ABSTRACT
The digital economy refers to an economy that is based on digital technologies,
although we increasingly perceive this as conducting business through markets based
on the internet and the World Wide Web. The use of information to interact and
communicate in a globalize, high tech economy. The digital economy enables and
conducts the trade of goods and services through electronic commerce on the
internet. The digital economy is based on three pillars: supporting infrastructure
(hardware, software, telecoms, networks, etc.), e-business (processes that an
organization conducts over computer-mediated networks) and e-commerce (transfer of
goods online).More and more people who do business with the digital economy will
lead to growth for the national economy.
ABSTRAK
Ekonomi digital mengacu pada ekonomi yang didasarkan pada teknologi digital,
meskipun kami memahami ini sebagai pelaksanaan kegiatan usaha melalui pasar
berdasarkan pada internet dan world wide web. Penggunaan informasi untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dalam dunia global, ekonomi teknologi tinggi. Ekonomi
digital memungkinkan dan melakukan perdagangan barang dan jasa melalui
perdagangan elektronik di internet. Ekonomi digital didasarkan pada tiga pilar:
infrastruktur (hardware, software, telekomunikasi, jaringan, dll), e-bisnis (proses yang
organisasi melakukan melalui jaringan komputer-dimediasi) dan e-commerce (transfer
barang online). Semakin banyak masyarakat yang melakukan usahanya dengan
ekonomi digital maka akan mengakibatkan pertumbuhan bagi ekonomi nasional.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian,
perekonomian Indonesia yang berbasis konsumsi masih memiliki daya tahan. Hal ini
ditunjukkan dengan positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga triwulan III-
2016. Pertumbuhan konsumsi yang cukup tinggi tersebut antara lain didorong oleh
semakin mudahnya aktivitas jual beli melalui berbagai platform, yang semakin
memudahkan konsumen untuk memperoleh barang dan jasa. “Salah satunya adalah
aktivitas belanja daring atau e-dagang (e-commerce),”
Aktivitas belanja daring tersebut dapat menghubungkan konsumen langsung dengan
produsen, termasuk berbagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari seluruh
Indonesia. Maksud dan tujuan penulisan untuk memberikan gambaran bahwa peran
perbankan dengan layanan E-banking menjadi sangat penting dan menjadi aktor utama
dalam mempercepat pembentukan masyarakat digital Dengan besarnya dana masyarakat
yang tersimpan di industri perbankan, sebuah bank masih bisa meningkatkan aktivitas
transaksi yang paperless di masa yang akan datang. Hal ini bisa dilihat dari trend
pertumbuhan jumlah kartu plastik beserta nilai transaksinya yang semakin meningkat
dalam 12 bulan terakhir ini. Tantangannya adalah bagaimana mempercepat laju
penetrasinya di masa yang akan datang.
User education menjadi salah satu strategi kunci dalam meningkatkan penetrasi
layanan E-banking. Implementasinya HowtoTransformintoDigitalEconomy (Bagaimana
untuk berubah menjadi Ekonomi Digital) tantangan terberat adalah bagaimana
meningkatkan penetrasi TIK di masyarakat berpenghasilan rendah yang masih
merupakan mayoritas di Indonesia. layanan E-banking masih terkonsentrasi pada
masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, berpendidikan tinggi, dan
terkonsentrasi di perkotaan.
B. Permasalahan
How to Transform into Digital Economy (Bagaimana untuk berubah menjadi
Ekonomi Digital) ? Bagaimana mengatasi resiko yang diakibatkan adanya ekonomi
digital?, khususnya di sisi stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, cyber security,
integritas dan keamanan transaksi keuangan, serta perlindungan konsumen dan
bagaimana Perkembangan E-Commerce Indonesia
C. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dimana data diambil
dari badan yang independen yaitu Bank Indonesia, serta sumber lainnya.
BAB II
HASIL DAN ANALISIS
Dalam menjaga kestabilan dan keamanan teknologi informasi dan komunikasi, terutama
internet di Indonesia. Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
membentuk Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure (ID-
SIRTII) yang bertujuan untuk mengimbangi dengan kesiapan infrastruktur strategis untuk
meminimalisir dampak negatif dari jaringan internet di Indonesia.
Bagi perusahaan baru (start-up company), untuk terjun ke bisnis ini biasanya lebih
mudah dibandingkan dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Statistik menunjukkan
bahwa sebagian besar perusahaan lama yang ingin memanfaatkan keberadaan ekonomi
digital harus mengadakan perubahan mendasar pada proses bisnisnya secara radikal
(business process reengineer)
Profil Digital Economy yaitu Perkembangan SP (system pembayaran) Non Tunai,
Perkembangan E-commerce dan Perkembangan Fintech.
memilih dan memilah hal-hal yang baik serta perlu kegesitan dalam mengambil
kesempatan.
Salah satunya kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam perekonomian global
secara lebih aktif, khususnya di sektor perdagangan yang saat ini telah menggunakan
basis digital atau yang biasa disebut dengan e-commerce.
Perkembangan Transaksi E-Commerce di Indonesia.
(a) perusahaan teknologi independen yang tidak terafiliasi langsung dengan lembaga
keuangan, (b) bukan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, serta (c) aktivitas
FinTech yang dilakukan oleh operator telekomunikasi atau lembaga jasa keuangan. Total
nilai transaksi di FinTech Market* tercatat senilai US$ 15 miliar pada 2016. (Sumber:
Statista Bank Indonesia Desember 2016) termasuk Digital financial services and
alternative finance instruments Digital payments.
E-Commerce Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain karena penetrasi (e-
commerce) hanya 0,6 persen dari total transaksi retail. Padahal, e-commerce ini dapat
membantu 56 juta UMKM yang menyumbang sekitar 55 persen PDB, solusinya adalah
segera lakukan percepatan implementasi sehingga betul-betul bisa kita dorong untuk
nantinya memasarkan produk-produk usaha-usaha kecil, usaha- usaha mikro di negara kita.
Respons Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia yang terkait dengan Ekonomi
Digital.
Salah satu respon kebijakan Sistem Pembayaran di bidang ekonomi digital dapat
terlihat dalam keterlibatan BI mengatur kerangka institusi sistem pembayaran dengan
Penguatan pengaturan, kelembagaan termasuk keterlibatan asing.
Respon Kebijakan SP Bank Indonesia yang terkait dengan Ekonomi Digital Peraturan
Bank Indonesia (PBI) Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PTP).
Laju inovasi teknologi dan penetrasi-nya di area SP menuntut BI untuk mengambil
respon kebijakan yang akurat dan timely guna memastikan inovasi dapat berlangsung secara
sustainable dalam koridor kehati- hatian.
Selain memperbesar variasi model bisnis, inovasi di bidang SP juga mendorong
lahirnya new entrants yaitu fintech , termasuk e-commerce. Dalam kaitan tersebut, pada 14
November 2016 BI menerbitkan PBI PTP yang mempertimbangkan inovasi, peningkatan
keamanan, & perlindungan konsumen.
Respons Kebijakan SP Bank Indonesia yang terkait dengan Ekonomi Digital yaitu
Mendirikan BI FinTech Office pada tanggal 14 November 2016 BI sebagai pusat
pengembangan FinTech di Indonesia yg terdiri dari 4 bidang yaitu :
1. Katalisator/Fasilitator
Pertukaran ide inovatif pengembangan Fintech di
Indonesia
2. Business intelligence
Memberikan update melalui diseminasi hasil kajian dan pertemuan termasuk dengan
kementerian dan otoritas terkait serta lembaga internasional
3. Assessment
Memantau dan memetakan potensi manfaat serta risiko inovasi model bisnis dan
produk yang ditawarkan sebagai dasar bagi perumusan kebijakan
4. Koordinasi
Memberikan pemahaman atas kerangka pengaturan yang ada, dan mendorong
harmonisasi regulasi lintas otoritas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN