Anda di halaman 1dari 6

1.1.

Latar Belakang Pelaksanaan PSETK


Perencanaan pembangunan pengelolaan irigasi pada Daerah Irigasi melalui
penyusunan Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK) sejalan dengan
sistem rencana pembangunan lainnya dan mengacu pada ketentuan perundangan yang
berlaku antara lain Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan dan Pembangunan
Nasional; Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan; serta Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Sejalan dengan itu perkembangan reformasi kebijakan pengelolaan irigasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi antara
lain diarahkan untuk memperbaiki kinerja pengembangan dan pengelolaan jaringan
irigasi. Program tersebut kemudian diarahkan melalui paradigma baru yang lebih
mengedepankan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu kebijakan yang dikembangkan
dalam reformasi irigasi adalah Pengembangan dan Pengelolaan Sistim Irigasi
Partisipatif (PPSIP).
Peningkatan kinerja PPSIP dapat diupayakan melalui berbagai kegiatan, yang
salah satunya adalah dengan memperbaiki sistem perencanaan. Mekanisme
perencanaan yang baik sangat menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan,
termasuk tujuan pengelolaan irigasi partisipatif. Oleh karena itu diperlukan instrumen
perencanaan yang dapat memberikan masukan positif dalam rangka peningkatan
kinerja pengelolaan irigasi partisipatif. Peningkatan kinerja PPSIP dapat diupayakan
melalui berbagai kegiatan, yang salah satunya adalah
1|Page
dengan memperbaiki sistem perencanaan. Mekanisme perencanaan yang baik sangat
menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan, termasuk tujuan pengelolaan irigasi
partisipatif. Oleh karena itu diperlukan instrumen perencanaan yang dapat memberikan
masukan positif dalam rangka peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif.
Instrumen perencanaan dalam konteks kebutuhan program cukup banyak
dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu instrumen yang cukup tepat
untuk digunakan dalam rangka program penguatan dan pengembangan organisasi P3A
dan POKTAN adalah Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK). Pengertian
PSTEK dalam konteks tersebut secara konseptual dapat didefinisikan sebagai gambaran
informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi, teknis, kelembagaan pada suatu
Daerah Irigasi yang dibutuhkan oleh Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) untuk proses
perencanaan program pemberdayaan organisasi P3A dan POKTAN dalam
meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif.
Pelaksanaan kegiatan PSETK tersebut perlu diselenggarakan secara tepat melalui
metode pendekatan tertentu sesuai kebutuhan. Ketidaktepatan metode pendekatan
dalam pelaksanaan kegiatan PSETK dapat menyebabkan deviasi (penyimpangan)
dalam merumuskan pembuatan program yang akan direncanakan. Beberapa metode
pendekatan yang dipandang dapat digunakan dalam penyusunan PSETK yaitu
Pemahaman Partisipatif Kondisi Perdesaan (PPKP) dan Pemahaman Partisipatif
Kondisi Daerah Irigasi (PPKDI). Oleh karena itu diperlukan suatu panduan yang dapat
memberikan penjelasan, pemahaman, dan langkah-langkah kegiatan yang diperlukan
dalam penyusunan PSETK pada suatu Daerah Irigasi sehingga diperoleh informasi
yang akurat, aktual dan tepat untuk merencanakan suatu program menuju peningkatan
kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada suatu Daerah Irigasi. Untuk mendapatkan
gambaran informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi, teknis, dan
kelembagaan pada Daerah Irigasi Sipodang, Daerah Irigasi Sihapas dan Daerah irigasi
Muara Bolak, dimana informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi, teknis,
dan kelembagaan dibutuhkan oleh Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) untuk proses
perencanaan program dalam meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif,
maka disusunlah laporan hasil PSETK yang memberikan pemaknaan tertentu sebagai
bahan tindak lanjut penyusunan rencana kerja pada suatu Daerah Irigasi Sipodang,
Daerah Irigasi Sihapas dan Daerah irigasi Muara Bolak.
2|Page
1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan PSETK
Berdasarkan pengertiannya, maka PSETK dimaksudkan untuk menyediakan data
atau informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi, teknis, dan kelembagaan yang
dibutuhkan dalam program peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada
suatu Daerah Irigasi. Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan data dan
informasi yang tepat serta aktual sebagai masukan dalam proses perencanaan program
teknis, kelembagaan, usaha tani, dan usaha ekonomi lainnya pada suatu Daerah Irigasi
berdasarkan potensi sumberdaya lokal melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
 Penyusunan profil sosial dan ekonomi, serta mengidentifikasi potensi sumber
daya lokal;
 Penyusunan profil teknis pengelolaan irigasi (operasi, pemeliharaan dan
rehabilitasi jaringan irigasi), termasuk gambaran ketersediaan air, kondisi fisik
dan fungsi jaringan irigasi, serta lahan pertanian beririgasi;
 Penyusunan profil kelembagaan dengan mengidentifikasi kelembagaan lokal
yang ada, kebutuhan pembentukan organisasi P3A dan POKTAN dan upaya
pengembangannya berdasarkan hasil penelusuran kebutuhan petani; dan
 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan
organisasi P3A dan POKTAN baik pada aspek teknis, kelembagaan maupun
usaha tani dan usaha ekonomi produktif.

1.3. Kegunaan
Kegunaan PSETK dalam rangka PPSIP secara umum adalah sebagai data dasar
penyusunan rencana dan program peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif
pada suatu Daerah Irigasi, sedangkan kegunaan secara khusus adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan bagi masyarakat Petani Pemakai Air (P3A) dan POKTAN sekurang-
kurangnya adalah sebagai dasar pertimbangan dalam :
 Proses perencanaan kegiatan pembentukan/penyegaran (Revitalisasi/
Restrukturisasi/Reorganisasi) dan pengembangan organisasi P3A dan POKTAN
pada suatu Daerah Irigasi;

3|Page
 Penyusunan program kerja pengelolaan irigasi partisipatif dalam wilayah
kerjanya bersama Penyuluh Pertanian Masyarakat (PPL) dan Kelompok
Pimpinan Penyuluh Lapangan (PPK);
 Pengembangan legalisasi badan hukum organisasi P3A dan POKTAN
 Kebutuhan pelatihan baik aspek teknis, kelembagaan maupun usaha tani dan
usaha ekonomi produktif berbasis potensi lokal;
 Penetapan iuran pengelolaan irigasi dan penyusunan Angka Kebutuhan Nyata
Pengelolaan Irigasi (AKNPI/AKNOP) dalam wilayah kerjanya;
 Peningkatan pelayanan kebutuhan anggota organisasi P3A dan POKTAN; dan
 Penyusunan usulan Dana Pengelolaan Irigasi (DPI) dan Kerjasama Pengelolaan
Irigasi (KSP) bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan
irigasi.

b. Kegunaan bagi Komisi Irigasi sekurang-kurangnya adalah sebagai dasar


pertimbangan dalam:
 Penyusunan dan pelaksanaan koordinasi perencanaan pengelolaan irigasi
partisipatif dalam menunjang kinerja pembangunan daerah;
 Merumuskan kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan
fungsi jaringan irigasi;
 Merumuskan pola dan rencana tata tanam pada Daerah Irigasi, serta rencana
tahunan penyediaan air irigasi;
 Merumuskan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi bagi
pertanian dan keperluan lainnya;
 Memberikan rekomendasi prioritas alokasi Dana Pengelolaan Irigasi (DPI) yang
diusulkan oleh organisasi P3A dan POKTAN pada suatu Daerah Irigasi;
 Memberikan pertimbangan dalam menjaga alih fungsi lahan beririgasi;
 Mencegah alih fungsi lahan beririgasi;
 Penyusunan dan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja
pengelolaan irigasi partisipatif dan pemberdayaan organisasi P3A dan
POKTAN.

4|Page
c. Kegunaan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan irigasi
sekurang-kurangnya adalah sebagai dasar pertimbangan dalam:
 Penyusunan rencana strategis pengelolaan irigasi partisipatif dan pemberdayaan
organisasi P3A dan POKTAN
 Fasilitasi kegiatan pembinaan dan pengembangan organisasi P3A dan POKTAN
pada suatu Daerah Irigasi;
 Penyusunan program kerja pengelolaan irigasi partisipatif di tingkat sistem
utama (primer dan sekunder);
 Menjaga dan meningkatkan kondisi fisik dan tingkat kefungsian jaringan irigasi;
 Menetapkan pola dan rencana tata tanam pada Daerah Irigasi, serta rencana
tahunan penyediaan air irigasi;
 Menetapkan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi bagi
pertanian dan keperluan lainnya;
 Menetapkan Dana Pengelolaan Irigasi (DPI) yang diusulkan oleh organisasi
P3A dan POKTAN pada suatu Daerah Irigasi
 Fasilitasi kebutuhan pelatihan untuk organisasi P3A dan POKTAN baik aspek
teknis, kelembagaan maupun usaha tani dan usaha ekonomi produktif berbasis
potensi lokal;
 Penetapan penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi
(AKNPI/AKNOP) pada tingkat sistem utama (jaringan primer dan sekunder);
 Peningkatan pelayanan kebutuhan air irigasi bagi organisasi P3A dan
POKTAN; dan
 Penetapan Kerjasama Pengelolaan Irigasi (KSP) bersama Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan irigasi;
 Mencegah alih fungsi lahan beririgasi; dan
 Penyusunan dan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja
pengelolaan irigasi partisipatif dan pemberdayaan organisasi P3A dan
POKTAN.

5|Page
d. Kegunaan bagi pemangku kepentingan lainnya terkait dengan irigasi sekurang-
kurangnya adalah sebagai dasar pertimbangan dalam:
 Memberikan fasilitasi bantuan sesuai kebutuhan organisasi P3A dan POKTAN.
 Membangun hubungan kerja
 sama berdasarkan kesetaraan dan kemitraan baik dalam kegiatan pengelolaan
irigasi maupun pengembangan kelembagaan organisasi P3A dan POKTAN pada
suatu Daerah Irigasi.

1.4. Keluaran Yang Diharapkan


Terselenggaranya penyusunan PSETK Daerah Irigasi Sipodang, Daerah Irigasi
Sihapas dan Daerah irigasi Muara Bolak dalam rangka PPSIP yang dapat menyediakan
data dan informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi, teknis, dan kelembagaan yang
aktual, akurat secara tepat untuk penyusunan rencana kerja tahunan dan jangka panjang
dalam meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada Daerah Irigasi
Sipodang, Daerah Irigasi Sihapas dan Daerah irigasi Muara Bolak.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai