Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, Atas segala
karunia-Nya sehingga karya laporan kerja praktek ini berhasil diselesaikan. Judul
yang dipilih untuk laporan kerja praktek, dilandasi oleh pelaksanaan praktek kerja
lapangan yang penulis jalani selama dua bulan pada UD. Jeumpaqua yaitu Analisis
Pengankuan Pendapatan Pada UD. Jeumpaqu.
Terimakasih penulis ucapkan kepada ibuk Raida Fuadi selaku pembimbbimng
yang telah banyak memberikan saran dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Disamping itu , pengharagaaan penulis sampaikan kepada pimpinan UD. Jeumpaqua,
yang telah menerima penulis melaksanakan kerja praktek pada UD. Jeumpaqua,
sekaligus atas bimbingan yang telah dierikan kepada penulis. Ungkapan terima kasih
setinggi-tingginya disampaikan kepada ayah dan ibu serta seluruh keluarga, atas
segala bantuan, dorongan dan doa selama dalam penulisan laporan kerja praktek ini.
Semoga karya ilmiah ini memberi manfaat kepada pembaca sekalian.

Banda Aceh, 18 November 2016

M AZIZUL HAKIM

DAFTAR ISI
1
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA...........................................................4
2.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek.................................................................4
2.2 Sejarah umum UD. Jeumpaqua.......................................................................4
2.3 VISI dan MISI.................................................................................................5
2.4 Struktur Organisasi.........................................................................................5
2.5 Aktifitas Usaha................................................................................................7
2.6 Lama Waktu Praktek Kerja Lapangan............................................................7
2.7 Aktifitas kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan.......................................7
BAB III GAMBARAN UMUM PENGAKUAN PENDAPATAN..............................8
3.1 Pengertian pendapatan....................................................................................8
3.1.1 Pendapatan Menurut PSAK No.23................................................................8
3.1.2 Pendapatan Menurut UD. Jeumpaqua.....................................................8
3.1.3 Analisa pengertian pendapatan................................................................8
3.2 Pengertian Pengakuan Pendapatan.................................................................9
3.2.1 Pengertian Pengakuan Pendapatan Menurut SAK..................................9
3.2.2 Pengertian Pengakuan Pendapatan Menurut UD. Jeumpaqua...............10
3.2.3 Analisa Pengertian Pengakuan Pendapatan UD. Jeumpaqua Berdasarkan
PSAK....................................................................................................................10
3.3 Prinsip Prinsip Pengakuan Pendapatan......................................................11
3.4 Metode Pengakuan Pendapatan.....................................................................11
3.4.1 Metode Pengakuan Pendapatan Menurut UD. Jeumpaqua...................14
3.4.2 Analisa Metode Pengakuan Pendapatan UD. Jeumpaqua Berdasarkan
SAK..............................................................................................................14
BAB IV TOPIK PEMBAHASAN..............................................................................15

2
4.1 Prosedur Penyajian pencatatan Pendapatan Pada Catatan Buku Harian UD.
Jeumpaqua................................................................................................................15
4.2 Penyimpangan Yang Berkaitan Dalam Pengakuan Pendapatan Pada UD.
Jeumpaqua................................................................................................................15
4.3 Penyelesaian Masalah Pada Penyimpangan Yang Terjadi Pada UD.
Jeumpaqua................................................................................................................16
4.4 Diagram Flowchart Atas Pendapatan UD. Jeumpaqua.................................18
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................19
Daftar Kepustakaan.....................................................................................................20
Lampiran-lampiran......................................................................................................21

3
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Penyajian Prosedur Pencatatan Pengakuan Pendapatan Sebelum


Diperbaiki.........................................................................................
LAMPIRAN 2 : Penyajian Prosedur Pencatatan Pengakuan Pendapatan Setelah
Diperbaiki
..........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

4
Standar Akuntansi Keuangan No.23 (Revisi 2010) mengungkapkn bahwa
pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan selalu menjadi target utama para pelaku ekonomi, terutama para
pengusaha yang berkesinambung didalam dunia bisnis. Pada dasarnya masalah
pengakuan pendapatan selalu dipandang sebelah mata, mungkin dikarenakan obsesi
yang kuat akan pencapaian pendapatan sehingga pengakuan pendapatan sering kali
bergeser dari realita atau prinsip pengakuan pendapatan yang sebenarnya. Menurut
prinsip pengakuan pendapatan, pendapatan harus diakui ketika (1) telah direalisasi
atau dapat direalisasi artinya, barang atau jasa telah ditukarkan dengan kas atau klaim
terhadap kas (piutang) dan (2) telah diperoleh artinya, perusahaan secara substansial
telah menyelesaikan apa yang seharusnya dikerjakan untuk memperoleh pendapatan
tersebut, atau dengan kata lain jika proses prolehan telah selesai atau hampir selesai.
Sesuai dengan prinsip tersebut, pendapatan dari penjualan produk akan diakui
pada tanggal penjualan dan pendapatan jasa akan diakui pada saat penyerahan jasa
telah dilaksanakan atau pada saat sudah ditagih. Dalam praktiknya untuk mengakui
pendapatan sering terjadi penyimpangan dari prinsip-prinsip pengakuan pendapatan.
Untuk memperkecil penyimpangan agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
pengakuan pendapatan diperlukan internal control seperti auditor internal yang
mampu menjelaskan ketidak pastian dalam pengumpulan harga penjualan dan
memperbaikinya secepat mungkin, sehingga pengakuan pendapatan dan beban dapat
ditentukan dengan baik serta memperkecil kesulitan dalam menentukan kapan proses
akan dimulai dan diakhiri.
UD. Jeumpaqua adalah salah satu usaha dagang yang bergerak dibidang
pangan khususnya air minum. UD. Jeumapaqua memperoleh sumber pendapatan dari
penjualan barang dagang yaitu air dan perlengkapan yang bersangkutan dengan air.
Permasalahan yang terdapat pada UD. jeumpaqua adalah ketika terjadi pengambilan

2
pribadi (prive) pihak kasir yang mencatat pendapatan tidak mencatatnya, sehingga
pendapatan yang masuk tidak sesuai dengan sebenarnya.
Agar dalam penulisan laporan kerja praktek ini lebih jelas dan terarah, maka
permasalahan yang akan dibahas hanya akan terfokus pada: Pengakuan pendapatan
pada UD. Jeumpaqua, khususnya yang berkaitan dengan pendapatan penjualan hasil
produksi.
Laporan kerja praktek ini bertujuan (1) untuk mengetahui apakah pengertian
pengakuan pendapatan yang diaplikasikan usaha telah sesuai dengan SAK No. 23, (2)
untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan,
dan (3) untuk mengetahui penyajian pendapatan dalam laporan keuangan.
Laporan ini bermanfaat (1) sebagai sarana untuk menambah wawasan penulis
dalam memahami permasalahan akuntansi yang berkaitan dengan pengakuan
pendapatan, (2) sebagai sumbangan pemikiran bagi perusahaan yang diteliti, dan (3)
sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian penelitian yang meneliti
permasalahan yang sama dimasa yang akan datang.
Untuk mendapatkan suatu data yang akurat pada Laporan Kerja Praktek
pengakuan pendapatan UD. Jeumpaqua, maka dalam penyusunan laporan ini kami
menggunakan Metode Deskriptif dimana data-data yang diperoleh dan dibahas secara
menyeluruh dan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi pada perusahaan, kemudian
dibandingkan dengan teori-teori yang mendukung pembahasan.
Disini kami menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya adalah: (1)
teknik wawancara artinya kami bertanya secara langsung dan meminta penjelasan
secara rinci pada sumber-sumber yang terkait, yang lebih mengenal dan memahami
terhadap objek penelitian yang sedang kami lakukan, (2) teknik Dokumentasi artinya
kami mengumpulkan atau mengutip data secara langsung terhadap data-data yang
dimiliki usaha tersebut seperti daftar pendapatan dan sebagainya, dan (3) teknik
kepustakaan artinya kami juga mengambil data dengan sara membaca literature, buku
buku dan catatan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

4
2.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Disini saya sebagai salah seorang mahasiswa pada program Diploma III
Akuntansi, melakukan praktek kerja lapangan pada salah satu usaha dagang yang
bergerak dibidang air minum. Lokasi tepatnya usaha dagang ini adalah di Jl. Ir.
Mohd. Thaher Desa Lamdom Kec. Lueng Bata, Banda Aceh.

2.2 Sejarah umum UD. Jeumpaqua


UD. Jeumpaqua adalah salah satu usaha air minum isi ulang di Banda Aceh.
Jeumpaqua berdiri pada tanggal 1 Oktober 2005, awalnya Berdirinya jeumpaqua ini
dukung oleh aspek ketersediaan air yang langsung diminum terbatas, oleh karena
itulah usaha ini dibangun untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh
asupan minuman yang memadai dan higienis.
Usaha ini dikelola oleh bapak Jamaluddin S.pd. Usaha yang dimulai dari
pasca Tsunami itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar, dan telah
mendapatkan izin produksi dari dinas kesehatan yang selalu dikontrol selama tiga
bulan sekali. Memperhatikan semangkin meningkatnya permintaan pelanggan
terhadap air mineral yang diproduksi, pihak UD. Jeumpaqua memberikan pelayanan
antar jemput air minum. Dimana lokasi yang mendapat pelayan itu juga meluas baik
dari desa hingga ke kecamatani. Dengan keuletan dan kerja sama dari para karyawan,
maka UD.
Dalam tiga tahun terakhir, usaha air minum isi ulang ini dialihkan untuk
dikelola oleh Azman yang kedudukannya adalah sebagai putranya kedua dari bapak
Jamaluddin S.pd. Semenjak dikelola oleh putranya usahanya turut berkembang
dimana mulai ada pencatatan keuangan dan penambahan jenis air isi ulang Reserver
Osmosis (RO) serta penambahan ruko untuk gudang perlengkapan usaha. Hingga kini
usaha air minum isi ulang tersebut telah membuka cabang dibeberapa daerah salah
satunya dilampulo hingga dalam aspek pendapatanpun semangkin meningkat
dibawah tangan putranya tersebut.

5
2.3 VISI dan MISI
Adapun visi dan misi UD. Jeumpaqua ini antara lain sebagai berikut :
Visi UD. Jeumpaqua ini adalah menjadikan depot air isi ulang yang termuka, serta
menjadikan agen penyaluran perlengkapan depot isi ulang dengan pelayanan terbaik
khususnya di Banda Aceh pada tahun 2018.
Misi UD. Jeumpaqua ini adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kualitas dan kuantitas air minum.
2. Menyalurkan pelayanan air minum ke masyarakat dengan penuh lemah lembut
dan sopan.
3. Memberikan harga dari barang perlengkapan yang jauh lebih murah dan
terjangkau dari pesaing lain.

2.4 Struktur Organisasi


UD. Jeumpaqua dalam merealisasikan tujuan mempunyai struktur organisasi
yang didalamnya ditetapkan kedudukan, wewenang, tugas dan tanggung jawab
masing-masing anggota sehingga mereka bertanggung jawab kepada tugas yang harus
dilaksanakannya. Secara ringkas pembagian tugas dan tanggung jawab, struktur
organisasi UD. Jeumpaqua dapat dilihat pada gambar berikut.

Struktur Organisasi
UD. JEUMPAQUA

PEMILIK USAHA
6
AKUNTANSI

KARYAWAN KARYAWAN
OPERASIONAL OPERASIONAL

1. Pemilik usaha
Kedudukan paling tinggi disini adalah pemilik usaha. Pemilik usaha ini
mempunyai wewenang melakukan pengawasan dan evaluasi atas segala tindakan
serta kebijakan. Berhak menerima atau mengeluarkan pihak dibawahnya demi
kepentingan dan jalannya manajemen usaha.
2. Akuntansi
Akuntansi disini bertanggung jawab penuh atas kelancaran kerja bagian
administrasi dan keuangan baik masalah teknis maupun non tkenis, bertanggung
jawab memeriksa kebenaran posisi kas harian, bertanggung jawab pendistribusian
faktur penjualan, faktur pembelian dan faktur penerimaan piutang dan bertangung
jawab membuat laporan keuangan perusahaan setiap periode.
3. Karyawan toko dan operasional
bertanggung jawab atas kelancarannya kegiatan penjualan dan operasional,
seperti pelayanan terhadap antar jemput air minum untuk karyawan operasional.
2.5 Aktifitas Usaha
UD. Jeumpaqua adalah usaha yang menjual air minum yang mendapatkan izin
resmi dari dinas kesehatan. UD. Jeumpaqua memproduksi air mineral dan air reserver

7
osmosis (RO) serta menjual peralatan yang berhubungan dengan air. Dalam
melaksanakan penjualan perusahaan membuat kebijakan dimana penjualan tidak
hanya dijual secara tunai, tapi juga memberikan penjualan secara memberikan hutang
(piutang). Dalam melakukan penjualan secara piutang, diberlakukan hanya kepada
pelanggan tetap yang telah terdaftar di buku daftar pelanggan. Jadi dalam
pembayaran piutang bahkan memberikan piutang, bagian kasir mampu mengontrol
bagian keuangan dengan mudah hingga dapat meminimalisir piutang tak tertagih dari
pelangan, dimana disetiap daftar list pelanggan memiliki alamat serta nomor telepon
pelanggan.

2.6 Lama Waktu Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan selama dua bulan dimulai sejak tanggal
1 Oktober 2016 hingga 1 Desember 2016. Lama Praktek Kerja lapangan ini dilakukan
untuk mematuhi prosedur yang telah ditetapkan Universitas.

2.7 Aktifitas kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan


Selama dua bulan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada UD.
Jeumpaqua, kegiatan yang rutin dilakukan adalah memantau keadaan laporan
keuangan dan memperbaiki pencatatan arus kas yang biasa dilakukan 2 kali
perminggu dan melaporkan hasil perbaikan kepada pemilik usaha untuk mendapatkan
persetujuan.

BAB III
GAMBARAN UMUM PENGAKUAN PENDAPATAN

8
3.1 Pengertian pendapatan
Pendapatan sering disalah artikan oleh beberapa pihak, terutama pihak usaha
menengah kebawah. Pengertian Pendapatan adalah merupakan penghasilan yang
timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda
seperti penjualan, penjualan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Pendapatan
merupakan hal yang sangat penting, karena pendapatan itu yang menjadi objek atas
kegiatan perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam-macam, tergantung dari segi
mana kita melihat pengertiannya. Disini penulis akan membatasi pengertian
pendapatan dari segi (1) pendapatan menurut PSAK No.23 dan (2) pendapatan
menuurut UD. Jeumpaqua.

3.1.1 Pendapatan Menurut PSAK No.23


Pengertian Pendapatan menurut PSAK No.23 adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode
bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.

3.1.2 Pendapatan Menurut UD. Jeumpaqua


Pengertian pendapatan menurut UD. Jeumpaqua adalah semua arus kas masuk
dari awal buka usaha hingga pada saat usaha ditutup (Pendapatan Harian),
pendapatan dinyatakan sah apabila penjualan telah dilakukan dan diterima oleh
pelanggan.

3.1.3 Analisa pengertian pendapatan


Setelah diamati bahwa pengertian pendapatan menurut UD. Jeumpaqua telah
sesuai dengan pengertian pendapatan menurut PSAK No.23. Namun ada sedikit
kritikan yang bisa penulis paparkan disini, yaitu dimana pengertian yang telah

9
dinyatakan oleh UD. Jeumpaqua tidak menjelaskan secara rinci apakah semua arus
kas masuk itu hanya dari aktivitas perusahaan atau bersumber dari aktivitas lain
seperti kontribusi penanaman modal. Pengetian yang sedikit saja keluar dari
pemahaman sebenarnya bisa menimbulkan efek negatif bagi usaha dan menyebabkan
ketidakstabilan dan tidak seimbangnya usaha, walaupun disini usaha itu masih
terbilang usaha menengah kebawah yang masih perseorangan dan itu tidak terlepas
dari efek negatif yang akan terjadi dari ke salah pahaman dalam mengartikan
pendapat tersebut. Oleh karena itu pengertian dalam pendapatan harus dipahami
secara umum seperti yang telah ditetapkan pada PSAK No.23.

3.2 Pengertian Pengakuan Pendapatan


3.2.1 Pengertian Pengakuan Pendapatan Menurut SAK
Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan
secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu
untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang
dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan
sebstansi dari transaksi terpisah tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan
pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian
rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian
transaksi tertentu secara keseluruhan.
Secara umum, terdapat dua kriteria pendapatan yang dapat dijadikan pedoman dalam
pengakuan pendapatan:
1. Telah direalisasi (realized)
Pendapat akan diakui apabila telah terjadi transaksi pertukaran antara barang yang
dihasilkan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Dengan kata lain,
pendapatan akan diakui setelah adanya kepastian akan segera terealisasi (realizable),
dimana barang hasil pertukaran dapat segera diubah (dikonversi) menjadi kas atau
klaim untuk menerima kas. Syarat barang yang mudah dikonversi adalah:

10
a. Memiliki harga per unit yang pasti dan barang tersebut tidak terpengaruh oleh
perubahan bentuk dan ukuran barang, misalnya emas.
b. Mudah dijual tanpa memerlukan biaya yang besar.
2. Pendapatan telah terbentuk
Pendapatan akan diakui apabila kegiatan menghasilkan barang dan jasa telah berjalan
dan secara substansial telah selesai.

3.2.2 Pengertian Pengakuan Pendapatan Menurut UD. Jeumpaqua


UD. Jeumpaqua menyatakan bahwa Pengakuan pendapatan akan diakui ketika
usaha ditutup (pada malam hari), dan pengakuan pendapatannya melihat berapa arus
kas masuk (dalam mesin kasir) dan selalu mengabaikan prive serta tarikan kecil untuk
kebutuhan maupun nonkebutuhan usaha. Dan penarikan itu tidak pernah dicatat dan
dipermasalahkan, karena UD. Jeumpaqua beranggapan bahwa penarikan kecil untuk
kebutuhan pribadi ataupun kebutuhan usaha itu adalah hal yang lumrah dan wajar,
meski UD. Jeumpaqua telah mengakui bahwa sebenarnya hal itu harus dicatat.

3.2.3 Analisa Pengertian Pengakuan Pendapatan UD. Jeumpaqua Berdasarkan PSAK


Setelah diamati bahwa pengakuan pendapatan UD. Jeumpaqua telah
menyimpang jauh dari PSAK, dimana seharusnya semua penarikan harus dicatat
dikarenakan dapat menimbulkan ketidak seimbangan ataupun ketidaksesuaian dalam
penyajian laporan keuangan. Penarikan dan pengeluaran sekecil apapun dalam priode
tertentu pasti akan mempengaruhi nilai pengakuan pendapatan, hal ini sebenarnya
harus diperhatikan untuk kemajuan atau peningkatan usaha beberapa tahun kedepan.
Dalam pengakuan pendapatan yang diterapkan UD. Jeumpaqua sebaiknya
dilakukan perubahan yang signifikan terhadap pengendalian pendapatan , dimana
diawali dengan pencatatan dan pengelompokkan untuk mencatat pengeluaran dan
memperhatikan kembali pengertian pendapatan dan pengakuannya agar pendapatan
yang sebenarnya dapat diakui dengan wajar.

11
3.3 Prinsip Prinsip Pengakuan Pendapatan
Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognation principle), umumnya
pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalisasikan dan (2)
dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa:
1) Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan,
atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap dapat
direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat
konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang
diketahui.
2) Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada
hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat
hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses
menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

3.4 Metode Pengakuan Pendapatan


Metode pengakuan pendapatan yang wajar diterapkan saat ini dalam berbagai
jenis usaha dan kasus kasus tertentu adalah sebagai berikut :
a. Pengkuan Pendapatan Dengan Metode Akrual (Accrual Method)
Pengakuan pendapatan dengan pendekatan akrual termasuk yang paling
mendasar, sehingga paling banyak diterapkan (di berbagai jenis usaha dalam
berbagai skala). Sehubungan dengan penerapan metode ini adalah, adanya beban
dan biaya yang harus diakui untuk disandingkan dengan pendapatan yang
dihasilkan dalam periode yang samameskipun invoice tagihannya belum datang
dari supplier/vendor.
b. Pengakuan Pendapatan Dengan Metode Kas (Cash Method)
Sederhananya, dengan menggunakan metode kas artinya perusahaan hanya
mengakui pendapatan bila kas (atas penyerahan barang/jasa) sudah diterima. Ini
metode paling tua yang sudah ada sejak sebelum Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (GAAP) ada. Dan oleh GAAP (di Indonesia PSAK), pengakuan

12
pendapatan dengan metode kas tidak diijinkan. Itu di masa lalu. Saat ini, standar
akuntansi kita telah mengikuti IFRS. IAS 18, Revenue pada ketentuan kedua
menyebutkan bahwa: pendapatan belum boleh diakui sampai dengan memperoleh
kepastian mengenai kas yang akan diterima meskipun barang telah diserahkan.
c. Pengakuan Pendapatan Metode Pencicilan Penjualan (Installment Sales Method)
Metode pencicilan diterapkan untuk pengakuan pendapatan yang diperoleh dari
penjualan yang sistim pembayarannya dicicil yang dalam ketentuan IFRS
dikatakan mengandung tingkat ketidakpastian (uncertainties) yang tinggi.
Misalnya, Lamanya tenggang waktu pembayaran yang akan diterima membuat
tingkat ketidakpastian pembayaran menjadi tinggi. Sebagai alternative, IFRS juga
menawarkan metode pengakuan pendapatan yang disebut dengan Metode
Pemulihan Cost (Cost Recovery Method) untuk kasus yang sama (penjualan
dengan pembayaran bertahap). Metode alternative ini menggunakan kriteria
pendapatan yang sama dengan metode pencicilan penjualan, pengakuan
pendapatan berdasarkan jumlah kas diterimapun sama, hanya saja laba/rugi kotor
tangguhan tidak diakui sebagai laba/rugi kotor sesungguhnya di akhir periode
(tahun), melainkan setelah semua cost dipulihkan (diketahui) di periode
pencicilan terakhir.
d. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage Of Completion Method)
Metode persentasi penyelesaian diterapkan untuk perusahaan-perusahaan
kontraktor yang menangani proyek-proyek konstruksi. Hingga bisa diserahkan
kepada pemberi kontrak (pemesan), proyek-proyek konstruksi biasanya
membutuhkan waktu yang panjang (lebih dari satu tahun buku). Oleh sebab itu,
pemesan biasanya melakukan pembayaran dengan 2 cara:
1. Ada yang melakukan pembayaran sekaligus, biasanya untuk proyek yang
membutuhkan waktu penyelesaian yang relatif singkat (satu hingga dua tahun).
2. Ada juga yang melakukan pembayaran secara bertahap, sesuai dengan tingkat
perkembangan penyelesaian proyek.

13
IFRS tidak memperkenaankan perusahaan kontraktor untuk mengakui
pendapatan sebesar nilai kontrak penuh, saat kontrak ditandatangani, karena sebagian
nilai kontrak dianggap mengandung tingkat kepastian ketertagihan yang rendah.
Dalam pengertian, kontraktor belum tentu menerima pembayaran dalam jumlah
penuh seperti yang tertera dalam kontrak. Sebagai gantinya, IFRS menyarankan agar
perusahaan kontraktor menggunakan pengakuan pendapatan dengan metode
persentase penyelesaian kontrak.
Dengan metode persentase penyelesaian kontrak, perusahaan kontraktor
mengakui pendapatan sebesar persentase tingkat perkembangan penyelesaian
kontrak, dengan pengakuan beban dan biaya (di sisi lainnya) yang dilakukan secara
proporsional.
e. Metode Penyelesaian Kontrak (Completed Contract Method)
Masih di bidang usaha konstruksi, menelusuri beban dan biaya lalu
menghubungkannya dengan pendapatan kontrak yang diperoleh (dengan
menerapkan metode persentase penyelesaian), bukanlah sesuatu yang mudah
untuk dilakukan terutama kemungkinan adanya penambahan beban dan biaya,
serta pendapatan yang diperoleh dalam suatu kontrak. Sebagai alternative yang
secara teknis dianggap lebih masuk akal jika dibandingkan dengan metode
persentase penyelesaian kontrak adalah metode penyelesaian kontrak (completed
contract method). Dengan metode ini, perusahaan kontraktor melakukan
pengakuan pendapatan secara sekaligus saat kontrak sudah rampung, sehingga
pendapatan dan beban/biaya sudah diketahui secara pasti. Hanya saja, dengan
metode ini, laporan keuangan perusahaan kontraktor menjadi terlihat sangat buruk
ketika dibandingkan antara satu periode dengan periode lainnya (di satu periode
mungkin nyaris tanpa aktivitas meskipun kenyataannya ada, sedangkan di periode
lainnya mungkin aktivitasnya nampak sangat tinggi meskipun sebagian aktivitas
yang sesungguhnya telah terjadi di periode sebelumnya). Oleh sebab itu, metode
ini menjadi tidak disukai oleh para pengguna laporan keuangan (stake holders),
karena tidak dapat memberi gambaran yang bisa mewakili kondisi perusahaan

14
yang sesungguhnya. Pada akhirnya, para pengguna laporan keuangan lebih
memilih menggunakan metode persentase penyelesaian (metode yang
sebelumnya) bila pendapatan bisa diestimasi.
f. Metode Kinerja Proporsional (Proportional Performance Method)
Bukan hanya di perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, kondisi
serupa juga terjadi di perusahaan-perusahaan jasa yang mengerjakan suatu
pesananan pekerjaan jasa dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun
buku). Dengan menerapkan metode ini, perusahaan jasa mengakui pendapatan
secara bertahap sesuai dengan porsi kinerja yang telah dilakukan di periode
tersebut. Nilai pendapatan yang diakui adalah sebesar porsi perbandingan antara
beban langsung (direct cost) yang timbul di periode tersebut dengan total beban
langsung bila pekerjaan jasa telah rampung, nantinya.

3.4.1 Metode Pengakuan Pendapatan Menurut UD. Jeumpaqua


UD. Jeumpaqua menyatakan bahwa mereka masih menggunakan metode
tertua dalam pengakuan pendapatan yang sudah ada sejak sebelum prinsip akuntansi
berterima umum (GAAP) ada, yaitu metode perkiraan kas (Cash Method). UD.
Jeumpaqua menggunakan metode kas disebabkan dari beberapa faktor yaitu usaha
masih terbilang usaha perseorangan, dan perlakuan terhadap aktivitas usaha terhadap
kas masih terbilang terjangkau dalam ruang lingkup yang masih terbilang sempit.

3.4.2 Analisa Metode Pengakuan Pendapatan UD. Jeumpaqua Berdasarkan SAK


Berdasarkan pengamatan dapat dilihat bahwa metode penulisan yang
digunakan UD. Jeumpaqua telah sesuai dengan metode pengakuan pendapatan yang
ada dalam sistem akuntansi. Metode yang digunakan memang terbilang metode tertua
namun metode ini mampu memperlihatkan perkiraan keadaan kas.

15
BAB IV
TOPIK PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Penyajian pencatatan Pendapatan Pada Catatan Buku Harian UD.
Jeumpaqua.
Dapat dilihat pada lampiran I, bahwa prosedur penyajian pencatatan
pendapatan UD. Jeumpaqua terlihat sangat jelas dan rapi dimana pencatatannya
merupakan laporan perkiraan arus kas. Dapat dilihat dalam pencataan pendapatan
tersebut tidak ada yang mempengaruhi sama sekali, apakah itu pengambilan pribadi
ataupun pengambilan yang diperlukan untuk kebutuhan usaha dagang itu sendiri.
Namun fakta yang terlihat dalam praktiknya terdapat pengurangan pendapatan saat
pengakuan pendapatan belum diakui dan yang menjadi permsalahannya pengurangan
itu tidak pernah dicatat, dimana menurut UD. Jeumpaqua semua penarikan itu tidak
perlu diakui.
Bahkan UD. Jeumpaqua mengabaikan semua penarikan apapun, maupun
penarikan besar ataupun kecil. Sebenarnya penarikan itu dapat mempengaruhi nilai
pendapatan harian dalam perusahaan tersebut, seharusnya semua pengeluaran tetap
dicatat agar nilai pendapatan tidak menurun dan usaha dapat melihat perkembangan
dari hasil pendapatannya tersebut. Apabila usaha ini terus menerapkan keadaan atau
pencatatat yang seperti ini mungkin perkembangan perusahaan dalam pendapatan
sangat sulit untuk diperhatikan, baik dalam segi fisik maupun material.
Ini merupakan salah satu penyimpangan bagi prosedur penyajian pendapatan
UD. Jeumpaqua. Oleh Karena itu hal ini penulis akan coba telusuri dan membenahi
laporan pencatatan perkiraan arus kas tersebut selama 30 hari untuk bulan November
mendatang dan memberikan pemahaman hingga pengakuan pendapatan terhadap
prosedur penyajian pendapatan perusahaan dapat tercatat dengan baik dan tepat.

16
4.2 Penyimpangan Yang Berkaitan Dalam Pengakuan Pendapatan Pada UD.
Jeumpaqua
Dari pengakuan dan pernyataan terhadap pendapatan UD. Jeumpaqua, dapat
diperhatikan bahwa ada penyimpangan yang terjadi dalam usaha tersebut. Terfokus
pada prosedur penyajian dan pengakuan pendapatan yang diperoleh perusahaan
dalam sehari hari, dimana penarikan pribadi tidak pernah diakui sehingga akan
berdampak pada penilaian wajar pendapatan dan mempengaruhi laporan perubahan
ekuitas nantinya.
Penyimpangan ini dianggap wajar bagi UD. Jeumpaqua. Namun apa yang
dianggap wajar oleh UD. Jeumpaqua bertentangan dengan PSAK No.23, oleh karena
itu penulis mengambil permasalahan ini menjadi judul dari pada laporan Karena di
anggap penyimpangann ini mempunyai sifat yang signifikan dengan penyimpangan
antara praktik perusahaan dengan PSAK No.23.
Jadi, inti permasalahan dalam pengakuan pendapatan UD. Jeumpaqua ini
terletak pada prosedur pencatatan pendapatan usaha. Permasalahan yang dianggap
wajar bagi UD. Jeumpaqua ini seharusnya dilakukan pembenahan secara cepat untuk
memperbaiki kriteria usaha dan menjadikan sebuah inovasi yang membuat usaha ini
berkembang lebih baik dan tepat dengan selalu memperhatikan dasar landasan yaitu
PSAK.

4.3 Penyelesaian Masalah Pada Penyimpangan Yang Terjadi Pada UD. Jeumpaqua
Dari penyimpangan yang terlihat dan terjadi dilapangan tersebut, saya selaku
penulis mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut diawali dengan
memperkenalkan pengertian pengakuan pendapatan dan pengertian pengambilan
pribadi (prive) yang sebenarnya serta akibat dari kesalahan dari pada menanggapi
pengertian tersebut, kemudian saya akan membantu memperbaiki dan melaporkan
laporan catatan arus kas harian selama satu bulan yaitu dibulan November dibantu
departemen kasir sekaligus bertujuan memperbaiki cara pencatatan pengakuan
pendapatan tersebut dan berikut ini penjelasannya.

17
Dapat dilihat pada daftar lampiran II, bahwa telah terdapat perubahan yang
signifikan dalam penyajian prosedur pencatatan pengakuan pendapatan UD.
Jeumpaqua. Dimana telah terlihat pencatatan pengeluaran pada buku catatan
perkiraan kas, dan hal ini diharapkan dapat memperbaiki sisi pendapatan UD.
Jeumpaqua.
Dapat diperhatikan juga perubahan ini dapat menentukan apa yang akan
menjadi beban usaha dan yang manakah pengambilan pribadi. Dan disini pendapatan
akan tertulis dengan jelas kemana arah pengurangan nilai pendapatan yang
sebenarnya sehingga pengakuan pendapatan yang sebenarnya telah sesuai dengan
PSAK No.23 dan semoga perubahan ini bisa menjadi manfaat untuk UD. Jeumpaqua
sehingga kenaikan atau penurunan produktivitas perusahaan dapat terkontrol dengan
baik sehingga perusahaan dapat merencanakan sesuatu lebih dulu untuk kemajuan
dan pencapaian usahanya

18
4.4 Diagram Flowchart Atas Pendapatan UD. Jeumpaqua

Pelanggan Kasir Pimpinan

Start
Uang 1

Melakukan Pembayaran Buku Laporan


Perkiraan Kas
Pencatatan Kas Masuk

Uang Selesai

Buku Laporan
Perkiraan Kas

A
1

Dapat kita dilihat dari flowchart di atas bahwa proses pendapatan dimulai dari
pelanggan yang ingin membeli barang atau jasa dengan tingkat keinginan tersendiri,
kemudian pelanggan melakukan pembayaran secara tunai ke kasir, kasir menerima
uang tunai dari pelanggan, kemudian kasir membuat pencatatan kas masuk atau
pendapatan, kemudian kasir menyediakan buku laporan penerimaan kas rangkap 2,
dimana lembar 1 akan dikirim kepimpinan dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.

19
BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan dan analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa
pemahaman dalam praktik pengakuan pendapatan itu sangat berperan dalam
menunjang suatu tujuan usaha, adapun itu usaha mikro ataupun makro. Kesalahan
dalam pengakuan pendapatan dapat mempengaruhi perkembangan sebuah perusahaan
yang mengakibatkan sebuah usaha terlihat berjalan lambat untuk mencapai tujuannya.
Pengakuan pendapatan UD. Jeumpaqua telah menyimpang jauh dari PSAK,
dimana UD. Jeumpaqua selalu mengabaikan prive serta tarikan kecil untuk kebutuhan
maupun nonkebutuhan usaha. Walaupun prosedur penyajian pencatatan pendapatan
UD. Jeumpaqua terlihat sangat jelas dan mudah dipahami, namun disetiap ada
pengurangan atau pengeluaran kas terhadap pendapatan UD. Jeumpaqua tidak pernah
mencatatnya. Ini merupakan hal yang tidak wajar terhadap prosedur penyajian
pendapatan UD. Jeumpaqua yang mengakibatkan nilai pendapatan yang seharusnya
diakui itu berkurang tanpa diketahui penyebabnya dan hal ini dapat mempengaruhi
nilai pendapatan yang sebenarnya dibuku catatan perkiraan kas.
Metode pengakuan pendapatan yang di terapkan UD. Jeumpaqua adalah metode
perkiraan kas (Cash Method) dan telah dipastikan bahwa metode yang digunakan
UD. Jeumpaqua ini telah sesuai dengan SAK. Metode perkiraan kas yang digunakan
ini merupakan metode tertua dalam pengakuan pendapatan yang sudah ada sejak
sebelum prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) ada.

20
Daftar Kepustakaan

Martani. Dwi, Sylvia Veronica dkk. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah. Salemba
Empat. Jakarta
Akuntansi Pendapatan, Politeknik Partisi Bandung.
http://www.praktisi.ac.id/?op=news&v=129
Prinsip Pengakuan Pendapatan.
http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/prinsip-pengakuan-
pendapatan.html

21
Lampiran-lampiran
Excel Keuangan UD. Jeumpaqua. . .>

22
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA UD. JEUMPAQUA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

OLEH

M AZIZUL HAKIM 1401001010018


KURNIALLAH PERDANA PUTRA 1401001010024

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

23
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016

24

Anda mungkin juga menyukai