Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL II

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

A. POKOK PIKIRAN
Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan transformasi digital,
pengembangan SDM merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk
khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital,
bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang
akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar,
bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke
daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN.
Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi, agar tetap mampu
beradaptasi maka birokrasi pemerintahan pun harus ikut berbenah diri dan
bertransformasi dengan perubahan, dalam hal ini transformasi pada
perkembangan teknologi dan informasi atau era revolusi industry generasi 4.0
sesuai dengan visi grand design reformasi 2010-2025. Untuk menuju kesana,
KemenpanRB telah mencanangkan kebijakan Manajemen ASN Menuju SMART
ASN 2024.

SMART ASN adalah setiap ASN yang mampu responsif terhadap perkembangan
teknologi dan informasi dengan positif, serta mampu bersikap adaptif terhadap
teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat dan efisien. Profil yang harus
dimiliki oleh Smart ASN adalah Integritas, Nasionalisme, Profesional, Wawasan
Global, IT dan Bahasa Asing, Hospitality, Networking dan Enterpreneurship. Dan
seorang Smart ASN juga diharapkan berperan sebagai digital talent dan digital
leader yang mendukung transformasi birokrasi Indonesia.

Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang


harus dijalankan, yaitu:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis,
baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan,
sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya

Pemahaman mengenai Literasi Digital juga wajib dipunyai oleh ASN yang mana
terdiri dari 4 kerangka kurikulum literasi digital yaitu
1. Digital Skill
Yaitu Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat
keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari
2. Digital Ethic
Yaitu Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
3. Digital Safety
Yaitu Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
4. Digital Culture
Yaitu Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari

Media digital dapat dipergunakan oleh siapa saja baik yang berbeda latar
belakang pendidikan dan profesi. Sebagai seorang Smart ASN, etika digital ini
sangat dibutuhkan sebagai panduan etis dan kontrol diri dalam menghadapi
perbedaan-perbedaan dalam menggunakan media digital, sehingga media digital
dapat memberikan manfaat untuk pendukung kegiatan-kegiatan positif yang kita
lakukan. Adapun undang undang yang mengatur tentang penggunaan internet
dan teknologi diatur pada UU ITE Nomor 19 Tahun 2016.
Konten negatif muncul karena motivasi-motivasi pembuatnya yang memiliki
kepentingan ekonomi (mencari uang), politik (menjatuhkan kelompok politik
tertentu), mencari kambing hitam, dan memecah belah masyarakat (berkaitan
suku agama ras dan antargolongan/SARA) (Posetti & Bontcheva, 2020 dalam Frida
dan Astuti,2021). Beberapa fenomena konten negatif adalah sebagai berikut:
1. Hoaks
Hoaks, sebuah kata yang tidak asing lagi bagi kita. Kata ini sangat populer
belakangan ini di Indonesia. Berbagai peristiwa besar sering diiringi oleh
kemunculan hoaks, misalnya seperti peristiwa politik, bencana alam,
ekonomi, sosial dan kesehatan
2. Cyberbullying
Bentuk perundungan ini dapat berupa doxing (membagikan data personal
seseorang ke dunia maya); cyberstalking (mengintip dan memata-matai
seseorang di dunia maya); dan revenge porn (membalas dendam melalui
penyebaran foto/video intim seseorang). Bagaimana membedakan candaan
dan Cyberbullying Adalah jika suatu ujaran membuat kita merasa sakit hati
dan membuat orang lain menertawai kita (bukan kita ikut serta tertawa
bersama mereka) maka candaan tersebut telah melewati batas. Ketika kita
meminta lawan bicara untuk berhenti namun mereka tetap mengutarakan
candaan tersebut kita merasa tidak nyaman, artinya ini tergolong bullying.
Sementara jika hal tersebut terjadi di dunia maya, maka disebut sebagai
cyberbullying.
3. Hate speech
Pengertian ujaran kebencian atau hate speech adalah ungkapan atau
ekspresi yang menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti
seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan membangkitkan
permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau kelompok.

Cara melawan konten negatif diantaranya adalah memverifikasi informasi. Kita


wajib melakukan cross check untuk menguji kebenaran suatu informasi. Langkah
verifikasi akan mengurangi resiko menjadi korban dari konten negatif. Kita
menguji kebenarannya dengan mencari informasi dari sumber-sumber lain yang
kredibel. Lainnya adalah memegang prinsip kehati-hatian yang kita lakukan agar
secara tidak langsung juga dapat berimbas pada orang-orang yang mengirimkan
informasi yang salah.

Lima transformasi yang diharapkan dari transformasi peran ASN pada literasi
digital yaitu memahami konsep dasar pemanfaatan teknologi informasi,
keterampilan menggunakan perangkat, kemampuan berpikir kritis, komunikasi
melalui media elektronik dan bertanggungjawab dengan apa yang sudah
dibagikan.

Sebagai pengguna platform digital, kita pasti menyimpan dan mengelola identitas
digital dan data pribadi ke dalam platform tersebut. Persoalannya, perlindungan
terhadap identitas digital dan data pribadi ini masih jadi persoalan di berbagai
belahan dunia (Sammons & Cross, 2017 dalam Adikara dan Kurnia, 2021). Apalagi,
belum semua negara, termasuk Indonesia, mempunyai regulasi yang mengatur
perlindungan data pribadi supaya hak warga negara di dunia digital bisa dijamin
aspek hukumnya. Terdapat dua jenis identitas digital baik yang terlihat maupun
tidak terlihat. Tak heran jika kemudian kita mendapatkan beberapa akun media
sosial yang dimiliki orang yang sama namun dengan identitas yang berbeda,
sebab seorang pengguna bisa memiliki banyak persona. Kondisi seperti ini bisa
terjadi karena identitas digital biasanya tidak membutuhkan konfirmasi dengan
kartu identitas formal seperti KTP atau KK. Sehingga ada baiknya kita melakukan
tips berikut untuk melindungi identitas digital yaitu:
1. Pastikan memilih atau menggunakan identitas asli atau samaran saat
mengelola akun platform digital serta bertanggung jawab atas pilihan
tersebut
2. Amankan identitas utama yakni alamat surat elektronik (email) yang kita
gunakan untuk mendaftar suatu platform digital
3. Lindungi dan konsolidasikan identitas digital dalam berbagai platform
digital yang dimiliki

Beberapa tips berikut bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi di dunia
digital yaitu:
1. Gunakan password (kata sandi) yang kuat dan gunakan secara berbeda di
setiap akun platform digital yang dimiliki serta perbaharui secara berkala
2. Hindari untuk membagikan data pribadi seperti tempat tanggal lahir, nama
ibu kandung, dan password
3. Pahami dan pilih aplikasi yang dipasang di gawai hanya untuk mengakses
data yang dibutuhkan dan bukan data pribadi
4. Pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun yang dimiliki sesuai
dengan tingkat keamanan yang dibutuhkan
5. Hindari berbagi data pribadi orang lain, keluarga, teman dan kenalan sebab
ini adalah privasi mereka
6. Selalu lakukan pembaruan perangkat lunak yang digunakan
7. dalam gawai guna meminimalisir resiko celah kebocoran data
8. Hati-hati mengunggah data pribadi di platform digital karena tidak
selalu terjalin aman
9. Hindari memasukkan data pribadi penting dalam platform digital saat
menggunakan WiFi publik/gratis
10. Waspada jika ada komunikasi/aktivasi mencurigakan dari akun dengan
identitas yang tidak dikenal

Hak-Hak Digital (Digital Rights) merupakan isu yang cukup kompleks. Dalam ranah
kewargaan digital, hak-hak digital tak pernah bisa dilepaskan dari tanggungjawab.
Baik hak maupun tanggung jawab berbicara mengenai kebebasan, sekaligus
batasan-batasan dari kebebasan tersebut. Dalam area Budaya Digital (Digital
Culture), hak dan tanggungjawab digital menempati posisi terakhir setelah
indikator lainnya dikuasai. Indikator Hak Digital mencakup persoalan akses,
kebebasan berekspresi, perlindungan atas data privasi, dan hak atas kekayaan
intelektual di dunia digital

Manfaat literasi digital pada masa kini pada model pembelajaran distance
learning, bisnis dan belanja online, bekerja dari rumah (WFH), konsultasi
kesehatan secara daring.

Adapun contoh peristiwa/kasus Smart ASN:


Peristiwa : Guru IPA SMPN 1 (Guru Berprestasi di Bidang IT)
Tokoh : Eri Teguh Kurniawan Suyatno,S,Si

Adalah seorang guru mata pelajaran IPA yang yang mampu menerapkan
Tekno;ogi Informasi dalam proses pembelajaran di sekolah berikut sederat
Prestasi Beliau:
1. Juara 1 SEA Creative Camp Smart Schoool Tingkat Asia Tenggara Tahun
2019
2. Juara 1 Lomba Inovasi Karya Guru Kategori Guru SMP Tahun 2020
3. Jiara 1 Favorit Nasional Lomba Nasional Pembelajaran Kreatif (2020_
4. Finalis guru dedikasi dan inovasi Tahun 2020
Karya di bidang IT
1. CDE Scanner Tahun 2019
2. APlikasi Kantong Tugas Seamolec Tahun 2019
3. SIgap (siaga bencana Aplication Tahun 2019
4. Ditespek (digital Tabel SIstem Periodik Unsur Kimia) tahun 2021

B. PENERAPAN

1. Pembuatan Barcode Identitas Barang Milik Daerah


2. Mengikuti E-Learning KLC (Kemenkeu Kearning Centre)
3. Membiasakan diri untuk aktif dan kreatif bekerja dengan menggunakan
media digital untuk efisiensi kinerja
4. Mengikuti Pelatihan dan seminar terkait digital guna untuk meningkatkan
kompetensi dan kapasitas diri.
5. Membantu dan sharing terhadap rekan kerja yang masih immigrant digital
agar lebih menjadikan media digital sebagai suatu kebiasaan.
6. Membantu rekan kerja dalam penggunaan teknologi digital dan aplikasi
aplikasi yang dapat menunjang pekerjaan
7. Memperkuat networking terhadap instansi lain atau swasta untuk
mempermudah urusan pekerjaan dan mempererat kolaborasi.

Anda mungkin juga menyukai