Anda di halaman 1dari 34

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan Komputer (Computer Network) menurut (Pratama, 2014) memberikan

batasan, “hubungan dari sejumlah perangkat yang dapat saling berkomunikasi satu

sama lain (a network is a interconnection of a set of devices capable of

communication)”. Berdasarkan fungsinya jaringan komputer dibagi menjadi dua tipe

yaitu :

1. Tipe Peer to Peer

Menurut (Firmansyah, 2016) memberikan batasan bahwa, “masing-masing

komputer pada jaringan dapat bertindak baik sebagai server dan klien sehingga dapat

mendistribusikan beban jaringan yang terletak di semua perangkat pada jaringan. Pada

jaringan tipe ini semua komputer berkedudukan sama, dapat bertindak sebagai client

(information requestor) maupun server (information provider).

Sumber:https://www.nesabamedia.com/pengertian-jaringan-peer-to-peer/

Gambar II.1 Tipe Jaringan Peer to Peer

5
6

2. Client Server

Pada jaringan tipe client server terdapat sebuah PC yang bertindak sebagai server

yang berfungsi membagikan informasi ke setiap PC client yang terhubung

dengannya. PC server menyediakan sarana pada PC client untuk mengambil data,

sharing perangkat keras dan mengkonfigurasi keamanan pada suatu jaringan.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-jaringan-client-server/

Gambar II.2 Jaringan Client Server

Berdasarkan jarak jangkauan, jaringan komputer terdiri dari empat tipe diantaranya :

1. Jaringan komputer Lokal (LAN)

Menurut (Wongkar, Steven, 2015) menyimpulkan bahwa :

LAN adalah singkatan dari lokal area network. Jenis jaringan LAN ini sangat

sering kita temui di warnet-warnet, kampus, sekolah ataupun perkantoran yang

membutuhkan hubungan atau koneksi antara dua komputer atau lebih dalam suatu

ruangan. Jaringan LAN juga merupakan jaringan yang sangat di pengaruhi oleh

topologi jaringannya.
7

2. Jaringan komputer Metropolitan (MAN)

Menurut (Muhammad, 2016) memberikan batasan bahwa, “MAN merupakan

jaringan yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota dan jaraknya dapat

lebih dari 1 km sehingga menjadi pilihan untuk membangun jaringan komputer

antar kantor atau kampus dalam satu kota”.

3. Jaringan komputer skala luas (WAN)

Menurut (Wongkar, Steven, 2015) memberikan batasan bahwa, “WAN

singkatan dari wide area network. WAN adalah jenis jaringan komputer yang

mencakup area yang cukup besar". contohnya adalah jaringan yang

menghubugkan suatu wilayah atau suatu negara dengan negara lainnya.

4. Jaringan tanpa kabel (wireless)

Jaringan komputer tanpa kabel (Wireless Network) menurut (Aditiyawarman,

2015) memberikan batasan bahwa, “pengguna dapat mengakses internet di suatu

lokasi melalui jaringan tanpa kabel dengan mudah. Jaringan komputer Wireless tidak

menggunakan kabel jaringan (UTP, Coaxial, maupun Fiber Optic), namun

memanfaatkan sinyal elektromagnetis.

2.2. Topologi Jaringan

Menurut (Pratama, 2014) menyimpulkan bahwa:

Topologi Jaringan komputer didefinisikan sebagai suatu teknis, cara, dan aturan

di dalam merangkai dan menghubungkan berbagai komputer dan perangkat

terhubung lainnya kedalam sebuah jaringan komputer, sehingga membentuk

sebuah hubungan yang bersifat geometris. Topologi ini bersifat sebuah rancangan

(desain), yang kemudian dapat diimplementasikan secara langsung melalui

sejumlah perangkat keras penghubung pada jaringan komputer.


8

2.2.1. Topologi Bus

Topologi Bus merupakan topologi yang paling awal digunakan di dalam model

topologi pada jaringan komputer, terutama di masa-masa awal jaringan komputer

dikembangkan. Topologi Bus hanya menggunakan sebuah jalur koneksi, yang

kemudian digunakan secara bersama-sama oleh beberapa buah komputer dan

perangkat jaringan komputer terhubung lainnya. Tentu saja, terdapat terminal di awal

dan akhir bus (jalur/line koneksi) untuk menyediakan dan menjaga koneksi di

dalamnya untuk semua komputer yang terhubung.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/topologi-bus/

Gambar II.3 Topologi Bus (Linear Bus)

Karakteristik topologi bus antara lain:

1. Client – client dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung

kabel ditutup dengan terminator.

2. Sederhana dalam instalasi, karena hanya menghubungkan antar simpul saja.

3. Sangat ekonomis dalam biaya (hanya dibutuhkan kabel dan connector).


9

4. Paket-paket data saling bersimpangan pada suatu kabel sehingga jika client yang

dihubungkan semakin banyak kinerja jaringan akan semakin turun sebab sering

terjadi collision.

5. Tidak diperlukan hub, yang banyak diperlukan adalah T connector pada setiap

ethernet card.

6. Masalah yang sering terjadi adalah jika salah satu client rusak, maka jaringan

keseluruhan dapat down, sehingga seluruh client tidak bisa berkomunikasi dalam

jaringan tersebut.

7. Jenis kabel yang digunakan adalah kabel coaxial.

Kelebihan topologi bus antara lain :

1. Jumlah client tidak dibatasi, tidak seperti hub yang dibatasi oleh jumlah dari port

misalnya hub 16 port untuk 16 client.

2. Kecepatan pengiriman data lebih cepat, karena data berjalan searah.

3. Lebih mudah dan murah jika ingin menambah atau mengurangi jumlah client,

karena yang dibutuhkan hanya kabel dan konektor.

Kelemahan topologi bus antara lain :

1. Jika lalulintas data yang diolah terlalu besar dapat mengakibatkan kemacetan.

2. Diperlukan repeater menguatkan sinyal pemasangan jarak jauh.

3. Jika salah satu node mengalami kerusakan, maka jaringan tidak dapat beroperasi.

2.2.2. Topologi Mesh

Topologi mesh adalah salah satu jenis topologi pada jaringan komputer yang

menghubungkan semua komputer secara penuh (Fully Connected). Topologi Mesh

merupakan topologi yang paling kompleks dan paling banyak digunakan pada

penyedia layanan akses internet (ISP / Internet Service Provider), sebab Topologi
10

Mesh mampu menjaga agar kerusakan atau gangguan yang terjadi pada salah satu

komputer tidak akan mempengaruhi komputer lain atau jaringan secara keseluruhan.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/topologi-mesh/

Gambar II.4 Tipe Topologi Mesh

Karakteristik topologi mesh antara lain:

1. Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan-peralatan

yang ada.

2. Susunannya pada setiap peralatan yang ada di dalam jaringan saling terhubung

satu sama lain.

3. Jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak akan sangat sulit untuk

dikendalikan.

Kelebihan topologi mesh antara lain:

1. Keuntungan utama penggunaan topologi adalah fault tolerance.

2. Terjaminnya kapasitas channel komunikasi.

3. Memudahkan proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan

koneksi antar komputer.


11

Kekurangan topologi mesh antara lain:

1. Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang jika

jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat

jumlahnya.

2. Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih.

3. Membutuhkan banyak kabel dan port I/O. Semakin banyak komputer di dalam

topologi mesh, diperlukan semakin banyak kabel links dan port I/O.

2.2.3. Topologi Tree

Topologi Tree merupakan salah satu topologi yang juga paling banyak

diterapkan di dalam jaringan komputer, dengan bentuk geometris menyerupai pohon

(tree). Pada Topologi Tree terdapat sebuah komputer (atau perangkat jaringan

komputer berupa hub ataupun switch) pada level teratas (disebut dengan root) yang

menjadi pusat utama komunikasi bagi semua komputer lain yang terhubung

dengannya.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/topologi-tree/

Gambar II.5 Tipe Topologi Tree

Kelebihan topologi tree dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan

pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri
12

atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan.

Kelemahan topologi tree apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi,

maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif.

Cara kerja jaringan pohon ini relative lambat.

2.2.4. Topologi Ring

Topologi Ring merupakan salah satu topologi yang relatif sederhana pada

jaringan komputer. Topologi jaringan ini hanya menghubungkan setiap komputer

(atau disebut juga sebagai node) satu per satu, sehingga membentuk rangkaian

menyerupai cincin (ring). Rangkaian berbentuk ring ini merupakan satu kesatuan.

Sinyal dan paket data berjalan searah melewati kesatuan rangkaian tersebut dan

melewati setiap komputer yang terhubung pada rangkaian ring ini. Layout ini serupa

dengan linear bus, kecuali simpul pada ujung kabel utama yang saling terhubung,

Sehingga membentuk suatu lingkaran dengan penghubungnya menggunakan segmen

kabel.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-topologi-ring/

Gambar II.6 Tipe Topologi Ring


13

Karakteristik topologi ring :

1. Client - client dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk

jaringan seperti lingkaran.

2. Sangat sederhana dalam layout seperti jenis topologi bus.

3. Paket-paket data dapat mengalir dalam satu arah (kekiri atau kekanan) sehingga

collision dapat dihindarkan.

4. Masalah yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu jika salah satu client

rusak maka seluruh client tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.

5. Tipe Kabel yang digunakan biasanya kabel UTP atau Patch Cable (IBM tipe

enam).

Kelebihan topologi ring antara lain:

1. Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan

dari server .

2. Dapat melayani aliran lalu lintas data yang padat, karena data dapat bergerak

kekiri atau kekanan.

3. Mudah dirancang dan diimplementasikan.

4. Mudah melakukan pelacakan dan pengisolasian jika terjadi kesalahan dalam

jaringan, karena menggunakan konfigurasi point to point.

5. Mudah untuk dikonfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru.

Kelemahan topologi ring antara lain :

1. Penambahan terminal atau clinet menjadi lebih sulit bila port sudah habis.

2. Jika salah satu terminal mengalami kerusakan, maka semua terminal pada jaringan

tidak dapat digunakan, kelemahan ini dapat diantisipasi oleh Jaringan FDDI

dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam

secara bersamaan.
14

3. Kinerja komunikasi dalam jaringan sangat bergantung pada jumlah

titik/node/komputer yang terdapat dalam jaringan.

2.2.5. Topologi Star

Topologi Star adalah topologi di dalam jaringan komputer, di mana terdapat

sebuah komputer (ataupun perangkat jaringan komputer berupa hub atau switch) yang

menjadi pusat dari semua komputer yang tehubung ke dalamnya. Komputer pusat ini

bertindak sebagai server. Komputer-komputer lainnya, yang dalam hal ini bertindak

sebagai client, tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Mereka harus melalui

komputer pusat (ataupun berupa hub dan switch) terlebih dahulu, untuk dapat bertukar

data dengan sesame komputer client lainnya.

Sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php

Gambar II.7 Tipe Topologi Star

Karakteristik topologi star :

1. Setiap client berkomunikasi langsung dengan hub.


15

2. Bila setiap paket data yang masuk ke hub kemudian dibroadcast keseluruh client

yang terhubung sangat banyak (misalnya memakai hub 32 port), maka kinerja

jaringan akan semakin turun.

3. Sangat mudah dikembangkan, sebab setiap node hanya terhubung secara langsung

ke konsentrator.

4. Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus,

maka keseluruhhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi

down pada jaringan keseluruhan tersebut.

5. Tipe kabel yang digunakan adalah jenis UTP.

Kelebihan topologi star antara lain :

1. Jika terjadi penambahan atau pengurangan terminal tidak mengganggu operasi

yang sedang berlangsung.

2. Jika salah satu terminal rusak, maka terminal lainnya tidak mengalami gangguan.

3. Memudahkan dalam penambahan komputer atau terminal.

4. Memudahkan admin dalam mengelola jaringan.

5. Memudahkan mendeteksi kerusakan dan kesalahan pada jaringan.

Kekurangan topologi star antara lain :

1. Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port yang ada pada jaringan.

2. Lalulintas data yang padat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat.

2.2.6. Topologi Hybrid

Topologi Hybrid merupakan penggabungan dari beberapa (dua atau lebih)

topologi jaringan yang berbeda. Misalnya ketika suatu jaringan yang

menggunakan topologi ring, digabungkan dengan jaringan lain yang


16

menggunakan topologi star, maka topologi baru yang terbentuk dari gabungan

kedua topologi jaringan ini disebut sebagai topolo hybrid.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-topologi-hybrid/

Gambar II.8 Tipe Topologi Hybrid

1. Karakteristik topologi hybrid, yaitu:

Topologi hybrid akan membawa karakteristik topologi asal yang

membangunnya. Misalnya jika topologi hybrid di salah satu perusahaan

merupakan gabungan dari topologi star, topologi ring, dan topologi bus maka

topologi hybrid pada jaringan tersebut memiliki karakteristik bawaan dari

topologi ring, topologi star dan topologi bus.

2. Kelebihan topologi hybrid antara lain:

a. Dapat menyatukan dua atau lebih topologi jaringan yang berbeda.

b. Fleksibel dan efisien.

c. Kustomisasi, memungkinkan penyesuaian cara pengaturan jaringan untuk

mencapai tujuan tertentu.


17

d. Sangat mudah untuk menambah node atau koneksi peripheral baru,

meskipun topologi jaringan berbeda.

e. Ketika salah satu link dalam jaringan mengalami gangguan, bagian link

jaringan lainnya tidak akan ikut mengalami gangguan.

f. Kecepatan jaringan konsisten sebab menggabungkan kelebihan dan

menghilangkan kelemahan masing-masing topologi jaringan.

3. Kekurangan topologi hybrid antara lain:

a. Pengelolaan jaringan cenderung sulit, karena penggabungan beberapa

topologi menyebabkan struktur jaringan menjadi rumit dan sukar dipahami.

b. Biaya untuk membangun topologi ini cukup mahal, sebab menggunakan

banyak hub dan kabel untuk menghubungkan jaringan.

c. Biaya perawatan jaringan cukup mahal.

d. Instalasi dan konfigurasi jaringan rumit, sebab harus menghubungkan

beberapa topologi yang berbeda dan disaat yang sama juga harus

memastikan semua node berfungsi dengan baik.

2.3. Perangkat keras jaringan

Menurut (Pratama, 2014) menyimpulkan bahwa :

Jaringan komputer bukan saja terbentuk dari kumpulan sejumlah komputer dan

perangkat terhubung lainnya yang saling terhubung satu sama lain. Jaringan

komputer juga dibentuk dari sejumlah perangkat lunak pendukung jaringan

komputer dalam bentuk aplikasi-aplikasi jaringan, port number, protocol-protokol

jaringan, sistem operasi, layanan, dan sebagainya. Demikian juga, terdapat

sejumlah perangkat keras penghubung di dalam sebuah jaringan komputer.

Perangkat keras tersebut antara lain:


18

2.3.1. Kabel

Pada jaringan komputer, terdapat tiga jenis kabel jaringan yang umum

digunakan. Ketiga jenis kabel tersebut meliputi kabel coaxial, kabel UTP (Unshield

Twisted Pair), dan kabel serat optik (Optical Fiber/Fiber optic). Pada setiap subbab di

bawah ini akan disajikan pembahasan dari setiap media transmisi tersebut.

1. Kabel UTP (unshielded twisted pair)

Menurut (Pratama, 2014) memberikan batasan bahwa, “Kabel UTP (Unshielded

Twisted Pair) adalah kabel jaringan yang paling umum dan paling banyak digunakan

di dalam kehidupan sehari-hari untuk jenis jaringan komputer bermedia kabel (wired

network)”. Jenis kabel ini berbahan dasar tembaga dengan harga yang jauh lebih

rendah dibandingkan kabel coaxial. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang

umum kita gunakan di dalam kehidupan sehari-hari adalah kategori Cat5e (Enhanced

Category 5) dan Cat5 (Category 5). Hal ini disebabkan oleh karena kedua kategori dari

UTP (Unshileded Twisted Pair) memiliki dukungan transmisi paket data di dalam

jaringan komputer sebesar 100 Mbps hingga 1000 Mbps (Mega bit per second).

Di dalam Merangkai sebuah jaringan komputer memanfaatkan kabel UTP

(Unshileded Twisted Pair), setidaknya perlu diketahui mengenai dua jenis

pengkabelan yang umum digunakan. Kedua jenis tersebut adalah :

a. Kabel Lurus (Straight - through Cable)

Pada ujung-ujung kabel CAT 5 ini dipasangkan konektor yang dikenal sebagai

konektor RJ-45 (RJ dari kata ‘Registered Jack’). Konektor RJ-45 ini mirip dengan

konektor pada kabel telepon (RJ-11).


19

Sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php

Gambar II.9 Konektor RJ45

Bila pada kabel telepon menggunakan tiga pasang kawat, maka kabel network ini

empat pasang. Untuk memudahkan memilah-milah kabel di masa datang, konektor RJ-

45 dipasangkan pada kabel CAT 5 dengan aturan tersendiri. Untuk melihat urutan

kawat-kawat yang dipasang pada konektor RJ-45, kita harus melihatnya dengan

memegang ‘klip’ konektor ini di bagian bawah, agar lubang-nya (tempat memasukkan

kabel) menghadap kita. Ada dua macam pemasangan, yang menghasilkan ‘Ujung A’

(End A) dan ‘Ujung B’ (End B). Urutan pemasangan kawat pada konektor yang

dikenal sebagai End A dan End B ini pada masing-masing pada dasarnya adalah

standar EIA568A dan EIA568B. Kabel CAT 5 yang kedua ujungnya adalah ujung A

disebut sebagai straight-through cable (kabel langsung).


20

Sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php

Gambar II.10 Kabel lurus (straight through cable)

b. Kabel Silang (Cross-over Cable)

Urutan pemasangan kawat pada konektor yang dikenal sebagai End A dan End

B ini pada masing-masing pada dasarnya adalah standar EIA568A dan EIA568B.

Kabel CAT 5 yang kedua ujungnya adalah Ujung A disebut sebagai straight-through

cable (kabel langsung), sedangkan bila yang satu Ujung A dan yang lainnya Ujung B

dinamakan cross-over cable (kabel silang).

Sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php

Gambar II.11 Kabel Silang (Crossed-over Cable)


21

c. Kabel Coaxial

Menurut (Kustanto & Daniel T Saputro, 2015) memberikan batasan bahwa, “kabel

coaxial seperti kabel antenna televisi. Mirip sekali antara kabel coaxial dengan kabel

antena, tetapi yang membedakan adalah struktur dalam dari kabel”. Bentuk fisik kabel

coaxial adalah sebagai berikut:

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-kabel-jaringan/

Gambar II.12 Kabel Coaxial

1) Kabel koaksial memiliki konduktor tembaga tunggal pada pusatnya.

Lapisan plastik menyediakan insulasi antara konduktor pusat dan

jalinan metal di sekelilingnya.

2) Jalinan metal memblokir berbagai interfensi elekreomagnetik dari

luar.

d. Fiber Optic atau Serat Optik

Menurut (Pratama, 2014) memberikan batasan bahwa, “serat Optik atau Fiber

Optic (Optical Fiber) merupakan media transmisi pada jaringan komputer yang

menggunakan teknologi berupa serat optik (serat gelas murni) berbentuk kabel, dengan

kehalusan melebihi rambut manusia. namun secara teknis memiliki kemampuan

pengiriman data yang sangat cepat”.


22

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-kabel-jaringan/

Gambar II.13 Kabel Fiber Optic

Banyak digunakan untuk komunikasi antar backbone, LAN dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan jumlah sumber cahaya yang masuk pada core fiber optic, kabel fiber optic

dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Multimode, jumlah sumber lebih dari 1. Menggunakan diameter core dengan

ukuran 50 micron–100 micron.

2) Singlemode, jumlah sumber hanya 1. Menggunakan diameter core dengan

ukuran 2 micron–8 micron.

2.3.2. LAN Card

Kartu jaringan atau LAN card dipasang pada setiap komputer yang akan

dihubungkan ke suatu jaringan komputer. Banyak jenis dan merk kartu jaringan yang

tersedia di pasar, namun beberapa hal pokok yang perlu diketahui dari kartu jaringan

yaitu type kartu ISA atau PCI dengan kecepatan 10 atau 10/100 Mbps, harus

disesuaikan dengan tipe Ethernet HUB atau switching yang akan digunakan, jenis

protocol dan jenis kabel yang didukungnya disamping itu juga mengesampingkan

kualitas produk. Komputer jenis terbaru tidak dilengkapi dengan slot ISA bahkan
23

network interface umumnya merupakan onboard sistem artinya sudah tersedia pada

mainboard sehingga tidak perlu lagi dipasang LAN Card. Sesuai dengan besarnya

tingkat kebutuhan akan jaringan komputer, sudah banyak mainboard komputer jenis

terbaru dilengkapi kartu jaringan secara onboard.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-lan-card-dan-fungsi-lan-card/

Gambar II.14 LAN Card

2.3.3. HUB

Menurut (Pratama, 2014) memberikan batasan bahwa, “Hub merupakan

perangkat keras penghubung di dalam jaringan komputer yang memiliki fungsi utama

sebagai penghubung fisik media jaringan berupa serat optic (fiber optic), Ethernet,

hingga sinyal (untuk dukungan wireless)”. Dengan hub ini, sebuah kabel dari

komputer server dibagi menjadi beberapa komputer client. Hub mempunyai beberapa

port sebagai konektor kabel dari komputer, atau perangkat lain yang terhubung dalam

jaringan. Jumlah port pada Hub bervariasi diantarnya 6, 8, dan 24.


24

Sumber: http://www.dlink.com

Gambar II.15 Hub

2.3.4. Router

Menurut (Pratama, 2014) memberikan batasan bahwa, “Router merupakan

perangkat keras pada jaringan komputer yang berfungsi di dalam proses Routing untuk

menentukan rute yang dilalui oleh paket data dari komputer pengirim ke komputer

penerima”.

Sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php

Gambar II.16 Router


25

2.3.5. Modem

Merupakan kependekan dari modulator demodulator. Alat ini memungkinakan

PC, mini computer, atau mainframe untuk menerima dan mengirimkan paket data

dalam bentuk digital melaului saluran telepon. Modem digunakan untuk

menghubungkan PC dengan internet. Cara menghubungkan PC dengan internet ada

beberapa macam, yaitu dengan menggunakan line telepon, kabel modem, satelit,

ADSL, dan lain sebagainya.

Sumber: https://www.nesabamedia.com/pengertian-modem-dan-fungsi-modem/

Gambar II.17 Modem

2.3.6. Switch

Menurut (Pratama, 2014) memberikan batasan bahwa, “Switch merupakan

perangkat keras penghubung di dalam jaringan komputer yang lebih banyak digunakan

saat ini dibandingkan Hub”. Perbedaan antara switch dengan hub antara lain:

1. Kecepatan akses switch lebih besar dibanding hub. Contohnya, apabila kecepatan

switch dengan akses 100Mbps maka keluaran kecepatan akses tersebut tetap atau

sama dengan 100Mbps. Sementara pada hub apabila terdapat 4 buah client yang

sama, maka kecepatan aksesnya terpecah menjadi 4, tidak teteap seperti switch.
26

2. Switch hanya mentransfer data yang diterimanya, kemudian meneruskannya hanya

pada port yang dituju saja. Sementara hub akan membroadcast data yang masuk

pada semua port yang dimilikinya.

Sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php

Gambar II.18 Switch

2.3.7. Access Point

Menurut (Asteroid & Hendrian, 2016) memberikan batasan bahwa “Access

Point (AP) bertugas mengatur dan menghubungkan koneksi beberapa peralatan Wi-Fi.

AP dapat dianalogikan dengan hub, hanya saja digunakan pada wireless LAN. AP juga

dapat menghubungkan wireless LAN dengan wired LAN”.

Fungsi access point adalah mengatur supaya dapat berfungsi sebagai DHCP

server, mempunyai fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access

(WPA), mengatur akses berdasarkan MAC Address device, sebagai Hub/Switch yang

bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel.


27

Sumber:https//www.sbitanyhome.com/en/tp-link-access-point-tl-wr940n-black

Gambar II.19. Access Point

2.3.8. Wireless LAN Controller

Wireless LAN Controller digunakan dalam kombinasi dengan Lightweight

Access Point Protocol (LWAPP) untuk mengatur light-weight access point dalam

jumlah yang besar oleh admin jaringan. WLAN Controller merupakan bagian dari

Data Plane dalam Cisco Wireless Model. WLAN Controller secara otomatis

menangani konfigurasi dari 6 sampai 500 Access Point dimanapun berada (selama

dalam jangkauan/area lingkup tertentu), tergantung dari modelnya.

Sumber: https://www.cisco.com

Gambar II.20. Wireless LAN Controller


28

Fitur-fitur :

1. Deteksi dan penghindaran Interferensi: daya RF dan kanal yang ditugaskan

akan disesuaikan dengan yang direncanakan.

2. Load Balancing: pengaturan secara default di disable. Kecepatan tinggi load

balancing dapat digunakan untuk menghubungkan pengguna ke beberapa jalur

akses (access point) untuk tingkat cakupan dan data yang lebih baik.

3. Deteksi dan koreksi Coverage Hole: bagian dari pengaturan RF adalah

menangani tingkat daya (power level). Power dapat ditingkatkan untuk

melingkupi “lubang-lubang” atau menguranginya untuk melindungi terhadap

cell yang tumpang tindih.

WLAN Controller juga dilengkapi dengan berbagai bentuk otentikasi, seperti: 802.1X

(Protected Extensible Authentication Protocol (PEAP), LEAP, EAP-TLS, Wi-Fi

Protected Access (WPA), 802.11i (WPA2), dan Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP).

2.4. Perangkat lunak jaringan

Menurut (Anggraeni, 2017) memberikan batasan bahwa, “perangkat lunak

(software) komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh

komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau

intruksi”.

2.4.1. Windows Server 2008

Setelah sistem operasi Windows Server 2008 selesai diinstalasi, kita telah

dibuatkan dua user dan beberapa group secara default. User yang telah disediakan

adalah Administrator dan Guest. User Administrator merupakan anggota dari group

Administrator yang berkuasa penuh atas manajemen jaringan, sedangkan user Guest
29

adalah anggota dari group Guest yang tidak memiliki kekuasaan seperti Administrator

dan bahkan secara default masih dinonaktifkan (disabled). Untuk memberi hak akses

berbagai sumber daya jaringan kepada para pengguna, maka harus dibuatkan user

account dan group bagi tiap pengguna. Windows Server 2008 mengenali seorang

pengguna serta hak-hak yang dimilikinya berdasarkan user dan group yang terdapat di

Domain Controller.

Representasi seorang pengguna dalam sebuah jaringan adalah user account

(untuk selanjutnya disebut account). Sebuah account biasanya diberi nama sesuai

dengan nama pengguna yang bersangkutan, atau dengan nama khusus sesuai dengan

tujuan dibuatnya account tersebut. Beberapa account dapat digabungkan dalam satu

atau lebih group. Fungsi group adalah menggolongkan account ke dalam kelompok-

kelompok tertentu sesuai dengan hak yang akan diberikan. Biasanya account yang

berada dalam satu group memiliki hak akses yang sama terhadap sumber daya jaringan

tertentu. Dengan menggunakan group tersebut maka pekerjaan administrator akan

menjadi lebih mudah, karena hak akses cukup diterapkan terhadap suatu group

daripada harus menetapkan policy satu per satu untuk tiap account. User account

digunakan oleh pengguna untuk login ke domain Windows Server 2008 dalam

jaringan.

2.4.2. User Account

Berdasarkan ruang lingkupnya, user account dapat dibedakan menjadi 2 jenis,

yaitu local user account dan domain user account. Local User Account adalah account

yang terdapat di suatu komputer baik domain controller maupun client, dan hanya

dapat digunakan untuk login ke komputer tempat account tersebut dibuat. Konsep
30

local user account dan domain user account ini sangat penting dipahami terutama bila

client menggunakan Windows 2000 maupun Windows XP. Demikian juga jika client

menggunakan Windows NT baik Workstation maupun Server. Dalam arsitektur

Windows NT dan Windows 2000/XP, setiap komputer memiliki user dan group

sendiri yang hanya berlaku untuk komputer tersebut saja. Selain itu terdapat account

di level domain yang dibuat di domain controller dan memiliki ruang lingkup untuk

semua komputer di dalam domain.

Domain user account adalah account yang memiliki cakupan di seluruh domain,

dan dibuat dengan menggunakan faslitas AD yang terdapat di DC. Domain account

dibuat di DC dan dapat digunakan oleh pengguna untuk login ke dalam jaringan dari

komputer manapun selama hak login tersebut diberikan. Berbeda dengan local

account, domain account memiliki lingkup (scope) untuk seluruh domain, sehingga

policy yang ditetapkan untuk suatu account akan berlaku pula di seluruh domain.

Misalnya suatu account diberikan hak untuk menggunakan printer A yang terdapat di

komputer B. Maka pengguna yang menggunakan account tersebut dapat menggunakan

printer A tanpa dipengaruhi di komputer mana pengguna tersebut sedang bekerja.

Apabila seorang pengguna login ke domain menggunakan domain account maka

policy yang ditetapkan adalah di level domain, yang dibuat oleh administrator melalui

fasilitas Active Directory. Data domain account tersebut tersimpan di DC. Apabila

dalam jaringan terdapat lebih dari satu DC maka data domain account tersebut

direplikasikan di semua DC. Dengan demikian konfigurasi policy untuk suatu account

yang terdapat di active directory akan tetap diterapkan terlepas dari komputer mana

seorang pengguna melakukan login. Selama komputer tersebut masih berada dalam

satu domain maka policy tersebut akan tetap diterapkan. Sedangkan local account
31

berlaku sebaliknya, yaitu hanya memiliki lingkup di suatu komputer tertentu. Misalkan

seorang pengguna menggunakan local account yang terdapat di client 1 untuk login ke

komputer tersebut, maka akan diterapkan policy yang hanya berlaku di client1.

Account yang dibuat di client 1 tidak dapat digunakan untuk login ke client 2, begitu

juga sebaliknya. Berbeda dengan account yang terdapat di domain controller dapat

digunakan untuk login ke client1 dan client 2, karena informasi account tersebut

tersimpan di active directory. Pilih action > New > User : Masukan nama user dan

masukan Password > Pilih finish.

2.4.3. Active directory

Untuk menginstall active directory pada windows 2008 server, anda cukup

dengan mengetikkan DCPROMO pada menu Run lalu akan muncul kotak dialog yang

bernama Active Directory Installation Wizard. Windows akan meminta anda untuk

memilih tipe domain controller. Pada bagian ini anda ditanyakan apakah server anda

ini akan menjadi domain controller di domain yang baru atau menjadi domain

controller tambahan di domain yang sudah ada. Maksud dari “Additional domain

controller for an existing domain” adalah windows akan membuat tambahan domain

controller di domain yang sudah ada. Yang perlu diperhatikan dalam memilih pilihan

ini adalah :

1. Windows akan menghapus account local yang ada di server anda

2. Semua kunci kriptografi akan dihapus maka itu sebelum anda memilih pilihan ini

semua kunci kriptografi harus sudah di export.

3. Semua data yang terenkripsi harus sudah di-dekripsi atau tidak akan dapat diakses

kembali untuk selama-lamanya.


32

Setelah itu akan muncul pilihan untuk memilih tipe domain. Domain in a new forest

berarti windows akan membuat domain baru di lingkungan yang baru

Child Domain in an Existing Tree bearti windows akan membuat anak dari suatu

domain. Misal : kita dapat menciptakan domain bernama adp1.labkom.bl.ac.id di

bawah dari domain labkom.fti.bl.ac.id. Domain tree in an existing forest berarti

windows akan membuat suatu domain baru di lingkungan yang sudah ada.

2.4.4. Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protocol yang berbasis

arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP

dalam satu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DHCP harus

memberikan alamat IP kepada semua computer secara manual. Jika DHCP dipasang

dijaringan local, maka semua komputer yang tersambung dijaringan akan

mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak

parmeter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS

Server. Karena DHCP merupakan sebuah protocol yang menggunakan konsep

client/server, maka dalam DHCP terdapat 2 pihak yang terlibat yaitu DHCP server dan

DHCP client.

1. DHCP server

DHCP yang akan memberikan alamat IP ke computer client.

2. DHCP client

DHCP yang akan menerima alamat IP yang diberikan oleh DHCP server.

DHCP client akan mencoba untuk mendapatkan alokasi alamat IP dari sebuah

DHCP server dalam proses 4 langkah berikut:


33

1. DHCP Discover: DHCP client akan menyebarkan request untuk mencari

DHCP server yang aktif.

2. DHCP OFFER: Setelah DHCP server mendapatkan request dari DHCP

client maka DHCP server akan menawarkan sebuah alamat kepada DHCP

client.

3. DHCP REQUEST: client meminta DHCP server untuk menyewakan alamat

IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP pool (range) pada

DHCP server yang bersangkutan.

4. DHCP PACK: DHCP server akan merespon permintaan dari client dengan

mengirimkan paket acknowledgment.

Empat tahap diatas hanya berlaku bagi client yang belum memiliki alamat IP.

Untuk client yang sebelumnya telah pernah merequest alamat kepada DHCP server

yang sama hanya akan menempuh sampai pada tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan,

yakni tahap pembaruan alamat IP.

2.5. TCP/IP dan subnetting

2.5.1. IP Address

Untuk mengatur alamat masing - masing komputer pada suatu jaringan, digunakan IP

Address. Menurut (Pratama, 2014) bahwa “IP Adress didefinisikan sebagai alamat

identifikasi unik yang dimiliki oleh setiap komputer dan perangkat terhubung lainnya

di dalam jaringan komputer, sebagai penanda dan alamat dari komputer atau perangkat

terhubung bersangkutan”. dengan demikian masing - masing komputer dapat

melakukan proses tukar - menukar data atau informasi., mengakses internet, atau

mengakses ke suatu jaringan dengan menggunakan protokol TCP/IP.


34

IP address digunakan untuk mengidentifikasikan interface jaringan pada host

dari suatu mesin (komputer). IP Address terdiri dari sekelompok bilangan biner 32 bit

yang dibagi menjadi 4 bagian. Masing - masing bagian terdiri dari 8 bit, yang berarti

memiliki nilai desimal dari 0 sampai 255. Tiap 8 bit ini juga disebut oktet. bentuk IP

addres adalah sebagai berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

setiap tanda simbol x dapat kita gantikan oleh angka 0 dan 1, misal :

11000000.10101000.00000000.00000001

notasi IP Address dengan bilangan notasi di atas tidak mudah kita baca dan hapalkan.

oleh karena itu, untuk memudahkan dalam membaca dan megingat suatu alamat IP

dalam jaringan, IP Address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing -

masing dipisahkan oleh sebuah titik. Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai

dari suatu oktet (8 bit) IP Address, misalnya :

11000000.10101000.00000000.00000001

192 . 168 . 0 . 1

IP Address dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu host ID dan network ID. Host

ID berfungsi untuk mengidentifikasikan host dalam suatu jaringan, sedangkan network

ID berfungsi untuk mengidentifikasikan suatu jaringan dari jaringan yang lain. Hal ini

berarti seluruh host yang tersambung di dalam jaringan yang sama memiliki network

ID yang sama pula. Sebagian dari bit -bit bagian awal dari IP adress merupakan

network ID atau network number, sedangkan sisanya untuk host. garis pemisah antara

bagian network dan host tidak tetap (konstan), tergantung pada kelas network yang

digunakan.

Tedapat beberapa kelas IP Adress yang digunakan dalam TCP/IP dalam suatu jaringan,

yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.


35

a. Kelas A.

Pada jaringan IP Addres kelas A, bit pertama dari IP address tersebut adalah 0.

bit pertama dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan network ID. sedangkan 24

bit terakhir meerupakan host ID. Maka pada kelas A hanya terdapat 128 network IP

Address dengan jangkauan dari 0.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx.

b. Kelas B

Pada jaringan IP address kelas B, 2 bit pertama dari IP address adalah 10. dua

bit ini dan bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan network ID, sedangkan 16 bit

terakhir merupakan host ID. maka pada kelas B terdapat 16384 network IP Address

dengan jangkauan dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx.

c. Kelas C

Pada jaringan IP kelas C, 3 bit pertama dari IP address adalah 110. tiga bit ini

dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan host ID. maka pada kelas C terdapat

lebih dari 2 juta network IP Address dengan jangkauan dari 192.0.0.xxx sampai

223.255.255.xxx.

Menurut (Sritrusta Sukaridhoto, 2014) menyimpulkan bahawa:

tujuan dari IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network),

dimana biasa disebut internetwork, atau internet, yang menyediakan pelayanan

komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang

jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau

mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.

d. Kelas D

Pada IP Address kelas D, 4 bit pertama dari IP address ini adalah 1 1 1 0,

sedangkan bit sisanya digunakan untuk grup host pada jaringan dengan range IP antara
36

224.0.0.0 - 239.255.255.255. IP Address kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu

pemakaian aplikasi secara bersama - sama oleh sejumlah komputer. Salah satu

penggunaan multicast address pada internet saat ini adalah aplikasi real time video

multiconference yang melibatkan lebih dari dua host (multi point) dengan

menggunakan Mbone (multicast backbone).

e. Kelas E

Pada jaringan IP address kelas E, 4 bit pertama dari IP address ini adalah 1 1 1

1. IP Address kelas E mempunyai range antara 240.0.0.0 - 254.255.255.255. IP

Address kelas E merupakan kelas IP Address eksperimen yang dipersiapkan untuk

pegalamat IP address di masa yang akan datang.

Berdasarkan jenisnya, IP Address dibedakan menjadi 2 macam, yaitu IP Private

dan IP Public. IP private digunakan oleh suatu organisasi yang diperuntukan untuk

jaringan lokal. Organisasi lain dari luar organisasi tersebut tidak dapat melakukan

komunikasi dengan jaringan lokal. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan

intranet. Range IP private adalah sebagai berikut :

kelas A : 10.0.0.0 - 10.255.255.255

kelas B : 172.16.0.0 - 172.31.255.255

kelas C : 192.168.0.0 - 192.168.255.255

Sedangkan IP Public adalah IP Address yang digunakan untuk internet pada jaringan

WAN oleh suatu organisasi, organisasi lain dari luar organisasi dapat melakukan

komunikasi langsung dengan IP tersebut. IP Public hanya diberikan kepada satu

jaringan sehingga tidak akan ada jaringan dengan dua IP Public yang sama.
37

2.5.2. Subnetting

Menurut (Pratama, 2014) memberikan batasan bahwa, “Subnetting didefinisikan

sebagai proses untuk melakukan Subnet pada pengalamatan jaringan komputer

berbasiskan IP Address dengan menggunakan Net Mask dan Subnet Mask”. Tiap-tiap

data link di jaringan harus memiliki Network ID yang unik, dengan host pada link

tersebut yang menjadi anggota dari network tersebut. Jika kita membagi network utama

(Class A, B, atau C) menjadi subnetwork yang lebih kecil, maka kita bisa membuat

interconnecting subnetworks (hubungan antar subnetwork dengan IP routing protocol).

Maka masing-masing data link pada jaringan ini memiliki network/subnetwork ID

yang unik. Untuk melakukan subnetting atau men-subnet suatu jaringan, perpanjang

natural/default mask dengan bit-bit yang bernilai 1 pada porsi host ID untuk membuat

sebuah subnetwork ID.

2.6. Keamanan Jaringan Komputer

Menurut (Asteroid & Hendrian, 2016) memberi batasan bahwa, “keamanan

jaringan secara umum adalah komputer yang terhubung ke network, mempunyai

ancaman keamanan lebih besar dari pada komputer yang berdiri sendiri (stand

alone)”.

Dengan pengendalian yang teliti, resiko tersebut dapat dikurangi. Namun

network security biasanya bertentangan dengan network access semakin mudah,

maka network security semakin rawan dan bila network security semakin baik,

network access semakin tidak nyaman.

1. Wi-Fi Protected Access (WPA)

Menurut (Jamaludin, 2016) menyimpulkan bahwa:


38

Teknik WPA (Wi-Fi Protected Access) merupakan salah satu pengamanan

pada jaringan yang menggunakan teknologi Wi-Fi, memliki model kompatibel

dengan spesifikasi standar draft IEEE 802.11i dan mempunyai beberapa tujuan

dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk

menggantikan WEP.

2. Wi-Fi Protected Access 2-Pre Shared Key (WPA2-PSK)

Menurut (Asteroid & Hendrian, 2016) menyimpulkan bahwa:

WPA2-PSK singkatan dari Wi-Fi Protected Access 2-Pre Shared Key. WPA2-

PSK menggunakan protocol enkripsi yang lebih baik dibandingkan dengan

WEP maupun WPA-PSK. WPA2-PSK menggunakan algoritma enkripsi AES

dan otentikasi 802.1X. Sehingga menjamin keamanan data dan kontrol akses

jaringan lebih baik dibandingkan WEP dan WPA-PSK.

2.6.1. Firewall

Di dalam jaringan komputer, baik di intranet maupun internet, pemanfaatan

Firewall perlu dilakukan untuk menciptakan keamanan serta lalu lintas paket data

yang tertib dan lebih baik.

Menurut (Pratama, 2014) menyimpulkan bahwa :

Firewall didefinisikan sebagai gabungan antara perangkat keras komputer (Hardware)

dan perangkat lunak (Software), yang ditujukan untuk mengatur dan mengawasi lalu

lintas paket data di dalam jaringan komputer. Firewall juga dapat didefinisikan sebagai

perangkat lunak komputer (Software) yang ditujukan untuk keamanan pada jaringan

komputer dengan melakukan pengawasan pada arus paket data di dalam jaringan

komputer serta bagaimana melakukan pengaturan di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai