FAKULTAS VOKASI
MEDAN
2023
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 6
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan
pembangunan dan pengeluaran pemerintah. Penerimaan pajak mengalami peningkatan
yang cukup signifikan baik secara nominal maupun secara persentase terhadap seluruh
pendapatan negara. Pajak merupakan penerimaan terbesar negara sampai dengan dekade
2010-an, yaitu mencakup kurang lebih 2/3 dari penerimaan negara. Negara menggunakan
penerimaan pajak untuk membiayai pelayanan publik dan pembangunan nasional. Pajak
Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa
pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orangpribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Setiap badan usaha yang telah terdaftar sebagai wajib pajak dan memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) diharuskan untuk melaporkan SPT Tahunan PPh. Disebutkan dalam
Pasal 17 ayat (1) bagian b UU No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
(HPP), tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap sebesar 22% mulai berlaku pada tahun pajak 2022.
Salah satu penerimaan pajak adalah pajak penghasilan yang dibayarkan oleh subjek pajak
badan pajak penghasilan (PPh) pasal 25. Upaya maksimal dari pemerintah untuk menggali
lebih jauh penerimaan pajak baik dari aspek kebijakan maupun aspek sistem dan
administrasi perpajakan sehingga tidak ada lagi potensi pajak yang luput dari pengenaanya.
Kepatuhan pelaporan SPT tahunan Wajib Pajak badan PPh pasal 25 merupakan persoalan
yang sejak dulu ada dalam perpajakan. Didalam negeri rasio kepatuhan pelaporan SPT
tahunan WP badan PPh pasal 25 dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakanya
dari tahun ke tahun masih menunjukan presentase yang tidak mengalami peningkatan
secara berarti. Hal ini disebabkan pada perbandingan jumlah pelapor SPT tahunan WP PPh
pasal 25 yang memenuhi syarat patuh di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) sedikit
sekali dibandingkan jumlah total WP badan PPh pasal 25 yang terdaftar aktif. Dari sekian
banyak WP badan PPh pasal 25 yang ada, sebagian besar WP badan PPh pasal 25 mengerti
apa saja yang menjadi hak dan kewajibanya. Hal ini disebabkan kualitas pelayanan, sistem
pelayanan yang belum memuaskan, kurangnya pemahaman, kesadaran dan kepedulian WP
2
badan PPh pasal 25 untuk memenuhi kewajiban perpajakanya yang sesuai. Hal ini yang
nantinya akan menimbulkan pelanggaran peraturan perundang- undangan pajak dengan
cara penghindaran pajak.
Dalam penerimaan pajak saat ini kenyataannya belum sesuai dengan harapan
pemerintah, disebabkan karena Wajib Pajak dalam membayar kewajiban pajaknya tidak
tepat waktu dan bahkan tidak sedikit pengusaha yang tidak melaporkan usahanya sehingga
penerimaan pajak tidak dapat maksimal, padahal melihat keadaan yang sebenarnya
diwilayah Kota Medan banyak badan usaha yang telah berdiri dan telah melaksanakan
kegiatan usaha. Permasalahan lain yang timbul adalah masih banyak terdapat kekeliruan
yang berasal dari Wajib Pajak itu sendiri. Kekeliruan tersebut seperti Wajib Pajak kurang
teliti dalam menghitung jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atau PPh Kurang
Bayar sehingga penerimaan pajak tidak sesuai target yang telah ditetapkan.
Dari perrmasalahan-permasalahan yang timbul di atas mengakibatkan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Badan yang tiap tahun semakin menurun. Karena kurangnya
penjelasan dari pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) mengenai pentingnya membayar pajak dan cara membayar pajak dengan benar. Hal
ini membuat Wajib Pajak merasa kurang memiliki tanggung jawab untuk melaporkan
pajaknya, sehingga masih banyak Wajib Pajak yang tidak patuh terhadap perpajakannya.
Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak agar maksimal diperlukan upaya dari pihak
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yaitu dengan
memberikan sosialisasi kepada Wajib Pajak agar mematuhi kewajiban perpajakannya.
Dengan latar belakang tersebut penyusun melakukan penelitian langsung di Kantor
Pelayanan Pajak Medan Barat Pratama untuk meninjau langsung permasalahan yang terjadi
dari tahun 2018 hingga tahun 2021.
3
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam hal ini penyusun membatasi masalah pada :
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam pelaporan SPT Tahunan Badan dari
tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Barat.
2. Upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Badan pelaporan SPT Tahunan Badan
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
1. Bagi Penyusun
a) Secara Akademik untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode dan Teknik PKL
Administrasi Perpajakan
b) Sebagai salah satu media untuk menambah wawasan dan menguji kemampuan
mahasiswa berkaitan dengan Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Pelaporan
SPT Tahunan Badan.
4
c) Sebagai sarana untuk memperdalam kreativitas dan keterampilan mahasiswa
berkaitan dengan mata kuliah perpajakan.
d) Sebagai sarana untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan, serta sebagai sarana
untuk mengevaluasi sejauh mana sistem pendidikan telah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi.
Sebagai bahan informasi pelengkap atau dapat dijadikan masukan sekaligus sebagai
pertimbangan bagi pihak-pihak berwenang yang berhubungan dengan penelitian ini dalam
penetapan kebijakan pada pelaksanaan penerimaan Surat Pemberitahuan, khususnya
penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Badan yang dilaporkan Wajib Pajak
Badan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaporkan Surat Pemberitahuan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat .
5
BAB II
1) Wawancara
Wawancara ialah teknik pengumpulan data dengan melalui tanya jawab baik itu
secara langsung. Disini tentunya kami melakukan wawancara dengan wajib pajak ataupun
pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat .
2) Observasi
a) Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat , baik melalui wawancara dengan
Pimpinan Kantor beserta staff yang terkait maupun langsung mengakses data internal
Kantor yang tersedia.
b) Data Sekunder
6
2.2 Studi Pustaka
Dalam metode studi pustaka ini kami mengumpulkan data dengan cara memperoleh
data melalui berbagai buku, jurnal maupun referensi lain yang tentunya ada keterkaitan dengan
perpajakan.
2) Alamat Penelitian
7
berbagai metode alamiah. Dalam hal, kelompok kami berusaha untuk melihat tingkat
kepatuhan wajib pajak dalam membayar SPT Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Barat .
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Demikianlah proposal penelitian ini telah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Metode dan Teknik PKL juga sebagai salah satu persyaratan sebelum melakukan Penelitian.
Besar harapan penulis untuk memilih Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang
dapat memberikan wawasan baru kepada penulis yang bermanfaat untuk kedepannya. Oleh
karna itu, penulis berharap agar proposal permohonan melakukan penelitian ini dapat disetujui
sehingga penulis dapat melakukan penelitian. Demikian proposal penelitian ini diperbuat, dan
digunakan sebaik-baiknya. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Cimanggis, K. P. (2019). Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan 1771. Depok. From
https://sippn.menpan.go.id/
Noveana, A. (2016). Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Badan Pada KPP Pratama Jakarta Kembangan. Skripsi, 10-12.
10