Anda di halaman 1dari 22

Factors leading group behavior in

organizations
Faktor-faktor yang memimpin perilaku
kelompok dalam organisasi

BY

DR. Rosita, SE., MSi


Filosofi Kepemimpinan
Filosofi kepemimpinan berada di bawah filsafat karena
berurusan dengan pengetahuan, kepercayaan, konsep, sikap,
dan nilai, sebagian besar dalam cara pemimpin seharusnya
memperlakukan orang lain, seperti pengikut dan rekan kerja
mereka.  Jadi, sementara teori, model, atau konsep
kepemimpinan mungkin memiliki fakta ilmiah yang valid yang
melandasinya, sebuah teori sering kali memperdebatkan nilai
yang harus diberikan pemimpin kepada pekerja atau
pengikutnya.
Pemimpin yang ideal bukanlah dinilai dari
seberapa banyak pengikutnya dan seberapa lama
dia memimpin tapi dilihat dari seberapa banyak
orang yang mampu dia tempatkan menjadi sosok
pemimpin baru.

Didalam kepemimpinan organisasi individu atau


kelompok kita mengenal pemimpin (leader) dan
kepemimpinan (leadership) yang harus
menerapkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menjalin kedekatan dengan anak buah.
Kepemimpinana di dalam organisasi akan mendapat respek dari anak
buah, karena mereka akan percaya dan mau mengikuti pemimpin.
2. Memberikan semangat dan motivasi kepemimpinan
Bukan hanya sekedar pangkat dan jabatan tapi kepemimpinan adalah
bagaimana seorang pemimpin dapat memberikan semangat dan
motivasi untuk setiap hal kecil dari pekerjaan yang anak buah lakukan.
3. Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
Kepercayaan dalam hal melakukan tugas mereka, jika ada hal yang tidak
sejalan jangan langsung menghakimi tapi berikan feedback agar
kedepannya mereka tidak takut salah dalam mengambil sebuah
keputusan.
Dyadic theories & followership
• Komunikasi diadik disebut juga two way communication adalah proses komunikasi yang
terjadi secara dua arah antara satu orang dengan satu atau dua orang lainnya yang
saling berhadapan langsung (face to face). Dengan kata lain komunikasi diadik
merupakan bentuk khusus komunikasi antarpribadi atau interpersonal.

• Teori diadik merupakan pendekatan kepemimpinan yang mencoba untuk


menjelaskan mengapa pemimpin bervariasi dalam perilaku mereka kepada
pengikut.

• Tema umum dalam kepemimpinan diadik adalah gagasan "dukungan untuk diri" yang
diberikan pemimpin kepada pengikut, dan kinerja pengembalian yang disediakan
pengikut kepada para pemimpin.
Evolusi Teori Dyadic
• Teori “Vertical Dyadic Linkage” (VDL) Teori Hubungan diad vertikal adalah teori yang
berhubungan dengan hubungan diad individu yang terbentuk antara pemimpin dan bawahannya.
Teori ini juga dikenal luas sebagai Teori Pertukaran Kepemimpinan-Anggota. menggambarkan
situasi dimana seorang pemimpin membentuk hubungan diadik kelompok dalam (in-group)
berhubungan tinggi dengan beberapa pengikut dan hubungan diadik kelompok luar (out-group) yang
berhubungan rendah dengan pengikut lainnya. Dimana pemimpin berprilaku tidak sama, yang
disebut dengan teori LMX.

Teori “Leader–Member Exchange” (LMX) adalah leader member exchange didefinisikan


sebagai kualitas pertukaran antara pemimpin dan bawahan mereka, yang berarti bahwa atasan dan
bawahan membangun hubungan timbal balik dan mengembangkan tingkat saling menghormati dan
kepercayaan dengan cara menciptakan kelompok kesayangan. Berhadap-hadapan interaksi
pemimpin-anggota memainkan peran penting dalam kehidupan organisasi. Karena pemimpin atau
atasan memiliki jumlah terbatas dalam sumber daya sosial, pribadi, dan organisasi (seperti energi,
waktu, perhatian, dan kebijaksanaan), dan sebagai hasilnya cenderung untuk mendistribusikan mereka
di antara pengikut.
• In- Group

Bawahan yang dapatOut-Group


diandalkan dalam
berpartisipasi dan Atasan berpendapat
memberikan usaha bahwa bawahan dalam
yang lebih dari yang kategori ini adalah
bawahan yang
ditetapkan di melaksanakan tugas–
gambaran pekerjaan tugasnya sesuai dengan
(job description). gambaran pekerjaan
formal mereka saja.
Tiga Tahap Proses untuk Membangun Hubungan
LMX yang positif
• Tahap 1 Pemimpin dan pengikut memperlakukan dirinya sebagai orang yang tidak
saling mengenal, menguji satu sama lain untuk mengidentifikasi perilaku apa yang
dapat diterima. Setiap hubungan dinegosiasikan informal antara tiap pengikut dan
pemimpin. Manajemen Kesan adalah usaha pengikut untuk membuat citra yang baik
dengan tujuan untuk mendapat keuntungan atau menjaga hubungan panjang dengan
pemimpin.
• Tahap 2 Setelah pemimpin dan pengikut kenal, mereka harus memperbaiki dan mengetahui peran
yang mereka mainkan. Kepercayaan, kesetiaan dan hormat mulai terbangun antara pemimpin
dan pengikut. Dalam tahap ini, keadilan dari pemimpin sangatlah krusial. Ketika pemimpin merasa
adil dan berbuat baik dengan tujuan pengikut akan mengambil kesimpulan bahwa pemimpin
melakukan itu kepada mereka, dan akan menghasilkan hasil pertukaran yang tinggi.
• Tahap 3 Tahap ini adalah tahap kedewasaan. Pertukaran berdasarkan pada ketertarikan
pribadi berubah menjadi komitmen yang sama pada misi dan tujuan di dalam unit kerja.
Efek Leader Member Exchange
1. Kepuasan kerja yang tinggi
Hubungan yang baik dengan atasan akan menjadikan karyawan nyaman dan puas dalam
melakukan pekerjaannya.
2. Komitmen organisasi
Efek dari hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan juga terdapat pada komitmen
organisasi karyawan yang tinggi.
3. Organizational citizen behavior (OCB)
Karyawan melakukan inisiatif- inisiatif kerja tanpa perintah atasan ketika hubungan mereka
dengan atasan baik.
4. Penilaian kinerja yang objektif
Atasan yang mempunyai hubungan baik dengan para karyawan akan memberikan penilaian
kinerja yang objektif, bukan subjektif.
5. Menurunnya intensi untuk keluar dari perusahaan
Intensi keluarnya karyawan dari perusahaan yang rendah merupakan salah satu efek dari leader
member exchange yang po sitif.
Faktor yang Menentukan Kualitas LMX

1. Sifat Pengikut
Teori Pertukaran Pemimpin Pengikut menyarankan bahwa pengikut proaktif memperlihatkan
inisiatif walaupun dalam area yang bukan tanggung jawabnya,meberi rasa yang kuat terhadap
komitmen, dan memperlihatkan rasa tanggungjawab agar unit kerjanya sukses.
2. Persepsi Pemimpin dan Pengikut
Kesan pertama pemimpin dapat mempengaruhi perilaku pemimpin pada pengikut. Hubungan
positif akan terjadi lebih sering ketika pengikut kompeten dan dapat dipercaya, dan ketika
nilai pengikut sama dengan nilai pemimpin.
3.Faktor Situasional
Yaitu kejadian yang tidak terduga yang menimbulkan peluang pemimpin untuk mengevaluasi
etika kerja pengikut atau karakter. Persepsi dari reaksi pengikut akan mempengaruhi tipe
hubungan mereka.
Tipe-tipe folowers

Robert E. Kelly
Tipe-Tipe Follower
1. Tipe pasif dan domba (sheep). Ciri-cirinya adalah pasif, tergantung, dan
tidak kritis dalam pemikiran Follower tipe ini hanya menjalankan
perintah dari pemimpin.
2. Tipe “ yes people” (conformist follower). Pengikut tipe ini selalu berada di
sekitar “bos”, berusaha mengantisipasi setiap langkah, siap untuk
membukakan pintu untuk atasannya. Pengikut dengan tipe seperti ini
mempunyai ciri: pendekatannya aktif, tetapi berpikir tidak kritis dan tidak
bebas.
3. Alienated follower. Cirinya adalah independen dalam berpikir dan pasif
dalam pendekatan. Mereka acap merasa kecewa dengan pemimpinnya.
Mereka tidak memberikan seluruh tenaga dan komitmen kepada
pemimpinnya.
4. Tipe pragmatis atau survivor 
Seorang pengikut yang memiliki kualitas keempat ekstrem (terasing, efektif,
pasif, konformis), tergantung pada gaya sesuai dengan situasi umum. Tipe ini
adalah orang yang dapat selamat dari segala bentuk reorganisasi dan selalu
terpakai. Mereka dapat menyesuaikan diri dengan segala macam keadaan,
pasang surut waktu, dan kejadian yang menimpa organisasi.
5. Tipe effective follower 
Karakter mereka mirip dengan karakter pemimpin. Ciri-cirinya adalah
melakukan pendekatan aktif, mandiri, dan berpikir kritis. Mereka akan
menyampaikan pendapatnya tentang ide-ide yang dilontarkan pemimpin
sekaligus menyampaikan ide-ide yang dimilikinya. Mereka mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Nah, tipe terakhir inilah yang akan menjadi asset berharga bagi
organisasi.
Follower

• Followership penting dalam pembahasan kepemimpinan karena


beberapa alasan. Tanpa pengikut tidak ada pemimpin.
Pengorganisasian ke dalam hirarki merupakan fenomena alam baik di
kerajaan manusia dan hewan. Para peneliti mempelajari serigala,
simpanse, dan bahkan ayam telah lama mengetahui bahwa hierarki
sosial mempromosikan kesejahteraan kelompok karena beberapa
individu bertindak sebagai pemimpin dan orang lain sebagai pengikut.
Locus follower
• Locus of control internal Orang-orang yang percaya bahwa mereka adalah " tuan dari
nasib mereka sendiri " yang dikatakan memiliki internal locus of control , mereka percaya
bahwa mereka dapat mempengaruhi orang dan peristiwa di tempat kerja mereka.
Orang-orang yang percaya bahwa mereka adalah " pion nasib “. Gaya Kepemimpinan
yang disukai adalah gaya partisipatif .

• Locus of control external Mereka tidak berpengaruh terhadap peristiwa di tempat kerja,
gaya kepemimpinan yang disukai adalah gaya direktif. Akan terjadi konflik bila diberikan
kebalikannya.

• Pendidikan dan Pengalaman Follower, harus dihargai pemimpin seperti pengalaman,


pelatihan, dan latar belakang serta bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku
mereka .

• Peran ganda Menjadi Pemimpin dan Pengikut. Contoh dalam sistem sekolah guru
menjawab kepala sekolah, manajer menengah menjawab wakil presiden.
Team Leadership
• Tim adalah kelompok didalam organisasi yang anggota-anggotanya saling
 bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan oleh adanya
satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi tersebut
dilakukan demi mencapai tujuan bersama. Contoh dari sebuah tim adalah tim
manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim pengembang organisasi
• Oleh karena itu, kepemimpinan dapat menjadi milik orang yang bukan “pemimpin”.
Pentingnya seorang Team Leader adalah seseorang yang memiliki keahlian di
bidangnya sehingga dapat mempengaruhi banyak orang untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan bersama dengan orang-orang di sekitarnya.
• Pemimpin adalah orang yang memiliki ketrampilan dan kekuatan terutama yang
mempunyai ketrampilan dalam suatu bidang, sehingga dapat mempengaruhi orang
lain dan secara bersama-sama melaksanakan kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan. Seorang pemimpin juga bisa disebut “Lead” dalam bahasa Inggris, dan dia
bertanggung jawab untuk melakukan segala sesuatu di antara anggotanya yang
mengatur pesanan.
Fungsi Team Leader
• Fungsi pemandu Pemimpin bertindak sebagai komunikator, menentukan kapan (kapan harus
mulai melaporkan hasil), di mana (di mana pesanan harus dilaksanakan) dan apa (isi pesanan),
bagaimana (bagaimana pesanan harus dilaksanakan) dan keputusan untuk melanjutkan secara
efektif. Dengan cara ini, pekerjaan orang yang dipandu hanya dapat melaksanakan satu
perintah.
• Fungsi konsultasi Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultasi untuk komunikasi timbal
balik. Metode ini digunakan ketika manajer setuju untuk mengambil keputusan setelah
berkonsultasi dengan pimpinan dan karyawan yang perlu dipertimbangkan.
• Fungsi partisipasi Team Leader Untuk menjalankan fungsi ini, manajer mencoba mengaktifkan
manajer dalam proses implementasi dan pengambilan keputusan. Saat menjalankan fungsi
yang ditugaskan, para pemimpin mendelegasikan kekuasaan untuk membuat atau menentukan
keputusan.Kepercayaan pemimpin, mempercayai otorisasi dengan bertindak secara
bertanggung jawab atas orang lain. Jika tidak ada kelompok kerja, karena kemajuan dan
perkembangan, fungsi yang didelegasikan hanya bisa menjadi pemimpin dan tidak bisa
direalisasikan.
• Fungsi kontrol. Fungsi ini menunjukkan bahwa para pemimpin harus mengatur aktivitas
mereka dalam koordinasi langsung dan efektif agar dapat secara efektif mencapai tujuan
bersama terbesar. Untuk menjalankan fungsi pengendalian, manajer dapat melakukan kegiatan
pengelolaan, pengelolaan, pemantauan dan koordinasi.
Tugas Utama Team Leader
1.Pengendalian biaya (gunakan APD dari waktu ke waktu dan bahan
limbah karena skrap).
2.Periksa keamanan kemungkinan kecelakaan di tempat kerja.
3.Laporkan hasil kualitas, produksi harian, keselamatan, dan
penghentian jalur produksi kepada manajer atau SPV.
4.Kontrol pengiriman tepat waktu (tanggal akhir baris).
5.Kontrol berhenti dan tindakan.
6.Periksa moral (absensi) dan aktivitas 5 R.
7.Periksa produksi harian (meningkatkan produktivitas) dan pencapaian
tujuan kualitas.
Tanggung Jawab Team Leader

 Memilih anggota tim dengan keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai goal tertentu
 Membuat dan mengimplementasikan strategi yang akan digunakan anggota timnya untuk mencapai goal
 Mendelegasikan tugas ke setiap anggota tim berdasarkan kekuatan dan skill set yang dimilikinya
 Memberi pelatihan yang dibutuhkan untuk bisa mengerjakan tugas-tugas tertentu dengan tujuan supaya
mencapai goal tertentu
 Memberi dukungan dan dorongan supaya anggota tim tetap termotivasi dan bekerja sama
mencapai goal bersama
 Mengawasi operasi harian dari timnya
 Memonitor kontribusi dan partisipasi setiap anggota tim untuk memastikan proyek yang dikerjakan bisa
selesai sesuai deadline
 Membuat dan mendistribusikan laporan ke manajemen secara rutin yang menunjukkan progres dari
proyek yang dikerjakan
 Memastikan sumber daya perusahaan digunakan secara efisien
 Mengatasi konflik yang terjadi di antara anggota timnya sendiri.
Skills yang Dibutuhkan Team Leader

1. Komunikasi
Seorang team leader harus berkomunikasi secara rutin dengan anggota timnya, manajemen,
dan klien. Hal tersebut untuk memastikan bahwa mereka semua memiliki pemahaman serupa
seputar goal dan progres dari proyek yang dikerjakan. Sehingga, skill komunikasi yang baik,
termasuk verbal dan tertulis, dibutuhkan untuk memastikan informasi dapat dimengerti dengan
mudah oleh setiap orang.
2. Memotivasi
Seorang team leader harus bisa memotivasi timnya untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Sehingga, kemampuan memberi motivasi adalah salah satu skill yang wajib dimiliki oleh seorang team leader.
3. Membangun hubungan
Kemampuan membangun hubungan dengan orang lain merupakan skill lain yang perlu dimiliki seorang team
leader. Hal ini karena team leader harus mampu menjalin hubungan baik dengan anggota timnya, manajer, dan
klien. Membangun hubungan juga berarti menjaga rasa saling percaya dan menghargai satu sama lain.
4. Decision making
Seorang team leader harus membuat keputusan secara rutin untuk memastikan proyek yang dikerjakan sesuai
rencana. Sehingga, kemampuan decision making yang baik perlu dimiliki oleh seorang team leader. Dengan
begitu, tim yang dipimpinnya dapat menyelesaikan proyek secara efektif dan tepat waktu.
5. Bertanggung jawab
Seorang team leader juga harus bertanggung jawab untuk pekerjaannya sendiri dan anggota timnya. Mau
mengambil tanggung jawab dan menunjukkan akuntabilitas adalah hal penting untuk menjadi seorang team
leader yang efektif. Tidak hanya itu, mau bertanggung jawab juga akan membangun rasa percaya serta respek dari
manajer dan anggota timnya.
6. Berorientasi terhadap goal
Team leader adalah seseorang yang mau memimpin dan melakukan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Sehingga, ia harus bisa melihat sebuah situasi dari berbagai sudut pandang dan memilih tindakan terbaik supaya
mencapai goal yang ditentukan.
7. Adil
Mampu bersikap adil adalah skill lain yang diperlukan seorang team leader. Maksudnya, ia akan membagi tugas
sesuai keahlian anggota timnya dengan porsi serupa. Ia juga tidak memfavoritkan satu orang dibandingkan yang
lainnya ketika bekerja atau memberi penghargaan.
 
Aspek-aspek membangun tim berkinerja
tinggi
• Goal Setting
• Leadership
• Cooperative Relationship
• Managing Conflict
• Communication
• Decision Making
• Diversity

Anda mungkin juga menyukai