Anda di halaman 1dari 5

EKONOMI DIGITAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan terhadap berbagai sendi
kehidupan manusia, kita kini dengan nyata dapat mencermati bagaimana perubahan
tersebut menjadi fenomena dashyat yang yang tidak dapat dibendung, sepanjang tahun
2018 yang baru saja kita lewati, perusahaan-perusahaan dunia dan juga di Indonesia
berlomba-lomba dalam melakukan inovasi untuk memenangkan persaingan pasar
ditengah semakin ketatnya kompetisi.

Inovasi telah masif menjalar ke seluruh lini kehidupan ditengah dinamika relasi dunia
yang semakin dinamis, terdapat beberapa perubahan radikal yang akhir-akhir ini
terlihat bergerak sangat cepat, salah satunya melalui digitalisasi, yang ditandai dengan
ciri-ciri antara lain, berlakunya vertical networking, jaringan sudah tidak lagi memiliki
sekat-sekat atau hierarki.

Vertical networking selanjutnya diikuti dengan horizontal integration sebagai bentuk


kongkrit kolaborasi yang lebih mengedepankan output, inovasi yang inheren dengan
digitalisasi, melahirkan fenomena baru dengan semakin masifnya konsep-konsep
sharing economy, internet of things, e-commerce, financial technology, artificial
intelligence dalam berbagai bidang kehidupan, utamanya persaingan ekonomi.

Pertumbuhan teknologi dan perkembangan digital yang pesat membawa perubahan


bisnis. Jika dua dekade lalu inovasi teknologi keuangan masih berpusat dalam internal
perbankan, namun saat ini inovasi teknologi juga merambah sisi nasabah atau
konsumen. Pergeseran itu membuat menjamurnya perusahaan keuangan berbasis
teknologi atau financial technologi (fintech), termasuk di Indonesia.

Hasil riset Asosiasi FinTech Indonesia memetakan sedikitnya ada 120 perusahaan yang
bergerak di sektor fintech. Peningkatan itu sejalan dengan jumlah pemilik telepon
genggam yang jauh lebih banyak dibanding jumlah rekening bank. Menurut Ketua
Umum Asosiasi FinTech Indonesia, Niki Luhur, masa depan inklusi keuangan di
Indoensia ada pada transaksi keuangan digital yang menggunakan perangkat mobile.
Riset DBS berjudul Digital Banking: New Avatar-Banks Watch Out for Banks
menyebutkan fintech memiliki kelebihan dibanding bank tradisional. Fintech didukung
teknologi dan inovasi untuk menjangkau nasabah yang tidak dapat mengakses sistem
perbankan tradisional. Fintech juga lebih efisien karena mampu menekan biaya
operasional sehingga bisa memberikan fasilitas layanan, termasuk pinjaman, lebih
murah.

Ekonomi digital terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB
Indonesia pada 2017 besarannya mencapai 7,3 persen, padahal pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya 5,1 persen, hal ini mengandung makna bahwa ekonomi digital
Indonesia memiliki prospek yang sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik
karena pertumbuhannya melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Masa depan ekonomi digital Indonesia sepatutnya menjadi fokus kita bersama dalam
membangun kolaborasi dalam mengoptimalkan nilai tambah ekonomi bila mencermati
potensi ekonomi digital di Indonesia yang bisa mencapai USD 65 miliar pada 2022
sebagaimana prediksi Lembaga riset McKinsey & Company.

Selain itu, menurut data World Market Monitor, ekonomi digital diproyeksi
menyumbang USD 155 miliar atau 9,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)
Indonesia pada 2025. Sumbangan itu terdiri atas peningkatan lapangan kerja senilai 35
miliar dolar AS atau 2,1 persen PDB serta mendorong produktivitas 120 miliar dolar
AS atau 7,4 persen PDB.

Kita patut bersyukur ekonomi digital Indonesia bila dicermati dari salah satu pilarnya,
menempati peringkat tertinggi dalam pertumbuhan E-commerce di dunia. Menurut
PPRO, pertumbuhan E-commerce Indonesia mencapai 78%, jauh melampaui rata-rata
pertumbuhan dunia yang hanya berada pada angka 14% dan Asia pada angka 28%.

Dalam perjalanannya dapat disaksikan terdapat 4 start up bisnis Indonesia yang


berhasil menyandang status unicorn, atau mencatatkan valuasi di atas USD 1 milyar
yakni Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka dan yang membanggakan,
seluruhnya generasi milenial sebagai masa depan penggerak ekonomi Indonesia.

Dalam manfaatnya, layanan digital tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi di


Indonesia, namun juga mengubah praktik bisnis dan mengganti metode pembiayaan
tradisional. Riset Deloitte bertajuk Digital Financial Services in Indonesia
menyebutkan, layanan keuangan digital akan membuat akses sistem keuangan semakin
meningkat sehingga memberikan manfaat bagi ekonomi nasional. Menurut studi Bank
Dunia, peningkatan fasilitas sistem keuangan inklusi sebesar 1 persen bisa menaikkan
pertumbuhan PDB per kapita sebesar 0,03 persen.

Pertumbuhan ekonomi ini selanjutnya menghasilkan pertumbuhan lapangan kerja baru.


Kenaikan inklusi keuangan sebesar 20 persen melalui layanan digital ini akan
menghasilkan 1,7 juta lapangan kerja baru. Meningkatnya akses perbankan juga
membuat bisnis, terutama usaha kecil menengah, menjadi lebih mudah. Pengusaha-
pengusaha baru kini bermunculan seiring mudahnya menjual barang melalui internet.
Pedagang tak harus memiliki lapak atau toko konvensional terlebih dahulu untuk
menjual produknya. Mereka bisa menjual melalui berbagai media seperti sosial media,
website hingga aplikasi khusus.

Perkembangan bisnis dengan platform internet juga didukung oleh posisi Indonesia
sebagai terbesar e-commerce di Asia Tenggara. Pada 2014, Euromonitor mencatat,
penjualan online Indonesia mencapai US$ 1,1 miliar, lebih tinggi dari Thailand dan
Singapura. Namun, jka dibandingkan dengan total perdagangan retail, penjualan e-
commerce di Indonesia hanya menyumbangkan 0,07 persen. Artinya, pasar e-
commerce Indonesia berpeluang untuk tumbuh semakin besar. Apalagi dengan jumlah
penduduk dan tingkat produk domestik bruto terbesar di ASEAN.

Berbagai capaian tersebut di atas, diharapkan dapat menjadi penambah semangat bagi
para pemangku kepentingan di Indonesia dalam terus berkolaborasi menciptakan iklim
yang kondusif bagi perkembangan ekonomi digital, komitmen pemerintahan Indonesia
dalam pengembangan ekonomi digital telah dimulai dengan dibatalkannya Daftar
Investasi Negatif untuk e-commerce, penyesuaian atas kewajiban server berada secara
fisik di Indonesia, pendekatan progresif terhadap pajak penjualan e-commerce serta
dukungan dan perlindungan bagi perusahaan-perusahaan rintisan,

Kita tentunya berharap langkah-langkah terobosan tersebut perlu terus dikembangkan,


utamanya dalam memastikan berkelanjutannya langkah-langkah kebijakan yang
akomodatif dari pusat sampai dengan daerah yang bermuara kepada upaya memberikan
proteksi terhadap pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

Kita tentunya berharap dengan pembangunan SDM yang mulai dilakukan secara masif
pada tahun 2019 ini, dapat diikuti dengan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku
kepentingan untuk adaktif dalam mempersiapkan SDM yang memadai, melalui
perbaikan kurikulum, vokasi guna menghasilkan SDM yang mampu dalam menjawab
tantangan sekaligus menangkap peluang ekonomi digital.

Berbagai upaya tersebut sangat diperlukan untuk terus ditumbuhkembangkan


mengingat ekonomi digital di Indonesia sejauh ini sudah menumbuhkan dan menopang
UMKM di Indonesia. Bermunculannya berbagai usaha rintisan yang didominasi kaum
milenial baik yang berbasis kuliner, jasa dan perdagangan online adalah contoh
nyatanya, fenomena tumbuhnya technology financial dalam 3 tahun terakhir
menandakan perkembangan yang menggembirakan dari ekonomi digital yang perlu
terus diikuti dengan peningkatan infrastruktur bersamaan dengan literasi warga
masyarakat mengenai keuangan digital.

Melihat potensi yang besar yang dimiliki Indonesia serta langkah-langkah awal yang
telah dilakukan dan perkembangan yang menabjubkan, kita optimis Ekonomi Digital
Indonesia 2020 akan segera terwujud dan ekonomi digital akan menjadi wajah baru
ekonomi Indonesia yang akan mampu mengungkit Indonesia menjadi 10 besar
ekonomi dunia pada tahun 2030.
Daftar Pustaka

Cahyono, E 2019, Ekonomi Digital : The New Face of Indonesia’s Economy,


Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, dilihat 29 Juli 2019,
<https://www.setneg.go.id/baca/index/ekonomi_digital_the_new_face_of_indonesias
_economy>. (Disarikan dari berbagai sumber).

Abiyan, A 2018, ‘Konsep Penggunaan Financial Technology dalam Membantu


Masyarakat Sub Urban di Indonesia dalam Melakukan Transaksi Finansial’, Jurnal
Ekonomi Modern Indonesia, vol. 1, no. 3, dilihat 30 Juli 2019,
<https://www.researchgate.net/publication/324386435>

DBS Bank Ltd, 2017, Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan,
vol. 3, no. 1, dilihat 30 Juli 2019, <https://www.dbs.com/spark/index/id_id/dbs-yes-
asset/files>

Yudhistira, B, Huda, N & Farras, A 2018, ‘Peran Fintech Lending Dalam Ekonomi
Indonesia’, Riset Ekonomi Digital, vol. 2, no. 2, hh. 1 – 3

Anda mungkin juga menyukai