Anda di halaman 1dari 2

MEMBANGUN INDONESIA CERDAS BERSAMA REMAJA BERKUALITAS

Helena Sulistia Wangge


XI MIPA 2

Kemajuan teknologi merupakan hal yang tabu di tengah era globalisasi. Seperti yang
diketahui, era globalisasi revolusi 4.0 adalah era penerapan teknologi modern seperti teknologi
fiber ( fiber technology ) dan sistem jaringan terintegrasi ( integrated network ) yang bekerja
disetiap aktivitas ekonomi dari produksi hingga konsumsi. Kemampuan dan kecepatan seseorang
mengakses dan menganalisis informasi menjadi langkah awal untuk memenangkan persaingan
hidup yang semakin kompetitif. Seluruh golongan baik tua, muda, keluarga kaya, pejabat,
keluarga sederhana sekalipun telah mengakses informasi melalui berbagai media. Saat ini, kita
hidup dan tidak terpisahkan dari dunia digital. Pada umumnya, fenomena digitalisasi terjadi
hampir pada seluruh sektor kehidupan manusia, dari mulai sektor bisnis, urusan publik,
pendidikan, kesehatan, sosial-politik, hingga keluarga. Dalam pemahaman yang praktis,
digitalisasi merupakan penggunaan teknologi digital dan data untuk menciptakan pendapatan,
meningkatkan bisnis, mengubah proses dan menciptakan ekosistem digital.
Saat ini Indonesia tengah menggelar G20 atau Group of Twenty. G20 adalah sebuah
platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar
di dunia. G20 diselenggarakan mulai 1 Desember 2021 hingga Konferensi tingkat tinggi di bulan
November 2022. Pembentukan G20 ini dilatarbelakangi kekecewaan komunitas internasional
terhadap kegagalan G7 pada tahun 1999 dalam mencari solusi terhadap permasalahan
perekonomian global yang dihadapi saat itu. Saat ini peran Indonesia sebagai presidensi G20
yang perlu aktif mendorong transformasi teknologi digital untuk masyarakat global mengangkat
3 isu prioritas yakni :
1. Konektivitas digital dan pemulihan pasca pandemi
Isu prioritas ini berangkat dari pemahaman bahwa untuk memastikan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dari ekonomi digital perlu melibatkan perencanaan strategi jangka panjang
untuk keseluruhan ekosistem ekonomi digital. Salah satunya adalah peningkatan konektivitas
digital. Namun, kemajuan konektivitas digital ini harus mencakup tidak hanya sekedar diskusi
jaringan fisik tapi juga interkonektivitas sosial masyarakat di rana digital. Oleh karena itu,
pembahasan aspek dalam konektivitas digital sangat penting untuk memastikan bahwa pengguna
digital menerima manfaat dari pembangunan infrastruktur digital
2. Kecakapan digital dan literasi digital
Kecakapan digital dan literasi digital menjadi konsekuensi dari terjadinya infrastruktur digital.
Isu ini selaras dengan upaya untuk pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, untuk mengatasi
kesenjangan keterampilan digital, Indonesia dalam presidensial G20, mengusulkan G20 toolkit
untuk mengukur literasi digital dan keterampilan digital termasuk keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi di berbagai tingkatan untuk mendorong ekonomi digital.
Dengan adanya transformasi digital yang terjadi pada era ini, segala aktivitas kehidupan
menjadi jauh lebih mudah dan tanpa batas. Dalam hal ini, teknologi dapat berkontribusi terhadap
kemajuan masyarakat. Banyak hal positif yang dapat diperoleh seperti, memperoleh berbagai
referensi, mencari lapangan pekerjaan, munculnya inovasi baru, mengembangkan hoby, bakat
minat, dan juga usaha.
Untuk bisa bekerja dengan lebih cepat, dibutuhkan sebuah “ Pola Pikir digital ” yang mendukung
kolaborasi lintas fungsi, meratakan hierarki, dan membangun ekosistem untuk mendorong
tumbuh kembangnya ide yang kreatif dan inofatif. Saat ini, sangat diperlukan kecerdasan digital
dalam menyikapi kemajuan teknologi. Dalam menyikapi kemajuan teknologi haruslah dibarengi
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan kualitas sumber daya manusia yang
tinggi maka akan tercipta keselarasan dalam perkembangan.
“Generasi milenial harus menguasai teknologi digital dan jangan menjadi korban” tutur Anggota
komisi 1 DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini, yang dikutip dari
blog kominfo.co.id
Sebagai remaja milenial yang menginginkan perubahan terbaik bagi massa depan, langkah
awal yang perlu dilakukan adalah Literasi. Salah satu cara dalam memperoleh kecakapan digital
ialah dengan melaksanakan literasi. Tidak hanya sekedar membaca ataupun memperoleh
informasi dan pengetahuan yang berkualitas, namun sembari mencoba untuk berpikir kritis.
Dengan akses informasi yang berkualitas, baik melalui sumber bacaan buku ataupun sumber
yang lainnya, produktivitas bangsa dapat ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatnya
inovasi dan kreatifitas untuk mendorong berbagai aktivitas. Literasi digital saat ini merupakan
isu yang penting di Indonesia. Sebagai contoh dalam dunia pendidikan, teknologi digital tidak
hanya memfasilitasi pembelajaran online tetapi juga mengambil peran penting dalam berbagi
sumber daya.
3. Arus data lintas negara
Mengantisipasi lonjakan arus data, semakin sering intensitas kegiatan di rana digital. Hal ini
menandakan perhatian yang jauh lebih besar terhadap pembahasan data. Teruntuk pentingnya
pemahaman bersama tentang aliran data lintas batas di tingkat tinggi. Menteri Johnny G. Plate
menyatakan saat ini dunia akan semakin membutuhkan tata kelola data yang diterima
berdasarkan kesamaan pandangan. Menurutnya, kesamaan pada pendekatan pandangan dan
praktik mengenai data free flow with trust and cross border data flow dapat
mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu kewajaran (fairness), kelancaran (flowfullness),
transparansi (transparency), dan timbal balik sampai batas tertentu (extent reciprocity).dikutip
dari web g20.org
Beberapa tantangan yang berada dalam agenda G20 ialah kesenjangan digital, krisis talenta
digital, dan Cybercrime (munculnya berita hoaks, misinformasi, disinformasi, pemikiran pintas,
hate speech dan lain-lain). Beberapa dampak buruk dari transformasi digital dapat di
minimalisir, dan pemulihan ekonomi global dapat dilakukan melalui berbagai aksi nyata.
Disinilah peran remaja sebagai Agent Of Change dibutuhkan. Sebagai seseorang yang lahir dan
bertumbuh pada era ini, seharusnya memiliki pemikiran yang jauh lebih kritis dalam menghadapi
problematika yang terjadi di masyarakat. Karena masa depan ada di pundak remaja. Saya yakin
perubahan besar akan terus terjadi untuk kedepannya. Kita harus kembali mengingat dimana kita
hidup pada zaman demografi dimana generasi muda akan terus bertambah. Hal ini tentu
diperkuat dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 pasal 16 tahun 2009 tentang
peran, tanggung jawab, dan hak pemuda yang berisikan peran aktif pemuda sebagai agen
perubahan, diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan, politik dan demokratisasi, sumber
daya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan teknologi, dan lainnya.
Saya sebagai remaja dapat mengambil bagian dalam pemulihan ekonomi melalui berbagai aksi
nyata, seperti melaksanakan literasi digital, mengedukasi masyarakat melalui berbagai media
yang ada, saling berdiskusi dan bertukar pandangan dengan sesama, melakukan pemberdayaan
masyarakat ataupun bergabung bersama organisasi-organisasi dilingkungan sekitar.
Massa depan bangsa Indonesia bergantung pada remaja. Begitu pula dengan pola pikir yang
berkualitas demi mengayomi rakyat menuju kecerdasan. Saatnya kita buka mata, memilah hal
baru yang mencerdaskan, tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax, lalu menjadi berkat untuk
sesama. Kita harus terus mengingatkan tentang bahaya yang akan datang apabila salah langkah.
Maka dari itu, benahi pola pikir dari sekarang, karena sejatinya remaja yang baik ialah remaja
berintegritas yang akan menjadi pendukung besar bagi perkembangan yang akan terjadi
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai