Oleh:
Julyo Sechar
103116014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
melaksanakan Kerja Praktik di LSP PT. Pertamina (Persero) dengan baik dan menyelesaikan
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Kerja Praktik sebagai syarat akademis yang wajib
dipenuhi dalam kurikulum di Program Studi Manajemen Universitas Pertamina. Selain itu Kerja
Praktik dirasa dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sehingga
diharapkan dapat mengembangkan etos kerja sebagai calon pegawai profesional.
Selama proses pembuatan hingga terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung, memberikan perhatian, serta doa restu
2. Ibu Sri Andayani selaku Manager Learning Support yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk bisa melaksanakan program Kerja Praktik di LSP PT. Pertamina (Persero)
3. Ibu Juanita Jasin selaku Ketua LSP PT. Pertamina (Persero)
4. Bapak Kun Pudji Supararijadianto selaku Officer Certification & QM LSP PT.
Pertamina (Persero) sekaligus pembimbing selama penulis melaksanakan kerja praktik
5. Kapten Lussy Cahya, Mbak Yustiawati Dewi, Mas Muhammad Nurfalani, Mas
Muhammad Ferry, dan rekan-rekan lainnya selaku bagian dari LSP PT. Pertamina
(Persero) yang telah membantu dalam memberi bimbingan serta arahan dalam
menjalankan program Kerja Praktik ini
6. Bapak Arif Murti Rozamuri, Ph.D selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas
Pertamina
7. Ibu Raden Roro Mirna A M, S.IP, MBA. selaku dosen pembimbing selama penulis
melaksanakan Kerja Praktik
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kerja Praktik ini masih jauh dari sempurna dan
dengan penuh kerendahan hati penulis ingin menyampaikan permohonan maaf serta mengharapkan
adanya kritik maupun saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis tetapi juga bermanfaat bagi pihak
perusahaan dan memperluas pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya rekan-rekan
mahasiswa. Selamat membaca, terima kasih
Julyo Sechar
103116014
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 21
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 22
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik di LSP PT.
Pertamina (Perasero) antara lain sebagai berikut :
1. Memenuhi mata kuliah wajib Kerja Praktik (KP) dengan bobot sebanyak 2 (dua)
Satuan Kredit Semester (SKS) dalam kurikulum Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pertamina;
2. Merasakan secara langsung proses bisnis yang terjadi pada perusahaan sebagai
persiapan dalam menghadapi dunia kerja;
3. Membandingkan ilmu teori yang telah didapat selama perkuliahan dengan ilmu
praktik di dunia kerja;
4. Mengasah ilmu soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, etika, tingkah laku dan
etos kerja baik secara individu maupun secara tim;
5. Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik antara LSP PT. Pertamina (Persero)
dengan Program Studi Manajemen secara khusus, dan Universitas Pertamina secara
umum;
1.3 Tempat
Tempat pelaksanaan program kerja praktik yang dilaksanakan oleh penulis berada di
Lantai 2 Gedung Pertamina Simprug Residence (PSR), Jl. Sinabung II, RT.07/RW.08,
Grogol Selatan, Kec. Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12220.
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Profil Singkat Perusahaan
Persaingan di industri minyak dan gas bumi yang semakin ketat mendorong PT.
Pertamina (Persero) untuk meluncurkan sebuah terobosan baru dalam pengembangan sumber
daya manusia yang profesional, andal, dan siap diterjunkan di seluruh unit usaha PT.
Pertamina (Persero). Pada tahun 1990 PT. Pertamina (Persero) mendirikan Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (PUSDIKLAT) sebagai struktur independen di bawah Direktorat SDM
Pertamina. Pada tahun 2007 PUSDIKLAT berganti menjadi Pertamina Learning Center
(PLC) dengan memusatkan seluruh pelatihan dan pembelajaran di pertamina grup pada
lembaga tersebut.
a. Visi :
3
b. Misi :
3.3 Menyiapkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, profesional, dan
memiliki kompetensi tinggi di bidang energi berdasarkan tata nilai Pertamina.
PCU memiliki tata nilai sebagai komitmen perusahaan untuk mewujudkan visi dan
misinya berdasarkan standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance). Nilai-nilai Pertamina disebut dengan 6C, terdiri dari:
4
Training & Educational Program (TEP), Divisi Maritime Training Center (MTC), Divisi
Health Safety Environment Training Center (HSETC), Divisi Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP), serta Divisi Learning Support (LS).
5
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK
1. Menyiapkan SKKNI yang sesuai dengan skema sertifikasi yang ingin dikembangkan.
Seperti pada gambar 4 seperti dibawah ini.
Gambar 4 : SKKNI
6
2. Setelah menyiapkan SKKNI dengan skema yang sudah ditentukan, penulis
menyiapkan kode dan judul unit kompetensi yang terdapat di dalam Skema Sertifikasi
Kompetensi yang sesuai dengan kategori jabatan dan keterampilan tertentu, yang telah
disusun dan disahkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP Pertamina. Sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar 5 seperti dibawah ini.
3. Setelah SKKNI dan Skema Sertifikasi Kompetensi sudah disiapkan, maka penulis
mulai mengisi FR-PAAP-01 sesuai dengan kode dan judul unit kompetensi yang ada
di Skema Sertifikasi Kompetensi dan elemen kompetensi yang ada di SKKNI. Sebagai
contoh dapat dilihat pada gambar 6 seperti dibawah ini.
Gambar 6 : FR-PAAP-01
7
4. Selanjutnya penulis mengisi kolom bukti-bukti kriteria unjuk kerja dan pendekatan
asesmen, kemudian menentukan jenis bukti yang relevan terhadap bukti-bukti yang
ada. Sebagai contoh dapat dilihat seperti pada gambar 7 dibawah ini.
Gambar 7 : FR-PAAP-01
Gambar 8 : FR-APL-01
8
FR-APL-02 adalah formulir yang berisi asesmen mandiri yang dilakukan oleh masing-
masing asesi dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang mereka miliki secara
obyektif terhadap seluruh daftar pertanyaan yang ada, serta menentukan apakah sudah
kompeten (K) atau belum kompeten (BK) dengan mencantumkan tanda checklist pada
tempat yang sudah ditentukan serta menuliskan bukti-bukti pendukung yang relevan
terhadap setiap elemen/KUK (Kriteria Unjuk Kerja) unit kompetensi. Sebagai contoh dapat
dilihat seperti pada gambar 9 dibawah ini.
Gambar 9 : FR-APL-02
Revisi yang dilakukan adalah merubah templat FR-APL-01 & 02 LSP Pertamina
menggunakan templat yang dianjurkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang
disesuaikan dengan templat yang dimiliki oleh perusahaan. Terdapat 3 (empat) bagian yang
mengalami perubahan yaitu pada FR-APL-01 yaitu pada bagian rincian data pemohon
dengan menambahkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), mengubah daftar unit
kompetensi sesuai dengan Skema Kompetensi Sertifikasi, dan mengubah bukti kelengkapan
pemohon. Sedangkan pada FR-APL-02 mengalami perubahan pada daftar pernyataan
asesmen mandiri yang menyesuaikan format dari LSP Pertamina.
9
(tiga) pertimbangan diatas, perlu ditetapkannya TUK melalui Surat Keputusan Head of LSP
PT. Pertamina sebagai TUK sewaktu / tempat kerja / mandiri.
Selanjutnya, dalam penetapan TUK tersebut, LSP memperhatikan 3 (tiga) hal utama,
yaitu hasil pelaksanaan verifikasi keamanan dan kelayakan di TUK terkait, ketersediaan
penanggung jawab dan personel/SDM di TUK terkait, serta kelengkapan sarana dan
prasarana di tempat tersebut. Setelah melewati tahapan diatas, ketua LSP menetapkan 3
(tiga) hal, yaitu penetapan TUK sudah/belum memenuhi syarat sebagai TUK untuk
pelaksanaan Uji Kompetensi dengan skema tertentu, menetapkan perwakilan dari LSP untuk
menjadi penanggung jawab dan panitia TUK tersebut, serta keputusan penetapan TUK
tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan Uji Kompetensi dengan waktu yang sudah
ditentukan.
Dalam melaksanakan asesmen, terdapat 4 (empat) prinsip asesmen, yakni valid yang
berarti menilai apa yang seharusnya dinilai, bukti-bukti yang dikumpulkan harus mencukupi
serta terkini dan asli. Reliable yang berarti penilaian bersifat konsisten, dapat menghasilkan
kesimpulan yang sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor yang berbeda.
Flexible yang berarti penilaian dilakukan dengan metode yang disesuaikan dengan kondisi
peserta uji serta kondisi tempat asesmen kompetensi. Adil yang berarti dalam penilaian tidak
boleh ada diskriminasi terhadap peserta, dimana peserta harus diperlakukan sama sesuai
dengan prosedur yang ada dengan tidak melihat dari kelompok mana asesi berasal.
Selain itu, LSP Pertamina memiliki 2 (dua) metode asesmen yang digunakan untuk
proses sertifikasi, yaitu metode Uji Praktik Demonstrasi, serta metode Uji Tertulis dan Uji
Lisan. Dalam pelaksanaan uji praktik demonstrasi, asesi diminta untuk mempraktikkan
kompetensinya secara langsung dan mendapatkan penilaian oleh asesor. Sedangkan untuk uji
tertulis dan uji lisan, asesi hanya diminta untuk menjawab pertanyaan dari asesor dan
merepresentasikannya dengan tulisan dan dikomunikasikan secara lisan.
10
3.4.1. Uji Kompetensi dengan skema First Aider Batch V, yang dilaksanakan di Kantor
Pusat Pertamina pada hari Kamis 11 Juli 2019 dengan jumlah asesi sebanyak 44
peserta uji dan 6 asesor. Ditinjau dari sifat tempat uji kompetensinya, Kantor
Pertamina Persero termasuk jenis TUK Sewaktu. Gambar 10 merupakan gambaran
proses asesmen yang diikuti oleh seorang asesi didampingin oleh satu orang asesor
kompetensi beserta panitia TUK dengan metode asesmen berbentuk praktik
demonstrasi.
3.4.2. Uji Kompetensi dengan skema Loading Master BBM Batch X, yang dilaksanakan
di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Jakarta Group, Plumpang dan Hotel
Patra Comfort Jakarta pada hari Jumat s.d Sabtu, 12 s.d 13 Juli 2019 dengan jumlah
asesi sebanyak 12 peserta uji dan 2 asesor. Ditinjau dari sifat tempat uji
kompetensinya, Kantor TBBM Plumpang termasuk jenis TUK Tempat Kerja.
Gambar 11 merupakan gambaran proses asesmen yang diikuti oleh seorang asesi
didampingin oleh satu orang asesor kompetensi dengan metode asesmen uji
tertulis.
3.4.3. Uji Kompetensi dengan skema First Aider Batch VI, yang dilaksanakan di Hotel
Holiday Inn Pasteur Bandung pada hari Rabu 24 Juli 2019 dengan jumlah asesi
11
sebanyak 29 peserta uji dan 5 asesor. Ditinjau dari sifat tempat uji kompetensinya,
Hotel Holiday Inn Pasteur Bandung termasuk jenis TUK Sewaktu. Gambar 12
merupakan gambaran proses pra-asesmen yang diikuti oleh seluruh asesi yang
mendapatkan arahan oleh panitia Uji Kompetensi yang berasal dari LSP Pertamina
terkait pengisian FR-APL-01 & 02.
Simulasi pemadaman kebakaran dan penanganan keadaan darurat ini dilaksanakan pada
hari Kamis, 18 Juli 2019 pukul 09.00 s.d 10.30 WIB, dengan titik kumpul (assembly point)
berada di drop off Universitas Pertamina yang bertujuan untuk memastikan kesiagaan dan
kelengkapan pengelolaan tanggap darurat sesuai dengan prosedur, dampak lingkungan dan
ganguan keamanan di ruang lingkup penerapan operasional PCU. Sasaran yang ingin dicapai
adalah peningkatan kompetensi karyawan dalam pencegahan dan penanggulangan keadaan
darurat, kesiagaan seluruh sumber daya yang dibutuhkan saat terjadi keadaan darurat serta
kehandalan sumber daya (manusia, infrastruktur, teknologi, serta keuangan) dalam
penanggulangan dan pemulihan keadaan darurat bila peristiwa ini benar-benar terjadi.
Rangkaian acara simulasi Fire Drill ini dimulai dengan skenario adanya kebakaran di
lantai 3 (tiga) gedung Pertamina Simprug Residence (PSR) dengan pertanda adanya bunyi
alarm peringatan kebakaran. Setelah alarm berbunyi, seluruh karyawan dan pengunjung
hotel segera diarahan keluar gedung melalui evacuation route yang mengarah ke titik
kumpul yang berada di drop off Universitas Pertamina oleh petugas pemadam kebakaran.
12
Selanjutnya, beberapa petugas pemadam kebakaran melakukan pengecekan ke seluruh
ruangan di gedung PSR, beberapa lainnya melakukan pengecekan dan absensi kepada
seluruh penghuni gedung yang sudah dievakuasi ke titik kumpul, dan petugas pemadam
kebakaran lainnya menyiapkan alat pemadam api ringan (APAR) serta selang pemadam
kebakaran yang sudah terhubung dengan sumber air dan siap digunakan untuk memadamkan
api.
Dari evaluasi kegiatan simulasi Fire Drill tersebut penulis memberikan evaluasi untuk
sumber daya manusia yang ada di PCU, ditinjau dari segi pengetahuan dan pemahaman
sistem tanggap darurat, masih harus dipastikan bahwa seluruh karyawan sudah memahami
sistem tanggap darurat yang tersedia berupa jalur evakuasi serta protocol evakuasi yang
sudah ditetapkan. Tindak lanjut yang bisa dilakukan adalah dengan adanya sosialisasi /
pelatihan dasar evakuasi darurat, sehingga seluruh karyawan dapat memahami tindakan yang
bersifat mencegah dan mengurangi dampak terhadap lingkungan dari situasi darurat.
Dalam rangka memperingati HUT RI ke-74, PCU bersama seluruh jajaran staf,
karyawan, serta mahasiswa magang melaksanakan beberapa perlombaan yang bertujuan
untuk ikut memeriahkan hari kelahiran Indonesia serta merekatkan tali silaturahmi dan
solidaritas antar individu. Pembukaan rangkaian acara ini diawali dengan perlombaan Dart
tunggal putra, tunggal putri, serta beregu yang dibuka untuk seluruh karyawan, staff, dan
mahasiswa magang. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan berbagai perlombaan seperti Tenis
Meja berpasangan, Bulutangkis, dan berpuncak pada hari Jumat, 16 Agustus 2019 dengan
diadakannya serangkaian acara perlombaan di Lapangan Sepak Bola Pertamina Simprug
yang dimulai sejak pukul 07.00 s.d 11.00 WIB dan ditutup dengan acara pembagian
doorprize.
Sebagai acara penutup, diadakan satu perlombaan yang hanya ditujukan untuk para
karyawan, yaitu perlombaan kerapihan, kebersihan, dan ketertiban meja kerja yang bertujuan
untuk melatih kedisiplinan, kerapihan, keindahan serta kebersihan dalam mengerjakan tugas
dan tanggung jawabnya. Gambar 13 merupakan dokumentasi kegiatan perayaan HUT RI ke-
74 oleh tim LSP PCU.
13
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK
Salah satu ketentuan yang harus dipenuhi oleh LSP untuk mendapatkan lisensi dari
BNSP adalah menerapkan sistem manajemen mutu yang akan menjadi acuan di dalam
operasional LSP. Sistem manajemen mutu ini disusun dengan merujuk kepada Pedoman
Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi, yang diberikan tata
nama sebagai Pedoman BNSP 201 (PBNSP 201). Pedoman BNSP tersebut pada dasarnya
merujuk kepada ISO/IEC 17024 : Conformity assessment – General requirements for bodies
operating certification of persons.
Selain Itu, BNSP telah mengatur pembentukan LSP melalui Pedoman Pembentukan
Lembaga Sertifikasi Profesi, yang diberi tata nama sebagai Pedoman BNSP 202. LSP
dibentuk berdasarkan badan atau lembaga yang membentuknya dan sasaran sertifikasinya,
dan dikategorikan sebagai LSP Pihak Kesatu, LSP Pihak Kedua dan LSP Pihak Ketiga.
Pedoman ini juga menjadi acuan bagi LSP di dalam mengidentifikasi infrastruktur sertifikasi
yang diperlukan.
Dalam keberjalanannya, LSP PT. Pertamina (Persero) tidak hanya mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 dan Pedoman BNSP saja, namun juga mengacu
pada UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesoa (SKKNI) di Bidang Kegiatan
Usaha Minyak dan Gas Bumi secara Wajib, serta Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor
KEP.0091/BNSP/I/2016 tanggal 20 Januari 2016 tentang Lisensi Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) PT. Pertamina (Persero).
Kemudian dalam mendirikan LSP, PCU mendapat dukungan dari beberapa pihak,
antara lain adalah PT. Pertamina (Persero), Pertamina Maritime Training Center (MTC),
serta Pertamina Health Safety Environment Training Center (HSETC).
Pengajuan permohonan sertifikasi dapat melalui 3 (tiga) bagian berbeda, yaitu melalui
fungsi unit pengolahan / RU (Refinery Unit), fungsi pemasaran / MOR (Marketing Operation
Region), serta melalui anak perusahaan. Selanjutya, apabila pemohon berasal dari anak
14
perusahaan, maka permohonan uji kompetensi ini akan disalurkan langsung kepada pihak
PCU melalui fungsi MTC, HSETC, serta TEP (Upstream, Downstream & Supporting), yang
selanjutnya akan langsung dilaksanakan asesmen oleh LSP. Lain halnya apabila pemohon
mengajukan asesmen / uji kompetensi melalui fungsi pengolahan (RU) / pemasaran (MOR),
maka akan melalui masing-masing Human Capital Business Partner (HCBP) pengolahan /
pemasaran, yang selanjutnya diteruskan kepada fungsi People Management pada direktorat
Human Capital PT. Pertamina (Persero), dan pada akhirnya di informasikan kepada pihak
PCU dan segera dilaksanakan asesmen oleh fungsi LSP.
4.3 Memahami Flow Chart Uji Kompetensi LSP PT. Pertamina (Persero)
Pelaksanaan asesmen / uji kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak LSP tidak terlepas
dari proses pra-asesmen, pelaksanaan asesmen, hingga pasca-asesmen yang tentunya
melibatkan 2 (dua) pihak lainnya, yaitu asesi / peserta uji, dan asesor kompetensi / tim
penguji.
15
Gambar 15 : Flow Chart Uji Kompetensi LSP PT. Pertamina (Persero)
Berdasarkan gambar 14 & 15 diatas, dapat kita ketahui bahwa persiapan yang dilakukan
oleh LSP dalam menyiapkan asesmen / uji kompetensi memerlukan alur dan tahapan yang
panjang, dimulai dari pemberian informasi Skema Sertifikasi/SKKNI yang terdapat di dalam
FR-APL-01, FR-APL-02 & MAK-03 kepada peserta uji. Langkah kedua adalah melakukan
verifikasi formulir permohonan asesmen / uji kompetensi dan dokumen portofolio peserta uji
dan diikuti penetapan tim asesor & TUK melalui Surat Tugas Asesmen (STA) dan SK TUK.
Selanjutnya adalah membuat surat tugas penyusunan MMA (Merencanakan &
Mengorganisasikan Asesmen) dan penyusunan MPA (Mengembangkan Perangkat Asesmen)
kepada tim asesor. Langkah keempat adalah menunjuk penanggungjawab kegiatan asesmen /
uji kompetensi yang menjadi wewenang Officer Operation LSP yang selanjutnya diikuti
dengan penyiapan TUK oleh penanggung jawab yang sudah ditunjuk oleh Officer Operation.
Selanjutnya pihak LSP menerima dan melakukan verifikasi laporan dan dokumen
asesmen berupa dokumen permohonan asesmen, MUK, MAK, serta dokumen administrasi
asesmen peserta uji. Langkah keenam adalah melaksanakan rapat pleno keputusan asesmen
dan membuat SK Penetapan Keputusan Asesmen. Selanjutnya LSP berkewajiban untuk
melaporkan kepada BNSP melalui website BNSP terkait hasil SK Penetapan Keputusan
Asesmen, sekaligus mengajukan permohonan permintaan blanko sertifikasi kompetensi.
Setelah BNSP memproses permintaan LSP, maka LSP akan menerima blanko sertifikasi
kompetensi diri BNSP, kemudian mencetak dan penandatanganan sertifikat kompetensi
BNSP oleh ketua LSP. Setelah di ditandatangani, LSP wajib memindai (scanning) sertifikat
kompetensi sebagai arsip perusahaan. Langkah terakhir adalah mendistribusikan sertifikat
kompetnsi melalui fungsi MTC, HSETC, dan TEP untuk kemudian di berikan kepada
penerima sertifikat kompetensi melalui HR masing-masing peserta uji.
16
3.5. Menumbuhkan Disiplin Kerja
Pengetahuan lain yang penulis peroleh selama melaksanakan kerja praktik adalah
pentingnya karyawan memiliki time management dalam menyelesaikan pekerjaannya,
dimana para karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih cepat
dan hasil yang optimal. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari time management ini.
Pertama, dengan time management yang baik, karyawan dapat menentukan skala prioritas
dalam menyelesaikan pekerjaan yang memiliki batas waktu yang berbeda-beda. Selanjutnya,
apabila seorang karyawan yang memiliki time management yang baik, maka karyawan
tersebut dapat menghindari jam kerja lembur. Karyawan yang memiki time management
yang baik berarti mampu menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang sesuai dan wajar. Hal
ini akan membuat karyawan terhindar dari jam kerja lembur. Selain itu, dengan time
management yang baik, karyawan mampu mencegah timbulnya sikap prokrastinasi. Sikap
prokrastinasi adalah sikap sering menunda-nunda pekerjaan hingga waktu bekerja habis,
bahkan melampaui batas waktu yang seharusnya.
17
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
5.1 Standar Untuk Sertifikasi
If we are to have certification then this must be related to some norms, standards, or
standardized procedures. A system might be certified if it can be shown to have attributes
that meet certain recommended values or if its performance meets acceptable limits on
certain defined criteria or if it is shown that defined analysis or test methods have been
applied to the design. In this last case, of course, the methods themselves will have to be
certified first. Of relevance to complex systems is a particular case of the last, there is little
doubt that a principal future use of simulators will be for licensing and certification (Reed &
Bogardus, 2012). Mainly used now for pilot training and proficiency approval, there seems
no reason why artificial intelligence in the cockpit, and particularly its interaction with
crew, cannot also be assessed in simulators. The interesting issue then is certification of the
simulation system itself (Wise & Hopkin, 2000).
Dari kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa apabila seseorang harus disertifikasi,
maka sertifikasi tersebut harus berlandaskan pada standar norma / hukum yang ada. Setelah
penulis melihat secara langsung standar prosedur yang ada di LSP PT. Pertamina (Persero),
maka ada kaitannya kutipan di atas dengan apa yang ada di LSP PT. Pertamina (Persero),
dilihat dari acuan hukum pembentukan BNSP berlandaskan pada Peraturan Pemerintah
No.23 Tahun 2004 dengan tugas pokok melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja untuk
berbagai profesi di Indonesia. Dalam mendukung pelaksanaan sertifikasi tersebut, BNSP
dapat memberikan lisensi kepada LSP guna melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi atas
nama BNSP. Selain itu, dalam melaksanakan sertifikasi profesi, LSP berpacu pada SKKNI
yaitu rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam kutipan diatas dapat kita ketahui bahwa dalam membuat penilaian kerja terdapat
enam elemen yang saling berhubungan dan mempengarui satu dengan yang lainnya,
walaupun tidak dihadirkan pada waktu yang sama. Elemen tersebut antara lain adalah item
writer dimana berperan sebagai pihak yang akan menggabungkan kualitas kinerja ke dalam
bentuk penilaian kerja, yang menjadi tanggung jawab Komite Skema di LSP PT. Pertamina
(Persero). Kemudian adalah content berupa isi / nilai yang ingin di capat dalam proses
asesmen. Pada perangkat asesmen sertifikasi terdapat pada SKKNI & KKNI. Selanjutnya
adalah process skills yaitu proses pembuatan perangkat penilaian kerja / asesmen. Elemen
berikutnya adalah context yang merupakan hasil dari process skills, yaitu perangkat asesmen
itu sendiri. Selanjutnya adalah audience, yaitu peserta sertifikasi / asesi yang terlibat dalam
asesmen tersebut. Terakhir adalah task structure, yaitu mencakup struktur asesmen, waktu
untuk menyelesaikan asesmen, jenis asesmen, serta validitas hasil asesmen yang semua
18
dilaksanakan oleh asesor / tim penguji, sesuai prosedur yang berlaku di LSP PT. Pertamina
(Persero), yang diakui secara hukum dan disahkan oleh BNSP.
19
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktik yang dilakukan oleh penulis di fungsi LSP PT. (Pertamina
(Persero) berjalan dengan baik. Seluruh karyawan secara terbuka memberikan sharing
pengalaman kerja dan kemampuan di bidangnya masing-masing. Sejak hari pertama, penulis
mendapat sambutan hangat dari seluruh tim LSP. Selanjutnya, dalam keberjalanan kerja
praktik, seluruh karyawan memberi instruksi kerja yang mudah dipahami dan target yang
jelas, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan tepat waktu dan
tidak mengalami kendala apapun. Hal lainnya yang lebih berkesan adalah penulis diberikan
kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses asesmen, sehingga secara langsung dapat
melihat atmosfer kerja tim LSP, serta mendapatkan ilmu dan pengalaman baru bersama tim
asesor.
Disamping pengerjaan tugas-tugas diatas, kegiatan kerja praktik ini juga melatih penulis
untuk mengasah dan mengembangkan soft skill yang sudah dimiliki, seperti kemampuan
komunikasi, membangun sikap sebagai pegawai profesional, berperilaku sesuai corporate
value, mengembangkan etos kerja, kemampuan adaptasi dengan lingkungan baru,
menyampaikan pendapat dengan baik dan benar, serta mampu mengambil sikap dalam
proses interaksi kepada sesama pegawai di LSP PT. Pertamina (Persero).
6.2 Saran
Dalam melaksanakan kegiatan kerja praktik di fungsi LSP PT. Pertamina (Persero),
penulis secara bertahap dapat melihat beberapa hal yang kedepannya dapat diperbaiki, guna
meningkatkan kinerja perusahaan.
Pertama adalah perangkat asesmen yang bisa diubah menjadi formulir digital, guna
memininalisir limbah kertas oleh perusahaan, serta memudahkan proses memasukkan data
asesi kedalam database LSP. Kedua yaitu perbaikan tata letak meja kerja yang dirasa terlalu
sempit dan mempengaruhi kinerja serta garis haluan kerja di masing-masing divisi di internal
LSP. Ketiga adalah usulan pengadaan fasilitas kantor berupa fasilitas olahraga / ruang
karaoke. Mengingat beban & tekanan kerja yang tinggi, maka ada baiknya dalam upaya
menjaga kinerja pegawai maka LSP dan fungsi yang lainnya memiliki fasilitas penunjang
kinerja pegawai yang bertujuan untuk menghilangkan rasa penat karyawan yang muncul tak
terduga, dengan harapan akan menjaga produktifitas kinerja ketika rasa penat tersebut timbul
dengan meluangkan waktu untuk melepas penat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, R., Penny, J., & Gordon, B. (2009). Assessing Performance; Designing, Scoring, and
Validating Performance Tasks. London: Guilford Publications, Inc.
Reed, S., & Bogardus, A. (2012). PHR/SPHR Professional in Human Resources Certification.
Canada: John Wiley & Sons, Inc., Indianapolis, Indiana.
Wise, J., & Hopkin, V. (2000). Human Factors in Certification. Mahwah, New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates.
21
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Daftar Hadir Kerja Praktik
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Lampiran 2 - Surat Keterangan Selesai Kerja Praktik
48
Lampiran 3 - Lembar Bimbingan Pembimbing Instansi Kerja Praktik
49
50
Lampiran 4 - Lembar Bimbingan Pembimbing Program Studi
51
52
Lampiran 5 - Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik
Gambar 17 : Kegiatan pra-asesmen First Aider Batch VI di Hotel Holiday Inn Pasteur Bandung
53