Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PSAK No.

24 Imbalan Kerja

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Seminar Akuntansi

Tahun Ajaran 2017/2018

Disusun oleh :

Helmi Alfian { 14.13031.0214 }

VII AKUNTANSI – A4

EKONOMI AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI (UNISKA) KEDIRI

Jl. Sersan Suharmaji 38 Kediri 64128 Telp.(0354) 684651-683243 Fax.(0354) 684651

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang atas rahmat dan
karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“PSAK No. 24 Imbalan Kerja”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak mungkin terlaksana


tanpa bantuan dari pihak lain. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan di


sana-sini, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan bisa
tercapai.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang……………………………………………………........................3


1.2 Rumusan Masalah………………..………………………………........................4
1.3 Tujuan..................…………………………………………………….....................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5

2.1 Tujuan PSAK No. 24..............................................................................................................5


2.2 Ruang lingkup..........................................................................................................................5
2.3 Definisi.......................................................................................................................................5
2.4 Imbalan kerja jangka pendek...............................................................................................10
2.5 Imbalan pasca kerja: Perbedaan program iuran pasti dan imbalan pasti................12
2.6 Imbalan pasca kerja: Program Iuran Pasti.......................................................................15
2.7 Imbalan pasca kerja: Program Imbalan Pasti..................................................................15
2.8 Imbalan Kerja Jangka Panjang lain....................................................................................26
2.9 Pesangon....................................................................................................................................26
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................31
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................31
3.2 Saran............................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................32

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang ketenagakerjaan (UUK) Nomor 13 tahun 2003


mengatur secara umum mengenai tatacara pemberian imbalan-imbalan di
perusahaan, mulai dari imbalan istirahat panjang sampai dengan imbalan
pemutusan hubungan kerja (PHK). Imbalan-imbalan di UUK tersebut dapat
diukur lebih lanjut di peraturan perusahaan (PP) atau di perjanjian kerja
bersama (PKB) antara perusahaan dan serikat pekerja dan tentu saja merujuk
kepada ketentuan di UUK.

Dengan berlakunya UUK ini mengakibatkan perusahaan akan dibebani


dengan jumlah pembayaran pesangon yang tinggi terutama untuk perusahaan
yang memiliki jumlah karyawan ribuan orang. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi kemungkinan terganggunya cash flow perusahaan akibat dari
ketentuan dalam UU no 13 tahun 2003 tersebut, maka PSAK No 24
mengaharuskan perusahaan untuk membukukan percadangan atas kewajiban
pembayaran pesangon/ imbalan kerja dalam laporan keuangannya. Pernyataan
ini mengharuskan pemberi kerja untuk mengakui liabilitas, jika pekerja telah
memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan
dibayarkan dimasa depan dan beban, jika entitas menikmati manfaat ekonomis
yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak
memperoleh imbalan kerja.

PSAK 24 ini memiliki kekuatan untuk yang sama. PSAK 24 harus


dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apa tujuan PSAK No. 24 ?
1.2.2 Apa Ruang Lingkup PSAK No.24 ?
1.2.3 Apa Definsi yang ada dalam PSAK No,24 ?
1.2.4 Bagaimana Imbalan kerja jangka pendek ?
1.2.5 Apa itu Imbalan pasca kerja : perbedaan imbalan pasti dengan iuran
pasti ?
1.2.6 Bagaimana Program iuran pasti ?
1.2.7 Bagaimana Program imbalan pasti ?
1.2.8 Apa saja program imbalan kerja jangka panjang lain ?
1.2.9 Apa penjelasan dari pesangon ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, diperoleh tujuan sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui apa tujuan PSAK No. 24 ?
1.3.2 Untuk mengetahui apa Ruang Lingkup PSAK No.24 ?
1.3.3 Untuk mengetahui apa Definsi yang ada dalam PSAK No,24 ?
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana Imbalan kerja jangka pendek ?
1.3.5 Untuk mengetahui apa itu Imbalan pasca kerja : perbedaan imbalan
pasti dengan iuran pasti ?
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana Program iuran pasti ?
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana Program imbalan pasti ?
1.3.8 Untuk mengetahui apa saja program imbalan kerja jangka panjang lain ?
1.3.9 Untuk mengetahui apa penjelasan dari pesangon ?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan PSAK No. 24
Bertujuan untuk mengatur akuntansi akuntansi dan pengungkapan imbalan
kerja. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui:
a. Liabilitas ketika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak
memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan dimasa depan.
b. Beban ketika entitas menikmati manfaat ekonomi yang dihasilkan dari
jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan
kerja.
2.2 Ruang Lingkup
1. Diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja,
kecuali hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53: Pembayaran
berbasis saham.
2. Tidak mengatur pelaporan oleh program imbalan kerja.
3. Diterapkan untuk seluruh imbalan kerja.
4. Imblan kerja mencangkup : imbalan kerja jangka pendek, imbalan
pasca kerja, imbalan kerja jangka panjang, pesangon.
2.3 Definisi
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
2.3.1 Definisi Imbalan Kerja
 Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas
dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk
terminasi kontrak kerja.
 Imbalan kerja jangka panjang adalah seluruh imbalan kerja selain
imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon.
 Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain dari
pesangon) yang diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua

6
belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan dimana pekerja
memberikan jasa terkait.
 Imbalan pasca kerja adalah imblan kerja (selain pesangon dan imbalan
kerja jangka pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan
kontrak kerja.
 Pesangon adalah imblan yang diberikan dalam pertukaran atas
terminasi perjanjian kerja dengan pekerja sebagai akibat dari :
a) Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia
purnakarya normal atau
b) Keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai
pertukaran atas terminasi perjanjian kerja.

2.3.2 Definsi Terkait dengan Klasifikasi Program

 Program imbalan pascakerja adalah pengaturan formal atau infomal


dimana entitas memberikan imbalan pascakerja bagi satu atau lebih
pekerja.
 Program imbalan pasti adalah program imbalan pasca kerja yang
bukan merupakan program iuran pasti.
 Program iuran pasti adalah program imbalan pascakerja dimana entitas
membayar iuran tetap kepada entitas terpisah (dana) dan tidak
memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif untuk
membayar seluruh imbalan kerja terkait dengan jasa yang diberikan
oleh pekerja pada periode berjalan adan periode sebelumnya.
 Program multipemberi kerja adalah program iuran pasti atau program
imbalan pasti (selain program jaminan sosial) yang:
a) Menyatukan aset yang dikontribusikan oleh beberapa entitas
yang tidak sepengendali dan
b) Menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada
para pekerja yang berasal lebih dari satu entitas, dengan dasar
7
bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa
memperhatikan identitas entitas yang memperkerjakan pekerja
tersebut.

2.3.3 Definisi Terkait dengan Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti Netto

 Aset program terdiri atas:


a) Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang dan
b) Polis asuransi yang memenuhi syarat.
 Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang adalah aset
(selain instrumen keuangan yang diterbitkan entitas pelapor yang tidak
dapat dialihkan) yang:
a) Dimiliki oleh entitas (dana) yang terpisah secara hukum dari
entitas pelapor dan didirikan semata-mata untuk membayar
atau mendanai imbalan kerja dan
b) Tersedia digunakan hanya untuk membayar atau mendanai
imbalan kerja, tidak dapat digunakan untuk membayar utang
entitas pelapor (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak
dapat dikembalikan kepada entitas pelapor, kecuali dalam
keadaan:
i. Aset dana telah mencukupi untuk memenuhi seluruh
kewajiban imbalan kerja terkait program atau entitas
pelapor atau,
ii. Aset dikembalikan kepada entitas pelapor untuk
pengganti imbalan kerja yang telah dibayarkan oleh
entitas.
 Batas atas aset adalah nilai kini dari manfaat ekonomik yang tersedia
dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran
masa depan untuk program tersebut.
 Defisit atau surplus adalah:

8
a) Nilai kini dari kewajiban imbalan pasti dikurangi
b) Nilai wajar dari aset program (jika ada)
 Liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah defisit atau surplus, yang
disesuaikan unruk setiap dampak terhadap pembatasan aset imbalan
pasti neto ke batas atas aset.
 Nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah nilai kini dari pembayaran
masa depan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban atas jasa
pekerja periode berjalan dan periode-periode sebelumnya. Nilai kini
dalam perhitumgam tersebut tidak dikurangi dengan aset program.
 Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
 Polis asuransi yang memenuhi syarat adalah polis asuransi yang
diterbitkan oleh asuradur yang bukan merupakan pihak berelasi
(sebagaimana didefisinikan dalam PSAK 7, pengungkapan pihak-
pihak berelasi) dengan entitas pelapor, jika hasil polis tersebut:
a) Digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan
kerja dalam program imbalan pasti, dan
b) Tidak dapat digunakan untuk membayar utang entitas pelapor
(walaupun dalam keadaan bangkrut) dan tidak dapat
dikembalikan kepada entitas plapor, kecuali dalam keadaan:
i. Hasil polis mencerminkan surplus aset yang tidak
dibutuhkan polis untuk memenuhi seluruh kewajiban
imbalan kerja, atau
ii. Hasil polis dikembalikan ke entitas pelapor untuk
mengganti imbalan kerja yang tidak dibayarkan oleh
entitas.

9
2.3.4 Definisi Terkait dengan Biaya Imbalan pasti

 Biaya jasa terdiri atas:


a) Biaya jasa kini, yaitu kenaikan nilai kini kewajiban imblan
pasti yang bersal dari jasa pekerja dalam periode berjalan.
b) Biaya jasa lalu yaitu perubahan nilai kini kewajiban imbalan
pasti atas jasa pekerja pada periode sebelumnya, sebagai akibat
dari amandemen program (pemberlakuan awal atau pembatalan
atau perubahan program imbalan pasti) atau kuartailmen
(penurunan signifikan yang dilakukan oleh entitas dalam hal
jumlah pekerja yang ditanggung oleh program) dan
c) Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian.
 Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah perubahan
selama periode atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang timbul dari
berlalunya waktu
 Imbalan hasil aset program adalah bunga, dividen, dan penghasilan
lain yang berasal dari aset program, termasuk keuntungan atau
kerugian aset program yang telah atau belum direalisasi, dikurangi:
a) Penyesuaian pengalaman (dampak dari perbedaan antara
asumsi aktuarial awal dengan apa yang secara aktual terjadi)
dan
b) Pengaruh perubahan asumsi aktuarial.
 Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas :
a) Keuntungan dan kerugian aktuarial
b) Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang
dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan
pasti neto, dan

10
c) Setiap perubahan atas dampak batas atas aset, tidak termasuk
jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset)
imbalan pasti neto.
 Keuntungan dan kerugian aktuarial adalah perubahan atas nilai kini
dari kewajiban imbalan pasti sebagai akibat dari:
a) Penyesuaian pengalaman (dampak dari perbedaan antara
asumsi aktuarial awal dengan apa yang secara aktual terjadi)
dan
b) Pengaruh perubahan asumsi aktuarial.
 Penyelesaian adalah transaksi yang menghilangkan seluruh kewajiban
hukum atau kewajiban konstruktif lebih lanjut untuk bagian atau
seluruh imbalan yang diberikan berdasarkan program imbalan pasti,
selain pembayaran imbalan kepada, atau atas nama, pekerja yang
diatur dalam ketentuan program dan termasuk dalam asumsi aktuarial.

2.4 IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK


Adalah imbalan kerja (selain pesangon) yang diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan
dimana pekerja memberikan jasa terkait.
2.4.1 Pengakuan dan pengukuran
Seluruh imbalan kerja jangka pendek :
Ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas dalam suatu
periode akuntansi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari imbalan
kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan atas
jasa tersebut:
a) Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang
telah dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang
tidak didiskonto dari imbalan tersebut, maka entitas mengakui
kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka) selama

11
pembayaran tersebut akan menimbulkan, sebagai contoh
pengurangan pembayaran di masa depan atau pengembalian kas.
b) Sebagai beban, kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan
imbalan tersebut termasuk dalam biaya perolehan aset.
Cuti berbayar jangka pendek
Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas imblan kerja jangka
pendek dalam bentuk cuti berbayar seperti yang diatur di paragraf 11
sebagai berikut:
a) Dalam hal cuti berbayar yang diakumulasi, pada saat pekerja
memberikan jasa yang menambah hak atas cuti berbayar di masa
depan.
b) Dalam hal cuti berbayar tidak diakumulasi, pada saat cuti terjadi

Entitas mengukur biaya yang diperkirakan atas cuti berbayar yang


diakumulasi sebagai jumlah imblan yang telah terakumulasi pada akhir
periode pelaporan

Contoh ilustrasi:

Entitas memiliki 100 pekerja, masing – masing memiliki hak cuti sakit
berbayar sebanyak lima hari setiap tahun. Cuti sakit yang belum
digunakan hanya dapat digunakan pada satu tahun berikutnya.
Penggunaan cuti sakit pertama kali diperhitungkan dari hak cuti tahun
berjalan dan sisanya dari tahun sebelumnya (berdasarkan LIFO). Pada 31
Desember 20X1, rata-rata hak cuti belum digunakan dua hari per pekerja.
Berdasarkan pengalaman, entitas memperkirakan 92 pekerja mengambil
cuti sakit berbayar tidak lebih dari lima hari pada tahun 20X2 dan delapan
pekerja lain masing-masing mengambil rata-rata 6,5 hari.

Entitas memperkirakan akan membayar imbalan tambahan untuk 12 hari


cuti sakit berbayar sebagai akumulasi hak yang belum di gunakan pada
12
tanggal 31 desember 20X1 (sebanyak delapan pekerja masing-masing
berhak rata-rata 1,5 hari). Oleh karena itu, entitas mengakui liabilitas
sebesar 12 hari cuti sakit berbayar.

Program bagi laba dan bonus

Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas pembayaran bagi laba dan
bonus yang diatur di paragraf 11 jika, dan hanya jika:

a) Entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini


atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan,
b) Kewajiban tersebut dapat di estimasi secara andal. Kewajiban kini
timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak memiliki alternatif
realistis lain kecuali melakukan pembayaran
2.5 IMBALAN PASCA KERJA: PERBEDAAN ANTARA PROGRAM
IURAN PASTI DAN PROGRAM IMBALAN PASTI
2.5.1 Program multipemberi kerja
Entitas mengklasifikasikan program multipemberi kerja sebagai program
iuran pasti atau program imbalan pasti sesuai dengan persyartan program
tersebut (termasuk kewajiaban kontuktif apapun diluar ketentuan formal).
Jika entitas berpartisipasi dalam program imbalan pasti multipemberi
kerja, kecuali paragraf 34 diterapkan, maka entitas:
a) Melaporkan bagian proposionalnya atas kewajiban imbalan pasti,
aset program, dan biaya terkait dengan program tersebut dengan
cara yang sama dengan program imbalan pasti lain dan,
b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 135-148
(kecuali paragraf 148 d )

13
Ketika informasi memadai tidak tersedia dalam menerapkan akuntasi
imbalan pasti untuk program imbalan pasti multipemberi kerja, maka
entitas:

a) Mencatat program sesuai dengan pengaturan di paragraf 51 dan 52


seolah-olah sebagai program iuran pasti dan
b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 148

Mungkin terdapat perjanjian kontraktual antara program multipemberi


kerja dan pesertanya yang menentukan bagaimana surplus program akan
didistribusikan kepada peserta (atau bagaimana defisit didanai). Peserta
dalam program multipemberi kerja dengan perjanjian yang demikian yang
melaporkan program sebagai program iuran pasti sesuai dengan paragraf
34 mengakui aset atau liabilitas yang timbul dari perjanjian kontraktual
dan hasil penghasilan atau beban dalam beban laba rugi.

Contoh ilustrasi

Entitas berpartisipasi dalam program imblan pasti multipemberi kerja


yang tidak menyiapkan penilaian program berdasarkan PSAK 24:
imbalan kerja. Oleh karena itu multipemberi kerja melaporkan program
tersebut seolah-olah program tersebut merupakan program iuran pasti.
Penilaian pendanaan yang tidak termasuk dalam PSAK 24 menunjukkan
defisit dalam program sebesar Rp100 juta. Program telah menyetujui
berdasarkan kontrak jadwal kontribusi dengan pemberi kerja yang
berpartisipasi dalam program akan menghilangkan defisit selama lima
tahun kedepan. Total iuran entitas berdasarkan kontrak sebesar Rp8 juta.

Entitas mengakui liabilitas untuk iuran disesuaikan dengan nilai waktu


mata uang dan beban yang sama dalam laba rugi.

14
Dalam menentukan kapan mengakui, dan bagaimana mengukur, liabilitas
terkait dengan penyelesaian program imbalan pasti multipemberi kerja,
atau keluarnya entitas dari program imbalan pasti multipemberi kerja,
entitas menerapkan PSAK 57: provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset
kontinjensi.

2.5.2 Program imbalan pasti yang berbagi resiko antara entitas


sepengendali

Program imbalan pasti yang berbagi resiko antara entitas sepengendali,


sebagai contoh entitas induk dan entitas anaknya, bukan merupakan
program multipemberi kerja,

2.5.3 Program jaminan sosial


Entitas mencatat program jaminan sosial dengan cara yang sama seperti
program multipemberi kerja
2.5.4 Imbalan yang dijamin
Entitas dapat membayar premi asuransi untuk mendanai program imbalan
pascakerja. Entitas memperlakukan program tersebut sebagai program
iuran pasti, kecuali jika entitas akan memiliki kewajiban hukum atau
kewajiban kontruktif (baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui program):
a) Untuk membayar imbalan kerja secara langsung pada saat jatuh
tempo atau
b) Untuk membayar tambahan imbalan jika asuradur tidak membayar
seluruh imbalan kerja masa depan yang timbul dari jasa pekerja
periode berjalan dan periode sebelumnya.

Jika entitas masih memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif,


maka entitas memperlakukan program tersebut sebagai program imbalan
pasti.
15
2.6 IMBALAN PASCAKERJA: PROGRAM IURAN PASTI
2.6.1 Pengakuan dan pengukuran
Ketika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selam suatu periode,
entitas mengakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa
pekerja:
a) Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi dengan iuran
yang telah dibayar, jika iuran yang telah dibayar tersebut melebihi
iuran terutang untuk jasa sebelum akhir periode pelaporan, maka
entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar
dimuka) sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi
pembayaran iuran masa depan atau pembayaran kembali dalam
bentuk kas.
b) Sebagai beban, kecuali PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan
iuran tersebut untuk dimasukan dalam biaya perolehan aset.

Ketika iuran pada program iuran pasti yang tidak diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode
pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka iuran tersebut
didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang diatur di paragraf
83.

1.6.2 Pengungkapan

Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk program


iuran pasti.

2.7 IMBALAN PASCAKERJA: PROGRAM IMBALAN PASTI


2.7.1 Pengakuan dan pengukuran
Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan
keteraturan yang memadai bahwa jumlah yang diakui dalam laporan
16
keuangan tidak berbeda secara material dengan jumlah yang akan
ditentukan pada akhir periode pelaporan.

2.7.2 Akuntansi untuk kewajiban kontruktif


Entitas mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan
format program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang
timbul dari praktik informasi entitas. Praktik informal akan menimbulkan
kewajiban konstruktif jika entitas tidak memiliki pilihan realistis lain
kecuali membayar imbalan kerja. Contoh kewajiban konstruktif adalah
ketika perubahan dalam praktik informasi entitas menyebabkan
memburuknya hubungan kerja antara entitas dan para pekerjanya.
2.7.3 Laporan posisi keuangan
Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi
keuangan.
Ketika entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas
mengukur aset imbalan pasti neto pada jumlah yang lebih rendah antara:
a) Surplus program imbalan pasti dan,
b) Batas atas aset, yang ditentukan dengan mennggunakan tingkat
diskonto yang dijelaskan dalam paragraf 83.

2.7.3 Metode penilaian akuarial

Entitas menggunakan metode projected unit credit untuk menentukan


nilai kini kewajiban imbalan pasti, biaya jasa kini terkait, dan biaya jasa
lalu (jika dapat diterapkan).

Metode projected unit credit (sering kali disebut sebagai metode imbalan
yang diakru secara prorata sesuai jasa atau sebagai metode imbalan atau
tahun jasa) menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit

17
tambahan hak atas imbalan (lihat paragraf 70-74) dan mengukur setiap
unit secara terpisah untuk membentuk kewajiban akhir.

Contoh ilustrasi

Imbalan lump sum terutang saat pekerja berhenti bekerja yaitu sebesar
1% dari gaji terakhir untuk setiap tahun jasa. Gaji pada tahun pertama
adalah Rp 10.000 dan di asumsikan meningkat sebesar 7% (majemuk)
setiap tahun. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 10% pertahun.
Tabel berikut ini menunjukan bagaimana kewajiban timbul dari pekerja
yang akan pensiun pada akhir tahun ke-5, dengan asumsi tidak ada
perubahan dalam asumsi aktuarial. Untuk alasan kemudahan, contoh ini
mengabaikan penyesuaian tambahan yang dibutuhkan untuk
mencerminkan kemungkinan bahwa pekerja akan berhenti bekerja
sebelum atau sesudah tanggal yang diasumsikan (akhir tahun ke-5).

Tahun 1 2 3 4 5
Imbalan diatribusikan pada:
- Tahun-tahun 0 131 262 393 524
sebelumnya

- Tahun berjalan (1% 131 131 131 131 131


dari gaji terakhir)

- Tahun berjalan dan 131 262 393 524 655


tahun-tahun
sebelumnya

Kewajiban awal - 89 196 324 476


Bunga pada 10% - 9 20 33 48
Biaya jasa kini 89 98 108 119 131
Kewajiban akhir 89 196 324 476 655

Catatan:
18
1. Kewajiban awal adalah nilai kini imbalan yang diatribusikan pada
tahun sebelumnya.
2. Biaya jasa kini adalah nilai kini imbalan yang diatribusikan pada
tahun berjalan.
3. Kewajiban akhir adalah nilai kini imbalan yang diatribusikan pada
tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya

2.7.4 Pengatribusian imbalan pada periode jasa

Dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini
terkait dan biaya jasa lalu (jika dapat diterapkan ), entitas
mengatribusikan imbalan pada periode jasa berdasarkan formula imbalan
yang dimiliki program. Akan tetapi, jika jasa pekerja di tahun-tahun akhir
meningkat secara material dibandingkan dengan tahun-tahun awal, maka
entitas mengatribusikan imbalan tersebut dengan dasar garis lurus, sejak:

a) Saat jasa pekerja pertama kali menghasilkan imbalan dalam


program (apakah imbalan tersebut bergantung pada jasa
selanjutnya atau tidak) sampai dengan
b) Saat jasa pekerja selanjutnya tidak menghasilkan imbalan yang
material dalam program, selain dari kenaikan gaji berikutnya.

Metode projected unit credit mensyaratkan entitas untuk mengatribusikan


imbalan pada periode berjalan (untuk menentukan biaya jasa kini) dan
periode berjalan dan periode sebelumnya (untuk menentukan nilai kini
kewajiban imbalan pasti). Entitas mengatribusikan imbalan pada periode
dimana kewajiban untuk memberikan imbalan pascakerja timbul.
Kewajiban tersebut timbul ketika pekerja memberikan jasa yang akan
dibalas dengan imbalan pascakerja yang akan dibayar oleh entitas pada
periode pelaporan masa depan. Teknik aktuarial memungkinkan entitas

19
untuk mengukur kewajiban tersebut dengan tingkat keandalan yang
memadai sehingga liabilitas dapat diakui.

Contoh ilustrasi

1. Berdasarkan program imbalan pasti, pekerja akan mendapatkan


imbalan hamp sum sebesar Rp100 untuk setiap tahun bekerja dan
akan dibayarkan saat pekerja tersebut pensiun.
Imbalan sebesar Rp100 diatribusikan ke setiap tahun. Biaya jasa
kini adalah nilai kini dari Rp100. Nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti adalah nilai kini dari Rp100 dikalikan dengan
jumlah tahun jasa sampai dengan akhir periode pelaporan.
Jika imbalan harus segera dibayar saat pekerja berhenti bekerja,
maka biaya jasa kini dan nilai kini dari kewajiban imblan pasti
dihitung sampai dengan tanggal saat pekerja diperkirakan akan
berhenti bekerja. Dengan demikian, karena dampak dari
pendiskontoan, jumlah biaya dan kewajiban tersebut lebih kecil
dari jumlah yang akan diterima seandainya pekerja pada akhir
periode pelaporan.
2. Berdasarkan program imbalan pasti, untuk setiap jasa, pekerja
akan menerima pensiun bulanan sebesar 2,5% dari gaji terakhir
sebelum pensiun. Imbalan pensiun mulai dibayar sejak pekerja
berusia 55 tahun.
Cara menghitung biaya jasa kini adalah:
a) Untuk setiap tahun bekerja pekerja akan menerima
pensiun bulanan sebesar 2,5% dari estimasi gaji terakhir
sebelum pensiun (imbalan pensiun tersebut akan
diterima pekerja sejak tanggal berhenti bekerja sampai
dengan berakhirnya hak pensiun pekerja, misalnya
karena meninggal);

20
b) Selanjutnya jumlah huruf (a) di atas dihitung nilai
kininya pada saat tanggal pekerja diperkirakan berhenti
bekerja. Jumlah nilai kini tersebut merupakan biaya jasa
kini.

Nilai kini kewajiban imbalan pensiun pasti adalah nilai kini


semua pembayaran bulanan yang besarnya 2,5% dikalikan
dengan jumlah masa kerja pekerja sampai dengan tanggal
periode pelaporan.

Biaya jasa kini dan nilai kini dari kewajiban imblan pasti harus
didiskontokan karena pembayaran pensiun dimulai di masa depan
yang cukup jauh, yaitu sejak pekerja berusia 55 tahun.

Dalam program imbalan pasti jasa pekerja akan menimbulkan kewajiban,


bahkan jika imbalan tersebut tergantung pada status bekerjanya di masa
depan (dengan kata lain belum vested). Jasa pekerja sebelum tanggal
vesting menimbulkan kewajiban konstruktif karena, pada setiap akhir
periode pelaporan yang berurutan, jumlah jasa masa depan yang harus
diberikan pekerja sebelum pekerja berhak atas imbalan tersebut menjadi
berkurang. Dalam mengakui kewajiban imbalan pasti, entitas
memperhitungkan kemungkinan bahwa beberapa pekerja tidak akan
memenuhi persyaratan vesting. Serupa dengan hal tersebut, walaupun
beberapa imbalan imbalan pascakerja sebagai contoh jaminan kesehatan
pascakerja, terutang hanya jika peristiwa tertentu terjadi pada saat pekerja
tidak lagi bekerja, namun kewajiban muncul pada saat pekerja
memberikan jasa yang menimbulkan hak atas imbalan jika peristiwa
tertentu tersebut terjadi. Kemungkinan bahwa peristiwa tertentu tersebut
akan terjadi mempengaruhi pengukuran kewajiban, namun tidak
menentukan apakah kewajiban tersebut ada.

21
Contoh ilustrasi

1. Program membayar imbalan sebesar Rp100 untuk jasa pekerja per


tahun. Imbalan tersebut vesting setelah jasa pekerja diberikan selama
sepuluh tahun.
Imbalan sebesar Rp100 diatribusikan pada setiap tahun. Dalam
setiap tahun dari sepuluh tahun pertama, biaya jasa kini dan nilai
kini kewajiban mencerminkan probabilitas pekerja berhenti bekerja
sebelum sepuluh tahun bekerja.
2. Program membayar imbalan sebesar Rp100 untuk jasa pekerja
pertahun, diluar jasa yang diberikan pekerja sebelum pekerja berusia
25 tahun. Imbalan tersebut langsung menjadi vesting untuk jasa
pekerja yang diberikan oleh pekerja yang telah berusia 25 tahun.
Tidak ada imbalan yang diatribusikan pada jasa sebelum pekerja
berusia 25 tahun karena jasa sebelum usia tersebut tidak
menimbulkan imbalan. Setelah pekerja mencapai usia 25 tahun,
imbalan sebesar Rp100 dialokasikan pada setiap tahun bekerja.

2.7.5 Asumsi aktuarial


Asumsi aktuarial tidak boleh bias dan harus selaras satu dengan yang lain.
Asumsi keuangan didasarkan pada tingkat harapan pasar, pada akhir
periode pelaporan selama periode dimana kewajiban akan diselesaikan.

a. Asumsi aktuarial: mortalitas


Entitas menentukan asumsi mortabilitas dengan mengacu pada estimasi
terbaik dari mortabilitas peserta program baik selama dan setelah kontrak
kerja.
b. Asumsi aktuarial: tingkat diskonto
Tingkat yang digunakan untuk mendiskonto kewajiban imbalan
pascakerja (baik yang didanai maupun tidak) ditentukan dengan mangacu
22
pada imbal hasil pasar atau bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi
pada akhir periode pelaporan. Di negara dimana tidak terdapat pasar yang
aktif dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar
(pada akhir periode pelaporan) atas bunga obligasi pemerintah. Mata uang
dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah
konsisten dengan mata uang dan estimasi jangka waktu kewajiban
imbalan pascakerja.

c. Asumsi aktuarial: gaji, imbalan, dan biaya kesehatan


Estimasi mengukur kewajiban imbalan pasti menggunakan dasar yang
mencerminkan:
a) Imbalan yang ditentukan dalam persyaratan program (atau yang
timbul dari kewajiban konstruktif yang jumlahnya melebihi
ketentuan dalam program tersebut) pada akhir periode pelaporan.
b) Estimasi kenaikan gaji masa depan yang diestimasi yang
mempengaruhi imbalan terutang
c) Dampak setiap pembatasan dari bagian pemberi kerja atas biaya
imbalan masa depan
d) Iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang mengurangi biaya akhir
entitas untuk imbalan tersebut dan
e) Estimasi perubahan tingkat imbalan di masa depan yang di
estimasi yang mempengaruhi imbalan yang akan dibayarkan dari
program imbalan pasti, jika dan hanya jika:
i. Perubahan itu diperlukan sebelum akhir periode pelaporan;
atau
ii. Data historis atau bukti lain yang andal, mengindikasikan
bahwa tingkat imbalan yang ditentukan akan berubah dan
dapat diprediksi, sebagai contoh sejalan dengan perubahan
level harga umum atau gaji secara umum.

23
Asumsi mengenai biaya kesehatan memperhitungkan estimasi perubahan
biaya jasa kesehatan masa depan, baik yang diakibatkan oleh inflasi
maupun karena adanya perubahan tertentu dalam biaya kesehatan.

2.7.6 Biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian atas penyelesaian

Entitas mengakui biaya jasa lalu sebagai beban pada tanggal yang lebih
awal antara:

a) Ketika amandemen atau kurtailmen program terjadi; dan


b) Ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait PSAK 57
atau pesangon.

Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas penyelesaian program


imbalan pasti pada saat penyelesaian terjadi.

2.7.7 Pengakuan dan pengukuran : aset program

a. Nilai Wajar Aset Program

Nilai wajar aset program dikurangkan dari nilai kini kewajiban imbalan
pasti untuk menentukan jumlah defisit atau surplus.

b. Penggantian

Jika dan hanya jika terdapat kepastian bahwa pihak lain akan mengganti
sebagian atau seluruh pengeluaran yang dosyaratkan untuk
menyelesaikan kewajiban imbalan pasti maka entitas:

a) Mengakui haknya atas penggantian tersebut sebagai aset yang


terpisah. Entitas mengukur aset tersebut pada nilai wajar.
b) Memisahkan dan mengakui perubahan nilai wajar atas haknya
untuk penggantian dengan cara yang sama seperti untuk
24
perubahan nilai wajar aset program. Komponen biaya imbalan
pasti diakui sesuai dengan paragraf 120 dapat diakui secara neto
dengan jumlah yang berkaitan dengan perubahan dalam nilai
tercatat atas hak penggantian.
c. Komponen biaya imbalan pasti

Entitas mengakui komponen biaya imbalan pasti, kecuali SAK


mensyaratkan atau mengizinkan komponen tersebut sebagai biaya
perolehan aset, sebagai berikut:

a) Biaya jasa (lihat paragraf 66-112) dalam laba rugi


b) Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto (lihat paragraf
123-126) dalam laba rugi dan
c) Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto (lihat
paragraf 127-130) dalam penghasilan komperhensif lain.

Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imblan pasti neto yang diakui
dalam penghasilan komperhensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi
pada periode berikutnya. Akan tetapi, entitas dapat menghasilkan jumlah
yang diakui sebagai penghasilan komperhensif lain tersebut pada pos lain
dalam ekuitas.

d. Bunga netto atas Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti Neto


Bunga netto atas liabilitas imbalan pasti neto ditentukan dengan
mengalikan liabilitas idengan tingkat diskonto, keduanya ditentukan pada
awal periode pelaporan tahunan, memperhitungkan setiap perubahan
dalam liabilitas imbalan pasti netto selama periode sebagai akibat dari
iuran dan pembayaran imbalan.

25
2.7.8 Penyajian

a. Saling hapus

Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program
dengan liabilitas terkait dengan program lain jika, dan hanya jika entitas:

a) Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk


menggunakan surplus pada satu program untuk menyelesaikan
kewajiban program lain,
b) Memiliki intensi untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar
neto, atau merealisasi surplus dalam satu program dan
menyelesaikan kewajiban program lain secara simultan.
2.7.9 Pengungkapan

Entitas mengungkapkan informasi yang:

a) Menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang


terkait
b) Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari
program imbalan pasti dalam laporan keuangan
c) Menjelaskan bagaimana program imbalan pasti berdampak
terhadap jumlah, waktu, dan ketidak pastian arus kas entitas di
masa depan.
a. Karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait dengan
program tersebut
a) Informasi mengenai karakteristik program imbalan pasti,
termasuk:
i. Sifat dari imbalan yang diberikan oleh program (contohnya
program imbalan pasti dengan gaji terakhir atau program
berbasis iuran dengan jaminan).

26
ii. Deskripsi kerangka peraturan dimana program beroperasi,
sebagai contoh level persyaratan pendanaan minimum, dan
setiap dampak dari kerangka peraturan terhadap program,
seperti batas atas aset
iii. Deskripsi tanggung jawab lain dari entitas atas tata kelola
program, sebagai contoh tanggung jawab wali amanat atau
anggota dewan program.
b) Deskripsi risiko dimana program memberikan eksposur terhadap
entitas, terfokus pada setiap risiko yang tidak biasa, risiko spesifik
entitas, atau risiko spesifik program, dan setiap konsentrasi risiko
yang signifikan. Sebagai contoh jika aset program diinvestasikan
terutama dalam satu kelas investasi, sebagai contoh seperti
properti maka program tersebut dapat memberikan eksposur
kepada entitas terhadap konsentrasi risiko pasar properti.
c) Deskripsi dari setiap amandemen, kuartailen, atau penyelesaian
program
b. Penjelasan angka dalam laporan keuangan
Entitas menyediakan rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir dari
setiap pos.

2.8 IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAIN


Imbalan kerja jangka panjang lain mencakup akun berikut :
a) Cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar atau cuti sabbatical
b) Penghargaan masa kerja atau imbalan jangka panjang lain
c) Imbalan cacat permanen
d) Bagi laba dan bonus
e) Remunerasi tangguhan

27
2.8.1 Pengakuan dan pengukuran
Dalam pengakuan dan pengukuran surplus atau defisit dalam program
imbalan kerja jangka panjang lain, entitas menerapkan paragraf 56-98 dan
113-115. Entitas menerapkan paragraf 116-119 dalam mengakui dan
mengukur hak penggantian.
Untuk imbalan kerja jangka panjang lain, entitas mengakui total nilai neto
dari jumlah berikut dalam laba rugi kecuali jika SAK mensyaratkan atau
mengizinkan jumlah tersebut untuk termasuk dalam biaya perolehan aset:
a) Biaya jasa
b) Biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
c) Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto
2.9 PESANGON
Pesangon dihasilkan baik dari keputusan entitas untuk memutuskan
hubungan kerja atau keputusan pekerja untuk menerima tawaran imbalan
dari entitas atas terminasi kontak kerja.

Bentuk imbalan kerja tidak menentukan apakah imbalan kerja disediakan


dalam pertukaran atas jasa atau dalam pertukaran atas terminasi kontrak
kerja. Pesangon biasanya merupakan pembayaran lump sum. Tapi
kadang-kadang juga meliputi:

a) Peningkatan imbalan pascakerja, baik secara tidak langsung


melalui program imabalan kerja atau secara langsung.
b) Gaji sampai akhir periode yang ditentukan jika pekerja tidak
memberikan jasa lebih lanjut yang memberikan manfaat ekonomik
bagi entitas.

28
2.9.1 Pengakuan

Entitas mengakui liabilitas dan beban pesangon pada tanggal yang lebih
awal diantara:

a) Ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan


tersebut dan
b) Ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada
dalam ruang lingkup PSAK 57

2.9.1 Pengukuran

Entitas mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan
mengakui perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja,
dengan ketentuan bahwa jika pesangon merupakan sebuah peningkatan
pada imbalan pascakerja, maka entitas menerapkan persyaratan imbalan
pascakerja, sebaliknya:

a) Jika pesangon diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum


dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan di mana
pesangon diakui, maka entitas menerapkan persyaratan untuk
imbalan kerja jangka pendek.
b) Jika pesangon tidak diharapkan untuk diselesaikan seluruhnya
sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan,
maka entitas menerapkan persyaratan untuk imbalan kerja jangka
panjang lain.

Contoh ilustrasi paragraf 159-170

Latar belakang

29
Sebagai hasil dari akuisisi baru-baru ini, suatu entitas berencana untuk
menutup pabrik dalam waktu sepuluh bulan dan, pada waktu itu,
melakukan terminasi kontrak kerja dengan seluruh pekerja yang tersisa di
pabrik. Karena entitas menbutuhkan keahlian pekerja di pabrik untuk
menyelesaikan beberapa kontrak, diumumkan rencana terminasi sebagai
berikut.

Setiap pekerja yang tinggal dan meberikan jasa sampai penutupan pabrik
akan menerima pembayaran kas sebesar Rp 30.000 pada tanggal
terminasi. Pekerja yang meninggalkan pabrik sebelum penutupan akan
menerima Rp 10.000

Ada 120 pekerja di pabrik. Pada saat pengumuman entitas mengharapkan


20 dari mereka untuk pergi sebelum penutupan. Oleh karena itu, total arus
kas keluar yang diharapkan berdasarkan rencana adalah Rp3.200.000
(yaitu 20 x Rp 10.000 + (100 x Rp30.000)). Sebagaimana dipersyaratkan
oleh pargraf 160, entitas memperhitungkan imbalan yang diberikan dalam
pertukaran atas terminasi kontrak kerja sebagai pesangon dan
memperhitungkan imbalan atas jasa yang diberikan sebagai imbalan kerja
jangka pendek.

Pesangon

Tunjangan yang diberikan atas terminasi kontrak kerja adalah Rp10.000.


ini adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh entitas untuk mengakhiri
kontrak kerja terlepas dari apakah pekerja tetap tinggal dan memberikan
jasa sampai penutupan pabrik atau mereka pergi sebelum penutupan.
Meskipun pekerja dapat meninggalkan pabrik sebelum penutupan,
terminasi kontrak kerja seluruh pekerja adalah hasil dari keputusan entitas
untuk menutup pabrik dan menghentikan pekerja mereka (yaitu seluruh
pekerja akan meninggalkan pekerjaan ketika pabrik tutup). Oleh karena
30
itu, entitas mengakui kewajiban Rp 1.200.000 (yaitu 120 x Rp10.000)
untuk pesangon yang diberikan sesuai dengan program imbalan kerja
pada saat yang lebih awal antara ketika rencana terminasi diumumkan dan
ketika entitas mengakui restrukturisasi biaya terkait dengan penutupan
pabrik.

Imbalan yang diberikan sebagai penggantian atas jasa

Imbalan tambahan yang akan diterima pekerja jika mereka memberikan


jasa untuk periode sepuluh bulan adalah sebagai imbal atas jasa yang
diberikan selama periode tersebut. Entitas mencatat sebagai imbalan kerja
jangka pendek karena entitas mengharapkan penyelesaian sebelum dua
belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan. Dalam contoh ini
diskonto tidak disyaratkan, sehingga beban sebesar Rp200.000 (yaitu
Rp2.000.000 : 10) diakui setiap bulan selama periode pemberian jasa
sepuluh bulan, dengan peningkatan yang sebanding dalam jumlah
liabilitas yang tercatat.

31
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas
kepada pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk terminasi
kontrak kerja. Imbalan kerja jangka panjang lain adalah seluruh imbalan kerja
selain imbalan kerja jangka pendek imbalan pasca kerja dan pesangon.
Imbalan pasa kerja adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja
jangka pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak kerja.
Pesangon adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas
terminasi perjanjian kerja dengan pekerja sebagai akibat dari:
a. Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia punakarya
normal
b. Keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai pertukaran atas
terminasi perjanjian kerja.

3.2 SARAN
Saran dan kritika sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah.
Dikarenakan makalah ini masih belum sempurna dan masih terdapat banyak
kesalahan dalam penulisannya dan isi dari makalah ini masih kurang.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Graha


Akuntan

33

Anda mungkin juga menyukai