Anda di halaman 1dari 8

MID TERM ESSAY

Pengantar Komunikasi Bisnis dan Teknik Penulisan Ilmiah

E-Commerce Memberi Potensi Besar bagi Perekonomian


Indonesia
Dosen pengajar : Arga Hananto S.E., M.Bus.

Yuyu Buono Ayuning Pertiwi ( 1806138586)

PKBTPA – I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia

2019
E-Commerce Memberi Potensi Besar bagi Perekonomian Indonesia

Era Globalisasi membawa Indonesia semakin dekat dengan teknologi yang berkembang pesat
dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu bentuk teknologi yang telah menjadi kebutuhan
sehari-hari masyarakat adalah internet. Berdasarkan riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia ( APJII) yang dikutip dalam kompas.com menuliskan hasil studi polling Indonesia
mengenai pengguna internet di tahun 2018, dari sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia,
terdapat 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen penduduk yang sudah terhubung ke internet.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 10,12% dari periode sebelumnya, dan diprediksi
akan meningkat kedepannya sebagai dampak dari globalisasi yang kian meluas. Riset tersebut juga
membuktikan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah melek akan hadirnya teknologi.

Berkaitan dengan pengguna internet yang meningkat drastis dan fiturnya yang semakin
canggih, banyak inovasi baru muncul melalui media internet. Berbagai aspek dalam kehidupan
yang tadinya tidak berhubungan dengan internet, mulai ditransformasi kedalam bentuk digital.
Mulai dari aspek pendidikan, ekonomi dan bisnis, layanan kesehatan, layanan pemerintah, dan lain
sebagainya telah bergerak searah menuju proses digitalisasi.

Dari sudut pandang ekonomi, trend digitalisasi dalam bidang perekonomian di Indonesia mulai
masuk ke tahap yang lebih luas dan sering disebut dengan ekonomi digital. Mengutip Report G20
China (2016), ekonomi digital merupakan aktivitas ekonomi yang meliputi penggunaan informasi
dan pengetahuan digital sebagai faktor kunci produksi, jaringan informasi modern sebagai ruang
aktivitas yang penting, serta efektivitas penggunaan teknologi sebagai penggerak penting terhadap
pertumbuhan produktivitas dan optimalisasi struktural ekonomi. Adapun laporan dari McKinsey
& Co yang berjudul The Digital Archipelago, menuliskan beberapa faktor yang mendorong
pertumbuhan ekonomi digital Indonesia meliputi penetrasi pengguna smartphone, peningkatan
daya beli masyarakat, dan kemampuan adopsi teknologi masyarakat yang relatif cepat.

Salah satu jenis dari ekonomi digital yang sedang masif perkembangannya di Indonesia adalah
e-commerce . E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran
produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet (Turban and King
:2002). Dengan kata lain e-commerce merupakan model bisnis yang mengintregasikan transaksi
perdagangan dengan basis teknologi tertentu. Adanya e-commerce menjadikan perdagangan lebih
efektif dan efisien karena memiliki jangkauan yang lebih luas dan mampu mengeliminasi
keterbatasan dalam dimensi ruang dan waktu. Berdasarkan riset i-Price Group, berikut merupakan
potongan data mengenai e-commerce dengan pengunjung terbanyak di Indonesia pada Kuartal III
2019:

E-Commerce di Indonesia dengan Pengunjung terbanyak pada Kuartal


100
III 2019
66 juta
56 juta
42.9 juta
21.4 juta

0
Tokopedia Shopee Bukalapak Lazada

Grafik 1.1

Grafik 1.1 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung e-commerce di Indonesia menunjukkan angka
hingga puluhan juta per bulannya. Sedangkan e-commerce dengan jumlah pengunjung yang
terbanyak dipimpin oleh Tokopedia dengan jumlah pengunjung mencapai 66 juta.

Mengutip data dari lembaga riset asal Inggris Merchant Machine, mengenai sepuluh negara
dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia pada tahun 2018, Indonesia menduduki
peringkat pertama. Tingkat pertumbuhan e-commerce di Indonesia mencapai 78%, kemudian
disusul oleh Meksiko dengan presentase pertumbuhan 59%, dan Filipina berada di urutan ketiga
dengan presentase pertumbuhan sebesar 51%. Selisih yang cukup besar dalam presentase
pertumbuhan menandakan bahwa Indonesia tumbuh dengan laju kecepatan yang relatif tinggi.

Pertumbuhan E-commerce yang tinggi serta berbagai kemudahan dalam pengggunaannya telah
mendorong iklim bisnis di Indonesia semakin kompetitif. Hal tersebut memberi potensi besar bagi
perekonomian Indonesia yang meliputi :

1. Meningkatkan GDP atau Gross National Product Indonesia

Gross Domestic Product merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi
di suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Terdapat beberapa pendekatan untuk mengukur besar
GDP suatu negara yaitu pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan
produksi. Pengaruh e-commerce terhadap GDP dapat dijelaskan melalui pendekatan pengeluaran
dengan persamaan matematika Y = C + I + G + NX. Variabel konsumsi yang dilambangkan dengan
huruf C di dalam persamaan, adalah instrumen utama yang menghubungkan e-commerce dengan
GDP Indonesia.

Berkembangnya e-commerce mendorong perilaku konsumtif masyarakat Indonesia sehingga


nilai konsumsi yang ada dalam persamaan GDP juga akan meningkat. Konsumsi masyarakat
meningkat seiring dengan semakin mudahnya transaksi dalam berbelanja. Selain itu, harga barang
atau jasa di dalam e-commerce cenderung lebih murah daripada perdagangan konvensional
sehingga daya beli pun masyarakat meningkat.

Berdasarkan data Bank sentral transaksi belanja online di dalam negeri pada tahun 2019
menunjukkan angka yang meningkat hingga mencapai Rp13 triliun setiap bulan, atau Rp140 triliun
per tahun. Adapun data yang di proyeksikan oleh McKinsey & Co memperkiraakan nilai pasar dari
transaksi e-commerce Indonesia akan mencapai US$ 65 miliar atau sekitar 910 triliun rupiah pada
tahun 2022. Angka tersebut naik lebih dari enam kali lipat dibandingkan dengan data BI tahun
2018. Dari kenaikan tersebut, dapat dilihat bahwa sumbangan e-commerce terhadap GDP semakin
meningkat.

Peningkatan GDP suatu negara akan berdampak juga pada kenaikan tingkat pertumbuhan
ekonomi negara. Mengapa demikian ? Karena tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dihitung
dari laju pertumbuhan GDP negara tersebut. McKinsey & C dalam laporannya yang berjudul
“Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity” menuliskan bahwa peralihan ke ranah ekonomi
digital akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga US$ 150 miliar dolar pada
2025. Proyeksi tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa ekonomi digital berpotensi
besar untuk dapat meningkatkan perekonomian negara yang dicerminkan dari angka pertumbuhan
ekonomi.

2. Menambah lapangan kerja sekaligus mengurangi tingkat pengangguran

Adanya e-commerce telah menciptakan banyak lapangan kerja di Indoensia. Secara kuantitas
jumlah e-commerce yang ada di Indonesia sangatlah banyak baik dengan skala besar atau kecil,
sudah terdaftar maupun belum. Meskipun dari sekian banyak e-commerce tidak semua memiliki
skala yang besar dan mampu membuka lapangan pekerjaan untuk tenaga kerja secara luas, namun
setidaknya e-commerce mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk pemiliknya dan
membebaskannya dari pengangguran.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak e-commerce asal Indonesia telah tumbuh menjadi
raksasa bisnis dengan skala global. Deretan e-commerce yang berhasil mendunia seperti Shopee,
Tokopedia, Bukalapak, Lazada nampaknya sedang menjadi bisnis yang ikonik di Indonesia dengan
jumlah pengunjung yang selalu meningkat. Beberapa platform bisnis tersebut mampu menyerap
tenaga kerja dengan jumlah yang cukup besar di Indonesia terutama untuk generasi Y dan Z
sebagai generasi yang telah akrab dengan kehadiran teknologi.

Selain menambah lapangan kerja, e-commerce juga menciptakan trend atas jenis-jenis
pekerjaan tertentu. Profesi yang dulunya asing dalam bisnis konvensional kini menjadi
pekerjaan yang bernilai uang tinggi. Pekerjaan yang sedang booming dalam dunia e-commerce
tersebut mayoritas berkaitan dengan informational technology (IT). Adapun pekerjaan-
pekerjaan tersebut meliputi programmer, system analyst, game developer, ERP consultant,
dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan lain yang menjadi hidup kembali ditengah melonjatnya
pertumbuhan e-commerce adalah industri pengiriman jasa atau logistik. Semenjak Indonesia
gencar akan e-commerce¸banyak bermunculan industri pengiriman jasa baru seperti
Kargo,Expedito, Paxel dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya akan mampu menyerap
tenaga kerja yang besar terutama pekerja kurir. Selain itu, startup dalam bidang online
transportation juga memfasilitasi penggunanya dalam hal jasa pengiriman barang yang
menunjukkan bahwa perkembangan e-commerce direspon oleh para pelaku bisnis yang
berkaitan untuk memperluas pangsa pasarnya

3. Mendorong berkembangnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

UMKM menjadi salah satu sektor yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil dan meningkatkan perekonomian negara. Terdapat
beberapa cara untuk mengembangkan sektor usaha ini, salah satunya dengan masuk ke ranah
digital yaitu e-commerce. Pada tahun 2017, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
serta Kementerian Komunikasi & Informatika, memperkenalkan program “UMKM Go Online”
yang diusung guna memfasilitasi agar usaha ini dapat bersaing di skala nasional bahkan global.
Program tersebut menandakan bahwa pemerintah juga menyadari pentingnya internet sebagai
media untuk meningkatkan jangkauan perdagangan. Dengan adanya e-commerce, pemilik bisnis
UMKM memiliki jangkauan yang lebih luas dalam memasarkan produk yang dihasilkan sekaligus
menekan biaya terutama untuk mendirikan atau menyewa tempat usaha.

Dari sekian banyak manfaat e-commerce yang sangat potensial, tidak menutup kemungkinan jika
potensi besar tersebut justru menjadi ancaman bagi Indonesia. Internet yang tidak memiliki batasan
sekaligus kemudahan barang impor masuk ke Indonesia adalah salah satu ancaman yang paling
nyata. Banyak produk asing justru menjadi brand andalan masyarakat Indonesia karena har

ganya cenderung lebih murah, seperti barang-barang asal China yang semakin murah akibat
kebijakan China melemahkan kurs yuan. Selain itu, adanya e-commerce juga sering kali
menurunkan penjualan pebisnis yang berjualan secara offline. Namun hal tersebut dapat
diminimalisir dengan melakukan pelebaran sayap bisnis dimana bisnis offline dapat juga
merambah ke ranah digital tanpa menghilangkan tempat bisnis yang semula sehingga persaingan
bisnis menjadi lebih kompetitif.

Perkembangan E-commerce yang masif di era digital ini dapat memberi potensi yang besar bagi
perekonomian Indonesia. E-commerce berkontribusi pada pertumbuhan Gross Domestic Bruto
melalui peningkatan variabel konsumsi, kemudian mengurangi angka pengangguran karena dapat
membuka lapangan kerja, dan meningkatkan sektor usaha dengan memfasilitasi UMKM dalam
memasarkan suatu barang atau jasa. Namun, disisi lain e-commerce juga dapat menjadi ancaman
bagi pelaku bisnis dalam negeri dalam hal mudahnya barang impor masuk ke Indonesia ataupun
menurunnya penjualan bisnis konvensional. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang baik untuk
mendorong potensi besar dari adanya e-commerce serta meminimalisir ancaman yang
ditimbulkannya.
REFERENSI

Jayani, Dwi Hadya. ( 2019, Oktober 22) 10 E-Commerce dengan Pengunjung Terbesar Kuartal
III-2019. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish. Pada tanggal 25
September 2019 pkl 20.00

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2018, Mei 1). Tumbuh Pesat, Perlu Strategi Hadapi
Ekonomi Digital. Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/. Pada tanggal 25 September 2019
pkl 10.00

Kharisma, Gilang. ( 2019, Mei 21). Dampak E-commerce di Indonesia: Logistik Tumbuh, Ritel.
Diakses dari https://id.techinasia.com/dampak-e-commerce-indonesia. Pada tanggal 25
September 2019 pkl 21.00

Mankiw, N. Gregory, 2004. Principles of Macroeconomics. Third Edition. Thomson South


Western.

McKinsey & Company. (2012). The Digital Archipelago: How Online Commerce Is Driving
Indonesia’s Economic Development. Pasific, Asia : Diakses dari https://www.mckinsey.com
/featured-insights/asia-pacific/the-digital-archipelago-how-online-commerce-is-driving-indo
nesias \-economic-development. Pada tanggal 24 September 2019 pkl 20.00

McKinsey & Company. (2006, Oktober). Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity. Diakses
dari https://www.mckinsey.com/featured-insights/asia-pacific/unlocking-indonesias-digital-
opportunity. Pada 24 September 2019 pkl 20.00

Pratomo, Yudha. (2019, Mei 16). APJII: Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Tembus 171 Juta
Jiwa. Diakses dari https://tekno.kompas.com/read/2019/05/16/03260037/apjii-jumlah-
pengguna-internet-di-indonesia-tembus-171-juta-jiwa. Pada tanggal 24 September 2019 pkl
20.00
Roosyana, Rommy. ( 2019, Februari 27). Kominfo Bidik 10 Ribu Pasar Bisa Jualan Online.
Diakses dari https://kominfo.go.id. Pada tanggal 29 September pkl 20.00

Singhn, Sumanjeet. (2008). Impact of Internet and Commerce on the Labor Market. Shri Ram
Center for IR & HR, 43, 633-644. Diakses dari https://www.jstor.org/stable/27768158. Pada
tanggal 27 September 2019 pkl 19.00

Widhowati, Hary. (2019, April 2). Indonesia Jadi Negara dengan Pertumbuhan E-Commerce
Tercepat di Dunia. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/25/
indonesia-jadi-negara-dengan-pertumbuhan-e-commerce-tercepat-di-dunia. Pada tanggal 24
September 2019 pkl 18.00

Anda mungkin juga menyukai