Anda di halaman 1dari 68

BAB II

JARINGAN KOMPUTER

2.1. Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer,


software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Selain itu jaringan komputer bisa juga
diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada
diberbagai lokasi yang terdiri dari dua komputer atau lebih yang saling
berhubungan.

Manfaat yang didapat dalam membangun jarin komputer, yaitu :


1. Sharing resources

Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau


peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada
jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari
pemakai.

2. Media komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar


pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau
informasi yang penting lainnya.

3. Integrasi data

Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada


komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu

7
komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh
sebab inilah maka

dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk


memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.

4. Pengembangan dan pemeliharaan

Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan


menghemat biaya, karena untuk penambahan komponen seperti printer,
maka tidak perlu membeli printer untuk setiap komputer, tetapi cukup
satu buah karena printer itu dapat digunakan secara bersama – sama.
Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk
dan peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap
serangan virus maka pemeliharaan cukup dipusatkan pada harddisk yang
ada pada komputer pusat.

5. Keamanan data

Sistem jaringan komputer dapat memberikan perlindungan


terhadap data, karena pemberian hak akses kepada setiap user. Hal ini
dapat melindungi keamanan data secara efektif.

6. Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini

Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan


mendapatkan hasil yang maksimal dan efisien. Selain itu data atau
informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang
terjadi dapat segera diketahui oleh setiap user.

8
2.2. Jenis–Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer dibagi menjadi tiga jenis, yaitu;

2.2.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) adalah jaringan komputer yang hanya


mencakup wilayah kecil. Jaringan ini umumnya digunakan untuk keperluan
pribadi seperti jaringan pada sebuah rumah ataupun milik suatu kelompok
seperti jaringan komputer pada kampus, sekolah, kantor atau gedung.
Sebagian besar jaringan lokal berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Ethernet
menggunakan perangkat switch. Namun terdapat pula jaringan lokal yang
sudah berbasis teknologi 802.11b (wireless).

2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan


gabungan dari beberapa LAN. Jaringan ini dapat mencakup sebuah kota dan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. Penerapan MAN
biasa digunakan untuk menghubungkan kantor cabang dengan kantor pusat.

2.2.3 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah


geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN
terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan
program-program (aplikasi) pemakai.

2.3. Topologi Jaringan Komputer

9
Topologi adalah sebuah arsitektur jaringan yang dirancang sedemikian
rupa agar dapat menghubungkan komputer-komputer. Pola ini sangat erat
kaitannya dengan metode akses dan media pengiriman yang digunakan.
Topologi jaringan yang ada sangatlah tergantung dengan letak geografis dari
masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi
ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data

2.3.1. Topologi Bus

Topologi Bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada


masa penggunaan kabel Coaxial. Dengan menggunakan T-Connector dan
dengan terminator 50 ohm pada ujung network, maka komputer atau
perangkat jaringan lainnya dapat terhubung satu sama lain.

Dalam penggunaannya, topologi bus memiliki kelebihan dan kelemahan,


yaitu:

Kelebihan:

a) Hemat kabel
b) Layout kabel sederhana
c) Mudah dikembangkan

Kelemahan:

d) Kepadatan lalu lintas


e) Bila salah satu komputer rusak, maka jaringan tidak bisa berfungsi.
f) Diperlukan repeater untuk jarak jauh

10
Gambar 2.3.1 Topologi Bus

2.3.2. Topologi Ring

Topologi ring adalah topologi jaringan dimana setiap node terhubung


dengan dua node lainnya, sehingga membentuk jalur melingkar seperti cincin.
Pada topologi ring, komunikasi data akan terganggu jika salah satu node
mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan
mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam
secara bersamaan.

Kelebihan:

a) Hemat kabel
b) Tidak akan terjadi tabrakan pengiriman data (collision), karena pada
satu waktu hanya satu node yang dapat mengirimkan data

Kelemahan:

a) Pengembangan jaringan lebih kaku


b) Sulit mendeteksi kerusakan

11
c) Diperlukan penanganan dan pengelolaan khusus

Gambar 2.3.2 Topologi Ring

2.3.3. Topologi Star

Topologi star merupakan topologi dengan kontrol yang terpusat,


semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua
simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasiun primer
atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah
hubungan jaringan dimulai oleh Server maka setiap client server sewaktu-
waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu
perintah dari server. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu:

Kelebihan:

Kontrol yang terpusat

a) Kemudahan deteksi dan isolasi kerusakan


b) Kemudahaan pengelolaan jaringan
c) Penambahan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak akan
mengganggu aktivitas jaringan

12
Kelemahan:

a) Banyaknya kabel digunakan


b) Apabila server mengalami kerusakan, maka jaringan akan terhenti.

Gambar 2.3.3 Topologi Star

2.3.4. Topologi Mesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana


setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di
dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat
berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).

Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada


jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n−1)/2. Selain
itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang
ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n−1
Port Input/Output (I/O ports).

13
Kelebihan:

a) Data dapat terkirim lebih cepat, karena langsung terkirimkan pada


komputer tujuan
b) Apabila terjadi gangguan pada salah satu komputer, maka tidak akan
mempengaruhi koneksi komputer lainnya pada jaringan.
c) Proses identifikasi masalah lebih mudah

Kelemahan:

a) Banyaknya kabel yang digunakan.


b) Instalasi dan konfigurasi lebih sulit karena komputer yang satu dengan
yang lain harus terkoneksi secara langsung.

Gambar 2.3.4 Topologi Mesh

14
2.3.5. Topologi Tree

Topologi Pohon adalah kombinasi karakteristik antara topologi star


dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi star yang
dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai backbone. Komputer-komputer
dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain di hubungkan sebagai jalur tulang
punggung atau backbone.

Kelebihan:

a) Memungkinkan untuk memiliki jaringan point to point.


b) Mengatasi keterbatasan titik koneksi HUB pada topologi star.
c) Topologi tree membagi seluruh jaringan menjadi bagian yang lebih
mudah diatur.

Kelemahan:

a) Kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga diperlukan


perencanaan yang matang dalam pengaturannya , termasuk di
dalamnya adalah tata letak ruangan.

Gambar 2.3.5 Topologi Tree

15
2.3.6. Topologi Hybrid

Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan


bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral
dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan
pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin
tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan
komputer .

Kelebihan:

a) konsentrasi saluran besar


b) efisiensi saluran tinggi

Kelemahan:

a) Bila sentral transit mengalami gangguan (break down) maka semua


sentral dibawahnya akan terisolir (tidak dapat saling berhubungan).

Gambar 2.3.6 Topologi Hybrid

16
2.4. Media Jaringan Komputer
2.4.1. Kabel

Kabel merupakan salah satu media jaringan yang berfungsi untuk


mentransmisi data antar komputer. Terdapat 3 jenis kabel jaringan yang
digunakan dalam membangun jaringan, yaitu:

1. Kabel Twister Pair

Kabel Twister pair merupakan salah satu jenis kabel yang dapat
digunakan untuk membangun sebuah jaringan komputer. Kabel ini terdiri dari
4 pasang kabel yang saling terpilin atau melilit dengan warna yang berbeda-
beda. Konektor yang digunakan untuk kabel twisted pair adalah RJ-45
(Register Jack-45). Kabel twisted pair terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
Unshielded Twisted Pair (UTP) dam Shielded Twisted Pair (STP).

Gambar 2.4.1 Kabel STP dan Kabel UTP

17
2. Unshielded Twisted Pair (UTP)

Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah kabel twisted pair yang
tidak dilengkapi dengan pelindung kabel sehingga sangat rentan dengan
interferensi dari luar. Tipe kabel ini semata-mata mengandalkan efek
konselasi yang diproduksi oleh pasangan-pasangan kawat, untuk membatasi
degradasi sinyal. UTP memiliki impedansi 100 Ohm dan berdiameter cukup
kecil sehingga menjadikannya mudah saat membangun jaringan. Panjang
maksimal setiap segmen adalah 100 m, Kabel UTP terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:

a) Kabel lan UTP Cat 1, digunakan untuk komunikasi suara analog,


seperti
b) telepon.
c) Kabel lan UTP Cat 2, digunakan untuk komunikasi suara dan data
dengan kecepatan transfer maksimal 4 Mbps
d) Kabel lan Cat 3, digunakan untuk topologi token ring dengan
kecepatan maksimal 10 Mbps
e) Kabel lan UTP Cat 4, kecepatan maksimal 16 Mbps
f) Kabel lan Cat 5, kecepatan maksimal 100 Mbps
g) Kabel lan UTP Cat 5e, kecepatan maksimal 1 Gbps
h) Kabel lan UTP Cat 6, kecepatan transfer data hingga 10 Gbps dalam
jarak kurang dari 25 m dan 2,5 Gbps dalam jarak 25 - 100 meter.

3. Shielded Twisted Pair (STP)

Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan kabel UTP yang telah
dilengkapi dengan pelindung logam sehingga lebih tahan terhadap interferensi
dari luar.

18
Untuk penggunaan kabel UTP, terdapat dua jenis pemasangan kabel UTP
yang umum digunakan pada jaringan komputer, yaitu Straight Through dan
Cross Over.

a) Kabel Straight

Kabel straight berfungsi untuk menghubungkan 2 perangkat yang


berbeda. Urutan kabel jenis straight berdasarkan pada standar TIA/EIA
368B.

Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :

Menghubungkan antara computer dengan switch

a) Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL


b) Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
c) Menghubungkan switch ke router
d) Menghubungkan hub ke router

Gambar 2.4.2 Kabel Straight

b) Kabel Cross Over

Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda


antara ujung pertama dengan ujung kedua. Kabel cross over digunakan
untuk menghubungkan perangkat-perangkat yang sama. Gambar dibawah
adalah susunan standar kabel cross over.

19
Contoh penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut :

a) Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung.


b) Menghubungkan 2 buah switch.
c) Menghubungkan 2 buah hub.
d) Menghubungkan switch dengan hub.
e) Menghubungkan komputer dengan router.

Gambar 2.4.3 Kabel Cross over

c) Kabel Coaxial

Kabel coaxial adalah kabel yang sering digunakan pada jaringan topologi
bus atau antena televisi dan transmisi telepon jarak jauh. Kabel ini diselubungi
oleh dua lapisan. Lapisan pertama merupakan lapisan yang paling dekat
dengan kawat konduktor tembaga. Sedangkan pada lapisan kedua terdapat
serabut konduktor yang menutup bagian teratas yang melindungi dari
pengaruh elektromagnetik. Pada bagian inti kabel dilapisi dengan plastik
sebagai pelindung akhir untuk menghindari dari goresan kabel. Konektor yang
digunakan adalah BNC (British Naval Connector).

20
Gambar 2.4.5 Kabel thinnet dan kabel thicknet

Kabel coaxial terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Thinnet (RG-58)

Thinnet merupakan jenis kabel coaxial dengan ukuran yang


kecil. Kabel jenis ini cukup fleksibel karena ukurannya yang kecil.
Panjang maksimal yang dapat digunakan adalah 185 meter dengan
impedansi terminator 50 Ohm. Sesuai dengan standar IEEE 802.3
10BASE2, diameter rata-rata berkisar 5 mm dan pada umumnya berwarna
hitam atau warna gelap lainnya.

2. Thicknet (RG-8)

Thicknet memiliki kemampuan yang sama seperti jenis


thinnet, hanya dengan ukuran yang lebih besar. Dengan ukurannya yang
lebih besar, kabel ini dapat menampung data yang lebih besar sehingga
cocok digunakan sebagai backbone jaringan. Tetapi dengan ukurannya
yang besar menyebabkan jenis ini lebih kaku dan kurang fleksibel
sehingga sulit dalam penggunaannya. Sesuai dengan standar IEEE 802.3
10BASE5, kabel ini memiliki diameter rata-rata 12 mm dan pada

21
umumnya berwarna kuning. Panjang maksimal thicknet adalah 500 meter
demgam impedansi terminator 50 Ohm.

3. Fiber Optic

Fiber Optik (Fiber Optic) adalah sebuah kabel terbuat dari


kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya
dari sumber ke tempat tujuan. Cahaya yang terdapat dalam fiber optik
sulit keluar karena indeks bias kaca lebih besar dibandingkan indeks bias
udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi fiber optik
sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai media
komunikasi.

Fiber optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi


serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan. Fiber optik terdiri
dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari
core. Cladding mempunyai indeks bias lebih rendah dari pada core akan
memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi. Efisiensi dari fiber optik ditentukan oleh kemurnian
dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas tersebut maka
akan semakin sedikit cahaya yang diserap oleh fiber optik.

Kabel fiber optik terbagi menjadi ada tiga jenis, yaitu: Single-
mode, mutimode graded-index, dan multimode step-index.

22
Gambar 2.4.6 Kabel Fiber Optic

1. Singlemode

Jenis fiber optik yang memiliki fiber tunggal dengan diamater


antara 8.3 - 10 mikron yang mempunyai transmisi satu mode.
Singlemode dengan garis tengah (diameter) sempit hanya dapat
menyebarkan antara 1310 – 1550 nano meter. Singlemode dapat
mentransmisikan di atas rata-rata dan 50 kali lipat jarak dibandingkan
multimode. Fiber singlemode memiliki core lebih kecil dibandingkan
multimode. Core kecil tersebut dan gelombang cahaya tunggal dapat
mengurangi distorsi yang diakibatkan overlap cahaya, penyediaan
sedikit sinyal atenuasi dan kecepatan transmisi yang tinggi.

Secara garis besar tipe fiber optik ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Diameter core lebih kecil dibandingkan diameter cladding.


b) Digunakan untuk transmisi jarak jauh, bisa mencapi 120 km, band
frekuensi lebar, dan penyusutan transmisi sangat kecil.

2. Grade-index multimode

Berisi sebuah core dimana refraksi indeks mengurangi secara


perlahan -lahan dari poros pusat ke luar cladding. Refraksi indeks
tertinggi pada pusat membuat cahaya bergerak lebih perlahan pada

23
porosnya dibandingkan cahaya yang lebih dekat dengan cladding. Alur
yang dipendekkan dan kecepatan yang tinggi mengijinkan cahaya di
bagian luar untuk sampai ke penerima pada waktu yang sama secara
perlahan tetapi cahaya lurus langsung melalui inti core. Hasilnya sinyal
digital mengalami distorsi yang sedikit.

Ciri-ciri tipe fiber optik jenis ini adalah:

a) Diameter corenya antara 30 mm – 60 mm sedangkan diameter


claddingnya 100 mm – 150 mm
b) Merupakan penggabungan fiber single mode dan fiber multimode
step index
c) Biasanya untuk jarak transmisi 10 – 20 km à pentransmisian
informasi jarak menengah seperti pada LAN

3. Step-index multimode

Berisi sebuah core besar dengan diameter lebih dari 100


mikron. Hasilnya, beberapa cahaya membuat sinyal digital melewati rute
utama (direct route), sedangkan yang lainnya berliku-liku (zig zag)
ketika sinar tersebut memantul cladding. Alternatif jalan kecil ini
menyebabkan pengelompokan cahaya yang berbeda yang dikenal sebagai
sebuah mode, tiba secara terpisah pada sebuah titik penerima. Kebutuhan
untuk meninggalkan jarak antar sinyal untuk mencegah overlap batas
bandwith adalah jumlah informasi yang dapat dikirim ke titik penerima.
Sebagai konsekuensinya, fiber optik tipe ini lebih cocok untuk jarak yang
pendek/singkat.

Ciri-ciri tipe fiber optik jenis ini adalah:

24
a) Ukuran intinya berkisar 50 mm – 125 mm dengan diameter
cladding 125 mm – 500 mm
b) Diameter core yang besar digunakan agar penyambungan kabel
lebih mudah
c) Hanya baik digunakan untuk data atau informasi dengan kecepatan
rendah dan untuk jarak yang relatif dekat.

Konektor adalah sebuah alat mekanik yang menjulang pada


ujung sebuah fiber optik, sumber cahaya, dan penerima sinyal. Hal itu
juga mengijinkan untuk menggabungkan dengan alat yang serupa.
Pemancar (transmitter) mengirimkan informasi secara jelas dari fiber
optik melalui sebuah konektor. Konektor harus menyalakan dan
mengumpulkan cahaya, mudah dipasang maupun dilepaskan dari
peralatan. Konektor juga berfungsi untuk menyambung atau memutuskan
koneksi.

Ada beberapa jenis konektor yang sering digunakan dalam teknologi fiber
optic, antara lain:

a) Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam


komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
b) D4: Konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda
ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-
nya.
c) FC: Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang
sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir
dengan posisi yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke
perangkat, akurasinya tidak akan mudah berubah.

25
d) SC: Digunakan untuk kabel single mode dan bisa dicopot pasang.
Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara
manual akurasinya dengan perangkat.
e) SMA: Konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang
sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring
dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak
berkembang lagi penggunaannya.
f) ST: Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan
konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk multi mode
maupun single mode kabel. Sangat mudah digunakan baik dipasang
maupun dicabut.

Gambar 2.4.7 Konektor kabel fiber optic

2.4.2. Wireless

Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang


dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat
modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel,
serba mudah dan memuaskan dan mengejar efisiensi di segala aspek.

26
Dari itu, teknik telekomunikasi memiliki target untuk masa depan, yaitu
mencapai sistem Future Wireless Personal Communication (FWPC). Sistem
tersebut menawarkan layanan komunikasi dari siapa saja, kapan saja, di mana
saja, melalui satu deretan nomor sambungan yang tetap, dengan delay yang
sekecil-kecilnya, menggunakan suatu unit yang portabel (kecil, dapat
dipindah-pindahkan, murah dan hemat) dan memiliki sistem yang kualitasnya
tinggi dengan kerahasiaan yang terjamin.

Teknologi wireless memiliki fleksibelitas, mendukung


mobilitas, memiliki teknik frequency reuse, selular dan handover,
menawarkan efisiensi dalam waktu (penginstalan) dan biaya
(pemeliharaan dan penginstalan ulang di tempat lain), mengurangi
pemakaian kabel dan penambahan jumlah pengguna dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat.

Dengan semakin bertambahnya pemakaian komputer,


semakin besar kebutuhan akan transfer data dari satu terminal ke terminal
lain yang dipisahkan oleh satuan jarak dan semakin tinggi kebutuhan akan
efisiensi penggunaan alat-alat kantor (seperti printer dan plotter) dan
waktu perolehan data base, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan
suatu jaringan yang menghubungkan terminal-terminal yang ingin
berkomunikasi dengan efisien. Jaringan tersebut dikenal dengan Local
Area Network (LAN) yang biasa memakai kabel atau fiber optik sebagai
media transmisinya. Sesuai perkembangan karakteristik masyarakat
seperti yang telah disebutkan di atas maka LAN menawarkan suatu
alternatif untuk komputer portabel yaitu wireless LAN (WLAN). WLAN
menggunakan frekuensi radio (RF) atau infrared (IR) sebagai media
transmisi.

27
Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan
mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain
seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua
perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak
memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya
tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication
Commission (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical
(ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz
yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara
komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN
dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread
spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan
teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Dengan adanya berbagai merek perangkat keras dan lunak,


maka diperlukan suatu standar, di mana perangkat-perangkat yang
berbeda merek dapat difungsikan pada perangkat merek lain. Standar-
standar WLAN adalah IEEE 802.11, WINForum dan HIPERLAN.

Wireless Information Network Forum (WINForum)


dilahirkan oleh Apple Computer dan bertujuan untuk mencapai pita
Personal Communication Service (PCS) yang tidak terlisensi untuk
aplikasi data dan suara dan mengembangkan spectrum etiquette
(spektrum yang menawarkan peraturan-peraturan yang sangat minim dan
akses yang adil). High Performance Radio Local Area Network
(HIPERLAN) dilahirkan oleh European Telekommunications Standards
Institute (ETSI) yang memfokuskan diri pada pita 5.12-5.30 GHz dan
17.1-17.3 GHz. IEEE 802.11 dilahirkan oleh Institute Electrical and
Electronics Engineer (IEEE) dan berfokus pada pita ISM dan
memanfaatkan teknik spread spectrum (SS) yaitu Direct Sequence (DS)

28
dan Frequency Hopping (FH), standar ini adalah yang paling banyak
dipakai.

2.4.3 Standar Wireless IEEE 802.11

Teknologi wireless menurut standar IEEE 802.11 dibedakan


menjadi 4, yaitu 802.11a, 802.11b, 802.11g dan 802.11n. Yang
membedakan dari keempat standard teknologi tersebut diantaranya adalah
frekuensi yang digunakan dan bandwidth atau maksimum data rate yang
dapat dicapai. Berikut tabel perbedaan dari keempat standar teknologi
wireless LAN tersebut:

Standar Frekuensi Bandwidth


802.11a 5 GHz 54 Mbps
802.11b 2.4 GHz 11 Mbps
802.11g 2.4 GHz 54 Mbps
802.11n 2.4 GHz, 5 GHz 600Mbps
Tabel 2.4.1 Standar IEEE 802.11

2.4.2 Media Transmisi Wireless

1. Infrared (IR)

Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat,


contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control (untuk televisi).
Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional,
tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya
tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim dan
penerima IR menggunakan Light Emitting Diode (LED) dan Photo
Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi

29
karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi
dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR memiliki tiga
macam teknik, yaitu Directed Beam IR (DBIR), Diffused IR (DFIR) dan
Quasi Diffused IR (QDIR).

a) DFIR

Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan


(Gambar diatas (a)). Keunggulannya adalah tidak memerlukan Line Of
Sight (LOS) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabilitas
terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang tinggi, data rate
dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko
interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi.

b) DBIR

Teknik ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah


radiasinya harus diatur. Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah,
data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah
terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS.

c) QDIR

Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul (Gambar


7.17.c), sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR
dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih
jauh dari DBIR).

2. Radio Frequency (RF)

Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh


penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun TV, telepon cordless
dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang terbatas, sehingga

30
harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien.
WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya
jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik handoff, mendukung
mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan
dapat digunakan di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM
(lihat tabel di bawah ini) dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS
atau FH).

a) DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara


langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode Pseudonoise/PN
dengan satuan chip).
b) FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan
frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang
berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN).

Frekuensi
915 MHz 2.4 GHz 5.8 GHz
Spesifikasi

Frekuensi 902-928 MHz 2400-2483.5 MHz 5725-5850 MHz

Bandwidth 25 MHz 83.5 MHz 125 MHz

Jangkauan transmisi Paling jauh 5% < 915 MHz 205 < 915 MHz

Pemakaian Sangat ramai Sepi Sangat Sepi

Delay Besar Sedang Kecil

Sumber Interferensi Banyak Sedang Sedikit

Tabel 2.4.2 Tabel frekuensi

31
2.5. Perangkat Keras Jaringan Komputer

Perangkat keras (hardware) jaringan komputer adalah perangkat yang


secara fisik dapat dilihat dan diraba, yang membentuk suatu kesatuan
sehingga dapat membangun sebuah jaringan komputer. Dalam membangun
sebuah jaringan komputer dibutuhkan beberapa perangkat jaringan yang
berfungsi untuk menghubungkan komputer-komputer dan perangkat-
perangkat peripheral. Perangkat-perangkat jaringan yang dapat digunakan
dalam membangun sebuah jarigan, antara lain:

2.5.1. NIC (Network Interface Card)

NIC (Network Interface Card) merupakan perangkat yang terpasang


pada setiap komputer yang akan terhubung ke suatu jaringan komputer.
Banyak jenis dan merk kartu jaringan yang tersedia di pasar, namun beberapa
hal pokok yang perlu diketahui dari kartu jaringan yaitu type kartu ISA atau
PCI dengan kecepatan 10 atau 10/100 Mbps, harus disesuaikan dengan tipe
Ethernet HUB atau switching yang akan digunakan, jenis protocol dan jenis
kabel yang didukungnya disamping itu juga mengesampingkan kualitas
produk. Komputer jenis terbaru tidak dilengkapi dengan slot ISA bahkan
Network Interface umumnya merupakan Onboard system artinya sudah
tersedia pada mainboard sehingga tidak perlu lagi dipasang Lan Card.

Sesuai dengan besarnya tingkat kebutuhan akan jaringan komputer, sudah


banyak mainboard komputer jenis terbaru dilengkapi kartu jaringan secara on
board. Kwalitasnya bagus namun penulis berpendapat lebih baik

32
menggunakan kartu jaringan yang terpisah. Salah satu keuntungannya adalah
dapat memilih merk tertentu dan mudah diganti apabila terjadi kerusakan.
Register yang dilengkapi dengan tombol-tombol khusus. Satu tombol untuk
satu jenis penjual

Gambar 2.5.1 Network interface card

2.5.2. Kabel Jaringan

Kabel merupakan salah satu media transmisi dalam jaringan. Kabel berfungsi
untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan agar dapat
berkomunikasi. Meskipun sekarang sudah terdapat teknologi nirkabel
(wireless) namun kabel masih sering digunakan karena mudah dalam
pengoperasiannya. Jenis-jenis kabel yang biasa digunakan, yaitu kabel
coaxial, twisted pair dan fiber optik.

2.5.3. HUB

Hub adalah perangkat jaringan yang terdiri dari banyak port untuk
menghubungkan Node atau titik sehingga membentuk jaringan yang saling
terhubung dalam topologi star. Jika jumlah port yang tersedia tidak cukup
untuk menghubungkan semua komputer yang akan dihubungkan ke dalam
satu jaringan dapat digunakan beberapa hub yang dihubungkan secara up-link.

33
Port yang tersedia biasanya sampai 8, 16, 24 atau lebih banyak sesuai
kebutuhan Anda. Untuk kecepatan, Anda dapat menggunakan HUB 10 atau
Switch 10/100. Sebaiknya menggunakan 10/100 karena dapat digunakan
untuk jaringan berkecepatan maksimal 10 atau 100. Hub ada yang mendukung
pemggunaan kabel coax yang menukung topologi BUS dan UTP yang
mendukung topologi STAR.

Gambar 2.5.3 HUB

2.5.4. Bridge

Bridge digunakan untuk menghubungan antar jaringan yang mempunyai


protokol yang sama. Hasil akhirnya adalah jaringan logis tunggal. Bridge juga
dapat digunakan jaringan yang mempunyai media fisik yang berbeda. Contoh
jaringan yang menggunakan fiber obtik dengan jaringan yang menggunakan
coaxial.

34
Bridge mempelajari alamat tujuan lalu lintas yang melewatinya dan
mengarahkan ke tujuan. Juga digunakan untuk membagi jaringan. Jika
jaringan diperlambat dengan adanya lalu lintas yang penuh maka jaringan
dapat dibagi menjadi dua kesatuan yang lebih kecil.

Gambar 2.5.4 Bridge

2.5.5. Switch

Merupakan pengembangan dari konsep Bridge. Ada dua arsitektur dasar yang
digunakan pada switch, yaitu cut-through dan store and forward. Switch cut-
through mempunyai kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket
datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke
segmen tijuannya, sedangkan switch store and forward merupakan
kebalikannya. Switch ini menerima dan memeriksa seluruh isi paket sebelum
meneruskannya ke tujuan dan untuk memeriksa satu paket merlukan waktu,
tetapi proses ini memungkinkan switch mengetahui adanya kerusakan pada
paket data dan mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.

35
Dengan Swith terdapat beberapa kelebihan karena semua segmen jaringan
memiliki bandwidth 10 Mbps penuh. Tidak terbagi seperti share network pada
penggunaan Hub.

Gambar 2.5.5 Switch

2.5.6. Router

Router tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari, namun dapat


menentukan path (alur) data antara dua jaringan yang paling eficien. Router
beroperasi pada lapisan Network (lapisan ketiga OSI.). Router tidak
mempedulikan topologi dan tingkat acces yang digunakan oleh jaringan.
Karena ia beroperasi pada lapisan jaringan. Ia tidak dihalangi oleh media atau
protokol komunikasi. Bridge mengetahui tujuan ahir paket data, Router hanya
mengetahui dimana router berikutnya ditempatkan. Ia dapat digunakan untuk
menghubungkan jaringan yang menggunakan protokol tingkat tinggi yang
sama.

Jika paket data tiba pada router, ia menentukan rute yang terbaik bagi paket
dengan mengadakan pengecekan pada tabel router. Ia hanya melihat hanya
melihat paket yang dikirimkan kepadanya oleh router sebelumnya.

36
Gambar 2.5.6 Router

2.5.7. Repeater

Repeater adalah sebuah komponen yang berfungsi memperkuat sinyal. Sinyal


yang diterima dari satu segmen kabel LAN ke segmen LAN berikutnya akan
dipancarkan kembali dengan kekuatan sinyal asli pada segmen LAN pertama
sehingga dengan adanya repeater ini, jarak antara dua jaringan komputer dapat
diperluas.

Gambar 2.5.7 Repeater

37
2.5.8. Modem

Satu-satunya saat modem tidak diperlukan adalah saat telephone tombol


digunakan sebagai terminal. Semua saluran jaringan komputer lain
memerlukan modem pada tiap ujungnya. Modem dirancang untuk beroperasi
pada kecepatan tertentu biasanya 300, 1200, 2400, 4800 atau 96000 bit per
detik dan seterusnya kecepatan modem menentukan kecepatan transmisi data.

ADSL adalah type modem untuk penggunaan accses internet kecepatan tinggi.
Umumnya modem ADSL merupakan integrasi dari modem, firewall dan
ethernet switch serta router dan mungkin juga dengan transiever. Modem
ADSL bekerja pada frekwensi yang berbeda dengan frekwensi yang
digunakan dalam percakapan telephon sehingga saluran telephon dapat
digunakan untuk percapapan bersamaan dengan penggunaan transmisi data
melelalui modem ADSL.

Gambar 2.5.8 Modem

38
2.6. Protokol Jaringan Komputer

Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan
terjadinya hubungan, komunikasi dan perpindahan data pada jaringan. Protokol
dapat diterapkan pada perangakat keras dan perangkat lunak atau kombinasi dari
keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi
perangkat keras.

Dalam jaringan terdapat beberapa jenis protokol, yaitu:

1. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet
dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam
jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang
protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga
merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut
diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi.
Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack. Pada
TCP/IP terdapat beberapa protokol sub yang menangani masalah komunikasi
antar komputer. TCP/IP mengimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri
atas empat layer, diantaranya adalah :

a) Application Layer
b) Transport Layer
c) Internet Layer
d) Network Access Layer

39
2. UDP ( User Datagram Protokol)

UDP (User Datagram Protocol) adalah salah satu protokol lapisan transport
TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa
koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan
TCP/IP.

a) Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa


harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar
informasi.
b) Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram
tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan
aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap
pesan-pesan yang hilang selama transmisi.
c) UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah
protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam
jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process
Identification dan Destination Process Identification.
d) UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap
keseluruhan pesan UDP.

3. DNS (Domain Name System)

DNS (Domain Name System) adalah distribute database system yang


digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang
mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS
biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser
atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer
ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di

40
implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki
keunggulan seperti:

a) Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk
mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama
Komputer).
b) Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak
berubah.
c) Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik
di Internet maupun di Intranet.
4. PPP (Point-to-Point Protocol)

PPP (Point-to-Point Protocol) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan


yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan
standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada
awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada
protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung
pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan
pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih
cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa
adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak
protokol-protokol jaringan secara simultan.

5. SLIP (Serial Line Internet Protocol)

SLIP (Serial Line Internet Protocol) adalah sebuah protokol yang memungkinkan
pemindahan data IP melalui saluran telepon. Alat bantu lainnya dalam SLIP
adalah PPP yang mendeteksi kesalahan dan konfigurasi. Sistem ini memerlukan
satu komputer server sebagai penampungnya, dan secara perlahan-lahan akan
digantikan oleh standar PPP yang memiliki kecepatan proses lebih tinggi.

41
6. ICMP (Internet Control Message Protocol)

ICMP adalah salah satu protokol inti dari keluarga. ICMP berbeda tujuan
dengan TCP dan UDP dalam hal ICMP tidak digunakan secara langsung oleh
aplikasi jaringan milik pengguna. salah satu pengecualian adalah aplikasi ping
yang mengirim pesan ICMP Echo Request (dan menerima Echo Reply) untuk
menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket
yang dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan. protokol internet. ICMP
utamanya digunakan oleh sistem operasi komputer jaringan untuk mengirim
pesan kesalahan yang menyatakan, sebagai contoh, bahwa komputer tujuan
tidak bisa dijangkau.

7. POP3 (Post Office Protocol)

POP3 adalah kepanjangan dari Post Office Protocol version 3, yakni protokol
yang digunakan untuk mengambil email dari email server. Protokol POP3
dibuat karena desain dari sistem email yang mengharuskan adanya email
server yang menampung email untuk sementara sampai email tersebut diambil
oleh penerima yang berhak. Kehadiran email server ini disebabkan kenyataan
hanya sebagian kecil dari komputer penerima email yang terus-menerus
melakukan koneksi ke jaringan internet.

8. IMAP (Internet Message Access Protocol)

IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah protokol standar untuk


mengakses/mengambil e-mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna
memilih pesan e-mail yang akan ia ambil, membuat folder di server, mencari
pesan e-mail tertentu, bahkan menghapus pesan e-mail yang ada. Kemampuan

42
ini jauh lebih baik daripada POP (Post Office Protocol) yang hanya
memperbolehkan kita mengambil/download semua pesan yang ada tanpa
kecuali.

9. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)

SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) adalah suatu protokol yang umum
digunakan untuk pengiriman surat elektronik atau email di Internet. Protokol ini
gunakan untuk mengirimkan data dari komputer pengirim surat elektronik ke
server surat elektronik penerima.

10. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)

HTTP (Hypertext Transfer Protocol) suatu protokol yang digunakan oleh


WWW (World Wide Web). HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa
diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi
apa saja yang harus dilakukan oleh web server dan juga web browser sebagai
respon atas perintah-perintah yang ada pada protokol HTTP ini.

Contohnya bila kita mengetikkan suatu alamat atau URL pada internet
browser maka web browser akan mengirimkan perintah HTTP ke web server.
Web server kemudian akan menerima perintah ini dan melakukan aktivitas
sesuai dengan perintah yang diminta oleh web browser. Hasil aktivitas tadi
akan dikirimkan kembali ke web browser untuk ditampilkan kepada kita.

11. HTTPS

HTTPS adalah versi aman dari HTTP, protokol komunikasi dari World Wide
Web. Ditemukan oleh Netscape Communications Corporation untuk
menyediakan autentikasi dan komunikasi tersandi dan penggunaan dalam
komersi elektris. Selain menggunakan komunikasi plain text, HTTPS

43
menyandikan data sesi menggunakan protokol SSL (Secure Socket layer) atau
protokol TLS (Transport Layer Security). Kedua protokol tersebut
memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers, dan
man in the middle attacks. Pada umumnya port HTTPS adalah 443.

Tingkat keamanan tergantung pada ketepatan dalam mengimplementasikan


pada browser web dan perangkat lunak server dan didukung oleh algorithma
penyandian yang aktual. Oleh karena itu, pada halaman web digunakan
HTTPS, dan URL yang digunakan dimulai dengan ‘https://’ bukan dengan
‘http://’.

12. SSH (Sucure Shell)

SSH adalah protocol jaringan yang memungkinkan pertukaran data secara aman
antara dua komputer. SSH dapat digunakan untuk mengendalikan komputer dari
jarak jauh mengirim file, membuat Tunnel yang terrenkripsi dan lain-lain.
Protocol ini mempunyai kelebihan disbanding protocol yang sejenis seperti
Telnet, FTP, Danrsh, karena SSH memiliki system Otentikasi,Otorisasi, dan
ekripsinya sendiri. Dengan begitu keamanan sebuah sesi komunikasi melalui
bantuan SSH ini menjadi lebih terjamin.

13. Telnet (Telecommunication network)

Telnet adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan di koneksi Internet atau
Local Area Network. TELNET dikembangkan pada 1969 dan distandarisasi
sebagai IETF STD 8, salah satu standar Internet pertama. TELNET memiliki
beberapa keterbatasan yang dianggap sebagai risiko keamanan.

44
14. FTP ( File Transfer Protocol )

FTP ( File Transfer Protocol ) adalah sebuah protocol internet yang berjalan di
dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file)
computer antar mesin-mesin dalam sebuah internetwork. FTP atau protocol
Transmission Control Protocol (TCP) untuk komunikasi data antara klien dan
server, sehingga diantara kedua komponen tersebut akan dibuatlah sebuah sesi
komunikasi sebelum transfer data dimulai. FTP hanya menggunakan metode
autentikasi standar, yakni menggunakan User name dan paswordnya yang
dikirim dalam bentuk tidak terenkripsi. Pengguana terdaftar dapat menggunakan
username dan password-nya untuk mengakses ,men-dawnload ,dan meng- upload
berkas-berkas yang ia kehenaki. Umumnya, para pengguna daftar memiliki akses
penuh terdapat berapa direkotri , sehingga mereka dapat berkas , memuat dikotri
dan bahkan menghapus berkas. Pengguna yang belum terdaftar dapat juga
menggunakan metode anonymous login,yakni dengan menggunakan nama
pengguna anonymous & password yang diisi dengan menggunakan alamat e-
mail. Sebuah server FTP diakses dengan menggunakan Universal Resource
Identifier (URI) dengan menggunakan format ftp://namaserver. Klien FTP dapat
menghubungi server FTP dengan membuka URI tersebut.

Tujuan FTP server adalah sebagai beikut :

a) Untuk men-sharing data.


b) Untuk menyediakan indirect atau implicit remote computer.
c) Untuk menyediakan tempat penyimpanan bagi User.
d) Untuk menyediakan tranper data yang reliable dan efisien.

45
15. LDAP

LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) adalah protokol perangkat lunak


untuk memungkinkan semua orang mencari resource organisasi, perorangan dan
lainnya, seperti file atau printer di dalam jaringan baik di internet atau intranet.
Protokol LDAP membentuk sebuah direktori yang berisi hirarki pohon yang
memiliki cabang, mulai dari negara (countries), organisasi, departemen sampai
dengan perorangan. Dengan menggunakan LDAP, seseorang dapat mencari
informasi mengenai orang lain tanpa mengetahui lokasi orang yang akan dicari
itu.

16. SSL (Secure Socket Layer)

SSL (Secure Socket Layer) adalah arguably internet yang paling banyak
digunakan untuk enkripsi. Ditambah lagi, SSL digunakan tidak hanya keamanan
koneksi web, tetapi untuk berbagai aplikasi yang memerlukan enkripsi jaringan
end-to-end.

Secure Sockets Layer (SSL) merupakan sistem yang digunakan untuk


mengenkripsi
pengiriman informasi pada internet, sehingga data dapat dikirim dengan aman.
Protokol SSL mengatur keamanan dan integritas menggunakan enkripsi,
autentikasi, dan kode autentikasi pesan. SSL protocol menyedian privasi
komunikasi di internet. SSL tidak mendukung fileencryption, access-control, atau
proteksi virus, jadi SSL tidak dapat membantu mengatur data sensitif setelah dan
sebelum pengiriman yang aman.

46
2.7. IP Address

Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk
sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang
memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya
ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti
208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6).

Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP dengan panjang


32-bit, dan sistem ini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4). Namun,
karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada
alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk
alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460
pada tahun 1998.

Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan,
alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam
topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP
yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini
ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya,
208.77.188.166/24.

Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4


menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC
1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi
/ private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address
Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.

47
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) merupakan pengelola alokasi
alamat IP global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet
Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries
(penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.

2.7.1. Jenis Pengalamatan IP Address


Pengelamatan Ip address bertujuan bagaimana supata data yang dikirim
sampai pada mesin yang sesuai(mesin tujuan) dan bagaimana hal tersebut
dapat dilakukan oleh operator dengan mudah.

2.7.1.1.IPv4

Internet Protocol Version 4 (IPv4) adalah alamat IP dengan panjang 32-bit.


Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik
(dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran
8-bit. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0
hingga 255.

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan
subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

a) Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang


digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host
berada. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus
memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus
bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak
boleh bernilai 0 atau 255.
b) Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan
khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host

48
identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam
network identifier di mana ia berada.

Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu alamat unicast, alamat
multicast, alamat broadcast.

a. Alamat Unicast IPv4


Alamat unicast adalah alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka
jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan
dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Dalam RFC 791, alamat
Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya,
seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4
adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit
awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat
diingat dengan menggunakan representasi desimal.

Oktet Oktet
Kelas
pertama pertama Digunakan oleh
Alamat IP
(desimal) (biner)

Alamat unicast untuk jaringan skala


Kelas A 1–126 0xxx xxxx
besar

Alamat unicast untuk jaringan skala


Kelas B 128–191 1xxx xxxx
menengah hingga skala besar

Alamat unicast untuk jaringan skala


Kelas C 192–223 110x xxxx
kecil

Alamat multicast (bukan alamat


Kelas D 224–239 1110 xxxx
unicast)

49
Direservasikan;umumnya digunakan
Kelas E 240–255 1111 xxxx sebagai alamat percobaan
(eksperimen); (bukan alamat unicast)

Tabel 2.6.1 Kelas alamat IPv4

1. Kelas A

Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor


urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol).
Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat
sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga
126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal
127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

2. Kelas B

Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah


hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B
selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua
oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua
oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki
16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

3. Kelas C

50
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit
pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110.
21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk
sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan
merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total
2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

4. Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast,


sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP
kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai
alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas
mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

5. Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental"
atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit
pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Jumlah host
Nilai Bagian untuk Bagian untuk Jumlah
Kelas dalam satu
oktet Network Host jaringan
Alamat jaringan
pertama Identifier Identifier maksimum
maksimum

Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214

Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534

Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254

Multicast IP Multicast IP Multicast IP Multicast IP


Kelas D 224-239
Address Address Address Address
51
Dicadangkan; Dicadangkan; Dicadangkan; Dicadangkan;
Kelas E 240-255
eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen
Tabel 2.6.2 Kelas alamat IPv4 2

6. Alamat IP lainnya

Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP
dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan
menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan
di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address
(alamat pribadi).

a) Alamat publik

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC


dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya,
tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet
tersebut telah terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat
diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju
alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke
sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan
internet.

b)Alamat ilegal

52
Intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan
intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau,
meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC.
Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan
intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat
mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC
atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik
antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang
tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.

c) Alamat Privat

Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik


terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah
jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang
unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang
sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet
miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node
di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan
sebuah alamat publik yang unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah


organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan
organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus
terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan
sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail,
biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway yang berjalan
di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya,
kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah

53
sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk
proxy, router, firewall, atau translator) yang terhubung secara langsung ke
internet.

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses


langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat
publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah
pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan sebagian ruangan
alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi.
Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di
antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling
melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi
alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di


dalam tiga blok alamat berikut:

a) 10.0.0.0/8

Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network


identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1
hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang
dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.

b) 172.16.0.0/12

54
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah
block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan
alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier,
yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam
sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan
alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.

c) 192.168.0.0/16

Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah


block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan
alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier
yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di
dalam sebuah organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16
dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga
192.168.255.254.

d) 169.254.0.0/16

Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang
IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang
mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga
169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini
digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut
dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).

55
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi
adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan
internet yang sangat pesat.

Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan


ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau
badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak
akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di
dalam router internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat
dijangkau dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host
yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut
ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah
alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah
ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan
menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke
internet.

b. Alamat Multicast IPv4

Alamat IP Multicast (multicast IP address) adalah alamat yang digunakan untuk


menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang
memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat
multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host
yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang
dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun
menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan
dalam RFC 1112.

56
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni
224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet
lokal.

c. Alamat Broadcast IPv4

Alamat broadcast adalah alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap
node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam
komunikasi one-to-everyone. Alamat broadcast IP versi 4 digunakan untuk
menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim
yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka
semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima
paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat
IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan
saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.

Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap
jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada
lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki
oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk
jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke
alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

a) Network Broadcast

Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara
mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan

57
kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat
broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan
untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah
jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat network broadcast.

b) Subnet broadcast

Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas
(classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-
nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk
mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi
dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan
paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.

Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang


menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak
terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.

c) All-subnets-directed broadcast

Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua
bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah
jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang
dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua
subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli.
Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier
131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah
131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan

58
broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam
contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang
secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah
131.107.255.255.

Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan
menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini.
RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast
ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun
demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.

Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat
ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812,
penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.

d) Limited broadcast

Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat
IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau
255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus
melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah
jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh
penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan
menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus
menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga
server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.

Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan
memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun

59
kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan
ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di
dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP,
mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja.
Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.

2.7.1.2 Alamat IP versi 6

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki
panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada
kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,
sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin
hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan
untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa
masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara
hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server
sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address
dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan
menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address
configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server
dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order
bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order
bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-
bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat

60
IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet
mask, yang ada hanyalah Format Prefix.

a. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.

a) Format Alamat

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang
dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap
blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan
colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-
decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111
0110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001
011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format,


angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000


0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111
1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam


bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan
dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

61
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

b) Penyederhanaan bentuk alamat

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada
awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit
terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih


jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang
banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam
notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan
angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan
tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan
alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam
satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan
berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::)
yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara
penggunaan hal ini.

Alamat asli yang


Alamat asli Alamat setelah dikompres
disederhanakan

FE80:0000:0000:0000:02AA: FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
00FF:FE9A:4CA2 CA2

FF02:0000:0000:0000:0000:00
FF02:0:0:0:0:0:0:2 FF02::2
00: 0000:0002

Tabel 2.7.1 Alamat IPv6

62
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan
dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan
menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang
kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16.
Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02
dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.

c) Format Prefix

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat


direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada
subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk
merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet
mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-
nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau
subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama
seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks].
Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat
prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut:

3FFE:2900:D005:F28B::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai
prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

b. Jenis-jenis Alamat IPv6

63
IPv6 terbagi menjadi 3 jenis, yakni alamat unicast, alamat multicast dan alamat
anycast.Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi
menjadi alamat-alamat berikut:

a) Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah


komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu
subnet.
b) Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah
intranet.
c) Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet
IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

1. Unicast Address

Alamat Unicast berfungsi menyediakan komunikasi secara point-to-point atau


secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan. Alamat unicast IPv6
dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:

a) Unicast global addresses

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4.
Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya
alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet
dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan
hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga
level (Public, Site, dan Node).

64
Field Panjang Keterangan

Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat


001 3 bit
ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.

Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing.


Top Level
TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name Authority
Aggregation
13 bit (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar
Identifier (TLA
Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah
ID)
TLA ID ke sebuah ISP global.

Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan


Res 8 bit datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA
ID).

Next Level
Aggregation Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)
24 bit
Identifier (NLA kustomer tertentu.
ID)

Site Level
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah
Aggregation
16 bit situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site.
Identifier (SLA
ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
ID)

Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet


Interface ID 64 bit
yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

Tabel 2.7.2 Alamat unicast IPv6

b) Unicast site-local addresses

65
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang
lingkup dari sebuah alamat terdapat pada internetwork dalam sebuah site milik
sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local
dalam sebuah jaringan adalah mungkin. Prefiks yang digunakan oleh alamat
ini adalah FEC0::/48.

Panjan
Field Keterangan
g

Nilai ketetapan
111111101100000000000000000000000000000000000000 48 bit alamat unicast
site-local

Subnet Identifier 16 bit Mengizinkan


hingga 65536
(216) subnet
dalam sebuah
struktur subnet
datar.
Administrator
juga dapat
membagi bit-
bit yang yang
memiliki nilai
tinggi (high-
order bit) untuk
membuat
sebuah
infrastruktur
routing

66
hierarkis.

Berfungsi
sebagai alamat
dari sebuah
Interface Identifier 64 bit
node dalam
subnet yang
spesifik.

Tabel 2.7.3 Alamat unicast IPv6 2

c) Unicast link-local address

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam
subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic
Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft
Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan
menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi.
Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan
Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini
adalah FE80::/64.

Field Panjang Keterangan

Berfungsi sebagai
11111110100000000000000000000000000000000000000
64 bit tanda pengenal alamat
00000000000000000
unicast link-local.

Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai

67
alamat dari sebuah
node dalam subnet
yang spesifik.

Tabel 2.7.4 Alamat unicast IPv6 3

d) Unicast unspecified address

Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan
oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk
meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan,
yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat
disingkat menjadi dua titik dua (::).

e) Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk


mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam
IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

f) Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan
IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering
digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya
menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat
publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan
format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal

68
format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat 157.60.91.123
diterjemahkan menjadi 2002:9D3C:5B7B::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast
global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

g) Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host
IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi.
Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast
site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4)
yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu
diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah
host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet
prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja,
alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

2 Multicast Address

Alamat Multicast berfungsi untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host
yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-many. Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada
IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan
terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang
digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8.

Field Panjang Keterangan

1111
8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
1111

69
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient
atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan
Flags 4 bit
alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara
permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.

Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti


Scope 4 bit
halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global.

Group
112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
ID

Tabel 2.7.5 Alamat multicast IPv6

3 Anycast Address

Alamat Anycast berfungsi mengirim paket data kepada anggota terdekat dari
sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan
diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa. Alamat Anycast
dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan
dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat
anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak
klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi
fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface


yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke
sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut.
Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke
banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah
satu dari banyak penerima

70
2.8. Lapisan OSI

Gambar 2.8.1 Lapisan OSI

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open
networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh
badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun
1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection.
Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer
model).

Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat


tergantung kepada vendor. OSI berupaya membentuk standar umum jaringan
komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar vendor yang berbeda. Dalam
suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang
berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat
tidak bisa saling berkomunikasi.

Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan
protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami
kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

71
 Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi
DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task
Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol
TCP/IP yang populer digunakan.
 Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti
halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara
fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada
beberapa lapisan.
 Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia
nyata) sehingga OSI Reference Model menjadi kurang diminati.

Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference


Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan
mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open
Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya
ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan
OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.

OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari
koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat
berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam
TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan
tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI
Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana
beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi
dan berinteraksi.

OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut:

72
Lapisan ke- Nama lapisan Keterangan

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan


fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat
Application
7 mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan
layer
kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah
HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak


ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam
Presentation
6 level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector
layer
software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT)
dan juga Network shell (semacam Virtual Network
Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat


5 Session layer dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini
juga dilakukan resolusi nama.

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data


serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
4 Transport layer diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda
bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di
tengah jalan.

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat


header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing
3 Network layer
melalui internetworking dengan menggunakan router dan
switch layer-3.

Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data


dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.
Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow
control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media
Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan
2 Data-link layer
73 hub, bridge,
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti
repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802,
membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan
Tabel 2.8.1 Lapisan OSI

74

Anda mungkin juga menyukai