Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan ekonomi digital dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menunjukkan
kemajuan yang signifikan. Fakta ini akan turut menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
digital untuk beberapa dekade yang akan datang. Dari kejadian ini yang berhasil diidentifikasi pertama
kalinya adalah aktivitas e-commerce antar perusahaan dan individu, distribusi digital barang-barang dan
jasa-jasa, dukungan pada penjualan-penjualan barang-barang terutama sistem dan jasa-jasa yang
menggunakan internet.
Di Sumatera Utara, transaksi digital dari tahun ke tahun semakin meningkat dan
berkembang, hal ini membuktikan bahwa Provinsi Sumatera Utara juga ikut bersaing dalam dunia baru
ini. Di Indonesia sendiri Economist Intelligence Unit merilis urutan negara-negara berdasarkan
perkembangan perekonomian suatu negara. Negara kita menempati urutan 65 dari 70 negara. Mc
Kinsey dalam laporan bertajuk ‘Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity’ juga menyebutkan, peralihan
ke ranah digital akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga US$ 150 miliar dolar pada 2025.
Laporan itu menyatakan pula, 73 persen pengguna internet disini mengakses internet melalui perangkat
selular.
Perkembangan e-commerce di Indonesia akan terus meningkat terlebih lagi dengan upaya
pemerintah yang terus memperluas akses internet bagi masyarakat yang akan mempermudah akses
konsumen untuk lebih memenuhi kebutuhannya. Jumlah pembeli dan transaksi jual dari beli online akan
terus meningkat hingga lima tahun kedepan. Dari data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan
Informasi (Kemenkominfo), kini negara ini menjadi salah satu raksasa e-commerce di wilayah Asia
Pasifik. Di awal tahun 2017 lalu, merilis data bahwa nilai transaksi selama tahun 2016 mencapai angka
US$ 4,89 miliar, atau sekitar Rp. 68 triliun. Angka tersebut tentu merupakan angka perkiraan, sebab
adalah pekerjaan yang sulit menghitung setiap transaksi disini.
Dampak dari perkembangan baru di bidang digitalisasi tersebut, sikap dan gaya hidup
masyarakat berubah menjadi lebih peka dan kritis terhadap setiap perubahan, yang kemudian
menciptakan bentuk interkonektivitas baru antarpelaku ekonomi yang menjadi semakin kreatif, aktif
dan produktif. Sejalan dengan perubahan tersebut, maka muncul kesadaran terutama di negara-negara
maju untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan industri semata, melainkan perlu membangun dan
mengandalkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.
Salah satu bentuk kesadaran ini yakni berkembangnya ekonomi baru atau yang populer
disebut sebagai ekonomi atau industri kreatif. Industri ini dapat diartikan sebagai industri yang
mengutamakan bakat, kreativitas, informasi, dan pengetahuan dalam aktivitas operasionalnya. Selain
perkembangan industri atau ekonomi kreatif, perkembangan teknologi digitalisasi juga telah mengubah
sistem pembayaran dari sistem pembayaran tunai ke nontunai menggunakan electronic money atau uang
elektronik. Menurut Bank for International Settlements, e-money didefinisikan sebagai stored-value atau
prepaid produk dimana catatan dana atau value yang tersedia untuk konsumen disimpan pada perangkat
elektronik yang dimiliki.
Bank Indonesia yang memiliki tugas menentukan kebijakan moneter dan mengatur sistem
pembayaran telah mengeluarkan kebijakan sistem pembayaran melalui e-money yang diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 16/08/PBI/2014. Dengan adanya alat pembayaran nontunai seperti e-
money ini diharapkan mampu mengoptimalkan daya beli masyarakat yang sekaligus berdampak pada
meningkatnya perekonomian negara. Hal ini karena e-money sendiri memberi kemudahan dan keamanan
bagi masyarakat sebagai pengguna e-money. Kemudahan dan keamanan yang diberikan salah satunya
adalah masyarakat tidak perlu membawa uang tunai secara langsung dalam jumlah yang banyak untuk
bertransaksi.

Anda mungkin juga menyukai