Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DI ERA DIGITAL PADA MAHASISWA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

Audry Cindya Ayu Arifa, Siti Wasitoh, Ika Mei Leni, Binti Nurul Afidah

ayacindya@gmail.com, wasitoh05@gmail.com, ikameileni345@gmail.com,


afidah190@gmail.com

LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi di dunia melaju dengan cepat. Dalam sepuluh tahun terakhir,
kehidupan manusia menjadi lebih baik daripada sebelumnya dengan perkembangan teknologi
saat ini. Masyarakat harus selalu bisa bergerak dengan cepat serta dinamis. Salah satunya
yakni Internet. Menurut Ahmed dan Harmoan, Internet merupakan jaringan komunikasi
global yang mempertemukan seluruh komputer yang ada di dunia, terlepas dari sistem
operasi serta mesin yang berbeda. Menurut data yang telah dipublikasikan APJII, pemakai
internet di Indonesia berjumlah 171,17 juta dari total penduduk 264 juta jiwa.
Dan akan terus meningkat karena 65% dari total penduduk Indonesia adalah
pengguna internet, dan internet telah menjadi penting untuk memfasilitasi komunikasi jarak
pendek dan jarak jauh. Dengan maraknya pengguna internet, banyak bermunculan media
sosial yang memungkinkan seseorang berkomunikasi tanpa memandang jarak. Media sosial
serta internet mempertemukan orang serta bisnisnya di seluruh dunia, memungkinkan
interaksi di mana saja, kapan saja. Menurut Kotler dan Keller, media sosial adalah kendaraan
yang dimanfaatkan konsumen guna berbagi informasi, gambar, audio dan video dengan orang
lain dan perusahaan. Media tradisional seperti radio, majalah, dan televisi mulai tinggalkan,
karena masyarakat lebih memanfaatkan media sosial untuk memperoleh informasi yang lebih
mudah dan efisien.
Indonesia sendiri juga merupakan negara dengan banyak pemakai media sosial.
Menurut data APJII, jumlah pemakai aktif media sosial di Indonesia mencapai 87,13%.
Menurut Li & Bernoff, merek hanya berasal dari perusahaan karena media sosial memberi
konsumen kesempatan untuk terhubung dengan konsumen lain di seluruh dunia. Oleh sebab
itu penting untuk membedakan antara komunikasi media sosial yang dipergunakan untuk
bisnis dan komunikasi media sosial yang dipergunakan oleh pengguna. Ini dikarenakan media
sosial yang dibuat oleh bisnis dikelola oleh bisnis, dan komunikasi pembeli di media sosial
tidak terebut oleh bisnis.

1
Kemajuan manusia untuk berpikir di dasari oleh salah satu hal yakni informasi dan
komunikasi. Pada era globalisasi seperti saat ini, manusia sangat bergantung dengan
teknologi. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat canggih akan dapat
mempermudah komunikasi masyarakat, tanpa perlu berpikir dan direpotkan dengan jarak
yang jauh, bahkan jarak antar negara bisa berjalan dalam waktu yang lebih cepat, karena
kemajuan teknologi saat ini. Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari. Jika
dulu orang berkomunikasi melalui pesan, berbicara dan bertemu tatap muka, komunikasi saat
ini dapat menggunakan fasilitas IT seperti internet, telepon, satelit, dan lain-lain yang sangat
menghemat tenaga, waktu dan biaya. Dengan kemajuan teknologi informasi semakin dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi setiap orang yang menggunakannya.
Teknologi informasi adalah teknologi yang memakai komputer dan teknologi lainnya
sebagai perangkat yang utama guna untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna.
Internet merupakan salah satu media informasi dan komunikasi dari teknologi informasi yang
sering digunakan dan dimanfaatkan oleh khalayak masyarakat saat ini. Internet adalah
jaringan luas yang menjadi penghubung komputer di seluruh dunia. Tiap sinyal digital dari
Internet akan dikirim oleh stasiun satelit ke jaringan Internet komputer lainnya, untuk
mempersingkat akses atau transmisi informasi dan komunikasi data. Oleh karena itu, penting
bagi setiap orang untuk mengenal internet. Internet memberi pengguna kemampuan untuk
mengirim dan menerima e-mail, chatting atau komunikasi melalui Internet, dan ini paling
sering dilakukan dengan situs Internet, terutama situs jejaring sosial seperti Friendster dan
Facebook, dan weblog (http://....). Situs media sosial ini memungkinkan mereka untuk
terhubung dengan teman-teman mereka. Ini memberi mereka kesenangan, karena mereka
secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan bersama teman-teman mereka.
Sebagian besar pengguna internet di Indonesia adalah pelajar.
Internet memang dapat diibaratkan dengan pisau bermata dua. Karena disatu sisi,
teknologi tersebut dapat memberikan manfaat jika digunakan untuk melakukan hal baik serta
bermanfaat, misalnya: mencari informasi terkait tugas-tugas sekolah, diskusi mata pelajaran,
mencari program-program beasiswa, belajar dengan mudah, hingga dapat digunakan untuk
mendaftar kuliah tanpa perlu susah-susah datang ke kampus. Akan tetapi disisi lain, pemakai
internet memanfaatkan internet tidak hanya untuk hal positif saja, melainkan ada juga yang
menggunakannya untuk hal yang negatif, misalnya: pornoaksi, pornografi, sampai melakukan
tindakan kejahatan yaitu hacking (merusak atau mengunci) media sosial dan membobol
password orang lain.

2
Pada era digital seperti sekarang ini, pemasaran digital juga berkembang dengan
perkembangan teknologi yang semakin lama semakin maju serta canggih. Pemasaran digital
datang untuk suatu inovasi yang baru dimana proses pemasaran barang atau jasa bisa
dilakukan melalui digital ataupun online. Cara hidup dan cara berbelanja masyarakat modern
ikut berubah dengan berkembangnya era digital seperti sekarang ini. Yang dulunya
berbelanja dengan cara tatap muka atau bertemu langsung dengan penjualnya, namun kini
telah berubah dengan berbelanja online yaitu tanpa perlu bertemu dengan penjualnya tetapi
kita bisa membeli barang yang dijualnya. Hal tersebut tentunya turut merubah perilaku
konsumen dan juga membuat proses berbelanja menjadi semakin mudah. Bermacam
teknologi yang merubah perilaku konsumen, mulai dari bagaimana mendapatkan informasi,
mengevaluasi pilihan, hingga sampai keputusan pembelian. Dengan mudahnya mengakses
informasi menyebabkan konsumen mengiginkan informasi mengenai suatu produk dengan
transparan, dimana mereka dapat mengidentifikasi suatu brand yang bisa dipercaya serta
menyebabkan ketertarikan hingga niat untuk membeli.
Dengan teknologi yang maju juga sudah membentuk serta mengubah segi pandang
pemasaran dari masa ke masa. Revolusi digital tentunya telah menghadirkan era digital baru
yang sudah merubah segi pandang pemasaran itu. Bermacam pemanfaatan internet untuk
berbisnis menggunakan platform digital telah memaparkan cara yang baru di dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran misalkan pemasaran melalui e-mail, iklan bergambar,
pemasaran dengan memakai media sosial dan platform digital yang lainnya. Pengaruh dari
revolusi digital ini juga bisa dijumpai dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam
berbagai cara. Perubahan bisa dilihat tidak hanya dalam tindakan saja, namun dalam sikap
serta etika juga. Melalui jurnal yang kami susun ini akan membahas mengenai perilaku
konsumen di era digital seperti sekarang ini.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik konsumen di era digital?


2. Bagaimana perilaku konsumen pada mahasiswa di era digital?

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukam oleh Andita sari nurmusliman dan adila sosianika,
mahasiswa jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, yang berjudul “Efek

3
Komunikasi Media Sosial Pada Persepsi Konsumen Niat Beli : Studi Terhadap Akun Resmi
Merek di LINE”. Dari penelitian ini ingin mengetahui kualitas komunikasi media sosial yang
dibuat perusahaan dan yang dibuat oleh para pengguna. Penelitian ini dilakukan agar
perusahaan dapat membuat sebuah strategi komunikasi di media sosial agar dapat
mempengaruhi minat beli para konsumen. Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah
objek penelitian, dalam penelitian ini berfokus kepada minat beli para konsumen
menggunakan Akun LINE. Peneliti menggunakan metode kuantitatif sedangkan penulis
menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah komunikasi media sosial yang
diciptakan oleh perusahaan dan yang dibuat oleh pengguna tidak berpengaruh terhadap
ekuitas merek, akan tetapi sikap merek berpengaruh kepada ekulitas merek, komunikasi
media sosial yang diciptakan oleh perusahaan berpengaruh secara positif terhadap minat beli.
Hasil penelitian ini memiliki implimkasi bagi perusahaan yang berinvestasi di media sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Okta Norfi dan Andi Hafifah yang berjudul “Analisis
Perilaku Konsumen Dalam Melakukan Online Shopping Di Kota Makasar”. Penelitian ini
termasuk kedalam kategori penelitian korelasional dimana data dikumpulkan untuk
menginvestasikan apakah ada pengaruh dan seberapa kuat pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Yang memebedakan penelitian ini dengan penelis
adalah meteode penelirian yang digunkan penelitian ini adalah kuantitatif sedangkan penulis
menggunakan kualitatif. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perulaku konsumen di Kota Makasar yaitu faktor kebudayaan,
berpengaruh positif pada online shopping di Makasar baik secara simultan maupun parsial
selanjutkan faktor sosial adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi dalam
online shopping di makasar. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih kepada
perubahan perilaku konsumen di era digitalisasi karena dianggap banyak perubahan dengan
adanya perkembangan teknologi yang sangat signifikan.

KERANGKA TEORI
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh seorang
individu maupun kelompok untuk melakukan pengambilan keputusan dalam pembelian dan
proses pertukaran yang melibatkan antara perolehan, konsumsi, pengalaman, pembuangan
baranf atau jasa dan ide.1 Perilaku konsumen ini menggunakan prosedur dan metode riset dari
1
Sunarto, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: AMUS Yogyakarta, 2006), h. 3

4
psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi. Dalam riset yang dilakukan perilaku konsumen
dengan tiga perspektif riset yang bertindak sebagai pedoman, pemikiran dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku dalam perolehan konsumen. Ketiga perspektif
tersebut yaitu perspektif pengambilan keputusan (decision making prespective), perspektif
pengaruh perilaku (behavioral influence perspective) dan perspektif pengalaman (experiental
perspective).2
Perilaku konsumen merupakan suatu perilaku yang menunjukkan konsumen dalam
memilih serta memutuskan produk suatu barang atau jasa yang selanjutkan akan dibeli dan
dimiliki. Yang termasuk dalam perilaku konsumen dapat meliputi keputusan konsumen
tentang apa yang mau ia beli, keputusan untuk membeli atau tidak, dimana membelinya,
kapan membeli, dan bagaimana cara untuk membeli, cara untuk mendapatkan barang serta
cara untuk membayar (cash atau kredit). Perilaku konsumen merupakan suatu proses.
Sebagian besar pemasar sekarang sudah mengakui bahwa perilaku konsumen ini merupakan
suatu proses yang berkelanjutan. Tidak hanya apa yang terjadi saat konsumen menyerahkan
uang atau kartu kredit dan pada saat menerima barang atau jasa.3
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen diantaranya yaitu4:
1. Faktor Budaya
Seorang pemasaran harus memahami peran dari budaya, suku budaya dan kelas
karena budaya ini akan memberikan pengaruh yang cukup luas dalam perilaku konsumen
dan keinginan konsumen.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial ini meliputi kelompok kecil, keluarga dan aturan serta status sosial
konsumen yan juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Faktor Pribadi
Faktor pribadi seperti usia pembeli dan siklus hidup, pekerjaan, gaya hidup, situasi
ekonomi, serta kepribadian dan konsep diri dapat mempengarusi keputusan pembelian.
4. Faktor Psikologi
Faktor psikologi seperti motivasi, pengetahuan, persepsi dan keyakinan serta sikap.

Perilaku konsumen merupakan bagaimana cara konsumen dalam menanggapi atau


merespons jika terjadi suatu perubahan harga atas suatu permintaan barang atau jasa yang

2
Sunarto, Manjaemen Pemasaran 2 Seri Prinsip-prinsip Pemasaran, (Yogyakarta: UST PRESS
YOGYAKARTA, 2006), h. 97-104
3
Rudy Irwansyah, dkk., Perilaku Konsumen, (Bandung: Widina Bhakti Persada, 2021), h. 3-4
4

5
akan dibutuhkan.5 Menurut pendapat J.F Engel, perilaku konsumen adalah suatu kegiatan
individu, yang secara langsung akan terlibat untuk memperoleh dan menggunakan barang
atau jasa, termasuk juga dalam proses pengambilan keputusan, penentuan dan persiapan
kegiatan- kegiatan tersebut.6
Perilaku konsumen dapat termotivasi oleh kebutuhan. Kebutuhan ini akan
memunculkan suatu perilaku yang memungkinkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tertentu.
Kebutuhan tersebut akan dapat di ekspresikan dalam perilaku konsumen. Jadi, setiap perilaku
seseorang yang dilakukan akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, keingin dan tujuan
tertentu untuk memperolehnya. Sedangkan motivasi akan memberikan tenaga atau dorongan
untuk menggerakkan seseorang tersebut dalam berperilaku.

Era digital
Era digital ini berawal dari sebuah perubahan suatu teknologi mekanik dan analog
menjadi teknologi digital dimulai sekitar tahun 80-an. Era digital merupakan sebuah masa
yang hampir seluruh kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dibantu oleh teknologi digital. Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya internet. Internet menjadi suatu kebutuhan yang wajib
digunakan semua orang dalam kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Hingga mereka
beranggapan bahwa mereka tidak akan hidup tanpa internet.
Melalui internet dalam era digital ini telah merubah banyak hal. Khususnya pada
generasi milenial, karena mereka saat ini tidak bisa terlepas dalam dunia teknologi digital.
Teknologi digital saat ini bukan sekedar untuk berkomunikasi ataupun berinteraksi, akan
tetapi juga berpengaruh dalam seluruh sektor bisnis. Perkembangan teknologi digital yang
pesat, seakan membuat kita tidak punya batasan. Semua orang dengan mudah berinteraksi,
berbelanja, berkomunikasi, ataupun menjalankan semua bisnisnya dalam cakupan luas
melalui teknologi digital hingga manca negara sampai antar benua.
Teknologi pada era digital menjadi sebuah ikon dunia. Perubahan di seluruh sektor
kehidupan terasa signifikan, khususnya dalam lingkup pemasaran. Tren pemasaran baru pada
industri ritel dengan perkembangan teknologi data besar dan pembentukan masyarakat digital
terjadi secara bertahap. Jika perusahaan ritel tidak ingin “ditinggalkan” oleh pasar,
perusahaan ritel harus bisa menerobos belenggu konsep pemasaran tradisional. Secara aktif
dapat menerapkan pemasaran presisi untuk secara efektif meningkatkanya saing inti mereka
(Zhu & Gao, 2019).

5
Soeharno, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), h. 41
6
Hani Handoko dan Basu Swasta, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen, (Yogyakarta: BPEE,
2000), h. 10

6
Dengan pesatnya perkembangan teknologi tidak menurunkan minat konsumen
dalam berbelanja secara offline dengan mendatangi toko konvensional. Dalam
pemasaran digital, konsumen yang berbelanja secara offline cenderung lebih mencari
informasi tentang harga dan produk melalui internet, yang kemudian nantinya datang
kepada ritel untuk melakukan suatu pembelian produk.
Pada era pemasaran digital di Indonesia semakin berkembang, dibuktikan dengan
munculnya toko-toko berbasis online (online shop) seperti Shopee, Tokopedia,dan yang lain.
Survei yang telah dilakukan oleh Exaybytes yang dilansir dari tirto id menyebutkan bahwa
konsumen dalam belanja online meningkat 38,3 persen di tahun 2020 (Koesno, 2020).
Konsumen akan mudah beradaptasi dengan belanja online karena dapat menawarkan
fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu, lokasi, dan variasi produk (Junusi, 2020).
Pada Era digital ini, dapat ditandai dengan adanya informasi modal dasar. Berbeda
dengan era industrialisasi yang sifatnya formal dan kaku. Di era digital ini, siapa yang dapat
menguasai informasi maka akan dengan mudah menguasai dunia. Dalam era digital, simbol-
simbol yang biasa terlihat tidak akan menjadi tolak ukur, karena manusia itu lebih banyak
berhadapan dengan alat (device). (Prisgunanto, 2014:5).7

Minat Mahasiswa
Minat dalam bahasa artinya suatu kecenderungan hati yang cukup tinggi terhadap
sesuatu, hairah, ataupun keinginan.8 Sedangkan menurut istilah, minat merupakan suatu
keinginan terhadap sesuatu untuk dapat memenuhi dorongan dari dalam diri yang dapat
mempengaruhi kehendak terhadap sesuatu, dan dorongan yang kuat akan mempengaruhi
seseorang untuk melakukan segala sesuatunya untuk mewujudkan keinginan dan pencapaian
tujuan serta cita-cita yang dijadikan keinginannya.9
Minat muncul setelah mereka menerima rangsangan dari produk yang telah
dilihatnya. Dari situ akan menimbulkan ketertarikan seseorang untuk mencoba produk
tersebut hingga akhirnya muncul rasa keinginan untuk membelinya agar bisa untuk
memilikinya. Minat beli merupakan rasa ketertarikan seseorang atau konsumrn terhadap
suatu produk yang dijualkan oleh produsen. Hal itu dipengaruhi oleh adanya faktor internal
(dalam diri konsumen) dan faktor eksternal (luar diri konsumen). Minat beli adalah suatu
arahan dalam diri seseorang untuk melakukan pembelian suatu produk, melakukan suatu

7
Nurhablisyah, Perilaku Konsumen di Era Digital Tinjauan terhadap Pembaca HAI Online, Jurnal Magenta,
STMK Trisakti Vol. 1 Juli 2017.
8
Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),h. 774
9
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), h 32

7
perencanaan, mengambil tindakan yang relavan seperti memilih, merekomendasikan,
mengusulkan hingga mengambil keputusan untuk melakukan suatu pembelian.
Menurut Kloter, ada beberapa faktor yang dapat membentuk minat beli konsumen,
yaitu :
a. Sikap orang lain
Sikap orang lain akan bergantung pada intensitas sifat negatif orang lain terhadap
alternatif yang disukai seorang konsumen dan motivasi konsumen untuk memenuhi
keinginan orang lain.
b. Situasi yang tidak terantisipasi
Faktor ini dapat merubah pendirian seorang konsumen dalam melakukan suatu
pembelian karena tergantung pada pemikiran konsumen itu sendiri, apakah dia percaya
diri dalam memutuskan suatu barang yang akan membeli atau tidak.
Minat beli merupakan pusat perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan
senang, kemudian akan muncul keinginan dan perasaan bahwa sesuatu tersebut mempunyai
manfaat sehingga membuat individu ingin memiliki barang tersebut. Dalam kamus Bahasa
indonesia minat diartikan sebagai dengan sebuah kecenderungan hati yangtinggi terhadap
sessuatu atau keinginan. Secara etimologi minat yaitu perhatian, kecenderungan gatu
terhadap suatu keinginan. Sedangkan menurut istilah minat adalah suatu perasaan, pendirian,
harapan, prasangka yang mengarahkan kepada suatu pilihan tertentu. Jadi minat konsumen
ialah kecenderungan dan keinginan seseoraang dalam mengkonsumsi barang atau
mengunakan jasa.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat sebagai berikut: Minat transaksional,
Minat Referensial, Minat Eksploratif, dan Minat Preferensial. Minat pada seseorang
terhadap suatu hal tertentu tidak akan muncul dengan sendirinya. Minat akan mucul melalui
sebuah proses. Dengan adanya interaksi dan perhatian terhadao lingkungannya, maka minat
tersebut akan berkembang. Masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi minat
seseorang terhadap sesuatu.10

Perilaku Konsumen di Era Digital


Berkembangnya digitalisasi yang sangat pesat, berdampak diseluruh sektor atau
aspek-aspek kehidupan. Salah satunya dalam perilaku konsumen pada saat ingin berbelanja
sesuatu. Seseorang sebelum memutuskan bertransaksi dalam suatu pembelian, ada beberapa

10
Puja Umasugi, dkk. Studi Kasus Pada Minat Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Dalam Menggunakan Jasa Transportasi Online Grab. Jurnal Perilaku Konsumsi Mahasiswa Di Era Digital

8
hal yang menjadi pertimbangan konsumen seperti merk, produk, waktu pembelian, supplier,
jumlah pembelian serta metode pembayarannya.
Beberapa perilaku konsumen yang ada pada Era Digital sebagai berikut:
a. Melihat standar kualitas produk berdasarkan review dari konsumen sebelumnya
Saat ini, konsumen tidak lagi membandingkan suatu produk dengan satu brand
pesaingnya saja. Namun, mereka justru membandingkannya dengan seluruh brand
yang ada, karena konsumen bisa melihat informasi serta spesifikasi produk tersebut
dengan sangat mudah. Mereka bisa memahami produk tersebut baik atau buruk
dengan melihat beberapa review yang ada di media sosial. Media yang digunakan saat
ini juga cukup beragam, dapat melalui media sosial maupun pada testimoni yang
tertera pada toko online.
b. Mempunyai Rasa Toleransi Konsumen
Dengan adanya media sosial, perusahaan dapat memanfaatkan dalam
menyebarkan jangkauan yang lebih meluas dan lebih menarik banyak pelanggan.
Komunikasi dilakukan dengan konsumen juga akan memudahkan dengan adanya
sosial media. Namun pada era digital ini, ada perubahan dalam perilaku konsumen.
Mereka lebih menginginkan pelayanan yang mudah. Namun, jika pelayanan tersebut
tidak terpenuhi dengan baik, mereka justru akan memberikan compain langsung
kepada media sosial. Tentunya ini menjadikan reviewnya perusahaan menjadi jelek
hingga dapat merusak reputasi.
Namun jika pelayanan yang diberikan baik, konsumen langsung memberikan
feedback baik untuk mempromosikan perusahaan tersebut ke media sosial. Dengan
hal ini, pada era digital saat ini perusahaan harus lebih berhati-hati dalam menjaga
pelayanan serta kualitas dari setiap produk atau jasa yang akan di jualnya.
c. Adanya Dialog dengan Konsumen
Sosial media dan toko online di era digital ini selalu dijadikan nomor satu di dunia
bisnis. Konsumen saat ini, banyak yang mengetahui kualitas suatu produk
berdasarkan beberapa review dari konsumen lain atau testimoni yang di upload di
sosial media maupun toko online. Jika review atau testimoni yang diberikan oleh
pelanggan tersebut bagus atau baik, maka dari itu akan semakin banyak konsumen
yang melakukan pembelian. Namun, jika review atau testimoni yang diberikan oleh
konsumen tersebut jelek atau buruk, maka perusahaan tersebut justru akan di nilai
buruk sehingga pembelian akan menurun drastis.
d. Loyalitas

9
Saat ini Konsumen lebih banyak untuk memilih. Mereka tidak ingin
menghabiskan uangnya hanya untuk produk yang mempunyai kualitas buruk.
Konsumen akan lebih memilih untuk membayar yang lebih mahal untuk produk yang
berkualitas baik atau bagus dari pada produk yang berkualitas buruk dengan harga
yang murah.
e. Suka Mencari Informasi
Informasi mengenai suatu produk atau jasa dengan mudah dapat di akses di media
sosial, toko online ataupun website dari brand tersebut. Mereka dapat mengakses,
melihat gambar atau video produk serta spesifikasinya secara langsung disitu dengan
mudah.
f. Tidak Ingin Tertinggal
Pada era digital, konsumen justru tidak pernah mau tertinggal pada sesuatu yang
baru atau menjadi perbincangan atau tranding topik saat ini. Konsumen lebih suka
untuk mencari produk atau jasa yang sedang ramai atau yang lagi trend di minati dan
dipakai oleh seluruh masyarakat umum. Mereka lebih cenderung untuk tidak
melewatkan sesuatu. Dengan ini perusahaan diharuskan untuk berinovasi lebih luas
lagi terhadap produknya, sehingga mengikuti trend saat ini. Di era digital ini,
perusahaan harus rajin untuk melakukan riset terhadap apa yang diinginkan
konsumen/pelanggan dan sesuatu yang tranding saat ini.

METODE PENELITIAN
Prosedur Pengumpulan Data
Sugiono berpendapat ada ada 3 tahapan prosedur suatu penelitian yaitu :11
a. Survey pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan memiliki tujuan untuk memperoleh suatu
gambaran umum tentang perilaku konsumen di era digital pada mahasiswa IAIN
Kediri yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Studi kepusakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan landasan teori
dan impelmentasinya melalui artikel, jurnal dan yang bersangkutan dengan masalah
yang ada dan berguna bagi penyusunan artikel. Studi kepustakaan diarahkan pada
literature perilaku konsumen di era digital pada mahasiswa IAIN Kediri.

11
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.hlm.68

10
c. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk melihat secara lebih jelas dalam
memperoleh data yang akurat sebagai masukan pada analisis selanjutnya.

Unit Analisis
Menurut pendapat moleong unit analisis adalah hal yang berkaitan langsung dalam
sebuah proses penelitian dapat berupa, individu, benda, kelompok atau organisasi. dalam unit
analisis ini yang dijadikan analisisnya adalah bagaimana perubahan perilaku konsumen di era
digital pada mahasiswa IAIN Kediri.12

Teknik Analisis

Setelah melaksanakan pengumpulan data maka hal yang harus dilakukan selanjutnya
adalah melaksanakan analisis data. Sugiono menjelaskan ada tida teknik analisis data yaitu :13

a. Analisis domain
Analisis domain adalah analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran
dari obyek sebuh penelitian, sehingga dapat ditentukan berbagai domain atau kategori
yang diperoleh dari pertanyaan. Penelitian menetapkan sebuah domain sebagai
patokan penelitian selanjutnya. Terdiri dari empat domain tertentu yang dilaksanakan
oleh peneliti, yaitu perubahan strategi, startegi perilaku konsumen, evaluasi strategi
dan prinsip perubahan konsumen di era digital.
b. Analisis taksonomi
Analisis taksonomi adalah sebuah analisis yang memusatkan suatu domain
kepada domain yang sabgat berguna untuk menggambarkan sebuah penelitian.

Teknik Validasi
Data yang didapat saat observasi serta wawancara selanjutnya harus di uji
kredibilitasnya dengan cara trigulasi. Dengan tujuan untuk memperoleh sebuah fenomena,
melainkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan. Teknik
trigulasi ini adalah sebagai berikut:

12
Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.hlm.130
13
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.hlm.225

11
Untuk mengetahui sebuah kebenaran data yang harus dilakukan dengan cara melihat
sebuah data yang diperoleh dari berbagai sumber. Contohnya selain wawancara ada juga
observasi, peneliti bisa menggunakan observasi, arsip, dokumen tertulis, catatan tertulis,
catatan resmi atau tulisan pribadi dan foto atau gambar. Dari metode ini seorang penulis akan
membagikan keselarasan antara wawancara dengan pihak yang terkait, sehingga data yang di
dapat dipertanggung jawabkan dan akurat.

TEMUAN PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang kami peroleh, dalam menanggapi perihal perkembangan di
era digital saat ini khususnya pada perilaku konsumen di dunia perbelanjaan, berdasarkan
hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, para mahasiswa sangat menyukai akan
perkembangan tersebut. Dengan berjalannya waktu, teknologi saat ini semakin canggih dan
modern. Kegiatan yang di rasa agak berat sekarang akan menjadi lebih ringan. Hanya dengan
menggeserkan layar gadget yang terhubung dengan internet. Dengan internet tersebut,
konsumen dengan mudahnya melakukan berbagai hal secara online. Dengan perkembangan
tersebut menjadi alasan mengapa mahasiswa menyukai perkembangan di era digital saat ini.
Hampir seluruh mahasiswa IAIN Kediri memanfaatkan perkembangan era digital.
Termasuk dalam hal belanja online. Marketplace yang tercantum di internet dalam era digital
saat ini cukup banyak dan semakin hari kian semakin meningkat. Misalkan: Shopee, Lazada,
Tiktokshop, TokoPedia, JD_id, dan lain sebagainya. Namun dari hasil penelitian menyatakan
bahwa sebagian besar mahasiswa IAIN Kediri lebih menyukai menggunakan marketplace
Shopee, Alasannya karena menurut mereka karena marketplace shopee mudah untuk diakses,
kualitas dan kelengkapan barang tidak kalah dengan store offline, harga nya pun juga lebih
terjangkau. Selain itu, toko dan produk yang ditawarkan lebih banyak dan lengkap,
tampilannya lebih rinci dan lebih mudah dimengerti serta banyaknya opsi pengiriman yg
menyesuaikan kebutuhan konsumen.
Namun, dalam penggunaan marketplace tersebut terkadang konsumen mengalami
bebrapa pengalaman yang mengecewakan misalkan pada saat order barang, barang yang
dikirimkan tidak sesuai dengan tampilan yang ada di marketplace tersebut. Selain itu,
beberapa mahasiswa juga pernah menerima barang yang sudah rusak, salah pilih warna dan
bukan produk yang mereka inginkan. Akan tetapi, dengan adanya kekecewaan tersebut tidak
membuat para konsumen untuk tidakl menggunakan marketplace tersebut, justru adanya hal
itu membuat konsumen untuk lebih berhati-hati dan mempertimbangkan terlebih dahulu

12
produk yang ingin dibeli. Maka dari itu, untuk mahasiswa dalam berbelanja pada era digital
saat ini harus memperhatikan beberapa hal yaitu Lebih mencari tahu kualitas dari produk
yang dibutuhkan dari review yang ada di internet dan Mencari kemudahan dalam pemesan
dan pembayaran.
No Nama No Nama No Nama No Nama
Responden Responden Responden Responden

1 LulukFerdiana 6 Loris C. 11 Laura Amalia 16 Risma Aulia


2 Pramudya 7 Shella D. 12 Prasetyo S. 17 Vidia Miftakhul
3 Hesti Wulan 8 Yusnita A. 13 Putra Purnama 18 Annisa Dinia
4 Oktavia N 9 Rika Ari A. 14 Lailatul M. 19 Dimas Anggara
5 Hasan 10 Audrey 15 Nadya A. 20 Ibad Dinikafi
Berikut data responden yang kami peroleh:

PEMBAHASAN
A. Karakteristik Perilaku Konsumen Digital
Pada saat ini era globalisasi dan liberalisasi telah merambah di berbagai
kawasan dunia, hal tersebut membawa dampak besar pada perkembangan
perekonomian dan bisnis di seluruh penjuru dunia. Pada era globalisasi, maju nya
teknologi tidak ada batas antar negara dan anatar negara saling ketergantungan dan
keterpengaruhan. Maka perlu persaiangan yang ketat dalam enjalankan pangsa pasar
(market online), pemanfaatan teknologi harus dijalankan dengan maksimal agar hal
ynag dituju dapat berjalan dengan sesuai harapan yang diinginkan. Sistem ekonomi
dunia bergerak ke arah baru, masyarakat penyebutkan dengan adanya beberapa istilah
berbeda seperti, ekonomi digital (difital economy), ekonomi internet (intenet
economy), ekonomi baru (new economy). Dengan adanya pergerakan ekonomi
digital, perdangan menjadi seolah-olah tidak mengenal waktu, serta didukung dengan
sistem pembayaran yang mudah. Kemudahan dan keparaktisan dikemas dengan
strategi yang sedemikian rupa oleh perusahaan.
Pesatnya perkembangan teknologi di era digital secara tidal langsung
mengubah perilaku konsumen. Kebutuhan konsumen yang semakin komplekas
menjadikan konsumen aktif dan cerdas dalam memilih produk layanan digital sesuai
dengan keinginan. Survey online yang telah dilakukan oleh Kompas.com, yang
menyatakan bahwa ada 5 tren konsumen terkait dengan layanan digital sepanjang

13
tahun 2015. Salah satunya yitu perkembangan teknologi digital yang terjadi saat ini
memicu penduduk di seluruh dunia tanpa mengenal usia untuk saling berhubungan
satu sam lain. Perkembangan ini memunculkan kelompok generasi baru yang
diberikan nama screenager. Screenager merupakan perangkat digital yang tidak
pernah puas terhadap suatu layanan digital tertentu. Hal ini juga tejadi pada perilaku
konsumen mahasiswa IAIN Kediri, mereka suka menggukan marketplace untuk
membeli kebutuhan karena dirasa sangat mudah dan tidak memerlukan baiaya
tambahan, karena melakukan pembelian online bisa dilakukan kapan saja dan
diamana pun bisa dilakukan.14
Era digital mengubah karakteristik dan perilaku konsumen, yang besar dan
lahir di era dunia digital ini. Para konsumen generasi digital punya selera dan perilaku
yang berbeda dalam membeli suatu produk, dan cara mereka menggunakan atau
memakai produk tersebut. Berikut beberapa karakteristik perilaku konsumen digital:15
1) Cara Memahami Perilaku Konsumen
Berikut ini cara-cara untuk dapat memahami perilaku konsumen:16
 Memahami Potensi Pasar
Banyak sekali tantangan yang dilalui saat akan menjalankan bisnis
bisnis. Tantangan yang paling besar yaitu persepsi dari konsumen.
Namun semua bisnis adalah sama, ada banyak peluang dan potensi.
Potensi terbentuk berkat pertumbuhan pengguna perangkat digital,
media sosial dan bisnis secara online. Indonesia adalah pengguna
media sosial terbanyak didunia setidaknya penjual memiliki foto
atau video yang relevan dan realistis mengenai produk yang dijual
sehingga dapat menciptakan persepsi yang positif dan mendapat
kepercayaan dari konsumen dan masyarakat.
 Memetakan Perilaku Pasar
Seiring dengan berjalannya bisnis, penjual harus dapat memetakan
segmentasi pengguna berdasarkan perilaku pasar. Ada 2 jenis
antara lain businessto-business (B2B) dan business-to-consumer

14
Nufian Febriani, Wayan Weda Asmara Dewi, “ Konsumen Di Era Digital”, Universitas Brawijaya Press : 2019,
hlm.1-4
15
L. P. Indah Kencana Putri, “Perilaku Konsumen Pengguna Instagram di Era Marketing 4.0,” J. Manaj. Bisnis,
vol. 16, no. 4, p. 20, 2019,
16
Supangat, Chandar, F. H., & Hermanto, A. (2018). The design of e-learning applications by considering
aspects of the user’s personality based on students take courses in humancomputer interaction. MATEC Web
of Conferences, 154.

14
(B2C). Pasar B2C mengincar konsumen yang menikmati langsung
produk atau jasa dari penjual. Berkat adanya media sosial dan tren
yang ada, banyak konsumen yang cenderung membagikan momen
pribadi mereka, berbeda dengan dulu, mereka hanya menyimpan
sendiri dokumentasi pribadi mereka. Media sosial mendorong
masyarakat untuk ingin berada di momen itu. Penjual dapat melihat
itu sebagai “new behavior”. Sedangkan B2B berasal dari
perusahaan atau korporat. Biasanya mereka membuat konten visual
yang banyak , cepat dan harganya terjangkau. Perilaku seperti ini
justru dapat mempermudah para penjual untuk menyampaikan
produknya.
 Perilaku Pasar Yang Kini Relevan
Point ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Tanpa
disadari sebetulnya telah membiarkan diri untuk menggunakan
layanan dari orang yang bahkan tidak kita kenal. Contoh yang
paling umum yakni menggunakan layanan ojek online. Hal ini
merupakan bentuk perilaku pasar. Apabila model bisnis seperti ini
diterapkan dulu, mungkin masih banyak masyarkat yang ragu
bahkan tidak berani, sama halnya ketika memesan jasa fotografer
tanpa bertemu sekalipun dengan orangnya. Untuk bisa menarik
konsumen, penjual dituntut untuk menciptakan kepercayaan dari
konsumen.
2) Ketika konsumen punya segudang info sebelum membeli
Pengaruh terbanyak digital pada karakteristik konsumen adalah,
searching cost sebuah produk yang sangat murah. Untuk membandingkan
sebuah produk, konsumen cukup membuka internet, mencari nama produk
dikolom pencarian, maka semua informasi lengkap akan terlihat mulai dari
harga hingga review dari pengalaman konsumen atau pembeli sebelumnya.
Ini era baru di mana, bisa jadi konsumennya lebih pintar dibandingkan
tim penjualan perusahaan. Dalam era digital ini konsumen sudah tak bisa
lagi ditipu, dikarenakan biasanya datang dengan berbagai informasi
sebelum melakukan pembelian. Mereka menggunakan media digital untuk

15
mencari, meminta rekomendasi dan konfirmasi di media sosial ke teman-
teman yang dipercaya
3) Konsumen yang mengagungkan hipster dan anti mainstream, dan enggan
menggunakan produk popular
Generasi digital ingin tampil unik dan dari satu sama lain, mereka
ingin menjadi pelopor dan trend setter di lingkungannya. Generasi digital
yang jadi pusat perhatian adalah merkea yang menggunakan brand yang
justru temannya belum tahu, travelling yang keren itu, ke tempat yang
tidak biasa atau banyak orang belum tau.
Maka dari itu beberapa dengan perusahaan brand-brand fashion besar
akhirnya harus melakukan perubahan dan juga adaptasi besar-besaran
demi merayu konsumen digital. Konsumen yang lebih memilih menyewa,
dibandingkan membeli
Generasi digital ditandai dengan sebuah perilaku baru. Berbeda dengan
generasi sebelumnya yang sangat terobsesi dengan memiliki atau
mengkoleksi mulai dari CD, buku, mobil, DVD bahkan properti. Generasi
ini mendukung suatu ide sharing and renting economy. Bahkan memiliki
mobil bukan lagi parameter sukses, karena naik Uber lebih cool, dan
sederhana.
Adanya Internet sangat memudahkan mereka untuk memesan
transportasi online semacam Grab, berlangganan musik di live streaming
platform, atau bahkan menonton video tanpa bata di plaform seperti Hoox
dan Netflix.
4) Konsumen yang mementingkan pengalaman, dan story telling dalam
memilih produk
Konsumen ini merupakan generasi konsumen yang lebih
mementingkan suatu pengalaman atau cerita dibalik sebuah produk.
Mereka menghargai pengalaman yang unik, yang ditawarkan oleh sebuah
barang dan jasa. Misalnya ke kafe, mereka akan lebih mementingkan
suasana kafenya, di industri musik mereka akan selalu berbondong-
bondong berburu membeli tiket konser demi pengalaman tak terlupakan
semasa mereka hidup. Mereka tidak memerlukanp brand yang populer,
dikarenakan mereka ingin tahu visi dari produk ini. Mereka ingin tahu

16
suatu proses pembuatannya. Mereka lebih peduli dengan misi yang ingin
diemban produk itu, dan tidak terlalu memperduikan harga yang termurah.

B. Perilaku Konsumen Pada Mahasiswa di Era Digital


Pada dasarnya perilaku konsumen adalah kegiatan yang menjadi sebuah dasar
bagi konsumen hingga akhirnya membuat keputusan untuk membeli suatu barang atau
jasa. Perilaku konsumen sangat berkaitan erat dengan proses pembelian. Perilaku
konsumen ialah tindakan konsumen dalam menentukan pilihan atau proses
pengambilan keputusan guna memilih suatu layanan atau produk yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya. Proses pembelian disini bermaksud ketika konsumen
melakukan pencarian, penelitian hingga mengevaluasi sebuah produk atau jasa.
Perilaku konsumen juga berhubungan dengan kualitas sebuah barang atau jasa
tersebut, berapa harganya, bagaimana fungsi atau kegunaannya hingga bagaimana
kualitasnya. Kegiatan yang berupa merancang, memperhitungkan dan
mempertanyakan barang sebelum membeli juga termasuk ke dalam perilaku
konsumen.17
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, perilaku konsumen merupakan
tindakan produk dan jasa termasuk didalamnya proses keputusan yang mengawali
serta mengikut tindakan pembelian tersebut. Sedangkan menurut The American
Marketing Association, perilaku konsumen adalah proses membagi interaksi dinamis
dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana seseorang melakukan
pertukaran aspek kehidupannya.
Secara umum, perilaku konsumen terbagi menjadi dua. Yaitu perilaku
konsumen yang sifatnya rasional dan irrasional. Perilaku konsumen rasional
bermaksud pada tindakan seorang konsumen dalam membeli suatu produk atau jasa
yang mengutamakan kebutuhannya.
Era digital ini dimulai sekitar tahun 80-an. Bermula dari perubahan teknologi
mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital. Pada dasarnya era digital
merupakan sebuah masa dimana hampir semua hal dalam kehidupan dibantu dengan
teknologi digital. Bukti teknologi digital adalah dengan adanya internet yang seolah
sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi semua orang. Banyak orang yang seakan
tak bisa hidup tanpa adanya internet. Era digital lewat internet telah mengubah banyak

17
Umar Cadhiq, “Memahami Perilaku Konsumen Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis”, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, Vol.2 No.3 (2007), hlm. 60.

17
hal dalam hidup kita. Hal ini sangat terlihat, terutama pada generasi milenial,
khususnya pada mahasiswa IAIN Kediri yang tidak pernah bisa lepas dari teknologi
digital. Kini teknologi digital bukan hanya sekedar cara berkomunikasi, berinteraksi,
maupun mencari jawaban dari tugas kuliah namun teknologi digital juga sangat
berpengaruh pada semua sektor bisnis yang ada di dunia.
Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat, seolah membuat kita tidak
lagi mempunyai batasan. Kita semua bisa dengan mudahnya untuk berkomunikasi,
berinteraksi, berbelanja maupun menjalankan sebuah bisnis dalam cakupan yang luas.
Tidak hanya antar kota, melainkan bisa mencakup antar negara bahkan antar benua.
Perkembangan era digital yang pesat, memiliki dampak pada seluruh aspek
kehidupan. Salah satunya yaitu dalam dunia bisnis dan perilaku konsumen saat akan
berbelanja. Sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian, ada
beberapa poin penting yang kini menjadi pertimbangan konsumen terlebih pada
mahasiswa IAIN Kediri. Seperti produk, merk, supplier, waktu pembelian, jumlah
pembelian serta metode pembayaran. Berikut ini merupakan perilaku konsumen di era
digital:

1) Melihat Standard dan Kualitas dari Review


Kini, konsumen tidak lagi membandingkan suatu produk brand tertentu
dengan brand pesaingnya namun membandingkannya dengan seluruh
brand. Hal ini terjadi di karenakan kini konsumen bisa melihat informasi
dan spesifikasi dari suatu produk dengan begitu mudah dari seluruh
penjuru dunia. Mereka akan menjadi semakin selektif dan banyak
membandingkan satu produk dengan produk lainnya.
Untuk bisa memahami bahwa produk atau jasa tersebut baik atau
buruk, konsumen sering kali melihatnya pada review yang ada di internet.
Media yang mereka gunakan pun cukup beragam, mulai dari pencarian
google, sosial media maupun pada laman testimoni yang ada di toko
online.
2) Rasa Toleransi Konsumen
Adanya sosial media, tentu bisa di manfaatkan perusahaan untuk
merentangkan jangkauannya lebih luas dan memikat lebih banyak
pelanggan yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Komunikasi dengan
konsumen pun akan menjadi lebih mudah dengan adanya sosial media.

18
Namun di era digital, perilaku konsumen banyak berubah. Mereka
cenderung mengingkan kemudahan dalam pelayanannya. Namun jika
pelayanannya tidak terpenuhi dengan baik, mereka akan memberikan
complain langsung di sosial media. Hal ini pasti membuat review
perusahaan tersebut jelek dan merusak reputasinya.
Tapi jika pelayannya baik, konsumen bisa saja langsung
mempromosikan perusahaan tersebut ke sosial media miliknya. Maka dari
itu, di era digital ini perusahaan harus semakin berhati-hati dan selalu
menjaga pelayanan maupun kualitas dari setiap produk atau jasanya.
3) Adanya Dialog dengan Konsumen
Di era digital ini, sosial media dan toko online memang selalu menjadi
yang nomor satu jika membicarakan tentang bisnis. Banyak dari konsumen
yang mengetahui suatu produk atau jasa dari review pelanggan maupun
testimony yang ada di sosial media maupun toko online.
Hal ini bisa membangun maupun menghancurkan perusahaan di waktu
yang bersamaan. Apabila review maupun testimoninya yang didapat
perusahaan tersebut bagus, maka akan makin banyak konsumen yang
nantinya melakukan transaksi pembelian. Namun, jika review dan
testimoninya yang di dapat buruk, perusahaan tersebut bisa menjadi
terpuruk karna pembelian menurun drastis.
4) Loyalitas
Konsumen kini banyak memilih. Ia tidak akan mau menghabiskan
uangnya untuk produk atau jasa dengan kualitas yang buruk. Konsumen
cenderung mau membayar lebih mahal untuk produk atau jasa dengan
kualitas yang baik daripada harga yang murah namun kualitas yang buruk.
5) Suka Mencari Informasi
Segala bentuk informasi mengenai sebuah produk dengan mudahnya
bisa di akses di sosial media, toko online maupun website dari merk atau
brand tersebut. Konsumen dengan mudah bisa melihat gambar produk
beserta spesifikasinya langsung disitu.
6) Tidak Ingin Tertinggal
Konsumen di era digital ini, sering kali tidak pernah mau tertinggal
dengan sesuatu yang sedang hangat diperbincangkan atau tranding topic.

19
Konsumen suka mencari produk atau jasa yang sedang ramai di pakai
khalayak umum. Mereka cenderung tidak ingin melewatkan sesuatu.
Hal ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi terhadap
produknya dan mengikuti tren yang ada. Jika memang tidak bisa terus
mengikuti tren, bisa diubah saja di kemasannya menjadi kemasan yang
lebih eye-catching dan disukai public.
Konsumen di era digital, suka untuk memposting hal-hal yang
menurutnya bagus lalu di upload di sosial media miliknya. Maka dari itu,
perusahaan harus sering-sering melakukan riset terhadap apa yang
konsumen inginkan dan apa yang sedang tranding topic sekarang.

Sudah dapat dilihat bahwa perilaku konsumen Indonesia banyak dikuasai oleh
usia muda dalam menggunakan media sosial misalnya pada mahasiswa IAIN Kediri
ini. Dengan hadirnya platform digital terutama telepon pintar, hal tersebut yang
mendorong setiap orang untuk mengakses internet serta bersama-sama melakukan
mobilitas. Bahkan warga Indonesia mengakses media sosial mulai dari bangun tidur
hingga kembali tidur lagi.
Pada saat ini masyarakat Indonesia memang banyak dikuasai oleh konsumen
yang berusia muda serta paham internet. Hal tersebut menyebabkan perubahan
perilaku masyarakat saat berbelanja yang bergeser ke media online shopping. Akibat
dari hal tersebut yaitu semakin banyak para penjual yang berganti melaksanakan
penjualan secara online. Selain hal tersebut, seiring pertumbuhan industri e-commerce
di Indonesia yang semakin lama semakin meningkat memberi dampak bertambahnya
jumlah konsumen yang berbelanja secara online.
Pertambahan konsumen online di Indonesia juga ditopang oleh pemasukan
pasar e-commerce yang juga semakin bertambah hingga mencapai 9,1 dolar AS di
tahun 2018.18
Parameter pengambilan keputusan konsumen di era digital saat ini telah
memberi perubahan yang signifikan ketimbang masa sebelumnya. Pada saat ini
konsumen mempunyai kepekaan terhadap berbagai variabel seperti kualitas dan
harga. Keberadaan dari internet atau media sosial telah memberdayakan masyarakat

18
Halttunen, V. (2016). Consumer Behavior in Digital Era General Aspects and Findings of Empirical Studies on
Digital Music with a Retrospective Discussion. (Faculty of Information Technology of the University of
Jyväskylä).

20
dan juga memberi kesadaran tentang ketersediaan produk dengan kualitas yang jauh
lebih baik dengan harga relatif murah. Internet telah memberikan dampak pada
perkembangan dari E-Commerce. E-Commerce sendiri yakni bisnis penjualan
berbasis online yang mencakup eksistensi penjualan eceran secara online, bisnis
perbankan secara online serta belanja online.
Pada era digital seperti saat ini, dimana hampir semua barang dan jasa dapat di
jual secara online melalui internet, misalnya yaitu mobil, rumah, motor, barang bekas,
kebutuhan dapur, kebutuhan rumah tangga, elektronik hingga makanan dan juga
minuman, serta bahkan pijat refleksi. Tetapi demikian, menurut Luo et al., (2011) dan
Sexton et al., (2002), ada terdapat sektor yang paling terekspose atau terkena dampak,
yakni sektor pendidikan, layanan konsultasi dan hiburan. Sesuai dengan kondisi itu,
maka perusahaan diharuskan untuk bisa menyesuaikan strategi marketingnya melalui
media online atau internet tersebut.19
Merujuk penelitian yang dilaksabakan oleh Choi et al., (2002) jika di
bandingkan, penggunaan web-online dan yang tidak menggunakan web-online pada
saat proses penjualan di suatu perusahaan, maka diketahui dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa perusahaan yang menjual barangnya dengan menggunakan web-
online mengalami peningkatan dua kali lipat di bandingkan dengan perusahaan yang
tidak menggunakan web-online di dalam mekanisme penjualannya. Hal yang sama di
temukan pada mahasiswa IAIN Kediri, yang mana mereka lebih menyukai berbelanja
melalui online dari pada berbelanja langsung di toko. Di karenakan apabila berbelanja
online tentunya lebih praktis, lebih mudah, dan lebih leluasa dalam memilih barang
tanpa harus keluar rumah untuk membeli barang yang di inginkan.
Hal tersebut di karenakan sebagian besar masyarakat di era digital seperti
sekarang ini membeli produk dan layanan di karenakan mereka mencari informasi
secara online atau dengan media sosial. Sebelum para konsumen memutuskan untuk
membeli, calon pembeli tersebut akan melakukan pencarian secara online guna untuk
mengumpulkan informasi penawaran khusus dan harga, sebelum mengunjungi toko
dan juga ruang pamer atau menghubungi melalui smartphone untuk membicarakan
kesepakatan yang lebih baik. Oleh sebab itu, pada era digital saat ini perusahaan harus
mampu menyediakan mekanisme penjualan ataupun informasi berkaitan dengan

19
Gumilar, G., & Zulfan, I. (2017). Penggunaan Media Massa Dan Internet Sebagai Sarana Penyampaian
Informasi Dan Promosi Oleh Pengelola Industri Kecil Dan Menengah Di Bandung. Jurnal Kajian Komunikasi,
2(1), 85–92.

21
produk dan juga jasanya secara online atau media sosial. Dengan tambahan fasilitas
itu, maka akan mengakomodasi kebutuhan dari masyarakat pada era digital untuk
melakukan pembelian ataupun pencarian informasi secara online atau media sosial.
Sejak era digital, perlahan mahasiswa IAIN Kediri mulai meninggalkan media
Tradisional, karena juga kebutuhan dari setiap individunya. Terjadi shifting dari
segala lini yang terkonsentrasi pada media internet dan juga digital. Secara bergantian
di mulai dengan munculnya situs-situs berita yang berbasis online, lalu di ikuti
munculnya platform social media. Kemunculan social media (media sosial menjadi
tren buru yang mempunyai peranan semakin besar yang saling menghubungkan antar
personal tanpa ada batasan ruang dan waktu). Era digital juga membuat mahasiswa
IAIN Kediri semakin di mudahkan dalam memperoleh informasi, berinteraksi,
menyampaikan pendapat, dan termasuk berkreativitas dari meraih profit melalui
monetisasi platform.
Social media dengan domain internet ini menjadikan proses penyampaian
informasi menjadi sangat cepat dan juga real time. Melalui platform social media
selalu memenuhi kebutuhan aktivitas di setiap individu. Kebutuhan akan informasi
semakin terakomodir sesuai yang diperlukan. Arus informasi semakin besar dan juga
bisa dengan mudah di dapatkan, tanpa harus menunggu informasi di produksi dan di
siarkan terlebih dahulu oleh korporasi media. Dan akhirnya masing mahasiswa IAIN
Kediri saat ini mempunyai media sendiri sekaligus mengelolanya sendiri. Tinggal
bagaimana proses memanfaatkan media sosial supaya memberikan nilai lebih, bukan
malah sebaliknya.
Dengan bertumbuhnya teknologi, media massa konvensional dan juga online
saling berkaitan dan juga bekerja sama atau yang biasa dikenal dengan istilah
konvergen media. Konvergensi media yang di maksud itu ialah pengintegrasian atau
penggabungan media yang ada untuk di gunakan dan juga di arahkan ke dalam suatu
titik tujuan. Konvergensi media umumnya merujuk pada perkembangan teknologi
komunikasi digital yang di mungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.20
Dengan konvergensi media, saat ini mahasiswa IAIN Kediri dapat mengakses
informasi dari berbagai macam saluran dengan permanfaatan fitur yang saling
terkoneksi, misalnya telepon dan juga media massa dengan sambungan dari internet.
Semuanya dapat di akses dengan memakai gadget, dapat berupa tablet, smartphone,

20
Nufian Febriani & Wayan Weda Asmara Dewi, Perilaku Konsumen di Era Digital: Beserta Studi Kasus, (Malang
: UB Press, 2019), hlm. 46

22
atau juga dapat melaui komputer portable. Konvergensi media memberi kemudahan
dalam memproduksi konten untuk media sosial. Saat ini ponsel sudah di bekali fitur-
fitur yang di perlukan untuk memproduksi konten audio visual. Untuk broadcast
dengan hasil yang standar ponsel sudah bisa di andalkan. Banyak aplikasi yang
tersedia di Playstore dan juga Appstore, baik yang free dan berbayar bisa di gunakan
untuk memproduksi konten, Pengaplikasiannya pun juga mudah dan juga cepat.
Konvergensi media sekaligus juga menjadi tools pendukung yang menunjang
dengan bertambahnya industri-industri baru. Salah satunya yakni e-commerce.
Dengan kepraktisan dan juga kemudahan media yang terkonvergensi dengan segala
macam fitur, mahasiswa IAIN Kediri bisa melakukan transaksi secara elektronik.
Berbelanja dan memperoleh barang yang di butuhkan lalu di antar ke rumah. Era
digital yang terkait dengan e-commerce yang terus mengalami peningkatan tren
positif, hal tersebut berafiliasi pada riset Hootsunte dan We Are Social (2020).
Pemakai media sosial di Indonesia mencapai hingga 1754 dengan penetrasi hingga 64
persen. Yang mempunyai arti 63 persen dari total masyarakat di Indonesia telah
tersambung dengan internet. Kemudian untuk pemakai aktif sosial media di Indonesia
sebesar 160 juta dengan penetrasi 59 persen dari seluruh penduduk.
Dalam pemasan kontemporer, pemanfaatan social media mempunyai peranan
yang lumayan besar. Tentunya pelaku bisnis melihat hal itu sebagai sebuah peluang,
Industri-industri sudah mulai meninggalkan pola tradisional dalam memasarkan
produk. Fungsi dari internet, terlebih media sosial sudah menjadi suatu kebutuhan
baru dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kebutuhan hajat hidup setiap orang
termasuk juga mahasiswa IAIN Kediri di era digital seperti sekarang yaitu terdiri dari
sandang, pangan dan juga internet. Karena mengambil bagian yang cukup penting
dalam kebutuhan hidup, media sosial mempunyai jangkauan yang sangat luas
menawarkan sejumlah solusi baru termasuk menjadi media pemasaran digital.
Alasannya sangatlah simpel, pemasaran dengan memanfaatkan media sosial dapat
menjadi saluran untuk mempertemukan supply dan demand.21

KESIMPULAN
Berikut beberapa karakteristik perilaku konsumen digital:
1) Ketika konsumen punya segudang info sebelum membeli
21
Astri Rumondang dkk, Pemasaran Digital dan Perilaku Konsumen, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020),
hlm. 115

23
Pengaruh terbesar digital pada karakteristik konsumen ini adalah,
searching cost sebuah produk menjadi sangat murah. Untuk
membandingkan sebuah produk, konsumen hanya cukup membuka
internet, mencari nama produk dikolom pencarian, maka semua informasi
lengkap akan terlihat mulai dari harga hingga review dari pengalaman
konsumen atau pembeli sebelumnya.
Ini era baru di mana, bisa jadi konsumennya lebih pintar dibandingkan
tim penjualan perusahaan. Dalam era digital ini konsumen sudah tak bisa
lagi ditipu, dikarenakan mereka biasanya datang dengan berbagai
informasi sebelum melakukan pembelian. Mereka menggunakan media
digital untuk mencari, meminta rekomendasi dan konfirmasi di media
sosial ke teman-teman yang dipercaya.
2) Konsumen yang mengagungkan hipster dan anti mainstream, dan enggan
menggunakan produk popular
Generasi digital ingin tampil unik dan berbeda dari satu sama lain,
mereka ingin menjadi pelopor dan trend setter di lingkungannya. Generasi
digital yang jadi pusat perhatian adalah merkea yang menggunakan brand
yang justru temannya belum tahu, travelling yang keren itu, ke tempat
yang tidak biasa atau banyak orang belum tau.
Maka dari itu beberapa perusahaan brand-brand fashion besar akhirnya
harus melakukan perubahan dan juga adaptasi besar-besaran demi merayu
konsumen digital. Bahkan mereka was-was karena Louis Vuitton dianggap
kurang cool, karena terlalu maisntream. Generasi ini lebih memilih
menjadi pelanggan desainer berbakat dari pelosok dunia, yang punya gaya
unik, dan sesuai karakter yang mereka inginkan. Ini semua terjadi karena
dunia digital memungkinkan untuk punya banyak pilihan, panutan dan
juga referensi.
3) Konsumen yang lebih memilih menyewa, dibandingkan membeli
Generasi digital juga ditandai dengan sebuah perilaku baru. Berbeda
dengan generasi sebelumnya yang sangat terobsesi dengan memiliki atau
mengkoleksi mulai dari CD, buku, mobil, DVD bahkan properti. Generasi
ini lebih mendukung suatu ide sharing and renting economy. Bahkan
memiliki mobil bukan lagi parameter sukses, karena naik Uber lebih cool,
dan sederhana. Mengapa? Karena mereka ini lebih menyukai nomaden,

24
berpindah kota ke kota lainnya demi mencari suatu pengalaman dan juga
tantangan baru. Kepemilikan mobil bahkan rumah akan menghambat.
Adanya Internet sangat memudahkan mereka untuk memesan
transportasi online semacam Grab, berlangganan musik di live streaming
platform, atau bahkan menonton video tanpa bata di plaform seperti Hoox
dan Netflix.
4) Konsumen yang mementingkan pengalaman, dan story telling dalam
memilih produk
Konsumen ini merupakan generasi konsumen yang lebih
mementingkan suatu pengalaman atau cerita dibalik sebuah produk.
Mereka menghargai pengalaman unik, yang ditawarkan oleh sebuah
barang atau jasa. Misalnya ke kafe, mereka akan lebih mementingkan
suasana kafenya, di industri musik mereka akan selalu berbondong-
bondong berburu membeli tiket konser demi pengalaman tak terlupakan
semasa mereka hidup. Mereka tidak memerlukanp brand yang populer,
dikarenakan mereka ingin tahu visi dari produk ini. Mereka ingin tahu
suatu proses pembuatannya. Mereka lebih peduli dengan misi yang ingin
diemban produk itu, dan tidak terlalu memperduikan harga yang termurah.
Perkembangan era digital yang pesat, memiliki dampak pada seluruh aspek
kehidupan. Salah satunya yaitu dalam dunia bisnis dan perilaku konsumen saat akan
berbelanja. Sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian, ada
beberapa poin penting yang kini menjadi pertimbangan konsumen terlebih pada
mahasiswa IAIN Kediri. Seperti produk, merk, supplier, waktu pembelian, jumlah
pembelian serta metode pembayaran. Berikut ini merupakan perilaku konsumen di era
digital:
1) Melihat Standard dan Kualitas dari Review
Kini, konsumen tidak lagi membandingkan suatu produk brand tertentu
dengan brand pesaingnya namun membandingkannya dengan seluruh brand. Hal
ini terjadi di karenakan kini konsumen bisa melihat informasi dan spesifikasi dari
suatu produk dengan begitu mudah dari seluruh penjuru dunia. Mereka akan
menjadi semakin selektif dan banyak membandingkan satu produk dengan produk
lainnya.
Untuk bisa memahami bahwa produk atau jasa tersebut baik atau buruk,
konsumen sering kali melihatnya pada review yang ada di internet. Media yang

25
mereka gunakan pun cukup beragam, mulai dari pencarian google, sosial media
maupun pada laman testimoni yang ada di toko online.
2) Rasa Toleransi Konsumen
Adanya sosial media, tentu bisa di manfaatkan perusahaan untuk
merentangkan jangkauannya lebih luas dan memikat lebih banyak pelanggan yang
tersebar di seluruh penjuru dunia. Komunikasi dengan konsumen pun akan
menjadi lebih mudah dengan adanya sosial media.
Namun di era digital, perilaku konsumen banyak berubah. Mereka cenderung
mengingkan kemudahan dalam pelayanannya. Namun jika pelayanannya tidak
terpenuhi dengan baik, mereka akan memberikan complain langsung di sosial
media. Hal ini pasti membuat review perusahaan tersebut jelek dan merusak
reputasinya.
Tapi jika pelayannya baik, konsumen bisa saja langsung mempromosikan
perusahaan tersebut ke sosial media miliknya. Maka dari itu, di era digital ini
perusahaan harus semakin berhati-hati dan selalu menjaga pelayanan maupun
kualitas dari setiap produk atau jasanya.
3) Adanya Dialog dengan Konsumen
Di era digital ini, sosial media dan toko online memang selalu menjadi yang
nomor satu jika membicarakan tentang bisnis. Banyak dari konsumen yang
mengetahui suatu produk atau jasa dari review pelanggan maupun testimony yang
ada di sosial media maupun toko online.
Hal ini bisa membangun maupun menghancurkan perusahaan di waktu yang
bersamaan. Apabila review maupun testimoninya yang didapat perusahaan
tersebut bagus, maka akan makin banyak konsumen yang nantinya melakukan
transaksi pembelian. Namun, jika review dan testimoninya yang di dapat buruk,
perusahaan tersebut bisa menjadi terpuruk karna pembelian menurun drastis.
4) Loyalitas
Konsumen kini banyak memilih. Ia tidak akan mau menghabiskan uangnya
untuk produk atau jasa dengan kualitas yang buruk. Konsumen cenderung mau
membayar lebih mahal untuk produk atau jasa dengan kualitas yang baik daripada
harga yang murah namun kualitas yang buruk.
5) Suka Mencari Informasi
Segala bentuk informasi mengenai sebuah produk dengan mudahnya bisa di
akses di sosial media, toko online maupun website dari merk atau brand tersebut.

26
Konsumen dengan mudah bisa melihat gambar produk beserta spesifikasinya
langsung disitu.
6) Tidak Ingin Tertinggal
Konsumen di era digital ini, sering kali tidak pernah mau tertinggal dengan
sesuatu yang sedang hangat diperbincangkan atau tranding topic. Konsumen suka
mencari produk atau jasa yang sedang ramai di pakai khalayak umum. Mereka
cenderung tidak ingin melewatkan sesuatu.
Hal ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi terhadap produknya dan
mengikuti tren yang ada. Jika memang tidak bisa terus mengikuti tren, bisa diubah
saja di kemasannya menjadi kemasan yang lebih eye-catching dan disukai public.
Konsumen di era digital, suka untuk memposting hal-hal yang menurutnya
bagus lalu di upload di sosial media miliknya. Maka dari itu, perusahaan harus
sering-sering melakukan riset terhadap apa yang konsumen inginkan dan apa yang
sedang tranding topic sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nufian Febriani, Wayan Weda Asmara Dewi, “ Konsumen Di Era Digital”, Universitas
Brawijaya Press : 2019.
L. P. Indah Kencana Putri, “Perilaku Konsumen Pengguna Instagram di Era Marketing
4.0,” J. Manaj. Bisnis, vol. 16, no. 4, 2019.
Supangat, Chandar, F. H., & Hermanto, A. (2018). The design of e-learning applications
by considering aspects of the user’s personality based on students take courses in
humancomputer interaction. MATEC Web of Conferences.
Umar Cadhiq, “Memahami Perilaku Konsumen Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis”,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.2 No.3 (2007).
Halttunen, V. (2016). Consumer Behavior in Digital Era General Aspects and Findings of
Empirical Studies on Digital Music with a Retrospective Discussion. (Faculty of
Information Technology of the University of Jyväskylä).
Gumilar, G., & Zulfan, I. (2017). Penggunaan Media Massa Dan Internet Sebagai
Sarana Penyampaian Informasi Dan Promosi Oleh Pengelola Industri Kecil Dan
Menengah Di Bandung. Jurnal Kajian Komunikasi, 2(1).

27
Nufian Febriani & Wayan Weda Asmara Dewi, Perilaku Konsumen di Era Digital:
Beserta Studi Kasus, (Malang : UB Press, 2019).
Astri Rumondang dkk, Pemasaran Digital dan Perilaku Konsumen, (Medan : Yayasan
Kita Menulis, 2020).

28

Anda mungkin juga menyukai