Kelas : Reg.E 2019 Dosen Pengampu : Dr.MOHAMMAD JOHARIS, M.Pd. Judul Artikel : “Masyarakat Pintar Digital” Digitalisasi menyebabkan revolusi pada setiap bagian kehidupan manusia, sehingga mempunyai peranan dalam membantu keseharian kita. Media sosial sebagai bentuk produk dunia digital telah banyak merubah dunia kini. Dampak dari hadirnya ruang digital saat ini seimbang; dengan bersosialisasi, berkomunikasi, perdagangan, dan belajar yang sangat terbantu dengan hadirnya ruang digital. Untuk beberapa pihak, masa peralihan saat ini bisa dibilang merupakan paksaan, sehingga masih banyak aspek di kehidupan sehari-hari yang membuat orang masih berusaha beradaptasi. Pembelajaran literasi digital tentu di butuhkan untuk mempermudah kita agar bisa teredukasi, karena teknologi pintar menuntut pengguna untuk terus belajar dan menjadi lebih pintar dalam penggunaannya yang memberikan inovasi, keuntungan, serta efisiensi. Memaksimalkan teknologi pintar dalam kehidupan sehari-hai harus digunakan ke arah positif, dan bukan ke arah sebaliknya yang negatif. Perlunya pengguna media digital dibekali dengan kompetensi literasi digital agar dapat mengetahui bagaimana cara yang tepat dalam menggunakan perangkat dan dunia digital. Secara Umum, pengertian Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Secara Sederhana nya adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang sama. Terbentuknya masyarakat karena manusia menggunakan perasaan, pikiran dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya. Masyarkat digital merupakan sebuah kumpulan orang-orang yang terhubung melalui koneksi internet dan melakukan interaksi sosial di dalamnya layaknya seperti sebuah komunitas. Hampir 60 persen orang Indonesia terpapar hoaks saat mengakses internet. Hanya sedikit yang bisa mengenali berita hoaks. Salah satu tantangan dunia digital di Indonesia ialah informasi bohong atau hoaks, setidaknya hanya 26% saja masyarakat Indonesia yang bisa mengenali hoaks. Jika kita mengambil rata- rata 30% berarti dari 120 juta jiwa Indonesia 36 juta jiwa saja yang mampu mengenali hoaks. Sisanya 90 juta lebih tidak tahu asal mereka menerima informasi yang datang mereka percaya dan menyebarkan. Jika melihat data di atas tidak heran hoaks di Indonesia ini sangat berkembang dan sulit dibungkam. Ini sangat bahaya, maka seharusnya ketika kita sudah masuk ke dalam dunia digital harus menjadi masyarakat digital yang pintar. Masyarakat digital yang pintar itu juga selalu menuliskan kata-kata yang baik yang tidak bersifat mengejek atau menghina orang lain. Terpenting mereka tidak memancing keributan dengan mem-posting hal-hal atau isu yang bisa memicu keributan atau bersifat mengadu domba dua pihak atau lebih. Selain dari masyarakat digital yang mengontrol diri tentunya peran pemerintah untuk membuat ruang digital nyaman juga penting. Karenanya pemerintah terus melakukan literasi digital ke masyarakat agar tidak terjebak dalam kesulitan memilah dan memilih informasi. Agar para masyarakat Indonesia yang menjadi warga digital ini menjadi lebih pintar dalam memilih informasi kemudian melakukan pencegahan terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Pemerintah juga dapat melakukan penindakan hukum yang bekerjasama dengan pihak kepolisian. Sebab Indonesia sudah punya undang-undang ITE yang mengatur pelanggaran di dunia digital. Sebagai masyarakat digital, kita harus pintar dalam memilah dan memilih informasi. Saat menerima informasi, kita perlu cek kebenaran atau fakta informasi tersebut sebelum disebarluaskan. Kemudian, hanya sebarkan informasi yang bermanfaat. Kita tidak boleh menuliskan kata-kata yang bersifat mengejek atau menghina di media sosial. Lalu, hindari mem-posting hal yang memicu keributan atau bersifat mengadu domba. Kita sebagai masyarakat bisa memanfaatkan teknologi digital sebagai hal yang positif. Misalnya belajar hal baru, berkreasi, berbisnis, bahkan mencari koneksi. Semuanya bisa dilakukan melalui Google dan platform lainnya. Saat ini Google sebagai platform serba tahu bisa dijadikan media pembelajaran. Karya-karya kita bisa diunggah di media sosial dan menjadi tempat untuk berkreasi. Sebagai masyarakat digital, peluang dan kesempatan kita untuk memulai bisnis terbuka dengan lebar. Selain itu, dalam bisnis di era digital ini dapat dikatakan sangat murah dalam segi modal bahkan bisa dilakukan tanpa modal. Teknologi digital pun bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk mencari koneksi dan relasi. Andro mengatakan, sangat banyak kemungkinan yang bisa terjadi dengan adanya teknologi digital. Menjadi masyarakat digital yang cerdas juga tidak luput dari perlunya peran pemerintah dalam hal digitalisasi. Layaknya yang dilakukan saat ini, yaitu melakukan literasi digital ke masyarakat agar tidak terjebak dalam memilah dan memilih informasi. Pemerintah berwenang atas pemblokiran atau pembatasan akses terhadap konten yang dianggap merugikan publik. Hal lainnya, yakni melakukan penindakan hukum dan bekerjasama dengan pihak kepolisian. Sebab, Digital footprint atau jejak digital adalah sesuatu yang tak bisa dengan mudah dihilangkan dan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Terlebih dengan adanya media sosial yang berperan besar dalam “menyimpan” jejak tersebut. Fenomena ini seharusnya menjadi pelajaran bagi para pekerja agar bijak dengan apa yang ditinggalkan di dunia maya. Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.