Perkembangan ekonomi digital dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang signifikan. Fakta ini akan turut menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi digital untuk beberapa dekade yang akan datang. Dari kejadian ini yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya adalah aktivitas e-commerce antar perusahaan dan individu, distribusi digital barang-barang dan jasa-jasa, dukungan pada penjualan-penjualan barang-barang terutama sistem dan jasa-jasa yang menggunakan internet. Di Sumatera Utara, transaksi digital dari tahun ke tahun semakin meningkat dan berkembang, hal ini membuktikan bahwa Provinsi Sumatera Utara juga ikut bersaing dalam dunia baru ini. Di Indonesia sendiri Economist Intelligence Unit merilis urutan negara-negara berdasarkan perkembangan perekonomian suatu negara. Negara kita menempati urutan 65 dari 70 negara. Mc Kinsey dalam laporan bertajuk ‘Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity’ juga menyebutkan, peralihan ke ranah digital akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga US$ 150 miliar dolar pada 2025. Laporan itu menyatakan pula, 73 persen pengguna internet disini mengakses internet melalui perangkat selular. Perkembangan e-commerce di Indonesia akan terus meningkat terlebih lagi dengan upaya pemerintah yang terus memperluas akses internet bagi masyarakat yang akan mempermudah akses konsumen untuk lebih memenuhi kebutuhannya. Jumlah pembeli dan transaksi jual dari beli online akan terus meningkat hingga lima tahun kedepan. Dari data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), kini negara ini menjadi salah satu raksasa e-commerce di wilayah Asia Pasifik. Di awal tahun 2017 lalu, merilis data bahwa nilai transaksi selama tahun 2016 mencapai angka US$ 4,89 miliar, atau sekitar Rp. 68 triliun. Angka tersebut tentu merupakan angka perkiraan, sebab adalah pekerjaan yang sulit menghitung setiap transaksi disini. Dampak dari perkembangan baru di bidang digitalisasi tersebut, sikap dan gaya hidup masyarakat berubah menjadi lebih peka dan kritis terhadap setiap perubahan, yang kemudian menciptakan bentuk interkonektivitas baru antarpelaku ekonomi yang menjadi semakin kreatif, aktif dan produktif. Sejalan dengan perubahan tersebut, maka muncul kesadaran terutama di negara-negara maju untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan industri semata, melainkan perlu membangun dan mengandalkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Salah satu bentuk kesadaran ini yakni berkembangnya ekonomi baru atau yang populer disebut sebagai ekonomi atau industri kreatif. Industri ini dapat diartikan sebagai industri yang mengutamakan bakat, kreativitas, informasi, dan pengetahuan dalam aktivitas operasionalnya. Selain perkembangan industri atau ekonomi kreatif, perkembangan teknologi digitalisasi juga telah mengubah sistem pembayaran dari sistem pembayaran tunai ke nontunai menggunakan electronic money atau uang elektronik. Menurut Bank for International Settlements, e-money didefinisikan sebagai stored-value atau prepaid produk dimana catatan dana atau value yang tersedia untuk konsumen disimpan pada perangkat elektronik yang dimiliki. Bank Indonesia yang memiliki tugas menentukan kebijakan moneter dan mengatur sistem pembayaran telah mengeluarkan kebijakan sistem pembayaran melalui e-money yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 16/08/PBI/2014. Dengan adanya alat pembayaran nontunai seperti e- money ini diharapkan mampu mengoptimalkan daya beli masyarakat yang sekaligus berdampak pada meningkatnya perekonomian negara. Hal ini karena e-money sendiri memberi kemudahan dan keamanan bagi masyarakat sebagai pengguna e-money. Kemudahan dan keamanan yang diberikan salah satunya adalah masyarakat tidak perlu membawa uang tunai secara langsung dalam jumlah yang banyak untuk bertransaksi.