Anda di halaman 1dari 39

A.

Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi komunikasi

berkembang sangat pesat. McLuhan membagi periode teknologi komunikasi

ke dalam 4 (empat) periode yang berbeda yang dikenal hingga sekarang.

Periode pertama yaitu The Tribal Age. Pada periode ini, masyarakat belum

mengenal tulisan sehingga mereka menggunakan tradisi lisan seperti ucapan

mulut ke mulut untuk berkomunikasi. Indra pendengaran menjadi peranan

terpenting dalam proses komunikasi ini . Seiring berjalannya waktu,

teknologi komunikasi manusia mengalami perkembangan dengan dikenalnya

tulisan. Pada periode ini disebut dengan The Age of Literacy. Pada masa ini,

surat menjadi sebuah media yang dijadikan sebagai alat komunikasi. Di

periode yang ketiga, ditandai dengan adanya mesin cetak sebagai media

komunikasi. Pada masa ini, media cetak mulai dikenal. Dan periode yang

ketiga ini disebut dengan istilah The Print Age. Semakin berkembangnya

zaman, manusia mulai menciptakan media komunikasi yang berbasis digital

dan teknologi. Hal ini dikenal sebagai periode teknologi komunikasi yang

keempat yaitu The Electronic Age.1

Kemajuan teknologi atau disebut dengan The Electronic Age tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi

diberbagai belahan dunia kini dapat langsung diketahui berkat kemajuan

teknologi. Adapun perkembangan teknologi secara cepat telah membawa

1
Nur Hikmah, Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Murid Kelas
Tinggi MIS Rembon Kabupaten Tana Toraja, Skripsi, (Makassar: UIN Muhammadiyah Makassar,
2020). Diakses pada tanggal 28 Juli 2021

1
dunia memasuki era globalisasi yang serba maju dan modern. Pada zaman

sekarang ini, manusia dituntut agar lebih memahami kecanggihan teknologi

dimana kehidupan menjadi serba praktis, efektif, dan efisien. Hal ini di

karenakan kebutuhan hidup yang semakin kompleks. Oleh karenanya

diciptakan alat yang dapat membantu kelancaran dan meringankan beban

pekerjaan manusia salah satunya adalah teknologi yang sangat populer yang

disebut gadget. Gadget merupakan suatu benda kecil yang memiliki fungsi

khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru.

Perangkat gadget mulai dari handphone, komputer, laptop, dan lain

sebagainya. Akan tetapi dalam pembahasan ini peneliti hanya membatasi

penjelasannya terhadap alat mekanis yang memiliki fungsi sebagai alat

komunikasi yaitu handphone. Dengan demikian penggunaan istilah gadget

dalam penelitian ini yang dimaksud adalah handphone.

Gadget merupakan inovasi terbaru dari sebuah teknologi dengan

kemampuan yang lebih baik dan fitur yang lebih baik yang bertujuan agar

lebih praktis dan juga lebih berguna. Dari banyaknya gadget yang diciptakan,

salah satu jenis gadget yang paling akrab dalam kehidupan sehari-hari adalah

ponsel cerdas (smartphone) yang memiliki beberapa fitur tambahan seperti

kamera digital, PDA (Personal Digital Assistant), akses internet, pemutar

multimedia, pesan instan dan client untuk email, bahkan berkemampuan

layaknya komputer. Selain itu smartphone juga dilengkapi dengan Organizer

Digital.2
2
Muchlis Aziz, Nurainiah, Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Interaksi Sosial
Remaja di Desa Dayah Meunara Kecamatan Kutamakmur Kabupaten Aceh Utara, Jurnal Al

2
Pada era teknologi sekarang ini, gadget merupakan kebutuhan utama

bagi semua kalangan, mulai dari anak sekolah, pegawai, pengusaha dan lain

sebagainya. Gadget juga memberikan kemudahan serta kelancaran atas

pekerjaan manusia.

Gadget juga merupakan bentuk nyata dari berkembangnya Ilmu

Pengetahuan Teknologi (Iptek). Tentunya hal ini dapat mempengaruhi pola

kehidupan manusia baik dari segi pola pikir maupun perilaku. Dan tentunya

dengan teknologi seperti gadget dapat mempermudah dan melancarkan

kegiatan manusia agar tidak memakan waktu yang lama. Selain itu,

penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya mempengaruhi

perilaku orang dewasa saja, melainkan anak-anak serta remaja pun tidak luput

dari pengaruh penggunaan gadget salah satunya dalam kemampuan interaksi

sosial.3

Penggunaan gadget tidak hanya memberikan dampak positif saja.

Akan tetapi, gadget juga dapat memberikan dampak negatif kepada para

penggunanya. Salah satu contoh dampak positif dari penggunaan gadget yaitu

dapat membantu mempermudah pengguna gadget untuk berkomunikasi tanpa

harus mengeluarkan biaya mahal serta tidak membutuhkan waktu yang lama.

Berbeda dengan sebelum adanya gadget, untuk memecahkan sebuah masalah

dan berkomunikasi memerlukan waktu yang lama. Setelah adanya gadget,

komunikasi lebih efektif dan efisien dalam penggunaan waktunya. Di era

Ijtimaiyah, Vol. 4, No. 2, (Juli-Desember 2018), hlm. 21


3
Siti Akbari, Dampak Gadget terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa, Skripsi, (Banda
Aceh: UIN Ar-Raniry, 2019) diakses pada 28 Juli 2021

3
globalisasi sekarang ini, salah satu contoh dampak negatif dari penggunaan

gadget yang konkrit adalah tanpa disadari bahwa manusia terkadang lupa

dengan hakikatnya makhluk hidup yang membutuhkan orang lain. Bila

diamati di berbagai tempat mulai dari keluar rumah hingga sepanjang

perjalanan menuju tempat tujuan seperti kantor, sekolah, mall sampai

kendaraan umum, mayoritas orang disibukkan dengan gadget-nya. Gadget

menjadi magnet yang sangat menarik, sehingga berkomunikasi melalui dunia

maya seolah suatu kewajiban yang harus dilakukan setiap hari hingga bisa

menghabiskan waktu berjam-jam.4

Berdasarkan data dari Kementrian Komunikasi dan Informasi RI

(Kemenkominfo RI ), pada tahun 2016 tercatat sekitar 93,4 juta pengguna

internet di Indonesia. Sementara, pengguna smartphone sekitar 69,4 juta.

Selain itu menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia),

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 171,17 jiwa dari

jumlah total populasi penduduk Indonesia 264,16 jiwa. Sedang di tahun 2019-

2020 pengguna internet mencapai 196.71 jiwa dari jumlah total populasi di

Indonesia 266.91 jiwa. Pada awal tahun 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa.

Pengguna smartphone di Indonesia bertumbuh sangat pesat. Lembaga riset

digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 penggunaan aktif

smartphone di Indonesia berjumlah lebih dari 100 juta orang dengan jumlah

populasi 250 juta jiwa. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia menjadi negara

4
Siti Akbari, Dampak Gadge, Skripsi..., hlm. 12

4
dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina,

India, dan Amerika.5

Tabel 1. Data pengguna internet dan smartphone di Indonesia

Sumber Tahun Internet Smartphone Populasi

Kemenkominfo 2016 93,4 juta 69,4 juta 132,7 juta

RI

Lembaga riset 2018 - 100 juta 250 juta

digital marketing

Emarketer

APJII 2018 171,17 juta - 264,16 juta

2019-2020 196.71 juta - 266,91 juta

HootSuite dan Agensi Marketing We Are Social melaporkan bahwa

pengguna internet di dominasi usia 16 hingga 64 tahun, dengan rata-rata

menghabiskan waktu sekitar 3 jam 14 menit di platform jejaring sosial.6

Dengan adanya gadget, interaksi sosial yang idealnya bertatap muka

secara langsung kini secara perlahan semakin berkurang. Kapanpun dan

dimanapun manusia sekarang lebih memilih sibuk dengan gadget-nya

ketimbang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Terkadang kita berada

5
Dikutip di https://kominfo.go.id dan diakses pada tanggal 1 Agustus 2021
6
Dikutip di https://kompas.com, "Jumlah Pengguna Internet Indonesia 2021 Tembus 202
Juta" dan diakses pada tanggal 1 Agustus 2021

5
dalam satu ruangan yang sama namun tidak terlibat dalam sebuah

pembicaraan karena sibuk dengan gadget dan asyik dengan dunianya sendiri.

McLuhan dalam Morrisan menyatakan bahwa teknologi komunikasi

merupakan faktor utama dalam perubahan masyarakat. Lingkungan kerja,

pertemanan, politik, kegiatan keagamaan, kehidupan keluarga dan sebagainya

semua terpengaruh teknologi komunikasi.7

Remaja merupakan kelompok manusia yang berpotensi dan perlu

untuk dimanfaatkan. Menurut Piaget sebagaimana dikutip Hurlock

mengatakan, secara psikologis usia remaja merupakan usia di mana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak merasa bahwa

dirinya berada dalam tingkat yang sama dengan orang yang lebih tua terutama

dalam masalah hak. Respon kaum remaja terhadap barang-barang baru cukup

tinggi , seperti kecanggihan gadget. Meskipun belum tentu dalam penggunaan

gadget tersebut dimanfaatkan secara keseluruhan dalam kehidupan sehari-hari

mereka.

Penggunaan gadget semakin berkembang di kalangan remaja, hal

seperti ini menimbulkan berbagai macam perubahan perilaku dan sikap di

kalangan remaja. Remaja sekarang lebih memilih untuk bermain dengan

gadget sambil duduk santai dari pada berinteraksi dengan teman yang ada

disebelahnya. Kecenderungan seperti ini merupakan kondisi yang

memprihatinkan karena ditinjau dari usia sekolah, di usia seperti mereka

7
Morissan, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 31

6
seharusnya terbiasa untuk berinteraksi secara langsung dengan teman atau

orang lain di lingkungan sosialnya. Dengan kebiasaan terlalu sering

menggunakan gadget bisa membuat interaksi secara langsung akan

berkurang.

Berpangkal dari uraian di atas, dampak penggunaan gadget terhadap

interaksi sosial remaja semakin merebak. Hal ini sebagaimana yang terjadi

pada remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Menurut

pengamatan penulis di lapangan, kebanyakan remaja di Desa Sundoluhur

Kecamatan Kayen Kabupaten Pati sekarang kurang peduli dengan lingkungan

sekitar, karena mereka terlalu sibuk menyendiri dengan gadget-nya. Bahkan

untuk bermain dengan teman sebayanya saja sudah tidak pernah terlihat.

Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati merupakan

sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kayen bagian Utara, yang notabe

penduduknya selalu mengedepankan kebersamaan dalam semua hal dari

kalangan orang tua hingga anak-anak, baik kaum bapak-bapak maupun kaum

ibu-ibu. Namun sekarang, di kalangan remaja kebersamaan sudah semakin

berkurang seiring hadirnya teknologi canggih, yaitu gadget. Kebersamaan

tersebut tidak lagi terwujud disebabkan kesibukannya dengan gadget.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik

untuk mengkaji secara mendalam tentang “Analisis Dampak Penggunaan

Handphone Terhadap Perubahan Pola Interaksi Sosial Remaja (studi

7
kasus remaja usia 13-18 tahun di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen

Kabupaten Pati)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dibuat rumusan

masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pola penggunaan handphone pada remaja ?

2. Bagaimana dampak penggunaan handphone terhadap perubahan pola

interaksi sosial remaja ?

3. Apa faktor-faktor yang menentukan dampak penggunaan handphone

terhadap perubahan pola interaksi sosial ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui dan mendeskripsikan tentang pola penggunaan handphone

pada remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati

b. Mengetahui dan mendeskripsikan tentang dampak penggunaan

handphone terhadap perubahan pola interaksi sosial remaja di Desa

Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

c. Mengetahui dan mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang

menentukan dampak penggunaan handphone terhadap perubahan pola

8
interaksi sosial remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen

Kabupaten Pati.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitia tersebut, maka manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah

1. Secara teoritis,

a. Hasil penemuan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif terhadap remaja dalam penggunaan handphone yang

seharusnya.

b. Penelitian ini bisa menjadi bahan kajian dan tambahan pengetahuan

dalam mengkaji dampak pengunaan handphone terhadap interaksi

sosial remaja.

2. Secara praktis,

a. Bagi peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan serta pemahaman yang

berhubungan dengan gadget dan interaksi remaja dalam kesehariannya.

Selain itu juga dapat meningkatkan kompetensi didalam bidang penelitian.

b. Remaja

Diharapkan hasil temuan penelitian ini memberi pembelajaran

terhadap remaja dalam penggunaan handphone, supaya dapat memberikan

dampak dan pengaruh yang positif terhadap kehidupan sosialnya.

9
c. Orang tua

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

kepada orangtua agar mampu bersikap bijaksana terhadap keberadaan

gadget tersebut.

E. Kajian Pustaka

Sebagai upaya untuk menghindari tindakan plagiasi terhadap

penelitian-penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan kajian pustaka sehingga

persamaan dan perbedaan penelitian yang terkandung dapat diketahui secara

terbuka. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang serupa dengan tema

penelitian yang penulis angkat adalah sebagai berikut :

Pertama, penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sinta

Kendek dengan judul penelitian ‘’Dampak Penggunaan Handphone Terhadap

Proses Interaksi Sosial Di kalangan Mahasiswa Akademik Kebidanan Sinar

Kasih Tana Toraja’’.8 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

mahasiswa memaknai handphone, kemudian mengetahui dampak penggunaan

handphone terhadap interaksi sosial serta mengetahui faktor apa saja yang

mendorong penggunaan handphone pada mahasiswa akademi kebidanan Sinar

Kasih Tana Toraja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif dengan dasar penelitian survey dan menggunakan instrument

kuesioner.

8
Sinta Kendek H, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Proses Interaksi Sosial Di
Kalangan Mahasiswa Akademik Kebidanan Sinar Kasih Tana Toraja, Skripsi, (Makassar:
Universitas Hasanuddin). Dikutip di repository.unhas.ac.id dan diakses pada tanggal 8 Agustus
2021

10
Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti tersebut adalah

bahwasanya handphone mempunyai peran yang sangat penting dalam aktifitas

sehari-hari, penggunaan handphone dikalangan mahasiswa akademi kebidanan

Sinar Kasih Tana Toraja berdampak negatif, adapun dampak negatifnya yaitu

mahasiswa lebih senang menggunakan handphone dari pada membaca buku,

mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi

langsung sangat rendah dan mahasiswa ketergantungan dalam menggunakan

handphone. Penyebab penggunaan handphone dikalangan mahasiswa akademi

kebidanan Sinar Kasih Tana Toraja dipengaruhi oleh faktor kebutuhan

komunikasi dan faktor gaya hidup modern.9

Titik persamaan penelitian Sinta Kendek dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama meneliti mengenai dampak penggunaan handphone

terhadap proses interaksi sosial. Adapun perbedaannya terletak pada jenis

pendekatan yang digunakan, penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan dasar penelitian survey dan menggunakan instrument

kuesioner, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode accidental sampling atau

dengan menggunakan sampel responden. Kemudian, sasaran pada penelitian

ini adalah mahasiswa akademi kebidanan Sinar Kasih Tana Toraja, sedangkan

sasaran pada penelitian yang akan dilakukan adalah remaja di Desa Sundoluhur

Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

9
Sinta Kendek H,  Dampak Penggunaan, Skripsi......., hlm. x

11
Kedua, penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh M. Hafiz Al-

Ayouby dengan judul ‘’Dampak Penggunaan Gadget Pada Usia Dini’’.10

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan gadget pada

anak usia dini di PAUD dan TK. Jenis penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan menggunakan random sampling.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah : 1) Terlihat anak usia

dini sering menggunakan gadget pada saat kegiatan tertentu. Sehingga anak

usia dini merasa terlalu senang menggunakan gadget yang dapat menimbulkan

dampak positif maupun negatif. 2) Bagaimana bentuk penggunaan gadget

(aplikasi, intensitas, dan durasi pemakaian gadget) pada anak usia dini. 3)

Sebagian besar anak usia dini meggunakan gadget hanya untuk bermain game

dan menonton film animasi yang seharusnya gadget dapat dipergunakan untuk

media pembelajaran bagi anak usia dini. 4) Pengawasan oleh orang tua

dirasakan kurang, karena sebagian besar orang tua terkesan memberikan dan

tidak terlalu khawatir dengan dampak yang akan ditimbulkan dari penggunaan

gadget secara terus- menerus.11

Titik persamaan penelitian M. Hafiz Al-Ayouby dengan penelitian yang

akan dilakukan yaitu sama-sama meneliti mengenai dampak penggunaan

gadget serta sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun

perbedaannya terletak pada sasaran penelitian. Pada penelitian ini, sasaran

10
M. Hafiz Al-Ayouby, Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini, Skripsi,
(Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2017). Di kutip pada tanggal 6 Agustus 2021

11
Ibid....

12
penelitian ini fokus pada anak usia dini, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan sasaran penelitiannya adalah remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan

Kayen Kabupaten Pati.

Ketiga, penelitian yang sudah dilakukan oleh Kursiwi dengan judul

“Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosisal Mahasiswa Semeter

V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FTIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta’’.12 Jenis penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan menggunakan accidental sampling sejumlah 6

mahasiswa, 3 (tiga) laki-lak dan 3 (tiga) perempuan.

Adapun penelitian yang diperoleh dari peneliti tersebut yaitu dalam

penggunaan gadget pada mahasiswa terdapat dampak positif dan negatif.

Dampak positif penggunaan gadget meliputi: memudahkan mahasiswa

menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan mahasiswa

memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Sedangkan dampak negatif

penggunaan gadget meliputi; mahasiswa mengalami disfungsi sosial, intensitas

interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa kurang peka

terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat rendah,

mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dan

mahasiswa menjadi konsumtif. Meski demikian bentuk interaksi yang

berlangsung antar mahasiswa cenderung ke arah asosiatif, yang berarti

12
Kursiwi, Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosisal Mahasiswa Semeter
V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016). Dikutip pada tanggal 6
Agustus 2021

13
mahasiswa memanfaatkan gadget telekomunikasi untuk melakukan kerjasama

dengan mahasiswa lain dengan membentuk grup-grup pada media chatting dan

media sosial, tujuan utama pembentukan grup tersebut adalah untuk

penyebaran informasi waktu perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas

perkuliahan dan sebagainya.13

Titik persamaan penelitian Kursiwi dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama meneliti mengenai dampak penggunaan gadget

terhadap interaksi sosial serta sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Adapun perbedaannya terletak pada sasaran penelitian. Pada penelitian ini,

sasaran penelitian ini fokus pada mahasiswa semeter V (lima) jurusan

Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, sedangkan penelitian yang akan dilakukan sasaran

penelitiannya adalah remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten

Pati.

Keempat, penelitian yang sudah dilakukan oleh Oza Kurniawan Abdaoe

dengan judul “Pengaruh Communication Exposure Terhadap Perubahan

Perilaku Remaja Masjid Baitul Maghfiroh Desa Payak Kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati”.14 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh antara variabel ”Communication Exposure” terhadap

“Perubahan Perilaku Remaja Masjid Baitul Maghfiroh”. Jenis penelitian ini

13
Kursiwi, Dampak Penggunaan Gadget, Skripsi ....., hlm. i
14
Oza Kurniawan Abdaoe, Pengaruh Communication Exposure Terhadap Perubahan
Perilaku Remaja Masjid Baitul Maghfiroh Desa Payak Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati,
Skripsi (Pati: IPMAFA, 2020). Dikutip pada tanggal 15 Agustus 2021

14
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Eksplanatif dan

menggunakan instrument kuesioner.

Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti tersebut adalah

bahwa perubahan perilaku remaja yang semula tidak perduli terhadap kondisi

sosial masyarakat, gaya hidup yang individualis dan tingkat kemerosotan moral

(perbuatan, tindakan atau perkataan tertentu) dalam diri remajaberubah

menjadi perduli dengan kondisi sosial, lebih menghormati orang lain, dan lebih

bijaksana dalam menentukan keputusan setelah terkena terpaan komunikasi

dari mengikuti kegiatan “sinau bareng” remaja masjid Baitul Maghfiroh.15

Titik persamaan penelitian Oza Kurniawan Abdaoe dengan penelitian

yang akan dilakukan yaitu sama-sama meneliti tentang remaja. Adapun

perbedaannya terletak pada jenis pendekatan serta obyek penelitian, jenis

pendekatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan pendekatan Eksplanatif dan menggunakan instrument

kuesioner, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode accidental sampling atau

dengan menggunakan sampel responden. Kemudian, sasaran pada penelitian

ini adalah remaja masjid Baitul Maghfiroh Desa Payak Kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati, sedangkan sasaran pada penelitian yang akan dilakukan

adalah remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

15
Ibid.....

15
F. Kerangka Teoritik

Kerangka teoritik berusaha memberikan suatu teori yang relevan dalam

sebuah penelitian, sebagai landasan untuk menjawab permasalahan penelitian.

Berikut ini adalah penegasan istilah yang di dalamnya berisi teori-teori yang

relevan dengan penelitian ini:

1. Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu teori psikologi tentang

perkembangan manusia yang mengemukakan bahwa manusia dapat dilatih atau

dikondisikan untuk merespon dalam cara-cara tertentu terhadap stimulus-

stimulus tertentu.16 Apabila individu diberikan stimulus yang tepat, maka

tingkah lakunya dapat dikodefikasikan dan dikontrol.

Teori yang digunakan penulis merupakan teori yang dikemukakan oleh

Burrhus Federic Skinner atau lebih dikenal dengan sebutan B.F Skinner.

Skinner merupakan anak sulung dari pasangan William dan Grace Madge

Burrhus Skinner. Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna,

Pensylvania.17 Pandangan Skinner tentang pendekatan ini sering disebut

dengan behaviorisme radikal, karena pandangannya sangat melekat pada

tingkah laku yang diobservasi. Menurut Skinner, psikologi tidak harus

menjelaskan tingkah laku berdasarkan komponen-komponen fisiologis atau

konstitusional organisme, melainkan berdasarkan stimulus-stimulus


16
Yustinus Semiun, Behavioristik Teori-teori Kepribadian, (Yogyakarta: PT Kanisius
IKAPI, 2020), hlm. 35
17
Ibiid..., hlm. 35

16
lingkungan.18 Penjelasan tersebut berbeda dengan pendapat Jon Dollard dan

Neal E tentang teori psikologi psikodinamik yang memiliki konsep seperti

agresi, represi, frustasi serta ketidaksadaran. Menurut mereka, kepribadian

manusia dipelajari dengan suatu dorongan yang menggerakkan tindakan dan

isyarat-isyarat yang menuntunnya.

Skinner membedakan perilaku menjadi dua:

a. Perilaku yang alami (innate behavior), yaitu perilaku yang bersifat

refleksif yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas.

b. Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilaku yang dilakukan

secara spontan terhadap suatu situasi yang berasal dari hasil belajar.19

Teori Skinner dikenal dengan teori stimulus dengan respons. Tingkah

laku individu merupakan suatu respon yang timbul karena stimulus tertentu,

dan stimulus pada dasarnya selalu mendahului respon.

Berdasarkan pemahaman di atas, bahwa hadirnya gadget dapat

memberikan dampak terhadap remaja, baik itu dampak positif maupun dampak

negatif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah interaksi sosial remaja. Sebelum

adanya gadget, remaja sering melakukan interaksi langsung dengan teman

sebayanya maupun orang di lingkungannya. Fenomena seperti itu semakin

berkurang semenjak hadirnya gadget. Meskipun di sisi lain gadget

memberikan dampak positif seperti mempermudah komunikasi, mempercepat

pekerjaan dan lain sebagainya. Akan tetapi, dampak yang seperti itu tidak

18
Ibiid..., hlm. 25
19
Bimo Walgitu, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI, 2010, hlm. 80

17
terjadi pada remaja. Karena remaja di jaman sekarang, jika sudah terfokus

dengan gadget tidak menghiraukan apapun yang terjadi di sekelilingnya.

Untuk itu pelaksanaan penelitian guna mengkaji secara mendalam

mengenai proses pembentukan perilaku, penulis menggunakan teori

Behaviorisme B.F Skinner sebagai cara untuk mengetahui dan

mendeskripsikan dampak penggunaan handphone terhadap interaksi sosial

remaja.

2. Interaksi Sosial

Untuk memahami definisi interaksi sosial, maka pada bagian ini

peneliti akan menguraikan pengertian interaksi sosial, faktor-faktor yang

mendasarai interaksi sosial, dan bentuk-bentuk interaksi sosial.

a) Definisi Interaksi sosial

Kita tidak dapat memungkiri bahwa dalam kehidupan sosial

masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktur seperti lembaga,

kebudayaan, kelompok sosial, strata dan kekuasaan. Disadari atau tidak

perubahan dan perkembangan masyarakat disebabkan karena adanya

hubungan satu dengan yang lainnya baik secara individu maupun

kelompok. Interaksi sosial merupakan kunci kehidupan sosial20.

Bertemunya manusia secara fisik belaka tidak dapat menghasilkan

kebutuhan dalam suatu kelompok sosial, kebutuhan tersebut dapat

20
Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm. 53

18
diperoleh apabila manusia saling bekerja sama, saling berbicara dan

sebagainya untuk mencapai tujuan bersama.

Interaksi merupakan suatu relasi antara dua sistem yang terjadi

sedemikian rupa, sehingga kejadian yang berlangsung akan saling

mempengaruhi. Menurut Gillin dan Gillin sebagaimana dikutip Soekanto,

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antara individu dengan individu yang lain, antara

kelompok dengan kelompok yang lain maupun kelompok dengan individu.

Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka

saling berjabat tangan, menegur, saling berbicara dan lain sebagainya.21

Jadi, interaksi sosial merupakan kemampuan seorang individu

dalam melakukan hubungan sosial dengan individu lain maupun dengan

kelompok yang ditandai dengan adanya kontak sosial secara langsung

serta dalam keadaan saling menyadari atas keberadaan keduanya pada

saat itu sudah terjadi interaksi.

b) Faktor-faktor yang mendasarai interaksi sosial

Berdasarkan hasil telaah peneliti dari prof. Dr. Bimo Walgito,

bahwa proses pembentukan interaksi seseorang dilatar belakangi oleh

beberapa faktor, diantaranya:

Pertama, faktor identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi

identik (sama) dengan orang lain. Seperti halnya segala sesuatu yang

21
Kursiwi, Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosisal Mahasiswa Semeter
V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016). Dikutip pada tanggal 8
Agustus 2021

19
diperbuat oleh orang tua akan dijadikan tauladan bagi anak- anaknya.

Kedua, faktor imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain.

Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang

mendasari atau melandasi interaksi sosial. Ketiga, faktor sugesti

merupakan pengaruh psikis, yang datang dari diri sendiri, maupun dari

orang lain, umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang

bersangkutan. Keempat, faktor simpati merupakan rasa tertarik terhadap

orang lain, yang timbul atas dasar emosi atau perasaan. Dengan demikian,

interaksi yang berdasarkan faktor simpati akan jauh lebih mendalam bila

dibandingkan dengan faktor sugesti dan imitasi. 22

Bedasarkan uraian di atas, bahwa faktor tersebut dapat bersumber

dari internal sendiri, dapat berlangsung minimal dua tokoh untuk dapat

memiliki pengaruh dalam proses penciptaan perilaku seseorang di suatu

lingkungan.

Sedangkan dalam pembahasan faktor-faktor yang mendorong

manusia untuk berperilaku dalam lingkungan sosial diantaranya memiliki

pola berperilaku seseorang. Adapun pola-pola yang menentukan perilaku

sosial tersebut diantaranya :

a. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

b. Dorongan untuk mempertahankan diri

c. Dorongan untuk meneruskan generasi atau turunan

22
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (suatu pengantar), (Yogyakarta : ANDI, 1978), hlm.
66-73

20
d. Dorongan untuk hidup bersama yang di wujudkan dalam bentuk hasrat

untuk menjadi satu dengan manusia sekelilingnya, dan hasrat untuk

menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.23

Dari beberapa pengelompokan pola yang melatar belakangi

perilaku seseorang memiliki sifat ganda ataupun campuran artinya

dorongan tersebut ada didalam diri seseorang tidak tunggal.

3. Handphone

Menurut Thomas J dan Misty E : “handphone merupakan telepon

yang menyediakan fungsi asisten personal serta fasilitas internet

connecting yang bisa menghubungkan pengguna dengan dunia maya

seperti melalui media sosial dan lain-lain”.

Sedangkan menurut Widiawati dan Sugiman, gadget merupakan

barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat

menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan.24

Berdasarkan dari pengertian di atas, handphone adalah salah satu alat

canggih yang menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat dinikmati

oleh manusia.

23
Narwoko, J. Dwi Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:
Kencana, 2007), hlm. 62
24
Rayum Damayanti,  Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Pencapaian Tugas
Perkembangan Anak Usia Remaja, (Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
Diakses pada tanggal 9 Agustus 2021

21
4. Perubahan sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang

mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk  sikap-sikap sosial, nilai dan

pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, Perubahan Sosial merupakan segala

perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, di dalamnya termasuk

sikap-sikap, nilai-nilai, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-

kelompok dalam masyarakat.

Perubahan tidak datang dengan sendirinya, tetapi terjadi melalui

interaksi sosial harian dan bila dikaitkan dengan pemikiran Dahrendorf,

maka unsur dominasi menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan.

Ada banyak faktor sebagai pemicu adanya perubahan sosial, namun yang

paling umum terjadi karena bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri

atau faktor internal dan yang bersumber dari luar masyarakat atau faktor

eksternal. Begitu juga dengan siapa yang menjadi aktor dibalik munculnya

suatu perubahan sosial. Dalam bahasan umum sumber perubahan sosial

seringkali didasarkan pada dua sumber pokok, yakni endogenous (dalam)

dan exogenous (luar). Adapun sebab-sebab terjadinya perubahan sosial

dari faktor internal, antara lain:

22
a) Penduduk, perubahan jumlah penduduk seperti bertambahnya jumlah

penduduk karena transmigrasi dapat mengakibatkan perubahan-

perubahan pada struktur masyarakat terutama mengenai lembaga-

lembaga kemasyarakatan. Kehadiran transmigrasi dapat berdampak

positif dan menguntungkan jika mereka memiliki keterampilan kerja.

b) Pertentangan/konflik, selama manusia hidup berkelompok, selama itu

pula terdapat pertentangan. Pertentangan merupakan bagian dari

interaksi sosial, karena itu pertentangan tidak mungkin dihilangkan

akan tetapi dapat diatasi. Ketika sumber pemenuhan kebutuhan

semakin terbatas, akan menimbulkan persaingan dan pada akhirnya

mengakibatkan konflik. Ketika terjadi konflik, dalam masyarakat

muncul kekecewaan dan keresahan sosial, maka pada saat itu

individu-individu sangat mudah terpengaruh dengan hal-hal yang

baru.

c) Penemuan baru, penemuan baru dalam kebudayaan dapat berpengaruh

pada berbagai sektor kehidupan lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut

saling berkaitan dan saling mempengaruhi bidang-bidang kehidupan

yang satu dengan lainnya. Contohnya penemuan listrik mengakibatkan

penemuan radio, televisi dan komputer yang akhirnya dapat

mempengaruhi adat istiadat, pendidikan, ekonomi dan pola perilaku

masyarakat. Adapun perubahan sosial terjadi karena adanya faktor

eksternal atau faktor-faktor yang bersumber dari luar masyarakat itu

sendiri, antara lain:

23
a. Lingkungan alam, lingkungan alam turut mempengaruhi keadaan sosial,

kebudayaan, serta perilaku masyarakat yang hidup di sekitarnya.

Lingkungan alam yang berbeda-beda berdampak pada mata

pencaharian masyarakat yang berbeda-beda pula. Masyarakat yang

tinggal di pedesaan kehidupan sosialnya berbeda dengan masyarakat

perkotaan.

b. Peperangan, peperangan antar dua negara atau lebih menyebabkan

adanya perubahan, di mana pihak yang kalah akan dipaksa untuk

mengikuti semua keinginan pihak yang menang, termasuk dalam hal

ekonomi, kebudayaan dan pola perilaku.

c. Pengaruh kebudayaan lain, masuknya kebudayaan asing yang diterima

dan diterapkan berdampak pada kehidupan sosial yang mengakibatkan

terjadinya perubahan sistem sosial. Akibat globalisasi informasi,

transparasi dan ekonomi, pengaruh budaya asing merubah keseluruhan

tatanan hidup dan pola perikelakuan masyarakat, seperti pola konsumsi

dan gaya hidup.25

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa

penyebab terjadinya perubahan sosial disebabkan beberapa faktor

diantaranya:

a. Penemuan baru, merupakan penemuan unsur-unsur kebudayaan yang

baru, baik berupa satu alat baru maupun ide baru yang berpengaruh

25
Donatus Patty, pengantar Sosiologi (Kupang: CV Kasih Indah, 2005), hlm. 248-252

24
pada berbagai sektor kehidupan lainnya. Contohnya penemuan alat

komunikasi yang serba instan untuk mengakses informasi, dalam hal

ini yang dimaksud penulis adalah gadget yang mempengaruhi adat

istiadat, pola perilaku masyarakat dan lain sebagainya.

b. Mobilitas sosial, merupakan suatu gerak dalam struktur sosial.

Artinya, individu mengalami perubahan komunikasi serta interaksi

sosial sesuai dengan perkembangan zaman.

c. Mobilitas demografis, merupakan ukuran bagaimana populasi dan

barang bergerak dari waktu ke waktu, yang mana dalam hal ini yang

dimaksud adalah generasi Z di zaman sekarang ini telah mendominasi

di kalangan masyarakat.

5. Remaja

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere

yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah ini

mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,

emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1980). Pandangan ini di ungkapkan

oleh Piaget dengan mengatakan, Secara psikologis, masa remaja adalah

usia dimana individu berintregasi dengan masarakat dewasa, usia dimana

anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua

melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam

masalah integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai aspek efektif,

kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan

25
intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara

berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam

hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas

yang umum dari periode perkembangan ini.26

Remaja adalah suatu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,

dimana seseorang mengalami banyak perubahan yang mendadak baik

emosi, fisik, maupun sosial yang akan menyebabkan munculnya masalah,

dan beberapa perubahan lainnya.27

Berdasarkan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa

tua menurut Erickson, masa remaja dibagi tiga tahapan: masa remaja

awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria

usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-

laki yaitu 15-17 tahun. Masa usia remaja pertengahan pada perempuan

yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria

masa remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki

19-21 tahun.28

Menurut Mappiare dalam bukunya Psikologi Remaja, rentangan

usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan

13 sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja

akhir, maka remaja awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18
26
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), hal.206
27
Azizah, Kebahagiaan dan Permasalahan di Usia Remaja, Vol. 4, No. 2, Desember
2013
28
Dikutip di http://digilib.uinsby.ac.id/1883/5/Bab%202.pdf, dan diakses pada tanggal 11
Agustus 2021

26
tahun, dan remaja akhir dalam rentangan usia 17/18 tahun sampai 21/22

tahun.29

Sedangkan menurut Sarwono sebagaimana dikutip Ramadan,

perkembangan usia remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa

dibagi menjadi 3 tahap: Pertama, Remaja Awal (Early Adolescence). Pada

tahap ini, remaja berusia 10-12 tahun dan mereka masih terheran–heran

akan perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri. Kedua,

Remaja Madya (Middle Adolescence). Remaja ini berusia 13-15 tahun.

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ketiga, Remaja

Akhir (Late Adolescence). Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa

konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan minat yang makin

mantap.30

Menurut Hurlock, batasan usia remaja dibagi menjadi dua masa

antara lain sebagai berikut: awal masa remaja berlangsung dari mulai umur

13-16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16

atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum.31

Berdasarkan beberapa urain di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dinamakan usia remaja adalah dimana individu telah merasakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya, dengan rentan usia 12-21


29
Muchlis Aziz, Nurainiah, Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Interaksi
Sosial Remaja Di Desa Dayah Meunara Kecamatan Kutamakmur Kabupaten Aceh Utara, Jurnal
Al-Ijtimaiyyah, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember, UIN Ar-Raniry, 2018
30
Dikutip di
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1632/5/118600084_FILE5.pdf, dan diakses pada
tanggal 12 Agustus 2021
31
Ibid, Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan…, hlm. 206

27
tahun. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti mengambil sample pada

remaja yang berusia 13-18 tahun dimana pada usia ini individu sedang

duduk di bangku sekolah menengah. Seperti yang dikemukakan hukum di

Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah

mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti pada ketentuan

sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku

sekolah menengah.32

G. Metode Penelitian

Metode merupakan cara untuk mencari kebenaran. Agar penelitian ini

dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis menggunakan metode penelitian

sebagai berikut.

1. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian

Fokus Penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian, yang

bertujuan agar data penelitian tidak meluas. Dengan adanya fokus

penelitian, maka ada pembatasan dalam obyek penelitian. Tanpa adanya

fokus penelitian, peneliti akan terjebak oleh banyaknya data yang

diperlukan ketika terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi

fokus penelitian adalah pada remaja usia 13-18 tahun dalam berinteraksi

sosial di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

2. Jenis dan Sifat Penelitian

32
Dikutip di http://digilib.uinsby.ac.id/1883/5/Bab%202.pdf, dan diakses pada tanggal 12
Agustus 2021

28
Adapun jenis penelitian ada beberapa macam yakni library

research, field research, dan laboratory research. Dan untuk penelitian

yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research)

yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian seperti ini merupakan

penelitian yang berusaha menggambarkan atau mengarahkan apa adanya

tentang suatu variabel, gejala/keadaan. Menurut Burhan, penelitian ini

merupakan penelitian yang mengambil data primer dari lapangan, daerah

atau lokasi tertentu.33 Maksudnya adalah penelitian ini diarahkan untuk

mengetahui dampak punggunaan gadget terhadap interaksi sosial remaja

di desa Sundoluhur, sehingga dapat mengetahui dampak positif dan

negatif dari penggunaan gadget. Dengan cara datang langsung ke tempat

sasaran penelitian. Kemudian hasilnya didiskripsikan dan dianalisis

secara kualitatif untuk mencapai pemahaman yang komperhensif sera

hasil yang maksimal.

3. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif, dimana masalah dipecahkan melalui penyelidikan

dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian

berdasarkan fakta-fakta dan kajian yang ditemukan di masyarakat.34

33
Burhan, Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 67
34
Burhan, Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 68-69

29
Menurut Umar, pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan

penelitian yang hasil penelitiannya tidak diolah dalam bentuk kalkulasi

angka-angka, melainkan dengan cara menyampaikan pemikiran atau

wawasan peneliti terkait dengan data yang diambil dari subjek yang

diteliti.35

Pendekatan kualitatif juga disebut sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. Karena itu,

penelitian ini bersifat naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Dampak Penggunaan

Handphone Terhadap Interaksi Sosial Remaja di Desa Sundoluhur

Kecamatan Kayen Kabupaten Pati”.

4. Penentuan sumber data

Sumber utama data penelitian adalah yang memiliki data mengenai

variabel-variabel yang diteliti. Adapun data yang akan diperoleh dari

sumber adalah sebagai berikut:36

35
Husen Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005), hal. 36

30
a. Data primer

Data primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan

pertama tentang masalah yang diungkapkan.37 Dalam penelitian ini

penulis mengambil data primer dari penelitian lapangan diantaranya:

1) Remaja usia 13-18 tahun

2) Orang tua remaja

3) Masyarakat

Penelitian ini cenderung memilih teknik  accidental sampling agar

dapat memilih informasi yang dianggap mengetahui segala informasi dan

masalah secara mendalam dan dapat dipercayakan sebagai sumber dalam

mencari data yang diinginkan dalam pelaksanaan pengumpulan data,

pemilihan informasi dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

peneliti dalam mencari dan memperoleh suatu data.38

Adapun kriteria sample dalam penelitian ini adalah remaja yang

berusia 13-18 tahun, dan orang tua remaja yang bersangkutan serta

masyarakat yang berada dilingkungan Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen

Kabupaten Pati.

b. Data Sekunder

36
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 34-
35
37
Sutrisno Hadi, Metodologi Research ll, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 80
38
Nasir Budiman, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, cet. I (Banda Aceh: Ar -
Raniry, 2004), hal 23

31
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain sebagai

penunjang sumber data primer.39 Dalam hal ini penulis memperoleh

melalui aktifitas penelusuran kepustakaan terhadap buku-buku, jurnal-

jurnal ilmiah, artikel, situs internet yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian dan dokumentasi yang dimiliki oleh pihak yang terkait dengan

penelitian ini.

1. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan

data. Beberapa teknik pengumpulan data yang dimaksud meliputi:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara atau inteview adalah usaha mengumpulkan sejumlah

informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk

dijawab secara lisan pula. Secara sederhana interview diartikan sebagai

alat pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab antara

pencari informasi dan sumber informasi.40 Dalam penelitian ini, peneliti

akan melakukan wawancara dengan remaja umur 13-18 tahun, orang

tua remaja, serta masyarakat sekitar. Tujuannya adalah untuk

memperoleh informasi terkait seperti apa pola penggunaan handphone

serta apa saja dampak penggunaan handphone terhadap interaksi sosial

remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.


39
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet.lV, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1993), hlm. 103
40
H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press, 2007), hlm. 118

32
b. Observasi

Observasi yaitu mengumpulkan data yang dilakukan melalui

pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek

penelitian yang pelaksaannya langsung pada tempat dimana suatu

peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Observasi disini yang

dimaksud keseharian remaja di Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen

Kabupaten Pati. Observasi yang dilakukan adalah observasi non

partisipatif dan tidak terstruktur, dimana peneliti hanya sebagai

pengamat subjek penelitian atau hanya sebagai pengamat independen,

dan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode yang digunakan penulis untuk

memperoleh data dengan cara menggali kumpulan data verbal, baik

yang berbentuk tulisan atau tidak.41

2. Analisis data

41
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991),
hlm. 256

33
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara otomatis

data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

observasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.42

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori analisis data

secara interaktif dari Miles dan Huberman yang menyatakan bahwa

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif melalui proses data

reduction, data display, dan verification.

a. Data Reduction (reduksi data) berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

direkdusi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (penyajian data) penyajian data yang dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

sejenisnya, namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

42
Sugiono, Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, cet V, (Bandung :
Alfabeta, 2008), hlm. 244

34
c. Verification/Conclusion Drawing adalah penarikan kesimpulan yang

diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak

awal, tetapi mungkin saja tidak karena masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian. 43

H. Validitas Data

Teknik ini menggunakan teknik trianggulasi data sebagai uji validitas data.

Teknik trianggulasi yang peneliti aplikasikan adalah trianggulasi sumber atau

informan, untuk menguji kredibilitas sumber dan data dengan cara mengecek

data yang diperoleh melalui beberapa sumber atau informan yang berbeda.44

Dalam penelitian ini, untuk menguatkan data-data yang diperoleh, maka

akan dilakukan dengan croos check informasi dan data yang diperoleh dari

lapangan dengan informasi lain untuk memahami kempleksitas fenomena

sosial ke sebuah esensi yang sederhana. Metode tersebut adalah trianggulasi

data. Menurut Patton, ada empat macam trianggulasi dianataranya adalah

melalui sumber, metode, penyidik, dan teori.45

Pada penelitian dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah

diperoleh melalui sumber yang berbeda dan dengan teknik yang berbeda. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan:

43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet. V , (Bandung:
Alfabeta, 2008), hlm. 246
44
Ibid, hlm. 247
45
Suwardi Endraswarma, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2006), hlm. 110

35
1. Membandingkan data dari hasil observasi dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan hasil wawancara dari data tertulis, foto dan

dokumentasi.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini memiliki tujuan supaya skripsi

dapat sesuai dengan kajian dan untuk memperoleh pembahasan, dalam

penulisan ini dibagi menjadi lima bab, disetiap babnya terdapat sub-sub yang

berhubungan satu sama lain. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I (PENDAHULUAN) menjelaskan latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka

teori, metode penelitian, validitas data, serta sistematika penulisan.

BAB II (LANDASAN TEORI) menjelaskan uraian teori-teori yang

menjadi landasan dalam kegiatan penelitian yang mencakup teori tentang:

pengertian perubahan sosial, pengertian handphone, pengertian interaksi sosial

dan pola interaksi serta faktor-faktor yang mendasarinya, pengertian remaja,

serta pengertian teori Behaviorisme dan tokohnya. Landasan teori ini

digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian.

BAB III (DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN) mendeskripsikan dan

menjelaskan gambaran umum subyek dan obyek penelitian yakni

menjelaskan tentang profil Desa Sundoluhur Kecamatan Kayen Kabupaten

Pati serta perubahan pola interaksi sosial remaja di desa tersebut.

36
BAB IV (HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN) menjelaskan

mengenai hasil penelitan, pembahasn dan analisis data yang dikaitkan dengan

teori yang menjadi landasan dan rumus yang digunakan dalam penelitian ini

sehingga hasilnya akan bisa menjawab pokok permasalahan penelitian.

BAB V (PENUTUP) menjelaskan terkait kesimpulan hasil penelitian serta

saran dan rekomendasi yeng berisikan perbaikan berkaitan dengan hasil

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Kebahagiaan dan Permasalahan di Usia Remaja, Vol. 4, No. 2,


Desember 2013

Bimo Walgito, Psikologi Sosial (suatu pengantar), Yogyakarta : ANDI, 1978

Bimo Walgitu, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI, 2010, hlm. 80

Burhan, Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik


dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana, 2008

Donatus Patty, pengantar Sosiologi, Kupang: CV Kasih Indah, 2005

37
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 2003

H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada


Universitas Press, 2007

Husen Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2005
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia,
1991
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet.lV, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1993

Morissan, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
Narwoko, J. Dwi Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta: Kencana, 2007

Nasir Budiman, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, cet. I Banda Aceh: Ar -
Raniry, 2004
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997

Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2013

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet. V , Bandung:


Alfabeta, 2008

Sutrisno Hadi, Metodologi Research ll, Yogyakarta: Andi Offset, 1993

Suwardi Endraswarma, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan,


Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006

Yustinus Semiun, Behavioristik Teori-teori Kepribadian, Yogyakarta: PT


Kanisius IKAPI, 2020

REFERENSI HASIL PENELITIAN

Kursiwi, Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosisal Mahasiswa


Semeter V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FTIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2016

38
M. Hafiz Al-Ayouby, Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini,
Skripsi, Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2017
Muchlis Aziz, Nurainiah, Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Interaksi
Sosial Remaja di Desa Dayah Meunara Kecamatan Kutamakmur
Kabupaten Aceh Utara, Jurnal Al Ijtimaiyah, Vol. 4, No. 2, Juli-
Desember 2018

Nur Hikmah, Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Murid


Kelas Tinggi MIS Rembon Kabupaten Tana Toraja, Skripsi, Makassar:
UIN Muhammadiyah Makassar, 2020

Oza Kurniawan Abdaoe, Pengaruh Communication Exposure Terhadap


Perubahan Perilaku Remaja Masjid Baitul Maghfiroh Desa Payak
Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati, Skripsi, Pati: IPMAFA, 2020

Rayum Damayanti,  Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Pencapaian Tugas


Perkembangan Anak Usia Remaja, Skripsi, Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Sinta Kendek H, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Proses Interaksi
Sosial Di Kalangan Mahasiswa Akademik Kebidanan Sinar Kasih Tana
Toraja, Skripsi, Makassar: Universitas Hasanuddin

Siti Akbari, Dampak Gadget terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa, Skripsi, Banda
Aceh: UIN Ar-Raniry, 2019

REFERENSI INTERNET

Dikutip di http://digilib.uinsby.ac.id/1883/5/Bab%202.pdf, dan diakses pada


tanggal 11 Agustus 2021
Dikutip di
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1632/5/118600084_FIL
E5.pdf, dan diakses pada tanggal 12 Agustus 2021

Dikutip di https://kompas.com, "Jumlah Pengguna Internet Indonesia 2021


Tembus 202 Juta" dan diakses pada tanggal 1 Agustus 2021

Dikutip di https://kominfo.go.id dan diakses pada tanggal 1 Agustus 2021

39

Anda mungkin juga menyukai