Oleh :
Putu Sri Indah Cahyani
103116020
ii
SURAT TUGAS
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik serta dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan kerja praktik ini
berjudul “Prosedur Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai oleh Wajib Pungut (PPN Wapu) dan
Reimbursement PPN Migas pada PT Pertamina EP”
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT Pertamina EP pada tanggal 08 Juli 2019 hingga 30
Agustus 2019 sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah kerja praktik sebanyak 2
sks (Satuan Kredit Semester) pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pertamina. Dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini, penulis mendapatkan
berbagai bantuan, saran dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Arif Murti Rozamuri, Ph.D selaku Ketua Program Studi Manajemen sekaligus
Dosen Pembimbing kerja praktik yang telah memberikan bimbingan serta saran dari awal
hingga akhir selama kerja praktik dan penyusunan laporan kerja praktik dilakukan.
2. Bapak Fahrudin, selaku Tax Manager yang telah menyambut baik penulis saat melakukan
kerja praktik di bagian pengelolaan pajak fungsi Treasury and Finance Operation di PT
Pertamina EP
3. Bapak Donny Uyung Perkasa, selaku pembimbing kerja praktik yang telah bersedia
membimbing penulis selama melakukan kerja praktik di bagian pengelolaan pajak fungsi
Treasury and Finance Operation
4. Bapak Yonas, Bapak Andika, Bapak Aditya, Bapak Zul, Bapak Adi, Mas Riswansyah
dan Kak Tari yang selalu membimbing penulis dan memberikan tugas – tugas sehingga
penulis lebih memahami mengenai pekerjaan di bagian pengelolaan pajak fungsi Treasury
and Finance Operation
5. Segenap karyawan dan non karyawan di bawah naungan Finance and Support, yang telah
bersedia menerima kehadiran penulis di PT Pertamina EP.
Penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan kedepannya. Semoga laporan kerja
praktik ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
5.1.1. Definisi PPN............................................................................................................. 16
5.1.2. Terminologi PPN...................................................................................................... 16
5.2. Wajib Pungut (Wapu)....................................................................................................... 18
5.3. PMK Nomor 218/PMK.02/2014 ...................................................................................... 19
BAB VI ............................................................................................................................................ 21
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................ 21
6.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 21
6.2. Saran................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 22
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 23
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Pasal 1 ayat (1), Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai fungsi
anggaran (fungsi budgeter) yaitu fungsi pajak sebagai sumber pendapatan negara yang memiliki
tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara. Kedua adalah fungsi
mengatur (fungsi regulasi) pajak mengatur kebijakan negara dalam ekonomi dan sosial yaitu
pajak untuk menghambat laju inflasi, pajak sebagai alat mendorong kegiatan ekspor, pajak
dapat memberikan perlindungan terhadap barang produksi dalam negeri contohnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Ketiga yaitu fungsi pemerataan (fungsi distribusi) pajak dapat
digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan pembagian pendapatan dengan
kesejahteraan rakyat. Serta sebagai fungsi stabilisasi, pajak digunakan untuk menstabilkan
kondisi perekonomian seperti mengatasi inflasi.
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga antara lain Self Assessment System adalah
sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan jumlah besaran pajak yang harus
dibayarkan (pajak terutang) wajib pajak secara individu. Wajib pajak menjadi pihak yang
berperan aktif menghitung, membayar atau menyetor dan melaporkan besaran pajaknya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau secara online melaui sistem yang telah disiapkan Direktorat
Jendral Pajak. Self Assessment System biasanya diterapkan pada jenis Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Official Assessment System adalah sistem pemungutan
pajak yang membebankan penentuan jumlah besaran pajak terutang pada aparat perpajakan
sebagai pemungut pajak pada wajib pajak. Sistem ini biasanya diterapkan untuk pelunasan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Withholding System adalah sistem pemungutan pajak yang
besaran pajak terutangnya dihitung oleh pihak ketiga. Jenis pajak yang biasanya menggunakan
sistem ini adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.
(Suandy, 2013)
Perpajakan mengenal dua istilah yaitu pemotongan PPh dan Pemungutan PPN.
Pemotongan PPh yaitu memotong sejumlah pajak terutang dari keseluruhan pembayaran yang
dilakukan wajib pajak dan dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan pembayaran atas
1
penerima penghasilan. Sedangkan pemungutan PPN yaitu menambah jumlah tagihan dilakukan
oleh pihak penerima bayaran atau penjual Barang atau Jasa Kena Pajak (BKP/JKP). Dalam PPN
terdapat sistem Wajib Pungut atau Wapu, yaitu pembeli yang seharusnya dipungut pajak,
namun jutru memungut PPN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 37/PMK.03/2015 terdapat empat badan yang ditunjuk sebagai Wapu atau pemungut
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM) antara lain (1) Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), (2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), (3) Badan Usaha
Tertentu serta (4) Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
PT Pertamina EP sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama bertugas sebagai Wajib Pungut
yang melaksankan pemungutan PPN dan PPnBM. Tata cara pemungutan, penyetoran dan
pelaporan oleh Wapu terkadang masih terjadi kesalahan yang tidak sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan pemerintah. Pemungutan PPN ini pun berhubungan langsung dengan
reimbursement PPN Migas Oleh karena itu, penulisan laporan kerja praktik ini akan membahas
mengenai “Prosedur Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai oleh Wajib Pungut (PPN
Wapu) dan Reimbursement PPN Migas pada PT Pertamina EP”
Tempat : PT Pertamina EP
Alamat : Menara Standard Chartered No 164, Lt. 26, Jl. Prof. DR. Satrio, RT.4/RW.4, Karet
Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan
Waktu : 8 Juli sampai dengan 30 Agustus 2019
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Visi : “Menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi kelas dunia”
Misi : “Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan penekanan pada
aspek komersial dan operasi yang baik, serta tumbuh dan berkembang bersama
lingkungan hidup”
3
1. Clean : Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada
asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Customer Focus : Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
3. Commercial : Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
4. Capable : Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki
talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
riset dan pengembangan.
5. Confident : Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan
bangsa.
6. Competitive : Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.
1. Eksplorasi minyak dan gas bumi, meliputi kegiatan studi geologi dan geofisika,
pematangan lead dan prospek, kegiatan survei geologi dan geofisika, serta pemboran
eksplorasi.
2. Eksploitasi minyak dan gas bumi, meliputi kegiatan operasi produksi baik melalui
operasi sendiri maupun pola kemitraan.
3. Komersialitas minyak dan gas bumi, baik dari hasil operasi sendiri maupun mitra
Technical Assistance Contract (TAC) dan Kerjasama Operasi (KSO)
Produk yang dihasilkan adalah minyak mentah dan gas bumi. Pelanggannya terdiri
dari BUMN, BUMN-BUMD serta Perusahaan Swasta Nasional.
4
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Pertamina EP
Sumber : PT Pertamina EP
Sumber : PT Pertamina EP
PT PERTAMINA EP ASSET 1
FIELD PROYEK UNTISASI
Field Rantau, Aceh
Tamiang
Unitisasi Tanjung Laban
Field Pangkalan Susu,
EOR Ramba Dev. Project
Sumatera Utara
Manager
Field Lirik, Riau
Field Jambi, Kasang Unitisasi Suban
Field Ramba
5
PT PERTAMINA EP ASSET 2
FIELD PROYEK UNTISASI
Field Prabumulih,
Sumatera Selatan
Field Field Pendopo,
Sumatera Selatan
EOR Jirak Dev. Project Unitisasi Air Serdang
Field Field Limau,
Sumatera Selatan
Field Field ADERA,
Sumatera Selatan
PT PERTAMINA EP ASSET 3
FIELD PROYEK UNTISASI
Field Subang, Jawa Barat
Jatiasri Komplek Dev.
Field Jatibarang, Jawa
Project
Barat Unitisasi MB Unit
Field Tambun, Jawa Barat Bambu Besar & Akasia
Bagus Dev. Project
PT PERTAMINA EP ASSET 4
FIELD PROYEK UNTISASI
Field Cepu, Jawa Tengah -
Unitisasi Jambaran - Tiung
Jawa Timur
Biru
Field Poleng, Jawa Timur
Field Papua, Papua Barat Tapen Development
Field Donggi Matindok, Project
Sulawesi Tengah Unitisasi Wakamuk
Field Sukowati, Jawa
Timur
PT PERTAMINA EP ASSET 5
FIELD PROYEK UNTISASI
Field Sangatta, Kalimantan
Timur
Field Bunyu, Kalimantan
Timur
Field Tanjung, Kalimantan
- -
Selatan
Field Sangasanga,
Kalimantan Timur
Field Tarakan, Kalimantan
Timur
6
2.2. Penjelasan Penempatan
Dalam melaksanakan kerja praktik di PT Pertamina EP penulis ditempatkan pada fungsi
Treasury and Finance Operation (TFO) dibagian Pengelolaan Pajak (Tax Management). Fungsi
Treasury and Finance Operation terdiri dari tiga bagian yaitu Tax, Treasury dan Business
Partnership Finance. Adapun struktur organisasi fungsi Treasury and Finance Operation
bagian Pengelolaan Pajak adalah sebagai berikut :
VP Treasury and
Fiance Operation
Tax Manager
Sumber : PT Pertamina EP
7
BAB III
Pada minggu pertama pelaksanaan kerja praktik, penulis ditugaskan untuk mempelajari
Sistem Tata Kerja (STK) pengelolaan pajak. Sistem Tata Kerja yang dimaksud terdiri atas Job
Description memaparkan mengenai struktur organisasi serta tanggung jawabnya, Tata Kerja
Individu dan Tata Kerja Organisasi. Penulis kemudian diberikan tugas belajar oleh pembimbing
instansi, Bapak Donny Uyung Perkasa dikarenakan penulis sebelumnya tidak memperoleh mata
kuliah perpajakan. Penulis diberikan materi Pemotongan dan Pemungutan (PPh Pot Put) Pajak
Penghasilan Pasal 21, Pasal 15, Pasal 23, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 4 ayat (2) dengan ketentuan
withholding dan materi e-faktur.
8
Untuk melakukan rekapitulasi faktur pajak hal yang harus dipersiapkan yaitu
memungut atau mengumpulkan faktur pajak dengan kode 03. Kemudian aktifkan
scanner serta software pembaca barcode e-faktur, setelah itu data dipindahkan ke
excel. Setelah data faktur pajak direkapitulasi ke dalam bentuk excel, faktur pajak
kemudian diperiksa kembali kesesuaian data faktur fisik dengan softcopy. Faktur fisik
kemudian diberi nomor berurutan sama seperti data rekapitulasi sehingga nantinya
memudahkan pengumpulan berkas untuk pelaporan maupun reimbursement.
9
Gambar 3.1 Tampilan BNIDirect
Setelah berhasil login, pilih Tax Payment lalu Tax Inquiry. Untuk Tax Form pilih
SSP MPN G2 lalu pilih masa pajak yang akan di unduh. MAP/Akun Code pilih PPN
Pajak Dalam Negeri lalu klik search, kemudian unduh SSP.
10
Setoran Pajak (SSP) dan mulai diterapkan sejak Bulan Juli Tahun 2016. Untuk
membuat SSE Pajak yaitu melalui website sse2.pajak.go.id kemudian login terlebih
dahulu.
Setelah berhasil login pada beranda kemudian pilih isi SSE, tampilan langsung
diarahkan pada form Surat Setoran Pajak. Penulis ditugaskan untuk mengisi e-billing
untuk PPh minyak bumi dengan kode jenis pajak 411111 serta PPh gas alam dengan
kode jenis pajak 411112, dengan jenis setoran masa dan untuk masa pajak bulan Juli
2019. Nominal yang digunakan pada transaksi yang dilakukan adalah USD dan untuk
menampilan nominal selain IDR atau Rupiah diharuskan untuk mengklik reset pada
bagian bawah kemudian mulai mengisi form seperti biasa.
11
BAB IV
Maka dalam hal ini PT Pertamina EP sebagai pemungut pajak pertambahan nilai
memungut, menyetor, melapor atas transaksi yang dilakukan dengan vendor (Pengusaha Kena
Pajak) yang melakukan penyerahan barang atau jasa kena pajak (BKP/JKP). Vendor wajib
membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan BKP/JKP sebagai bukti pungutan pajak, jumlah
PPN yang dipungut adalah sebesar 10% dari total transaksi.
Untuk faktur pajak dengan nilai transaksi ditambah PPN dan PPnBM diatas Rp
10.000.000, PPN dan PPnBM dipungut oleh perusahaan, maka vendor wajib membuat faktur
pajak dengan kode faktur 03. Sedangkan untuk faktur pajak dengan nilai transaksi ditambah
PPN dan PPnBM dibawah Rp 10.000.000, PPN dan PPnBM dibayar langsung oleh perusahaan
melalui vendor, maka vendor wajib membuat faktur pajak dengan kode faktur 01 .Karena hal
ini penulis ditugaskan untuk melakukan penyortiran faktur pajak terlebih dahulu.
Kemudian dapat disimpulkan prosedur atau tata cara pemungutan oleh Wapu PT
Pertamina EP yaitu sebagai berikut:
1. PKP (vendor) membuat faktur pajak dan SSP setiap melakukan transaksi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) kepada Wapu.
2. SSP diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan identitas vendor kemudian Wapu
menandatangani SSP sebagai penyetor atas nama vendor.
3. Faktur pajak dan SSP merupakan bukti pungutan dan penyetoran PPN.
4. Penyetoran dilakukan setiap bulan tanggal 15.
5. Pelaporan dilakukan setiap bulan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) maksimal dua
puluh hari setelah masa pajak. Berkas yang diperlukan yaitu menggunakan SPT Masa
PPN (form 1107 PUT), faktur pajak lembar ke-3, dan SSP lembar ke-5.
12
4.2. Tata Cara/Prosedur Reimbursement
Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut, disetor dan dilaporkan oleh perusahaan serta
yang dibayar langsung oleh vendor atau PKP (Pengusaha Kena Pajak) saat pembayaran
transaksi BKP/JKP dapat diajukan reimbursement ke SKK Migas untuk memperoleh
pengembalian.
1. Kantor Pusat dalam hal ini PT Pertamina EP mengumpulkan PPN dan PPnBM yang
telah dipungut, disetor serta dilaporkan oleh setiap asset, yaitu asset 1 sampai asset 5.
Karena untuk reimbursement SKK Migas hanya mengakui satu NPWP atas nama PT
Pertamina EP.
2. Menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk reimbursement
3. Melakukan pengajuan reimbursement ke SKK Migas
4. Melakukan rekonsiliasi bersama dengan SKK Migas dan DJP
5. Penyerahan Berita Acara oleh SKK Migas
6. Perolehan Pengembalian oleh DJA
Transaksi dengan
Item Dokumen
SSP Non SSP
SSP √ x
Faktur Pajak √ √
Invoice √ √
Kwitansi √ √
Jurnal transaksi
x √
(MySap)
Saat melakukan pengajuan reimbursement item disusun secara berurutan, untuk transaksi
dengan SSP adalah transaksi dengan nominal pembayaran lebih besar atau sama dengan Rp
10.000.000 sedangkan non SSP adalah transaksi dibawah Rp 10.000.000. Melampirkan daftar
rekapitulasi pajak C1 untuk transaksi SSP dan C2 untuk transaksi Non SSP. Kemudian debit
note untuk kedua transaksi yang berisikan total pengajuan reimbursement PPN dalam satu masa
tertentu. Berkas – berkas yang diajukan ke SKK ini, diberikan dalam bentuk hardcopy dan
softcopy.
Dalam 14 hari kerja, perusahaan akan memperoleh berita acara yang berisi daftar dan
jumlah pengajuan yang disetujui maupun dikoreksi. Pengajuan yang dikoreksi ini kemudian
dapat ditelusuri dari keterangan yang diberikan SKK mengapa dikoreksi, apabila masih
termasuk ke dalam cost recovery dapat diajukan kembali apa bila dapat melengkapi dokumen
yang kurang.
13
Transaksi
Kode faktur 03
Faktur Pajak PPN dibayar Wapu
Kode faktur 01
Reimbursement PPN
Rekonsiliasi
Verifikasi SKK Migas DJP
DJA
Diluar PP No. 79 Th 2010
Tentang Biaya Operasi
Yang Dapat Dikembalikan
(non cost recovery)
PT Pertamina EP
memperoleh pengembalian
14
4.3. Pengetahuan Mengenai Professionalitas di Dunia Kerja
Selama melaksanakan kerja praktik di PT Pertamina EP selain mendapat pengetahuan
teknis atau hardskill, penulis juga mendapat banyak pengetahuan softskill ketika melakukan
observasi maupun terlibat langsung dalam suasana kerja perusahaan. Beberapa pengetahuan
yang dapat dijadikan pembelajaran oleh penulis yaitu:
1. Melakukan salam dan sapa sesama karyawan maupun non karyawan yang merupakan
hal dasar namun dapat meningkatkan hubungan komunikasi sehingga tidak ada
kecanggungan dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan kerjasama
antar tim.
2. Berikutnya yaitu komunikasi dan teamwork. Komunikasi antar karyawan atau rekan
kerja terjalin dengan baik satu sama lain termasuk dalam pekerjaan maupun diluar
pekerjaan seperti karyawan yang berulang tahun. Penulis amati komunikasi antar
karyawan dengan atasan hampir sama dengan komunikasi sesama rekan, atau informal
namun tetap menunjukkan rasa hormat mereka terhadap atasan. Atasan seperti jabatan
Manager maupun VP cukup sering menghampiri karyawan untuk sekedar
berkomunikasi, sehingga menunjukkan hubungan yang baik dalam struktur organisasi.
3. Disiplin waktu dan menjaga kebersihan tempat kerja. Karyawan menunjukkan
kedisiplinan dalam jumlah jam kerja setiap harinya, serta rutin menjaga kebersihan
tempat kerja. Setiap hari jumat karyawan dianjurkan tidak meninggalkan sisa makanan
dan mematikan semua alat elektonik yang terhubung dengan listrik dan tidak
digunakan.
4. Sharing mengenai pekerjaan. Penulis amati karyawan khususnya bagian pengelolaan
pajak sering saling berdikusi bersama mengenai temuan – temuan pajak, permasalahan
reimbursement maupun sharing knowledge antar karyawan. Sharing secara informal
sering dilakukan saat senggang jam kerja maupun rapat bersama manager. Penulis
amati karyawan bagian pajak cukup sering melakukan rapat bersama Tax Manager
terkait permasalahan yang terjadi. Rapat rutin dilakukan namun bersifat tentatif, tidak
ada jadwal atau hari tentu dalam pelaksanaannya.
15
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen
yang berada di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi
dan distribusi. Dalam bahasa Inggris, PPN disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods
and Services Tax (GST).
Terdapat beberapa istilah atau terminology yang digunakan terkait dengan Pajak
Pertambahan Nilai berdasarkan Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 antara lain :
1. Daerah Pabean
Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat – tempat tertentu di
Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku
Undang – Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.
2. Barang Kena Pajak (BKP)
Barang Kena Pajak adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya
dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak
berwujud yang dikenai pajak berdasarkan undang - undang.
3. Jasa Kena Pajak (JKP)
Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas,
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan
untuk menghasilkan barang karna pesanan atau permintaan dengan bahan dan
atas petunjuk dari pesananan yang dikenai pajak berdasarkan undang – undang.
4. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak berdasarkan undang – undang.
5. Surat Setoran Pajak (SSP)
Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain
ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan. Bentuk formulir SSP ini sesuai dengan Peraturan Ditjen Pajak
Nomor Per-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir SSP. Formulir SSP pada ayat
1 disebutkan dibuat dalam rangkap empat, dengan peruntukan sebagai berikut:
a. Lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak
b. Lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
c. Lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP
d. Lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran
16
6. Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang. SPT dibagi
menjadi dua kategori yaitu SPT Tahunan dan SPT Masa.
a. SPT Tahunan adalah laporan pajak yang dilakukan setiap satu tahun
sekali baik wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi
b. SPT Masa adalah laporan pajak yang dilakukan tiap bulan, terdapat
sepuluh jenis SPT Masa antara lain ; PPh Pasal 21/26, PPh pasal 23, PPh
pasal 25, PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPN, PPN bagi pengusaha
kena pajak pedagang eceran, PPN bagi Pemungut dan PPnBM
SPT Masa PPN untuk Pemungut PPN menggunakan formulir 1107 PUT
7. Faktur Pajak
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP/JKP. Adapun jenis faktur pajak antara lain :
a. Faktur Pajak Keluaran adalah faktur yang diterbitkan oleh PKP ketika
menjual BKP/JKP.
b. Faktur Pajak Masukan adalah faktur yang didapat oleh PKP dari
pengusaha lainnya yang membeli barang kena pajak
c. Faktur Pajak Gabungan adalah faktur yang dikumpulkan dalam periode
tertentu yang dicatat secara gabubungan ke dalam faktur
d. Faktur Pajak Pengganti adalah faktur yang dibuat ketika ada kesalahan
penulisan pada faktur sehingga dilakukan koreksi.
e. Faktur Pajak Batal yaitu ketika faktur yang telah diterbitkan dibatalkan
karena kesalahan nomor NPWP maupun ketika konsumen membatalkan
transaksi.
Setiap faktur pajak memiliki kode dan nomor seri faktur pajak yang terdiri dari
16 digit
Kode Transaksi pada dua digit awal memiliki arti tertentu, terdiri dari 01 hingga
09, yaitu:
17
c. 03 : kode ini digunakan untuk penyerahan BKP/JKP kepada pemungut
PPN lainnya selain bendahara pemerintah yaitu Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (KKKS) Migas atau pemegang kuasa/pemegang izin usaha
panas bumi
d. 04 : kode ini digunakan untuk penyerahan BKP/JKP yang
menggunakan DPP nilai lain, PPNnya dipungut oleh PKP penjual
e. 05 : kode ini sudah tidak digunakan lagi
f. 06 : kode ini digunakan untuk penyerahan lain yang PPNnya dipungut
oleh PKP penjual yang melakukan penyerahan PKP/JKP dan
penyerahan orang pribadi pemegang paspor luar negeri
g. 07 : kode ini digunakan untuk penyerahan BKP/JKP yang mendapat
fasilitas PPN tidak dipungut atau ditanggung oleh pemerintah (DTP)
seperti penyerahan pengelohan di kawasan berikat, penyerahan bahan
bakar nabati dalam negeri, bea masuk, bea masuk tambahan, PPN dan
PPnBM dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai
oleh dana pinjaman atau hibah
h. 08 : kode ini dugunakan untuk penyerahan BKP/JKP yang mendapat
fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN seperti barang hasil pertanian,
makanan ternak, air bersih yang dialirkan melalui pipa perusahaan air
minum
i. 09 : digunakan untuk penyerahan aktiva pasal 16 D yang PPNnya
dipungut oleh PKP penjual
Satu digit kode status setelah kode transaksi diisi dengan ketentuan sebagai
berikut :
18
b. Badan Usaha Milik Negara
Landasan hukum penetapan BUMN sebagai Wapu adalah, PMK Nomor
85/PMK.03/2012 Yang masuk dalam kategori BUMN sebagai Wapu ini adalah,
BUMN yang memenuhi kriteria, yakni badan usaha yang paling sedikit 51% sahamnya
dimiliki oleh pemerintah, tidak termasuk anak usaha atau usaha patungan. BUMN bisa
kehilangan status sebagai Wapu apabila mengalami perubahan kepemilikan saham,
sehingga tidak lagi memenuhi kriteria sebagai BUMN. Sehingga, terhitung dari
tanggal pernyataan perubahan kepemilikan tersebut, status Wapu tidak lagi
disematkan pada BUMN tersebut.
a. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, yang
selanjutnya disebut SKK Migas, adalah satuan yang dibentuk sesuai Peraturan
Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi.
19
b. Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk Kontrak Kerja Sama lain
dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih menguntungkan negara Republik
Indonesia dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c. Kontraktor adalah Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang ditetapkan untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi pada suatu wilayah kerja berdasarkan Kontrak
Kerja Sama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
20
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Dari kegiatan kerja praktik yang telah dilakukan selama kurang lebih dua bulan di bagian
pengelolaan pajak (Tax) fungsi Treasury and Finance Operation dapat penulis simpulkan
bahwa kegiatan kerja praktik ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa.
Kerja Praktik ini memudahkan penulis untuk memahami dunia kerja yang sesungguhnya, serta
dapat menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh dikelas selama perkuliahan. Adanya kerja
praktik ini juga dapat menambah pengetahuan softskill seperti bagaimana berinteraksi sesama
anggota fungsi, bekerja secara efisien dan banyak menambah pengetahuan baru dari para
praktisi langsung.
PT Pertamina EP sebagai kontraktor minyak dan gas bumi di Indonesia yang sudah
menandatangani kontrak kerja sama ditunjuk oleh pemerintah sebagai Wajib Pungut yang
memiliki kewajiban untuk memotong, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai atas
transaksi yang sudah dilakukan dengan vendor atau lawan transaksi. Karena kekhususan
bisnisnya pemerintah mengatur kebijakan sehingga perusahaan dapat melakukan
reimbursement untuk memperoleh pengembalian PPN. Biaya – biaya yang dapat dikembalikan
tersebut sudah diatur dalam PP No. 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat
Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Tiap asset maupun mitra PT Pertamina EP untuk melakukan reimbursement harus mengirimkan
berkas pada kantor pusat. Kantor pusat akan mengumpulkan semua berkas yang akan
direimbursement ke SKK Migas, dikarenakan pemerintah hanya mengakui NPWP kantor pusat
untuk proses pengembalian.
6.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan untuk PT Pertamina EP khususnya bagian
pengelolaan pajak (Tax) fungsi Treasury and Finance Operation yaitu :
21
DAFTAR PUSTAKA
Aud. (2019, Januari 8). Indonesia Butuh 17 Tahun Lagi Jadi Negara Maju. Retrieved from CNN
Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190108150234-532-
359304/indonesia-butuh-17-tahun-lagi-jadi-negara-maju
Cermati. (2016, Maret 22). Pengertian Pajak, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya. Retrieved from
Cermati.com: https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya
Direktorat Jendral Pajak. (n.d.). SPT Masa PPN 1107 PUT. Retrieved from djp:
https://www.pajak.go.id/id/spt-masa-ppn-1107-put
Go UKM. (2017, Januari 20). Mengetahui PPN, Pajak Pertambahan Nilai, Pembuatan Faktur dan
Cara Pelaporannya. Retrieved from goukm.id: https://goukm.id/pajak-pertambahan-nilai-
ppn/
Mekari. (n.d.). Berbagai Sisi Keuntungan dan Keamanan Faktur Pajak Elektronik. Retrieved from
Klik Pajak: https://klikpajak.id/en/blog/bayar-pajak/faktur-pajak-elektronik-e-faktur/
Mekari. (n.d.). Memahami Badan Usaha Sebagai Pemungut PPN. Retrieved from Klik Pajak by
Mekari: https://klikpajak.id/en/blog/tips-pajak/badan-usaha-sebagai-pemungut-ppn/
Online Pajak. (2018, 26 November). Mengenal Wapu Sebagai Pemungut PPN. Retrieved from
Pajak: https://www.online-pajak.com/wapu
Primastia, R. D. (2013). Analisis VAT Reimbursement Pada KSO Pertamina EP - Patina Group
Ltd. Sebagai Kontraktor Eksplorasi dan Eksploitasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi Berbentuk Kerja Sama Operasi (KSO). Depok: Fakultas Ekonomi Program s1
Ekstensi Akutansi UI.
PT Pertamina Persero. (2019, Mei 1). 2018, Kontribusi Pajak Migas Pertamina EP Kedua
Terbesar. Retrieved from News Room Pertamina: https://www.pertamina.com/id/news-
room/energia-news/2018-kontribusi-pajak-migas-pertamina-ep-kedua-terbesar-
Rafinska, K. (2018, November 2). PPN atas Reimbursement. Retrieved from Pajak:
https://www.online-pajak.com/ppn-atas-reimbursement
Tamara, N. H. (2018, Desember 17). Efek Semu Terlampauinya Target Penerimaan Negara 2018.
Retrieved from Kata Data: https://katadata.co.id/analisisdata/2018/12/17/efek-semu-
terlampauinya-target-penerimaan-negara-2018
22
LAMPIRAN
23
Penulis saat melakukan kegiatan kerja praktik
24
25
26
27
28
29