BAB I
JARINGAN KOMPUTER DAN PENGKABELAN
Jaringan komputer merupakan sistem yang terdiri dari gabungan beberapa perangkat
komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi dan akses informasi
dari berbagai tempat, dari komputer yang satu dengan komputer yang lain.
d) INTRANET
Intranet adalah jaringan komputer yang saling berhubungan atau tersambung yang
digunakan oleh suatu sistem organisasi maupun lembaga. Atau Definisi Intranet yang
lain adalah Intranet merupakan suatu jaringan komputer yang berbasis protokol
TCP/IP, layaknya jaringan internet hanya saja penggunaannya yang dibatasi atau lebih
tertutup jadi tidak semua pengguna atau orang dapat secara mudah mengakses jaringan
intranet serta hanya orang atau pengguna tertentu saja yang dapat masuk dan
menggunakan jaringan intranet. Dapat disimpulkan Fungsi Intranet adalah berfungsi
mengkomunikasikan komputer satu dengan yang lain, persis seperti internet tatapi
memiliki layanannya yang terbatas, tak seluas dan seberagam di jaringan internet.
b) Peer-to-Peer
Merupakan jaringan komputer yang setiap host nya dapat menjadi sebuah server atau
menjadi client secara bersamaan.
a) Topologi Bus
Topologi bus pada Gambar 1.1 adalah topologi yang menghubungkan komputer satu
dengan lainnya secara berantai dengan perantara suatu kabel yang umumnya berupa
kabel tunggal jenis koaksial ( coaxial ). Semua node dihubungkan secara seri
menggunakan kabel tersebut. Topologi bus umumnya tidak menggunakan suatu
peralatan aktif untuk menghubungkan komputer. Oleh karena itu, ujung-ujung kabel
koaksial harus ditutup dengan tahanan untuk menghindari pantulan yang dapat
menimbulkan gangguan yang menyebabkan kemacetan jaringan.
Apabila salah satu client rusak atau kabel putus maka jaringan tidak berfungsi.
b) Topologi Ring
Topologi ring pada Gambar 1.2 masing-masing titik/node berfungsi sebagai repeater yang
akan memperkuat sinyal disepanjang sirkulasinya, artinya masing-masing perangkat saling
bekerja sama untuk menerima sinyal dari perangkat sebelumnya kemudian meneruskannya
pada perangkat sesudahnya,
Kelebihan :
1. Tidak menggunakan banyak kabel
2. Tingkat kerumitan pemasangan rendah
3. Installasinya mudah
4. Tidak akan terjadi tabrakan data
Kekurangan :
1. Pengiriman data lamban, karena harus melalui perangkat-perangkat
sebelumnya
2. Sulit untuk dikembangkan.
3. Jika salah satu titik jaringan terganggu maka seluruh komunikasi data
terganggu
c) Topologi Tree
Topologi tree pada gambar 1.3 adalah kombinasi antar topologi star dan topologi bus.
Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi
bus sebagai jalur tulang punggung atau backbone. Komputer-komputer dihubungkan
ke hub/switch, sedangkan hub/switch lain di hubungkan sebagai jalur tulang
punggung.Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan
hirarki yang berbeda. Pada jaringan tree, terdapat beberapa tingkatan simpul atau node.
Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang
lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih
dahulu.
Kelebihan :
1. Deteksi kesalahan mudah dilakukan
2. Perubahan bentuk suatu kelompok mudah dilakukan dan tidak mengganggu
jaringan lain
3. Mudah melakukan control
Kekurangan :
1. Menggunakan banyak kabel
2. Sering terjadi tabrakan data
3. Jika simpul yang lebih tinggi rusak maka simpul yang lebih rendah akan
terganggu juga
4. Cara kerja lambat
d) Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat
terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Sehingga
dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan
perangkat yang dituju (dedicated links).Dengan demikian maksimal banyaknya
koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu
sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan
perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki
sebanyak n-1 Port Input/Output (I/O ports).
2. Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer
A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B,
maka gangguan tersebut tidak akan memengaruhi koneksi komputer A dengan
komputer lainnya.
3. Privacy dan security pada topologi mesh lebih terjamin, karena komunikasi
yang terjadi antara dua komputer tidak akan dapat diakses oleh komputer
lainnya.
4. Memudahkan proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan
koneksi antar komputer.
1. Membutuhkan banyak kabel dan Port I/O. semakin banyak komputer di dalam
topologi mesh maka diperlukan semakin banyak kabel links dan port I/O (lihat
rumus penghitungan kebutuhan kabel dan Port).
2. Hal tersebut sekaligus juga mengindikasikan bahwa topologi jenis ini * Karena
setiap komputer harus terkoneksi secara langsung dengan komputer lainnya
maka instalasi dan konfigurasi menjadi lebih sulit.
3. Banyaknya kabel yang digunakan juga mengisyaratkan perlunya space yang
memungkinkan di dalam ruangan tempat komputer-komputer tersebut berada
e) Topologi Star
Topologi star pada gambar 1.5 dimana setiap komputer langsung dihubungkan
menggunakan Hub/Switch, dimana fungsi dari Hub/Switch ini adalah sebagai pengatur
lalu lintas seluruh komputer yang terhubung. Karena menggunakan proses pengiriman
dan penerimaan informasi secara langsung inilah yang menyebabkan biaya
pemasangannya juga tinggi.
Kelebihan :
A. TCP / IP
TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses
tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet.
Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan
protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak
digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak
(software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah
TCP/IP stack.
TCP/IP mempunyai beberapa layer, layer-layer itu adalah :
1. Application Hypertext Transfer Protocol (HTTP) adalah protokol yang digunakan
untuk mengatur interaksi antara web server dengan web client. HTTP
mendefinisikan isi dari konten dan format yang di request dan di response dalam
pertukaran data antara client dan server. Baik keduanya client dan web server
menerapkan HTTP sebagai bagian dari aplikasi. Protokol HTTP juga bergantung
pada protokol lain untuk mengatur bagaimana sebuah pesan dikirimkan antara
client dan server.
2. Transport Transmission Control Protocol (TCP) adalah transport protocol yang
mengelola komunikasi pribadi antara web server dan web client. TCP akan
membagi pesan HTTP menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, yang disebut
segmen, kemudian mengirimkannya ke client tujuan. TCP juga bertanggung jawab
untuk mengontrol ukuran dan jenis pesan yang dipertukarkan antara server dan
client.
3. IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node
ke node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi IPv4)
alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities menciptakan range angka untuk
organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk
departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang memindahkan data dari
departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
4. Network access protocols mendeskripsikan dua fungsi utama, yaitu data link
management dan transmisi fisik data pada media. Data-link management protocols
mengambil paket dari IP dan memformatnya untuk ditransmisikan melalui media.
Standar dan protokol media fisik mengatur bagaimana sinyal yang dikirim melalui
media dan bagaimana sinyal tersebut dapat diintepretasikan oleh client penerima.
Transceivers pada network interface cards menerapkan standar yang sesuai untuk
media yang sedang digunakan.
b) Layer Presentasi
Bertugas mengurusi format data yang dipahami oleh berbagai macam media
adapun sistemnya seperti pada Gambar 1.8 .
2. Half – Duplex atau komunikasi dua arah seperti yang digunakan pada system
HT dimana sinyal hanya dapat saling mengirim tetapi harus bergantian
penggunaanya pada system ini seperti pada gambar 1.11.
3. Full- Duplex kominikasi dua arah yang dapat bergantian seperti video call pada
penggunaanya seperti pada gambar 1.12.
e) Layer Datalink
Arbitration, pemilihan media fisik
Addressing, pengalaman fisik
ErrorDetection, menentukan apakahdata telah berhasil terkirim.
Identify Data Encapsulation, menentukan pola header pada suatu data.
Contoh Device :
1. Bridge
2. Switch
f) Physical Layer
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media,
seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem. Lapisan physical ini
menentukan spesifikasi koneksi fisik jaringan komputer, antara lain :
1. Tipe kabel
2. Tipe konektor
3. Hubungan pin konektor dengan kabel
4. Tipe interface suatu peralatan jaringan komputer
Contoh Device :
1. HUB
2. Repeater
b) Workstations
Keseluruhan komputer yang terhubung ke file server dalamjaringan disebut
sebagai workstation. Sebuah workstation minimal mempunyai Kartu jaringan, Aplikasi
jaringan (sofware jaringan), kabel untuk menghubungkan ke jaringan, biasanya sebuah
workstation tidak begitu membutuhkan Floppy karena data yang ingin di simpan bisa
dan dapat diletakkan di file server adapun tampilan Workstation seperti pada gambar
1.18.
d) Concentrators/Hubs
Sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap
workstation, server atau perangkat lain. Dalam topologiStar, kabel twisted pair datang
dari sebuah workstation masuk kedalam hub seperti pada gambar 1.20.
e) Repeaters
Penguat Sinyal data pada kabel jaringan. seperti pada gambar 1.21
f) Bridges
Sebuah perangkat yang membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan,
ini digunakan untuk mendapatkan jaringan yang efisien, dimana kadang pertumbuhan
network sangat cepat makanya di perlukan jembatan.
Diibaratkan bahwa Bridges ini seperti polisi lalu lintas yang mengatur di
persimpangan jalan pada saat jam-jam sibuk. Dia mengatur agar informasi di antara
kedua sisi network tetap jalan dengan baik dan teratur. Bridges juga dapat di gunakan
untuk mengkoneksi diantara network yang menggunakan tipe kabel yang berbeda
ataupun topologi yang berbeda pula seperti pada Gambar 1.22.
g) Routers
Sebuah Router mengartikan informarsi dari satu jaringan ke jaringan yang lain,
dia hampir sama dengan Bridge namun agak pintar sedikit, router akan mencari jalur
yang terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan yang berdasarkan atas alamat tujuan
dan alamat asal seperti pada Gambar 1.23.
PROSES CRIMPING
Peralatan
Kabel UTP
Konektor RJ 45
Tang Crimping
Gunting
LAN-Tester
Langkah-langkah
13. Bila ada LED yang tidak menyala berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut
ada masalah
Di atas merupakan tampilan sederhana dari jendela cisco packet tracer, dimana
terdapat title bar, menubar, toolbar, lembar kerja. Berikut merupakan penjelasan dari
menu device seperti pada gambar 1.34:
a. Router
Seperti yang telah kita ketahui, fungsi dari router adalah menghubungkan sebuah
network yang berbeda atau ip class yang berbeda atau subnet atau gang yang
berbeda…karena jika kita menggunakan sebuah hub / switch biasa, maka device atau
computer tidak akan terhubung seperti pada gambar 1.35
b. Switch
Switch akan dipakai untuk menghubungkan banyak computer yang mempunyai port-
port penyambungan seperti pada gambar 1.36.
c. Komputer
Ini adalah peralatan terakhir yang kita gunakan untuk menyambungkan sebuah
jaringan computer. Pada point (a) Komputer, (b) Laptop, (c) Server.
d. Kabel
Gambar 1.38 Connections / Kabel – (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c)
Kabel Crossover
BAB II
PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING
2. IPv6
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) tersusun dari
bilangan heksadesimal dan panjangnya 128-bit, IPv6 dapat mengalamati hingga
2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
IP Address terdiri dari dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, sebagai berikut :
Network Identifier / NetID digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat
jaringan dimana host berada.
Host Identifier / HostID digunakan untuk mengidentifikasikan alamat computer.
Analogi :
Cara perhitungan :
Hasil :
11000000 . 10101000 . 01011010 . 00001111
192 . 168 . 90 . 15
Pembagian kelas IP Address
IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan
kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A
dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperiment. Berikut merupakan
rangkuman dari pembagian masing-masing kelas IP dan spesifikasinya.
a. IP Address Kelas A
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan
panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari
0 -127. Pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung
sekitar 16 juta host. IP Address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah
host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada Tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2 IP kelas A
Okta 1 Okta 2 Okta 3 Okta 4
0 – 127 0 – 255 0 - 255 0 - 255
b. IP Address Kelas B
Dua bit IP Address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128 – 191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah
host ID. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.XXX.XXX sampai
192.155.XXX.XXX, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap
network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
Tabel 2.3 IP kelas B
Okta 1 Okta 2 Okta 3 Okta 4
128 – 191 0 – 255 0 - 255 0 - 255
c. IP Address Kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti
LAN. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk 2 juta network dengan masing – masing network memiliki 256 host.
Tabel 2.4 IP kelas C
Okta 1 Okta 2 Okta 3 Okta 4
192 – 223 0 – 255 0 - 255 0 – 255
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah
subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai
sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di
dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi
Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut: /<jumlah
bit yang digunakan sebagai network identifier>.
Tabel 2.6 Subnet Mask dengan prefix
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask Prefix
(desimal) Lengt
h
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
11111111.11111111.11111111.11110000 (Netmask)
AND
11000000.10101000.00001011.00000000
d. Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk
mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu
network.
4. 2 Cara Untuk Menghitung Subnetting
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Host
Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host
Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang
terbuang.
3. LAN2
Kita tentukan subnetmask yang memiliki host lebih dari 10, dilihat dari
table diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet
255.255.255.240. Berikut daftar IP untuk LAN2
Network ID 192.168.60.32
192.168.60.33
IP Range
192.168.60.46
Broadcast ID 192.168.60.47
Subnet Mask 255.255.255.240
4. LAN3
Karena sama dengan LAN2 kita menggunakan /28 (14 Host). Berikut
daftar IP untuk LAN3
Network ID 192.168.60.48
192.168.60.49
IP Range
192.168.60.62
Broadcast ID 192.168.60.63
Subnet Mask 255.255.255.240
5. LAN1
Kita tentukan subnetmask yang memiliki host lebih dari 3, dilihat dari table
diatas yang terpenuhi adalah /29 (6 Host) dengan subnet 255.255.255.248.
Berikut daftar IP untuk LAN1
Network ID 192.168.60.64
192.168.60.65
IP Range
192.168.60.70
Broadcast ID 192.168.60.71
Subnet Mask 255.255.255.248
BAB III
KONFIGURASI JARINGAN WIRED DAN WIRELESS
LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa
disebut hotspot seperti pada gambar 3.2.
7. Jaringan MAN
Metropolitan Area Network adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan
transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti
kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan
dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini
merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam
satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya
seperti pada gambar 3.3.
5. Jaringan WAN
Wide Area Network merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang
besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara,
atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router
dan saluran komunikasi publik. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan
lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di
lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna komputer di lokasi yang lain
seperti pada gambar 3.4.
6. Access Point
Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari
pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya
adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal
frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau
disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal
frekuensi radio.
Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai
ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya merekomendasikan
belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access Point. Meskipun secara
teorinya perangkat ini biasa menampung banyak, namun akan terjadi kinerja yang
menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point.
Komponen logic dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set
IDentification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus
mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya
transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar dalam komunikasi
wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentifikasi
tertentu untuk proses autentifikasi dari klien ke Access Point. Rawannya segi
keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol
(WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini
berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal Radio Frequency (RF), dan
men-decrypt kembali data dari sinyal RF seperti pada gambar 3.5.
7. Switch
Switch adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghubungkan semua
komputer yang terhubung ke jaringan LAN, yang mampu mengatur lalu lintas data
dalam jaringan dengan baik dan memiliki kecepatan transfer data diatas 100 Mbps
hingga 1 Gbps. Biasanya switch banyak digunakan pada jaringan LAN yang
menggunakan topologi star. Switch beroperasi pada MAC Address bukan pada IP
Address, Switch menyimpan MAC Address yang dihubungkan ke port-portnya yang
digunakan untuk menentukan kemana harus mengirim paket-paketnya.
4.2. IMPLIENTASI
1. Jaringan Wireless LAN
2. DHCP Server
DCHP server merupakan salah satu service server yang digunakan untuk
mengalokasikan IP address ke client dalam satu jaringan. Service ini sangatlah berguna
dalam pendistribusian IP dalam bentuk skala jaringan yang besar. Sekarang kita akan
mencoba membuat DHCP server dengan menggunakan aplikasi Packet Tracer.
Setelah menghubungkan devices dengan kabel, sekarang klik pada server 1x maka
akan terbuka interfaces baru, pilih Config - FastEthernet lalu masukan IP address
server yang sudah ditentukan.
Kemudian pilih tab Service - DHCP lalu isi “Start IP Address” ( IP pertama yang
diberikan kepada client ),beserta subnetnya dan maximum host.
Setelah melakukan configurasi pada server. Sekarang kita akan melakukan config
IP Address di sisi client. Klik client 1x lalu pilih “Desktop”. IP Configuration,
setelah itu pilih DHCP. Tunggu hingga muncul IP Address. Lakukan hal yang sama
untuk client yang lainnya.
4. Mail Server
Mail Server merupakan service untuk menangani proses kirim-mengirim email.
Mail server atau disebut juga sebagai e-mail server, digunakan untuk mengirimkan surat
elektronik melalui media internet. Keberadaan email membuat pekerjaan pengirimian
surat jadi lebih cepat dan efisien. Untuk membuat mail server harus terdapat SMTP dan
POP yang digunakan untuk mengirim dan menerima surat elektronik.
Setelah membuat topologinya klik server kemudian pilih tab EMAIL. Isi nama
domain email beserta nama user yang akan bisa diakses oleh client.
name dan password sesuai dengan user dan password yang sudah terdaftar di mail
server tadi. Lakukan langkah yang sama pada PC client lainnya.
Setelah melakukan configurasi mail di client coba untuk mengirimkan email satu
sama lain dengan menekan tombol compose.
5. WEB Server
Server yang memberi layanan kepada client dengan menerima permintaan dan
juga request berupa halaman website melalui HTTP atau HTTPS dari user atau client, dan
kemudian mengirimkannya kembali dalam bentuk halaman web yang berbentuk dokumen
HTML.
Untuk setting WEB kita hanya perlu merubah pada tab http yang sudah ada pada
setting default server.
Kemudian buka PC client, pilih Dekstop – WEB Browser. Setelah itu isikan URL
dengan IP Server atau domain yang telah dikonfigurasi pada server.
Pilih tab FTP, lalu kalian akan menemukan beberapa kotak dialog. Isikan
username, password dan, hak akses untuk user yang hendak mengakses ftp server
dari sisi client. Hak akses sangatlah penting, tidak sembarang orang boleh
memiliki hak akses penuh karena demi menjaga keamanan data itu sendiri.
BAB IV
ROUTING STATIC
1. Static Routic
Static routing adalah pengkonfigurasian routing table secara manual yang
dilakukan administrator, yang isi dari routing table yang ada mengikuti keinginan dari
pada administrator dan tidak dapat berubah. Jika topologi jaringan yang sudah di
bentuk berubah maka administrator harus mensetting ulang table routing yang telah
diatur sebelumnya.
Keuntungan dari Static Routing :
1. Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an
informasi router membutuhkan broadcasts yang terus menerus.
2. keamanan metwork karena static routing hanya mengandung informasi
yang telah dimasukkan secara manual.
3. Kerja beban router yang lebih ringan dalam penaganan jaringan.
Kerugian dari Static Routing :
1. Tidak ada tolerasi kesalahan
Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi
dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
2. Pengembangan nerwork
Jika suatu network ditambah atau dipindahkan maka static routing
harus diperbaharui oleh administrator.
4.2. IMPLEMENTASI
1. Penambahan port pada router
Matikan router terlebih dahulu dengan cara klik tombol switch on/off seperti
pada gambar 4.2.
Pilih pada jendela kanan 1CFE lihat pada pojok kiri pilih port ethernet seperti
pada gambar 4.3.
Tarik Ethernet ke port yang kosong pada router seperti pada gambar 4.1.
Kampus 1(config-if)#exit
Kampus 1(config)#
BAB V
ROUTING DYNAMIC
Novell. RIP memakai metode distance vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan
menambahkan satu angka metric kepada routng apabila melewati gateway. Satu kali
data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu atau dengan kata
lain naik satu hop. RIP hanya bisa menangani 15 hop.
Metode ini mempunyai spesifikasi
1. Routing Classfull
2. Time converge lambat
3. Tidak support subnetting
2. RIPv2 (Routing Information Protocol Versi 2)
Routing Classless
Support subnetting
3. OSPF(Open Shortest Path First)
OSPF atau Open Shortest Path First merupakan protokol routing yang kompleks dan
memakan resource komputer.Dengan protocol ini, route dapat dibagi menjadi beberapa
jalan.maksudnya untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mencapai melalui
dua atau lebih route secara paralel.
Semua vendor dapat menggunakan protocol ini
Dapat memilih jalur routing yang memiliki nilai cost matrik yang paling kecil.
Dirancang untuk IPv4
Kekurangan
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP
tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali
dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan
tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
2. Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan
Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar
mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit dalam konfigurasinya.
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 4/0
Router(config-if)#ip address 10.15.30.13 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.15.30.17 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
• Router Telkom
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.15.30.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.15.30.25 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Cara Konfigurasi Routing Dynamic pada Router Dikti
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.15.30.0
Router(config-router)#network 10.15.30.4
Router(config-router)#network 10.15.30.8
Router(config-router)#network 10.15.30.12
Router(config-router)#network 10.15.30.16
Router(config-router)#exit