Anda di halaman 1dari 3

Nama : wiranti roh dearni br.

purba

Nim : 2193311035

Kelas : reguler E

MASYARAKAT PINTAR DIGITAL

Transformasi digital mengharuskan masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan budaya baru, namun
lebih dari itu juga harus mampu menjadi masyarakat digital yang pintar. Pasalnya ruang digital tidak
hanya memfasilitasi dengan kemudahan dan berbagai manfaat di dalamnya, tetapi juga mengandung
celah-celah digital di antaranya.

Ada banyak faktor yang dapat menjadi alasan mengapa literasi digital perlu dianggap penting oleh
Indonesia sebagai sebuah bangsa dalam menyongsong masa depan ruang digitalnya.

Faktor-faktor tersebut diantaranya tingginya pentrasi Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK),
komersialisasi data, derasnya arus informasi yang beredar, perkembangan teknologi, dan peluang
pemberdayaan masyarakat.

Tantangan dalam interaksi di ruang digital, Indonesia menjadi negara yang indeks kesopanan digitalnya
paling buruk se-Asia Pasifik pada tahun 2020. Sedangkan di dunia nyata, Indonesia lebih terkenal dengan
keramahtamahan masyarakatnya. Ini menunjukkan, dunia siber seolah terputus dari dunia nyata.
Padahal keduanya sangat berkesinambungan.

Membangun budaya digital sebagai masyarakat yang cerdas bisa dilakukan dengan memanfaatkan
internet untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, mencari peluang bisnis, memperluas jaringan
pertemanan, berbagi hobi dan berinteraksi di komunitas online. Memanfaatkan internet sebagai sarana
mengembangkan kemampuan dan keterampilan sosial, menjaga komunikasi, mengakses informasi, dan
sumber referensi untuk kebutuhan riset dan data.

Selain itu ada hal yang perlu dihindari saat di ruang siber, di antaranya dengan tidak melakukan ujaran
kebencian, menyebarkan informasi pribadi seseorang (doxing), menyebarkan hoaks, mengakses
pornografi, menyinggung SARA, dan tidak melakukan spam.

Individu cakap bermedia digital mampu mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras
serta perangkat lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media
sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.

Lanskap digital di sini adalah mampu memahami dan menggunakan perangkat keras dan perangkat
lunak dengan memberikan proteksi agar terhindar dari serangan siber. Sebab serangan siber tidak hanya
berdampak pada terganggunya operasional sistem digital, tetapi juga merusak tatanan sosial dalam
dunia nyata melalui rekayasa informasi.

Dalam transaksi digital, masyarakat juga perlu memahaminya dengan baik karena kasus penipuan
digital tak sedikit dijumpai. Dalam skala kecil misalnya dengan memberikan keterangan palsu atau dalam
skala besar dengan melakukan transaksi Masyarakat perlu mewaspadai celah-celah kejahatan digital
dengan menguasai keamanan digital baik pada perangkat maupun identitas diri.

Menjadi pintar itu harus memiliki visi masa depan yang realistis, memperkaya ide kreatif, pintar
mengelola keuangan, percaya diri dan tidak takut mengambil risiko, serta berpikiran terbuka pada
perkembangan zaman.

Tips hadapi pengaruh buruk ruang digital di antaranya diberikan narsum dengan mengatakan “Kita harus
berpikir dulu apa yang akan diposting sebelum melakukannya. Jangan latah. Selanjutnya, tabayun cek
dan ricek dulu sebelum dishare. Misalnya tiba-tiba kita dimasukan dalam sebuah grup WA, kalau tidak
nyaman keluar saja dari grup dengan sebelumnya dipertanyakan dulu untuk apa grup dibuat, apa tujuan
dan siapa saja anggota di dalamnya. Selanjutnya, ketika menerima info, cek dulu sumber-sumbernya.
Perlu diingat dan diperhatikan perbedaan antara ,Medsos dan media massa pisahkan dulu. Dewan pers
jadi acuan untuk mengecek info yang benar atau tidak. Selanjutnya gunakan medsos menjadi suatu hal
yang positif

Tips hadapi pengaruh buruk ruang digital di antaranya diberikan narsum dengan mengatakan “Kita harus
berpikir dulu apa yang akan diposting sebelum melakukannya. Jangan latah. Selanjutnya, tabayun cek
dan ricek dulu sebelum dishare. Misalnya tiba-tiba kita dimasukan dalam sebuah grup WA, kalau tidak
nyaman keluar saja dari grup dengan sebelumnya dipertanyakan dulu untuk apa grup dibuat, apa tujuan
dan siapa saja anggota di dalamnya. Selanjutnya, ketika menerima info, cek dulu sumber-sumbernya.
Perlu diingat dan diperhatikan perbedaan antara ,Medsos dan media massa pisahkan dulu. Dewan pers
jadi acuan untuk mengecek info yang benar atau tidak. Selanjutnya gunakan medsos menjadi suatu hal
yang positif. Jadi hati-hati cek di file penyimpanan dan perangkat lain di ponsel kita,” katanya.

Komang Aryasa, S.Kom., M.T (Dosen dan Praktisi) sebagai narasumber kedua kali ini memaparkan
tentang berbagai hal terkait aplikasi di digital. “Kita sering mengalami ancaman terhadap kerahasiaan
data yang kita miliki. Sering terjadi juga modifikasi atau ancaman terhadap kerahasiaan. Jadi, data yang
kita miliki di berbagai media sosial bisa diubah oleh pihak ketiga sehingga ketika sampai ke pihak yang
dituju sudah tidak asli lagi. Dalam komunikasi saat ini kita berharap aman. Perlu beberapa teknik untuk
amankan dari berbagai medsos yang kita miliki. Terkait beberapa keamanan digital, ada beberapa faktor
yang perlu kita amankan di antaranya amankan hardware dengan berbagai kombinasi seperti aplikasi
sidik jari, aplikasi wajah atau pasword. Selanjutnya bisa amankan software. Ada yang disebut aplikasi
yang bisa deteksi di mana ponsel kita berada. Back up data, dengan beberapa virus yang bisa amankan
data karena ada virus yang bisa membuat kita tak bisa membaca data kita. Selanjutnya ada aplikasi yang
bisa hapus data secara permanen.
Ada beberapa contoh untuk mengamankan perangkat seperti di WA dari serangan virus atau pihak-
pihak tertentu yang bermaksud tidak baik. 2 FA di Google cara mengaktifkannya juga dipaparkan
narasumber ini. Selanjutnya, cara aktifkan juga di facebook. Kalau akun sudah disusupi maka segera
ubah kata sandi, pastikan alamat email Anda aman. Cabut koneksi ke aplikasi pihak ketiga, perbarui kata
sandi di aplikasi pihak ketiga tersebut.

bagaimana menggunakan media digital. Budaya digital yang didefinisikannya adalah suatu upaya
seseorang untuk menggunakan internet sehingga mengubah bagaimana cara berinteraksi dan
sebagainya. Pelaku digital dengan segmen umur, perilaku dan beberapa kebiasaan juga dipaparkan Dwi.
Generasi per generasi dengan beberapa kebiasaanya. “Bagaimana sebuah budaya digital ubah proses
aktivitas seseorang dalam kebiasaan sehari-hari. Misalnya di perdagangan, di politik dan sebagainya.
Pembelajaran yang dulu secara offline dan sekarang karena pandemi semua berubah jadi online. Cara
belajar jadi berubah karena pandemi namun positifnya kita sekarang sudah ramah dengan perangkat
digital. Jadi budaya digital sudah banyak sekali ubah cara seseorang beraktivitas,” ujarnya seraya
menyebutkan dampak positif dan negatif. Ketika negatif maka ada benturan dengan budaya. Misalnya
momen silaturahmi Lebaran dulu kita bertamu langsung, tapi sekarang dengan kirim pesan saja via WA
dan sebagainya. Di sisi lain positifnya menghemat waktu, tempat dan ruang atau lintas tempat. “Jadi
digital culture itu sangat penting sekali. Gunakan budaya digital untuk ambil yang baik-baik saja. Kalau
tidak kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Jadi manfaatkanlah.

Anda mungkin juga menyukai