Anda di halaman 1dari 27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengaruh Penggunaan Gadget

1. Pengertian Gadget

Gadget menurut Merriam Webster dalam bukunya R. Agusli, yaitu

sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan penggunaan praktis

tetapi sering diketahui sebagai hal baru. Selain itu, dewasa ini gadget

lebih merupakan suatu media (alat) yang dipakai sebagai alat

komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan

komunikasi manusia, kini kegiatan komunikasi semakin berkembang

lebih maju dengan munculnya gadget. Contoh gadget misalnya

Handphone. Klemens menyebutkan bahwa Handphone adalah salah

satu gadget berkemampuan tinggi yang ditemukan dan diterima secara

luas oleh berbagai negara di belahan dunia. Selain berfungsi untuk

melakukan dan menerima panggilan, handphone berfungsi untuk

mengiri dan menerima pesan singkat.13

Menurut Derry, gadget merupakan sebuah perangkat atau

instrument elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi praktis untuk

membantu pekerjaan manusia.14

13
R. Agusli, Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer (Jakarta:
Mediakita, 2008), 12
14
Derry, Bila Si Kecil Bermain Gadget: Panduan Bagi Orang Tua Untuk Memahami Fakto-
Faktor Penyebab Anak Kecanduan Gadget (Jakarta: Bisakimia, 2013), 7

xxviii
Sedangkan menurut Manumpil, gadget adalah suatu alat teknologi

yang saat ini berkembang pesat yang memiliki fungsi khusus

diantaranya smartphone, Iphone and Blackberry.15

Jadi, bisa disimpulkan bahwa gadget adalah sebuah alat

elektronik yang memiliki fungsi khusus yang membantu pekerjaan

manusia dan bisa dibawa kemana-mana yang saat ini berkembang

pesat.

2. Penggunaan Gadget

A) Penggunaan Dalam Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran yang sangat

penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek. Sehubungan

dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang

bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan

pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat

pembelajaran yang tepat guna. Dalam hal ini penggunaan media

dalam dunia pendidikan atau yang sering disebut dengan media

pembelajaran menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 40

ayat 2.

Untuk menerapkan apa yang tertulis dalam Undang -

undang Sisdiknas dalam pembelajaran guru tidak bisa mengajar

15
Manumpil, dkk, “HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN TINGKAT PRESTASI
SISWA DI SMA NEGERI 9 MANADO”, Jurnal Keperawatan, Vol. 3 No. 2 (2015), 1

xxix
hanya dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini dapat

membuat siswa merasa bosan akibatnya siswa tidak memahami apa

yang disampaikan oleh guru tersebut. Maka untuk mengatasi hal

tersebut penggunaan media seperti gadget sebagai alat bantu dalam

proses belajar mengajar sangat diperlukan. Secara umum manfaat

gadget dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara

guru dengan siswa sehingga akan terciptanya proses belajar

mengajar yang efektif dan efisien. Manfaat secara khusus dengan

adanya gadget penyampaian materi akan dengan mudah diterima

oleh siswa dan mampu meningkatkan kemampuan memahami

materi pada siswa.

Dengan bantuan gadget, penafsiran yang berbeda antar

guru dapat dihindari dan kesenjangan informasi antar guru dan

siswa maupun siswa dengan siswa dimanapun keberadaannya.

Gadget juga memiliki manfaat yaitu proses belajar mengajar yang

akan berlangsung secara menarik dan materi akan tersampaikan

dengan jelas.16

Pemanfaatan media pemebelajaran berupa gadget

dilingkungan sekolah sangat perlu mengingat beberapa

pertimbangan baik positif maupun negatif. Pada dampak positif

penggunaan gadget dalam pembelajaran adalah akan memudahkan

siswa memperoleh informasi dengan cepat dan simpel. Tidak

16
Hamzah dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), 50

xxx
hanya dampak positif yang ditimbulkan dalam gadget, dampak

negatif dari media pengguna gadget juga diperlu diperhatikan.

Penggunaan waktu yang berlebihan dalam penggunaan gadget,

dapat membuat siswa enggan belajar dengan buku dan tidak jarang

disalahgunakan penggunaannya. Dengan demikian, dampak ini

perlu diperhatikan dan diperkenalkan oleh semua pihak kepada

siswa, sehingga siswa dapat mengetahui dampak positif dan negatif

dari penggunaan gadget dalam pembelajaran.17

B) Dalam Kehidupan Sehari-hari

Perkembangan teknologi dan informasi mengalami

kemajuan yang sangat pesat, ditandai dengan kemajuan pada

bidang informasi dan teknologi. Bangsa Indonesia merupakan

salah satu bangsa yang ikut terlibat dalam kemajuan media

informasi dan teknologi. Gadget merupakan barang canggih yang

diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan

berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan.

Kemajuan teknologi memberikan dampak positif yang besar bagi

para penggunanya dengan adanya gadget manusia dapat dengan

sangat mudah mencari informasi yang mereka butuhkan juga dapat

mempermudah dalam hal pekerjaan dengan adanya aplikasi-

aplikasi yang canggih di dalam gadget seperti: internet, sms,

jejaring sosial, game, dan lain-lain. Namun, semakin

17
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 43

xxxi
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi terdapat

dampak negatif dalam penggunaan gadget bila digunakan dengan

cara yang salah ataupun berlebihan khususnya bagi anak-anak.18

Menurut riset terbaru yang dilakukan oleh perusahaan

Mobile Furry, kecenderungan orang untuk tergantung pada

smartphone semakin hari semakin tinggi. Ketergantungan tersebut

pada akhirnya menjadikan pola hubungan sosial di masyarakat

modern pun menjadi berubah. Studi lain yang diungkapkan oleh

Tenchmark mengungkapkan bahwa penggila gadget sering

memeriksa smartphone nya rata-rata hingga 1.500 kali per hari.

Orang lebih disibukkan dengan gadget atau smartphonenya

dibandingkan harus berinteraksi dengan lawan bicara atau

membangun hubungan dengan lingkungan.19

Perkembangan pesat dalam dunia sistem komunikasi kita

tentunya akan mengubah pola komunikasi yang terjadi di

masyarakat selama ini. Ada beberapa catatan tentang

perkembangan baru dalam sistem komunikasi di Indonesia,

terutama dengan penggunaan gadget, yaitu:

a. Komunikasi gadget telah menurunkan minat baca masyarakat.

b. Komunikasi dengan gadget telah memunculkan praktik illegal

18
Junierissa Marpaung, “PENGARUH PENGGUNAAN GADGET DALAM KEHIDUPAN”,
Jurnal KOPASTA, Vol. 5 (2018), 58
19
Ita Musfirowati Hanika, “FENOMENA PHUBBING DI ERA MILENIA”, Jurnal Interaksi, Vol.
4 (2015), 44

xxxii
c. Penggunaan gadget di Indonesia lebih digunakan untuk gaya
hidup bukan utnuk kebutuhan komunikasi.

Gadget memiliki banyak manfaat apalagi digunakan dengan

cara yang benar dan semestinya diperbolehkan orang tua

mengenalkan gadget pada anak memang perlu tetapi harus diingat

terdapat dampak positif dan dampak negatif pada gadget tersebut.

Dari hasil penelitian Kamil (2016), bahwa gadget sangat

mempengaruhi pemuda pemudi sehingga membuat banyak dampak

seperti hilangya kebiasaan lama yang sering terjadi saat berkumpul

saling berkomunikasi langsung tatap muka, seperti pemborosan

biaya, antisosial, tidak memiliki batasan penggunaan gadget,

gadget telah merubah gaya hidup kebiasaan terdahulu.20

C) Dalam Perilaku Sosial

Perkembangan gadget yang semakin pesat memang harus

diwaspadai, terutama dengan munculnya istilah gadget mania atau

julukan bagi pecandu gadget. Seorang pecandu gadget akan sulit

untuk menjalani kehidupan nyata, mislanya mengobrol. Perhatian

seorang pecandu gadget hanya akan tertuju pada dunia maya.

Interaksi sosial merupakan interaksi anatara individu dan

individu, individu dan kelompok serta kelompok dan kelompok

dan tentunya saling memberikan respon balik satu dengan yang

lain. maka dari itu, interaksi sosial nyata merupakan interaksi yang

20
Ibid., 49.

xxxiii
dilakukan secara langsung. Dan dengan adanya gadget, sangat

berpengaruh terhadap perilaku sosial manusia, yaitu manusia

menjadi semakin jarang melakukan interaksi sosial langsung antar

pribadi. Manusia menjadi cenderung menutup diri dan memiliki

ego yang tinggi. Sehingga manusia ketika berinteraksi sosial akan

cenderung emosional. Namun tidak serta merta gadget selalu

berdampak negatif, ada pula dampak positifnya dari segi sosialnya

seperti kita bisa memperbanyak teman lewat gadget dengan cepat

dan mudah, bisa berbagi kabar dengan teman dan kerabat kita yang

berada dalam negeri maupun luar negeri tanpa harus menunggu

waktu lama, dan gadget juga bisa memperluas jaringan relasi yang

kita butuhkan seperti relasi pekerjaan, bisnis online, dll.21

3. Pengaruh Penggunaan Gadget

Gadget merupakan alat elektronik yang selalu berinovasi dan

berevolusi yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dari

pengaruh tersebut tentunya menimbulkan dampak dari pemakaiannya.

Menurut Alo Liliweri, ada beberapa hal yang memberikan dampak

positif dari pemakaian Gadget, diantaranya:22

a. Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, seseorang dapat

mengenal serta menjalin komunikasi dengan banyak orang dari

berbagai belahan dunia. Dalam hal ini dengan adanya gadget dapat

mempermudah komunikasi dengan orang lain yang berada jauh


21
Grendi Hendrastomo, “REPRESENTASI TELEPON SELULER DALAM RELASI SOSIAL”,
Jurnal Socta, Vol. 5 (2008), 16.
22
Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 851

xxxiv
dari kita dengan cara sms, telepon, atau dengan aplikasi yang

dimiliki dalam gadget kita.

b. Menambah pengetahuan

Dalam hal pengetahuan, kita dapat dengan mudah

mengakses atau mencari situs tentang pengetahuan dengan

menggunakan aplikasi yang berada dalam gadget kita. Contoh

aplikasi: detik, kompas.com, dll.

c. Menambah teman

Dengan banyaknya jejaring sosial yang bermunculan akhir-

akhir ini, kita dapat dengan mudah menambah teman melalui

jejaring sosial yang ada melalui gadget yang kita miliki..

d. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru

Dengan adanya metode pembelajaran ini, dapat

memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan

kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat

siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak.

e. Anak yang bergaul dengan dunia gadget, cenderung lebih kreatif

Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan

kreatif dan menantang yang ternayat banyak disukai oleh anak-

anak. Dan hal ini secara tidak langsung sangat menguntungkan

untuk anak-anak karena sangat memberi pengaruh terhadap

kreativitas anak.

f. Mempermudah melaksanakan tugas.

xxxv
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi dan

peralatan hidup, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara

cepat dan efisien karena adanya peralatan yang mendukungnya

sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi.

Dengan demikian, gadget sebenarnya diciptakan dengan

banyak manfaat yang dapat kita gunakan untuk mempermudah

segala pekerjaan kita, seperti segala manfaat positif yang telah

diuraikan diatas.

Gadget selain memberi dampak positif, juga terdapat dampak

negatif yang mempengaruhi perilaku sosial seseorang, diantaranya

sebagai berikut:23

a. Ketergantungan

Media gadget baik itu berupa informasi maupun

telekomunikasi memiliki kualitas atraktif. Dimana ketika seseorang

sudah merasa nyaman dengan gadget yang ia gunakan, ia seolah-

olah menemukan dunianya sendiri dan akan merasa sulit untuk

terlepas dari kenyamanan itu. Hal ini berakibat pada ubungan dia

dengan orang lain secara face to face akan menurun. Menurut

psikiater Amerika Serikat, Jerald Block, kondisi itu harus dilihat

sebagai gangguan klinis melihat makin meningkatnya jumlah

orang yang kecanduan game dan pornografi di internet daripada

23
Ibid., 852

xxxvi
perbincangan dengan keluarga atau sahabatnya. Dan cenderung

untuk kurangnya interaksi terhadap lingkungan luar dan sekitar.

b. Violence and Gore

Perkembangan gadget berupa adanya jaringan internet yang

sekarang mudah diakses membuat para pembuat situs berupaya

menjual situs yang mereka buat. Salah satu cara yang dapat

menarik perhatian yatu dengan cara menampilkan kekejaman dan

kesadisan. Biasanya tampilan seperti ini banyak terdapat pada

aplikasi game. Pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa

game yang dimainkan di komputer atau laptop yang menampilkan

unsur kekerasan memiliki sifat menghancurkan yang lebih besar

dibanding kekerasan yang ada pada televisi ataupun kekerasan

dalam kehidupan nyata sekalipun. Biasanya anak-anak dan remaja

yang akan lebih mudah terpengaruh, sehingga bisa menimbulkan

kurangnya sensitivitas terhadap sesama, memicu munculnya

perilaku agresif, sadistis, bahkan bisa mendorong munculnya sikap

kriminal yang ada pada game yang dimainkan dan menggeser nilai

sosial daripada antar sesama manusia.

c. Antisocial Behaviour

Merupakan dampak negatif gadget yang disebabkan karena

penyelahgunaan gadget itu sendiri. Hal ini terjadi dimana ketika

seseorang merasa gadget merupakan satu-satunya hal yang paling

penting dalam hidupnya, sehingga ia melupakan keadaan di

xxxvii
sekitarnya. Akan muncul ketidak pedulian dalam dirinya terhadap

lingkungannya. Satu-satunya hal yang dapat menarik perhatiannya

hanyalah gadget yang ia gunakan. Akibat yang timbul ialah dia

menjadi jarang berinteraksi dengan orang-orang yang berada di

lingkungan sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan

emosionalnya pun terhambat dan tidak akan berkembang. Dampak

terburuk yang kaan timbul adalah dia akan kesulitan untuk

bersosialisasi dan menjalin relasi dengan orang-orang disekitarnya.

d. Terjadinya deindividuasi

Tindakan yang lebih parah akan terjadi apabila muncul

perilaku anti sosial yang berbahaya seperti melakukan tindakan

agresif untuk menyakiti orang lain dan memprovokasi seseorang

untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

e. Penggunaan yang tidak sesuai kondisi, misalnya menggunakan

gadget pada saat proses belajar mengajar berlangsung untuk

membuka situs jejaring sosial.

f. Pemborosan biaya yang tidak akan ada habisnya

Hal ini akan membuat para penggunanya tidak pernah puas

sehingga perlu biaya untuk selalu mengupdate yang mereka miliki

ataupun penggunaan gadget komunikasi yang makin meluas juga

diikuti penambahan biaya. Terutama penambahan biaya

operasional contohnya untuk pembelian pulsa, biaya service, dan

pembelian aksesoris.

xxxviii
g. Global Warming

Pengalihan kinerja manusia ke mesin tentu makin

menyebabkan polusi udara sehingga memperparah pemanasan

global. Saat ini memang manusia tidak bisa lepas dari gadget.

Setiap hari, pasar semakin banyak dibanjiri gadget atau perlatan

eletronik yang penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal

tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan

semakin tergantung pada pembakaran batu bara untuk memasok

kebutuhan listrik di seluruh dunia. Pengguna gadget cenderung

lebih egois. Gadget seperti telepon seluler membuat seseorang

terhubungan dengan teman dan komunitas yang lebih luas. Tetapi,

dengan beragam fitur canggih ponsel, orang menjadi lebih asyik

bermain ponsel dan hal itu mengakibatkan kurangnya rasa

keingintahuan sosial dan menjadikan orang lebih egois.

Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa gadget yang diciptakan utuk

mempermudah manusia ini juga memiliki dampak negatif apabila

penggunanya tidak dapat menggunakan gadget tersebut pada

tempatnya dan hakekatnya, sehingga banyak pengguna yang

menyalahgunakan gadget tersebut.

xxxix
4. Intensitas Penggunaan

Penggunaan gadget dewasa ini perlu diperhatikan secara khusus.

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian

bagi penggunanya. Menurut Horrigan, terdapat terdapat dua hal

mendasar yang harus di amati untuk mengetahui pengaruh penggunaan

gadget seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan

lama tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna

internet.24

SWA-Mark Plus & Co menggolongkan pengguna internet menjadi

3 kategori berdasarkan durasi internet yang digunakan yaitu:

a. Pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan

internet selama lebih dari 40 jam perbulan.

b. Pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang

menggunakan internet 10-40 jam perbulan.

c. Pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan

internet tidal lebih dari 10 jam perbulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christiany Judhita,

durasi penggunaan gadget dalam kurun waktu 24 jam dapat dibagi

menjadi tiga, yaitu:25

24
Rasma B., PENGARUH PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PRESTASI HAFALAN AL-
QUR’AN PADA KELAS IX SMP ISLAM TERPADU WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR, Skripsi,
Universitas Hassanuddin Makassar, Makassar, 2018, 23.
25
Christiany Juditha, “HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS JEHARING SOSIAL FACEBOOK
TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KOTA MAKASSAR”, e-Jornal IPTEK-KOM, Vol. 13
(2011), 14

xl
a. Penggunaan tinggi yaitu pada intensitas penggunaan lebih dari 3
jam dalam sehari.

b. Penggunaan sedang yaitu pada intensitas penggunaan sekitar 3 jam


dalam sehari.

c. Penggunaan rendah yaitu pada intensitas penggunaan kurang dari 3


jam dalam sehari

5. Tujuan Penggunaan Gadget

Ada berbagai tujuan sesorang menggunaan gadget. Diantaranya

sebagai sarana untuk memudahkan komuikasi jarak jauh dengan orang

lain, baik antar kota ataupun mancanegara, dan juga sebagai media

informasi.26

Menurut Mac Bridge sebagaimana dikutip dari Yuniar Rachdianti ,

yang dapat dilakukan dengan menggunakan gadget yang dibekali

akses internet adalah dapat dengan mudah untuk mengirim surat

kepada teman, mencari kesenangan khusus seperti bermain game

online, mengunduh file, mencari referensi e-book, menonton video.27

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang

merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Sebagai

bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri


26
Afif Fatimatuz Zahro, HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP
KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA
CEBONGAN SALATIGA, Skripsi, IAIN Salatiga, Salatiga, 2015, 19.
27
Yuniar Rachdianti, HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTENSITAS
PENGGUNAAN INTERNET REMAJA AKHIR, Skripsi, UIN Jakarta, Jakarta, 2011, 17.

xli
pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan

bantuan dari orang lain. ada ikatan saling ketergantungan hidup

manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam

kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut untuk mampu bekerja sama,

saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam

hidup bermasyarakat.

Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. perilaku

sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain

dengan cara-cara yang berbeda. Misalnya dalam melakukan kerja

sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu

mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.

Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak

sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Teori Psikoanalisa menyatakan bahwa manusia memiliki

pertimbangan moral sosial ketika dihadapkan pda pilihan-pilihan

berperilaku. Sedangkan ilmu humaniora menjelaskan realitas sosial

sebagai sebuah organisme hidup dalam bentuk teori-teori sosial

tentang kehidupan manusia dalam bentuk masyarakat.28

Menurut teori psikososial maupun teori perkembangan kognitif

menyatakn bahwa perilaku yang ada pada diri seseorang berlandaskan

pada pertimbangan-pertimbangan moral kognitif. Selanjutnya, masalah

28
Abdul Latif, Pendidikan Berbasis Nilai Kemanusiaan (Bandung: Refika Aditama, 2009), 4

xlii
aturan, norma, nilai, etika, akhlak, dan estetika adalah hal-hal yang

sering didengar dan selalu dihubungkan dengan konsep moral ketika

seseorang akan menetapkan suatu keputusan perilakunya.29

Menurut psikolog, perilaku manusia berasal dari dorongan yang

ada dalam diri manusia dan dorongan itu merupakan salah satu usaha

untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Sementara

itu, menurut para sosiolog melihat bahwa perilaku manusia tidak bisa

dipisahkan dari konteks atau setting sosialnya.30

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaky manusia pada

hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.31

Menurut Skiner, mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil

hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan/respon. Ia

membedakan adanya 2 respons:32

a. Respnden respons atau flexive responde ialah respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu.

b. Operant respons atau instrumental respons ialah respon yang

timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus, karena

perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon yang

telah dilakukan oleh organisme.

29
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual, Emosional dan Sosial
sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 26
30
Momon Susarma, Sosiologi Kesehatan (Jakarta: Salemba Medika, 2009), 51-53
31
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 132
32
Ibid., 132

xliii
Dilihat dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:33

a. Perilaku tertutup

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran atau sikap yang terjadi

pada seseorang yang mendapat rangsangan.

b. Perilaku terbuka

Respon yang terjadi pada seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh orang lain.

Perubahan perilaku diartikan sebagai adanya perbedaan dalam

berperilaku dan melakukan perilaku baru yang sebelumnya belum

pernah dilakukan. Sedangkan istilah sosial berkenaan dengan perilaku

interpersonal individu, atau yang berkaitan dengan proses-proses

sosial.34

Dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah tindakan-tindakan

yang berkaitan dengan segala perbuatan yang secara langsung

berhubungan atau dihubungkan dengan nilai-nilai sosial yang ada

dalam masyarakat.

2. Faktor yang Mempengaruhi

Pembentukan perilaku tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau

tanpa adanya proses, tetapi pembentukannya senantiasa berlangsung

33
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 44
34
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), 27.

xliv
dalam interaksi manusia, dan berkenan dengan objek tertentu. Ada 2

faktor utama yang mempengaruhi perilaku seseorang diantaranya:35

a. Faktor internal

Adalah faktor yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri

yang telah dibawa sejak lahir yaitu fitrah suci yang merupakan

bakat bawaan. Diantaranya:

1) Kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual

Dalam berperilaku sosial, kecerdasan emosional

memerankan peran yang begitu penting. Adanya empati,

memotivasi orang lain dan membina hubungan dengan orang

lain merupakan aspek terpenting dalam kecerdasan emosional

dan menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dengan faktor

yang mempengaruhi perilaku sosial seseorang.

Kecerdasan intelektual juga berperan penting dalam

mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Keterlibatan ilmu

pengetahuan manusia dalam emmecahkan berbagai

permasalahan sosial sangat mempengaruhi kualitas moral dan

budi pekertinya.

2) Motivasi

Motivasi merupakan keuatan penggerak yang

membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan

menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju

35
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 37-38

xlv
tujuan tertentu. Dalam perilaku, motivasi ini penting, karena

perilaku sosial seseorang merupakan perilaku temotivasi.36

3) Agama

Seseorang yang memiliki pemahaman agama yang luas,

pasti juga memiliki perilaku sosial yang baik. Karena pada

hakikatnya, setiap agama mengajarkan kebaikan, khususnya

agama Islam yang sangat mendorong umatnya untuk memiliki

perilaku sosial.

b. Faktor eksternal

Adalah segala sesuatu yang ada diluar manusia yang dapat

mempengaruhi perkembangan kepribadian dan keagamaan

seseorang. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya:

1) Lingkungan keluarga

Kehidupan rumah tangga penuh dengan dinamika

peristiwa. Dari sana anak-anak mendapatkan kecenderungan-

kecenderungannya dan emosi-emosinya. Kalau iklim rumah

penuh cinta, kasih sayang, ketenangan, dan keteguhan, maka

anak akan merasa aman dan percaya diri, sehingga tampaklah

pada dirinya kestabilan dan keteguhan. Tetapi kalau suasana

rumah penuh dengan pertikaian dan hubungan-hubungan yang

kacau diantara anggota-anggotanya, hal itu tercermin pada

perilaku anak, sehingga kekacauan dan ketidak teguhan tampak

36
Abdul Rahman Saleh, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana,
2009), 183

xlvi
pada perilakunya. Adaptasinya dengan dirinya dan dengan

anggota masyarakat menjadi buruk.37

2) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat juga tidak kalah penting dalam

membentuk pribadi anak, karena dalam masyarakat

berkembang berbagai organisasi sosial, kebudayaan, ekonomi,

agama dan lain-lain. perkembangan masyarakat itu juga

mempengaruhi arah perkembangan hidup anak khususnya yang

menyangkut sikap perilaku sosial. Corak perilaku anak atau

remaja merupakan cerminan dari perilaku lingkungan

masyarakat. Oleh karena itu, kualitas perkembangan perilaku

dan kesadaran bersosialisasi anak sangat bergantung pada

kualitas perilaku sosial warga masyarakatnya. Perilaku sosial

terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh

individu. Dengan demikian ada baiknya jika kita lebih cermat

dalam memilih lingkungan hidup.38

3) Teknologi

Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam

perilaku sosial. Dalam ilmu komunikasi, Marshall McLuhan

(1964) menunjukkan bahwa bentuk teknologi komunikasi lebih

penting daripada isi media komunikasi.39

37
Muhammad Sayyid Muhammad Az Za’balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa
(Jakarta: Gema Insani Press, 2007), 159
38
Abdul Syani, Sosiologi (Sistematika, Teori, dan Terapan) (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 26
39
Jalaluddin Rachmad, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 21

xlvii
3. Jenis Perilaku Sosial

Jenis perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap

sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari, adalah suatu cara bereaksi

terhadap suatu perangsang tertentu.40 Sedangkan menurut Gerungan,

sikap sosial dinyatakan sebagai cara-cara kegiatan yang sama dan

berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya

cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah

satu obyek sosial.41

Berbagai jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan

karakter atau ciri kepribadian yang dpaat teramati ketika seseorang

berinteraksi dengan orang lain. seperti dalam kehidupan berkelompok,

kecenderungan perilaku seseorang yang menjadi anggota kelompok

akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.

Budyatna mengemukakan bahwa bentuk pendekatan komunikasi

yang paling ideal adalah yang bersifat transaksional, dimana proses

komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan

timbal balik.42 Disini Budyatna melihat bahwa dengan munculnya

penggunaan gadget mempengaruhi proses yang transaksional tersebut.

Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan

menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka. Mereka

cenderung lebih memilih menggunakan jalan gadget dari pada

bercengkrama dengan teman yang ada disekitarnya.


40
Akyas Azhari, Psikologi Sosial (Bandung: REFIKA ADITAMA, 1978), 161
41
Gerungan, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 161
42
Budyatna, Teori Komunikasi (Jakarta: Salemba, 2005), 90

xlviii
Adapun menurut Didin Budiman, jenis perilaku sosial dapat

dijabarkan sebagai berikut, antara lain:43

a. Jujur

Sifat yang menyatakan apa adanya, tidak mengarang dan tidak mau

mengambil sesuatu yang bukan haknya.

b. Toleransi

Sikap yang muncul secara tidak sadar dan tanpa diencanakan yang

berupa memaklumi keadaan orang lain, sehingga terhindar dari

perselisihan.

c. Disiplin

Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atapun

tunduk pada pengawasan, dan pengendalian juga sebagai latihan

yang bertujuan untuk mengembangkan diri agar dapat berperilaku

tertib.

d. Percaya diri

Meyakinkan pada kemampuan atau kepercayaan atas

kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang

dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.

e. Bersahabat atau komunikatif

Mudah bergaul dan memiliki banyak teman, perasaan yang merasa

senang berbicara atau bergaul dan bekerja sama dengan orang lain

43
Astaria Murti dan Kristi Wardani, “PERILAKU SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA KELAS RENDAH”, Jurnal Pendidikan Ke-SD-an,
Vol. 4 (2018), 432

xlix
yang dapat mendorong dirinya untuk melakukan sesuatu yang

berguna.

f. Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

Jenis perilaku sosial tersebut akan digunakan untuk mengeksplorasi

pengaruh intensitas penggunaan gadget terhadap perilaku sosial siswa

kelas X di SMK Al-Huda Kediri.

4. Ciri Perilaku Sosial

Abin Syamsuddin Makmun, mengemukakan tahapan dan ciri-ciri

perkembangan perilaku sosial individu sebagaimana dapat dilihat

dalam tabel berikut:44

Tabel 2.1
Ciri Perkembangan Perilaku Sosial
Tahap Ciri-Ciri
Kanak-Kanak Awal ( 0 – 3) Segala sesuatu dilihat berdasarkan
Subyektif pandangan sendiri
Kritis I ( 3 – 4 )
Pembantah, keras kepala
Trozt Alter
Kanak – Kanak Akhir ( 4 – 6 )
Masa Subyektif Menuju Mulai bisa menyesuaikan diri dengan aturan
Masa Obyektif
Anak Sekolah ( 6 – 12 )
Membandingkan dengan aturan – aturan
Masa Obyektif
Kritis II ( 12 – 13 )
Perilaku coba-coba, serba salah, ingin diuji
Masa Pre Puber
Remaja Awal ( 13 – 16 )
Mulai menyadari adanya kenyataan yang
Masa Subyektif Menuju
berbeda dengan sudut pandangnya
Masa Obyektif
Remaja Akhir ( 16 – 18 ) Berperilaku sesuai dengan tuntutan
Masa Obyektif masyarakat dan kemampuan dirinya

44
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), 35-
36

l
Berdasarkan tahap usia dan ciri sikap yang telah ditunjukkan pada

tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap sosial terbentuk secara

bertahap sesuai dengan pengalaman belajarnya dan juga dipengaruhi

oleh faktor lingkungan sekitarnya.

C. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Sosial

Di awal era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat

penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal

yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era saat

ini, tidak dapat menguasai teknologi informasi identik dengan kurang

update (kudet). Di tahun yang sudah modern ini, generasi muda Indonesia

pun sudah akrab dengan yang namanya teknologi dan segala perlatannya.

Sering kita temui orang tua membelikan gadget yang canggih dengan

model yang sesuai dengan keinginan anak. Untuk orang tua yang memiliki

karir di luar rumah, gadget digunakan untuk memantau aktivitas dan

berkomunikasi dengan anak yang ada dirumah, sedangkan ibu yang selalu

dirumah membelikan gadget bertujuan untuk mengalihkan perhatian si

anak agar tidak mengganggu aktivitas ibu dalam mengerjakan pekerjaan

rumah tangga. Alhasil, anak-anak usia sekolah dasar pun sudah dibekali

dengan penggunaan dan pengenalan teknologi terutama gadget.

Awalnya tujuan mereka berhasil, untuk komunikasi dan sebagai

pengalih perhatian. Namun lama-kelamaan anak akan merasa bosan dan

lebih akif untuk mencoba fitur serta aplikasi lain yang lebih menarik.

li
Dimulai dari sini, anak akan lebih terfokus pada gadget nya. Anak akan

lebih individuali dan tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Penggunaan gadget yag berlebihan akan berdampak buruk bagi

anak. Anak yang menghabiskan waktunya dengan gadget akan lebih

emosional, pemberontak karena merasa sedang diganggu saat asyik

bermain game. Malas mengerjakan rutinitas sehari-hari, karena sedang

asyik menggunakan gadgetnya. Lebih mengakhawatirkan lagi, jika mereka

sudah tidak tengok kanan kiri atau mempedulikan orang disekitarnya,

bahkan menyapa kepada orang yang lebih tua pun enggan. Apalagi di era

modern saat ini, gadget sudah dibekali fasilitas internet didalamnya.

Sehingga akan lebih mudah dalam berkomunikasi tanpa adanya tatap

muka.

Dalam teori dari Anthony Giddens yang dikutip dari jurnal Zaenal

Arifin, manusia menciptakan interaksi baru tanpa harus bertemu secara

fisik, yang salah satunya dilakukan melalui gadget yang dibekali fasilitas

internet, dan hal ini akan menyebabkan pergeseran perilaku sosial seperti

introvert, sulit konsentrasi pada dunia nyata, dan menjadi anti sosial.45

Hal tersebut juga didukung dalam jurnal Puji Asmaul Chusna

Pengaruh Gadget pada Perkembangan Karakter Anak, sesuai dengan hasil

seminar pada tanggal 25 September 2016 oleh Suwarsi ada beberapa

45
Zaenal Arifin, “PERILAKU REMAJA PENGGUNA GADGET”, Jurnal IAIT Kediri, Vol. 25
(2015), 304-309.

lii
perilaku anak terkait dengan gadget ini yang harus diwaspadai guru

maupun orang tua yaitu:46

1. Ketika keasyikan dengan gadget anak jadi kehilangan minat dalam

kegiatan lain

2. Anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada upaya

untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan games.

3. Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu untuk bermain

gadget.

Meskipun sebenarnya bermain gadget memiliki beberapa manfaat

untuk membentuk sikap cekatan, melatih fokus, serta meningkatkan

kecakapan dalam berbahasa inggris. Padahal dahulu, jauh sebelum ada

gadget, kita bisa hidup dengan tenang. Sepertinya kebutuhan untuk

bermain ataupun berkomunikasi dan membangun eksistensi di dunia maya

tidak terlalu penting. Tapi bila dibandingkan dengan kondisi sekarang.

Ketinggalan gadget terlebih hp android di rumah ketika kita sudah ada di

tempat kerja atau sekolah sungguh membuat frustasi. Kita seperti terisolasi

dari dunia pergaulan dan informasi. Rasanya menjadi orang buta dan tidak

tahu apa-apa. Kitapun akhirnya dengan rela menempuh kembali perjalanan

ke rumah hanya demi mengambil kembali sang gadget.

Berikut ini adalah perbandingan perilaku manusia antara sebelum

dan sesudah mewabahnya gadget:

46
Puji Asmaul Chusna, “PENGARUH MEDIA GADGET PADA PERKEMBANGAN
KARAKTER ANAK”, Jurnal Dinamika Penelitian, Vol. 17 (2017), 320.

liii
Tabel 2.2
Perbandingan perilaku sebelum dan sesudah mewabahnya gadget
No. Sebelum Sesudah
1 Semua orang jalannya tegak serta Kebanyakan orang sekarang berjalan
memperhatikan lingkungan sekitar menunduk, karena melihat gadget nya
2 Ketika di cafe, pesan makanan/minuman Ketika di cafe, mencari colokan listrik
terlebih dahulu, lalu ngobrol dan konek wifi, kemudia pesan
makanan/minuman, dan lanjut bermain
gadget
3 Saling menyapa, mengobrol walaupun Mengantri dengan bermain gadget
tidak kenal ketika sedang mengantri di
tempat umum

liv

Anda mungkin juga menyukai