parameter-
parameter efisiensi tertentu berupa waktu dan biaya. Jaringan interkoneksi meupakan
Topologi Jaringan
Biaya komunikasi meliputi besar waktu dan uang untuk mengirimkan pesan
berikut.
Tiap site dalam Fully Connected Network terkoneksi secara langsung dengan
situs lainnya. Link yang ada menjadi banyak dan menyebabkan biaya
instalasi besar. Topologi jenis ini tidak praktis untuk diterapkan dalam sistem
yang besar.
Link yang ada hanya antara beberapa site sehingga biaya instalasi menjadi
lebih rendah. Namun, biaya komunikasi bisa menjadi lebih mahal. Misalkan,
site A ingin mengakses data di site E, maka jalan yang ditempuh menuju site
E harus melalui site B terlebih dahulu karena tidak ada link langsung dari site
site atau kegagalan site di C maka akses ke site F menjadi tidak ada.
13
Tree-structured network.
Biaya instalasi dan komunikasi pada topologi jenis ini biasanya rendah.
Namun, jika terjadi failure link atau failure site maka pengaksesan data
rendah.
Star network.
Biaya komunikasi rendah karena setiap site paling banyak mengakses dua
link ke site lain. Namun, bila terjadi failure site di site pusat maka setiap site
Ring network.
14
Biaya komunikasi tinggi karena jika ingin mengakses sebuah site bisa jadi
harus menempuh banyak link. Misalnya, dari site A menuju site D, link yang
dilewati sebanyak tiga buah. Ketersediaan pada topologi ring network lebih
network.
Kabel pilin, yang dikenal dengan Unshielded Twisted Pair (UTP) dan
Kabel Tembaga
sepuluh kali lebih besar daripada kabel coax. Kabel serat optik dibuat
Kabel Coaxial
Media transmisi berupa kabel ini biasanya digunakan jika sumber data dan
penerima data jaraknya tidak terlalu jauh atau masih di dalam area lokal.
digunakan untuk jarak yang dekat-dekat saja. Untuk jarak yang jauh,
relay berikutnya.
Satelit
karena gelombang mikro tidak boleh terhalang maka untuk jarak yang
orbit dan jaraknya, yaitu satelit LEO (Low Earth Orbit), satelit MEO
posisi satelit adalah sekitar 36.000 km diatas bumi dan posisi satelit
Beberapa dari transmisi wireless ini digunakan untuk sumber data dan
penerima data dengan jarak yang cukup jauh, salah satu contohnya adalah
satelit.
17
Performance (Kinerja)
Salah satu kebutuhan jaringan agar bisa berjalan dengan baik adalah
kinerja/performance dari jaringan tersebut. Semakin tinggi kinerja jaringan dengan cost
secara sekuensial.
mengalami konflik.
jaringan yang ideal adalah jaringan yang mempunyai jalur/lintasan dengan bandwidth
Bandwidth adalah jumlah bits data yang dapat ditransmisikan pada suatu jaringan
dalam suatu periode waktu tertentu (Peterson and Davie, 2003, p40). Penentuan
bandwidth berperan penting dalam menentukan kinerja suatu jaringan karena makin
besar bandwidth yang digunakan makin mahal pula biaya yang dikeluarkan. Di dalam
ruang lingkup digital, bandwidth adalah kemampuan maksimum dari suatu media untuk
menyalurkan informasi/data dalam satuan waktu detik. Satuan yang digunakan adalah
bits per second (bps), atau Bit per second (Bps), yang diartikan “dikirmkan sekian bit
dalam setiap detiknya”. Bps berarti jumlah informasi yang terkirimkan dari suatu titik ke
titik lainnya. Satuan lain yang digunakan adalah characters per second (cps), Kilobytes
per second (Kbps), Megabytes per second (Mbps), Gigabytes per second (Gbps), dan
seterusnya. Transmisi data dengan ukuran 1000 bps tidak dapat dikatakan lebih cepat
dari transmisi data dengan ukuran 200 bps, tetapi dapat dikatakan bahwa lebih banyak
data yang dapat dikirimkan pada satu unit waktu tertentu (detik/second). Misalkan, suatu
jaringan yang mempunyai bandwidth 10 Mbps berarti dapat mengirimkan 10 juta bits
data dalam setiap detik. Dalam suatu jaringan yang mempunyai 10 Mbps bandwidth,
berikut.
Tipe ini merupakan kanal transmisi yang hanya dapat membawa informasi
data dalam bentuk satu arah saja, tidak bisa bolak balik. Siaran radio atau
televisi merupakan contoh dari transmisi ini, yaitu sinyal yang dikirimkan
dapat mengalir dalam dua arah yang bergantian (satu arah dalam suatu saat
tertentu), yaitu bila satu mengirimkan, yang lain sebagai penerima dan
maka dapat mengirim dan menerima data. Walkie talkie merupakan contoh
dapat mengalir dalam dua arah secara serentak (dapat mengirim dan
merupakan contoh dari transmisi dua arah serentak, yaitu dapat berbicara
Latency atau delay adalah lama waktu yang diperlukan untuk mengirimkan
message dari satu ujung (end) ke ujung lainnya di dalam suatu jaringan (Peterson and
Davie, 2003, p41). Latency mempunyai satuan ukuran berupa satuan waktu. Misalkan,
sampai ke ujung (end) Amerika Utara ke benua lainnya. Ada banyak situasi untuk
mengetahui berapa lama mengirim suatu message dari satu ujung (end) jaringan ke
ujung lainnya dan sebaliknya, daripada waktu tunda satu arah (one way latency). Bentuk
pengukuran latency yang lain itu adalah Round-Trip Time (RTT). Round-Trip Time
adalah waktu yg diperlukan suatu message utk mencapai tujuannya dan kembali ke
pengirim/bolak balik (two ways). Latency tidak hanya tergantung pada topologi saja, tapi
juga pada proses routing, flow control, dan juga desain dari routernya.
Menentukan besar jarak antara satu node/site ke semua site lainnya berdasarkan
keterangan koordinat site yang nantinya akan dijadikan acuan bagi penentuan
jaringan utuh adalah jumlah dari semua waktu tunda dari setiap jalur/edge/path yang
(link) individu berkontribusi langsung dengan waktu tunda dari satu ujung ke ujung
D = (h-1)ds + ∑hdi
(2.1)
Keterangan:
D = waktu tunda dari node asal ke node tujuan di dalam satu jaringan
Rumus waktu tunda jaringan ini dipengaruhi oleh faktor geografis dan topologi
dari jaringan tersebut. Unsur geografisnya terletak pada waktu tunda (latency)
berdasarkan kecepatan cahaya (di). Unsur topologinya dapat terlihat dari banyaknya
hops dan switching delay (ds) jaringan tersebut. Waktu tunda jaringan bergantung pada
besar jarak antara node sumber dengan node yang ingin dicapai atau lebih dikenal
dengan nama diameter dan juga bergantung pada Round-Trip Time (RTT) dari suatu
node/site asal menuju node tujuan. RTT adalah latency (di) yang sudah dihitung dengan
kecepatan cahaya, sehingga besar di pada rumus sama dengan besar RTT pada tabel.
22
(Sterbenz.org, 2006), yaitu banyaknya loncatan-loncatan (hops) dari semua waktu tunda
di semua path jaringan diatur oleh diameter dari jaringan tersebut. Maka untuk
menentukan besarnya RTT, diperlukan data jarak antara site/node asal menuju site/node
tujuan karena data jarak menunjukkan besarnya diameter jika dilihat melalui tabel.
sangat kecil. Suatu topologi jaringan harus dapat mempertahankan agar diameter tetap
kecil. Sedangkan hops menunjukkan berapa banyak loncatan antara node asal dengan
Berikut tabel petunjuk hubungan antara besar Diameter (DIA) dan RTT (Round-
Trip Time) yang akan menjadi pedoman dalam mencari besar waktu tunda antar site (D).
hirarki dan pengelompokan untuk mengatur skala jaringan (network scale) dan
ini merupakan teknik suatu teknik yang penting untuk mengontrol latency (waktu tunda)
berbeda dan juga untuk mengontrol diameter jaringan beserta waktu tundanya (latency).
berdasarkan kepadatan lalu lintas (traffic) data lokal dari satu ke yang
lainnya.
Graph merupakan struktur data yang paling umum. Jika struktur linear
Definisi Graph (Munir, 2007, p356) adalah G = (V,E) dalam hal ini adalah suatu
{v1,v2,v3,...,vn} dan himpunan sisi atau edge E = {e1,e2,e3,...} yang digambarkan sebagai
kategori.
25
Graph sederhana (Simple Graph), adalah sebuah graph yang tidak memiliki
Graph ganda (Multigraph), adalah graph yang memiliki bisa lebih dari satu
(baik satu atau lebih) dan lebih dari satu buah edge (graph ganda) di antara
sepasang vertex. Graph semu lebih umum daripada graph ganda, karena
Graph tak berarah (Undirected Graph), adalah suatu graph yang memiliki
edge/sisi yang tidak mempunyai orientasi arah. Urutan pasangan vertex yang
Null Graph, adalah sebuah graph yang tidak memiliki edge atau himpunan
Berikut beberapa terminologi dasar dari sebuah graph (Munir, 2007, p364).
Bertetangga (Adjacent)
Bersisian (Incident)
Untuk sembarang edge e = (u, v), edge e dikatakan bersisian dengan vertex u
dan vertex v.
Derajat (Degree)
Derajat suatu vertex adalah jumlah edge yang bersisian dengan edge
dinyatakan dengan din(v) dan dout(v), yang dalam hal ini din(v) adalah derajat
27
masuk, yaitu jumlah busur yang masuk ke vertex v dan dout(v) adalah derajat
Lintasan (Path)
Sirkuit (Circuit)
Lintasan yang berawal dan berakhir di tempat (vertex) yang sama disebut
sirkuit.
Weighted graph adalah graph yang setiap edge-nya diberi sebuah harga
(bobot). Bobot pada tiap edge dapat berbeda-beda tergantung pada masalah
yang dimodelkan. Bobot dapat menyatakan jarak antara dua buah kota, biaya
perjalanan antara dua kota, waktu tempuh pesan (message) dari sebuah
komputer).
Bila graph akan diproses dengan program komputer, maka graph harus
graph, tapi di sini hanya diberikan dua macam representasi yang sering digunakan, yaitu
(V,E) adalah graph dengan n vertex dan m buah edge. Matriks incidence G adalah
menunjukkan label edge-nya. Bila matriks tersebut dinamakan A = [aij], maka aij = 1 jika
vertex i bersisian/incidence dengan edge j, sebaliknya aij = 0 jika vertex i tidak bersisian
dengan edge j. Matriks bersisian dapat digunakan untuk merepresentasikan graph yang
maka akan didapat suatu bentuk matriks incidence seperti yang terdapat pada Gambar
2.15.
29
v1 v2 v3 v4 v5 v6
v1 0 1010 0
v2 1 0011 1
A = [aij] = v3 0 0010 0
v4 1 1101 0
v5 0 1010 0
v6 0 1000 0
Matriks incidence seperti yang terdapat pada Gambar 2.15 tersebut dapat
memudahkan penghitungan derajat dari setiap vertex. Vertex berderajat n berarti pada
vertex tersebut terdapat n buah edge yang menghubungkannya dengan vertex yang lain.
Pada matriks incidence tersebut apabila bernilai 1 maka vertex ke-i berhubungan dengan
edge ke-j.
adjacency adalah matriks yang menyatakan ada tidaknya edge yang menghubungkan
antara vertex yang satu (vertex asal) dengan vertex yang lain (vertex tujuan). Misalkan G
dwimatra berukuran n x n. Bila matriks tersebut dinamakan A = [aij], maka aij = 1 jika
vertex i dan j bertetangga, sebaliknya aij = 0 jika vertex i dan j tidak bertetangga. Dengan
kata lain, yaitu apabila terdapat edge yang menghubungkan antara vertex asal dan vertex
tujuan maka matriks tersebut akan diisi nilai 1 dan sebaliknya apabila tidak terdapat
edge yang menghubungkan vertex asal dan vertex tujuan maka matriks akan diisi nilai 0.
Dalam sebuah directed graph atau graph yang memiliki arah, baris pada matriks
30
adjacency dinyatakan sebagai vertex asal dan kolomnya dinyatakan sebagai vertex
tujuan.
Apabila graph berarah seperti yang terdapat pada Gambar 2.16 direpresentasikan
dalam matriks adjacency maka matriks yang terbentuk adalah seperti yang terlihat pada
Gambar 2.17.
2.17 dapat diketahui vertex mana saja yang berhubungan dengan vertex asal. Selain itu
kondisi apakah ada edge yang menghubungkan atau tidak (1 atau 0), tetapi juga dapat
menyimpan berapa panjang/weight edge dari vertex asal ke vertex tujuan atau
persoalan optimasi. Graph yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah
graph berbobot (weighted graph), yaitu graph yang setiap sisi/edge-nya diberikan suatu
nilai/bobot. Bobot pada edge/sisi graph dapat menyatakan jarak antar kota, waktu
sini adalah bahwa semua bobot bernilai positif. Kata “terpendek” jangan selalu diartikan
secara fisik sebagai panjang minimum, sebab kata “terpendek” berbeda-beda maknanya
tergantung pada tipikal persoalan yang akan diselesaikan. Namun, secara umum
shortest path).
Lintasan terpendek antara semua pasangan vertex (all pairs shortest path).
Lintasan terpendek dari vertex tertentu ke semua vertex yang lain (single-
Lintasan terpendek antara dua buah vertex yang melalui beberapa vertex
Dalam skripsi ini permasalahan yang dihadapi akan dicoba diselesaikan dengan
jaringan WAN pada area West Java sampai dengan West Papua adalah bagaimana agar
lintasan lalu lintas data yang sudah ada sekarang ini menjadi lebih optimal baik dari segi
maupun menerima paket data. Metode ini memenuhi syarat sebagai salah satu solusi
pemecahan masalah karena inti dari metode ini adalah mencari tahu apakah terdapat
lintasan (path) antar semua pasangan vertex-vertex. Karena metode ini merupakan
bagian dari all pairs shortest path maka secara otomatis metode ini juga akan mencari
Berikut akan dijelaskan diuraikan konsep dari metode transitive closure pada
unweighted digraph (digraph tanpa bobot) dan juga pada weighted digraph, di mana
mewakili site dan lintasannya. Arah-arah lintasan diwakili oleh arah-arah yang terdapat
pada edge-edge yang ada. Kenudian digunakan matriks adjacency sebagai representasi
x2
x1 x4
x3
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, G adalah sebuah graph berarah (directed
graph). Lalu disusun sebuah matriks B dimana baris dan kolom dari matriks
melambangkan vertex-vertex pada graph secara berurutan. Nilai awal di baris ke-i dan
kolom ke-j pada matriks B, yang dilambangkan dengan bij, bernilai 1 jika mempunyai
sebuah edge (edge berarah) dari vertex ke-i menuju vertex ke-j dan bernilai 0 jika
sebaliknya. Matriks B disebut matriks adjacency dari graph G. G sebagai directed graph
terlihat pada Gambar 2.18 dan matriks adjacency dari G terlihat pada Gambar 2.19.
Graph tersebut mempunyai 4 vertex (x1, x2, x3 dan x4) dan 5 edge berarah yang
x1 x 2 x3 x4
x1 0 1 1 1
x2 0 0 0 0
x3 0 0 0 1
x4 0 0 1 0
Pada sebagian besar kasus seperti ini, label pada vertex tidak begitu penting.
Misalkan matriks ditulis tanpa menggunakan label, maka representasi matriks pada
0 1 1 1
0 0 0 0
B
0 0 0 1
0 0 1 0
berikut ini.
B2 B B
b112 b12n
bn21 bnn2
n
Di mana b ij2 sup{min(bik , bkj )}.
k 1
Bus Bu Bs
untuk u , s {1,, n 2}, dan 2 u s n 1.
(2.2)
sudah terlihat pada Gambar 2.20. B2 dapat dihitung dan memperoleh hasil dengan cara
mengoperasikan matriks B dengan matriks B itu sendiri, seperti yang ditunjukkan oleh
B2 B B
0 1 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 1 0
0 0 1 1
0 0 0 0
0 0 1 0
0 0 0 1
Contoh perhitungan untuk mencari nilai dari matriks B derajat 2 pada baris 1
kolom 3:
b132 sup{min( b11 , b13 ), min( b12 , b 23 ), min( b13 , b33 ), min( b14 , b 43 )}
sup{min( 0,1), min(1,0), min(1,0), min(1,1)}
sup{0,0,0, 1}
1
Perhatikan nilai b132 adalah 1 karena b14 dan b43 sama-sama bernilai 1, yang
berarti bahwa ada sebuah edge yang menghubungkan vertex x1 ke vertex x4 dan dari
vertex x4 ke vertex x3. Selanjutnya, terdapat 2 lintasan dari vertex x1 ke vertex x3. Jelasnya
dapat terlihat bahwa bij2 1 jika dan hanya jika terdapat k sehingga min( bik , bkj ) 1 ,
atau dengan kata lain, terdapat sebuah edge dari vertex xi ke vertex xk dan dari vertex xk
ke vertex xj.
Jadi, b242 = 0 karena tidak ada edge dari vertex x2 ke vertex xk dan dari vertex xk ke
vertex x4 untuk semua k. Dengan kata lain tidak ada 2 lintasan dari vertex x2 ke vertex x4..
36
Dapat disimpulkan bahwa bij2 =1 jika ada dua lintasan dari vertex xi ke vertex xj dan bij2 =0
Suatu lintasan k dari vertex xi ke vertex xj untuk 1 k n dapat dibuktikan jika dan
hanya jika bijk =1. Transitive Closure dari matriks adjacency B dinyatakan sebagai
berikut.
b11T b1Tn
BT
bnT1 bnn
T
n 1
Di mana b Tij sup {b ijk }.
k 1
(2.3)
Adapun, b Tij 1 jika dan hanya jika terdapat paling sedikit satu lintasan dari vertex xi ke
vertex xj. Sebagai contoh, relasi Transitive Closure untuk matriks adjacency B seperti
0 1 1 1
0 0 0 0
BT
0 0 1 1
0 0 1 1
Sebagai contoh untuk mencari nilai baris 3 kolom 3 pada matriks Transitive
Closure, yaitu:
T
b33 sup{b33 , b332 , b33
3
} sup{0,1,0} 1 .
37
Salah satu penerapan metode transitive closure pada weighted digraph adalah
untuk mencari lintasan terpendek dari site yang satu ke site yang lain dimana setiap edge
matriks adjacency untuk mencari ada tidaknya lintasan dari site yang satu ke site yang
lain. Matriks adjacency bernilai derajat satu untuk menyatakan ada tidaknya
penghubung dari site satu ke site lain dengan hanya melewati satu buah lintasan. Matriks
adjacency derajat dua digunakan untuk menyatakan ada tidaknya penghubung dari site
satu ke site lain dengan melewati dua buah lintasan dan seterusnya. Jika banyak vertex
dinyatakan dengan n, maka jumlah total derajat matriks yang harus dicari adalah n-1
Setiap matriks adjacency pada transitive closure murni dapat berisi panjang
lintasan, ongkos pengiriman, besar bandwidth (dalam hal jaringan komputer) dari suatu
site ke site yang lain. Contoh perhitungan pencarian jalur terpendek dengan
menggunakan metode transitive closure murni dimana pada setiap lintasan mempunyai
arah dan bobot (sebagai contoh, bobot adalah panjang jalan dan dinyatakan dalam satuan
Dari graph yang terdapat pada Gambar 2.22 tersebut dapat disusun matriks
adjacency derajat satu. Matriks derajat satu adalah matriks yang menyimpan informasi
apakah terdapat lintasan yang menghubungkan antara site yang satu dengan site yang
lain hanya dengan melewati satu buah lintasan. Apabila terdapat lintasan dari vertex A
ke vertex B maka pada matriks tersebut ditulis bobot lintasan A-B (dalam hal ini adalah
panjang jalan dari site A ke site B). Hal ini seperti yang terdapat pada Gambar 2.22.
Semua panjang jalur yang terdapat pada Gambar 2.22 direpresentasikan dalam bentuk
matriks adjacency derajat satu. Matriks adjacency derajat satu yang dibentuk dari graph
Setelah matriks derajat satu selesai dibuat, dilakukan proses pembuatan matriks
derajat dua. Matriks derajat dua diperoleh dari proses antara matriks derajat satu dengan
matriks derajat satu. Hal ini seperti yang terdapat pada Gambar 2.24
Gambar 2.24 Proses Matriks Derajat Satu dengan Matriks Derajat Satu Lainnya
Sumber: Widharto, 2005, petra.ac.id
39
terdapat pada Gambar 2.25 dan Gambar 2.26. Langkah pertama pada Gambar 2.25
adalah membandingkan baris pertama matriks derajat satu dengan kolom pertama
matriks derajat satu lainnya. Nilai yang akan dihasilkan disimpan pada matriks derajat
Gambar 2.25 Proses I Matriks Derajat Satu dengan Matriks Derajat Satu Lainnya
Sumber: Widharto, 2005, petra.ac.id
Gambar 2.26 Proses II Matriks Derajat Satu dengan Matriks Derajat Satu Lainnya
Sumber: Widharto, 2005, petra.ac.id
Sedangkan hasil dari Gambar 2.26 dimana dilakukan proses antara baris ke satu
matriks derajat satu dengan kolom ke dua matriks derajat satu lainnya disimpan pada
matriks derajat dua pada posisi baris ke satu dan kolom ke dua. Semua isi matriks pada
Gambar 2.24 tersebut diproses seperti yang terdapat pada Gambar 2.25 dan Gambar 2.26
tersebut.
40
yang lain terdapat pada Gambar 2.27.1, 2.27.2, 2.27.3 dan 2.27.4. Pada penghitungan
tersebut, dikatakan ada lintasan dari A ke B, apabila terdapat lintasan dari vertex/node A
ke vertex yang lain dan dari vertex yang lain tersebut ke vertex B. Jadi pada proses
penghitungan tersebut harus terdapat lintasan pada kedua belah pihak (baris ke n dan
Hasil matriks derajat dua yang dibentuk dari operasi antara matriks derajat satu
dengan matriks derajat satu lainnya adalah seperti yang terdapat pada Gambar 2.28.
Matriks yang perlu dibentuk adalah matriks derajat satu hingga matriks derajat ke (n-1),
di mana n adalah jumlah vertex/node/site yang terdapat pada peta. Oleh karena itu
graph yang terdapat pada Gambar 2.22 perlu untuk digenerate mulai dari matriks derajat
satu hingga matriks derajat ke lima. Perhitungan selanjutnya adalah menghitung matriks
derajat tiga, yaitu matriks yang diperoleh dari proses antara matriks derajat dua dengan
matriks derajat satu. Hal ini seperti yang terdapat pada Gambar 2.29
43
Dari proses tersebut akan diperoleh matriks derajat tiga seperti yang terdapat
pada Gambar 2.30 Matriks derajat tiga tersebut diproses lebih lanjut dengan matriks
derajat satu untuk memperoleh matriks derajat empat. Proses ini seperti yang terdapat
pada Gambar 2.31. Hasil dari proses tersebut terdapat pada Gambar 2.32.
Setelah matriks derajat empat selesai dibuat, maka perlu juga disusun matriks
derajat lima. Matriks derajat lima adalah matriks terakhir yang perlu dibuat. Hal ini
sesuai dengan ketentuan bahwa matriks dibuat dari derajat satu hingga derajat ke (n-1)
di mana dalam hal ini adalah matriks derajat satu hingga matriks derajat lima. Proses
matriks derajat empat dengan matriks derajat satu. Proses ini seperti yang terdapat pada
Gambar 2.33. Sedangkan hasil dari matriks derajat lima terdapat pada Gambar 2.34.
Apabila ingin mengetahui lintasan terdekat dari site A ke site D, maka semua
matriks yang ada dari matriks derajat satu hingga derajat lima tersebut dievaluasi untuk
mendapatkan matriks transitive closure dimana merupakan hasil tersingkat dari semua
matriks yang telah dibentuk. Seperti yang terdapat pada Gambar 2.35 pada matriks
derajat satu dan derajat dua, tidak terdapat lintasan dari site A ke site D. Pada matriks
derajat tiga, dapat diketahui bahwa site D dapat dicapai dari site A dengan melalui tiga
buah lintasan dengan jarak total sebesar 20 (dalam km). Pada matriks derajat empat,
terdapat jarak tersingkat dari site A ke site D sebesar 17 km. Sedangkan tidak terdapat
lintasan dari site A ke site D yang melalui lima buah lintasan seperti yang terdapat pada
matriks derajat lima. Dari semua matriks tersebut dapat ditentukan bahwa matriks
transitve closure atau lintasan yang paling singkat adalah melalui 4 buah lintasan
dengan jarak tempuh sepanjang 17 km. Hal ini seperti yang terdapat pada Tabel 2.1. Dari
contoh perhitungan tersebut telah dapat dibuktikan bahwa metode transitive closure
M* = 17
Kesimpulan dari perhitungan diatas adalah jarak minimum dari site A ke site D
ERD merupakan peralatan pembuatan model data yang paling fleksibel dan dapat
pengembangan sistem. ERD ini menggambarkan relasi atau hubungan antar entitas yang
Obligatory: bila semua anggota dari suatu entitas harus berpartisipasi atau
yaitu:
Entity/Entitas
Entity
entitas dapat berupa obyek, tempat, orang, konsep atau aktivitas. Pada teknik
diberi label berupa kata benda. Simbol entitas dapat dilihat pada Gambar
2.36.
48
Atribut
penjelasan dari entitas yang membedakannya dengan entitas yang lain. Selain
itu, atribut juga merupakan sifat-sifat dari sebuah entitas. Sebagai contoh,
Proficiency
IDProficiency
Name
Date
Time
Gambar 2.37 Atribut
Sumber: Widharto, 2005, petra.ac.id
Relasi
Relasi adalah penghubung antara suatu entitas dengan entitas yang lain dan
One-to-One
dengan satu anggota entitas pada kelas yang berbeda. Simbol relasi one-to-
• One-to-Many
Pada bentuk relasi one-to-many, satu anggota entitas bisa memiliki hubungan
dengan beberapa anggota entitas pada kelas yang berbeda. Sama halnya
dengan one-to-one, pada relasi yang satu ini juga terbagi ke dalam dua jenis
• Many-to-Many
hubungan dengan beberapa anggota entitas lainnya. Dalam relasi ini juga
Sebagai contoh, hubungan antara dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Bentuk diagram dari hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.42.
Pada Gambar 2.42 Dosen dan Mata Kuliah merupakan entitas. Sedangkan
Mengajar merupakan relasi antara Dosen dan Mata Kuliah. Dari contoh ini dapat terjadi
• Seorang dosen hanya dapat mengajar satu mata kuliah dan satu mata kuliah
hanya dapat diajar oleh seorang dosen saja. Relasi dengan kondisi seperti ini
• Seorang dosen dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah dan satu mata
kuliah hanya dapat diajar oleh seorang dosen saja. Relasi dengan kondisi
• Seorang dosen hanya dapat mengajar satu mata kuliah dan satu mata kuliah
dapat diajar lebih dari satu orang dosen. Relasi dengan kondisi seperti ini
2.5 Flowchart
proses. Contoh dari flowchart sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.43. Flowchart
menggunakan beberapa simbol untuk menggambarkan operasi atau proses yang akan
Simbol ini digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu proses.
yang digunakan dalam proses atau melakukan persiapan-persiapan sebelum suatu proses
2.6.3 Proses
Simbol proses seperti yang terdapat pada Gambar 2.46. digunakan untuk
menggambarkan keseluruhan sub proses (contoh: “Hitung rata-rata nilai”) dalam sebuah
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan data dimasukkan oleh user atau
yang dikeluarkan dari sebuah proses. Gambar simbol input/output dapat dilihat pada
Gambar 2.47.
53
2.6.5 Decision
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi yang ada. Apabila
kondisi tersebut terpenuhi maka proses akan dilanjutkan pada jalur yang bernilai benar
dan sebaliknya. Bentuk simbol decision dapat dilihat pada Gambar 2.48
Simbol ini mengindikasikan adanya rentetan aktivitas yang spesifik pada sebuah
proses. Proses lebih lanjut yang terjadi pada sub routine ini akan dijelaskan pada