Anda di halaman 1dari 46

USULAN RENCANA PROPOSAL PENELITIAN

PELAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN


PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN (STUDY PADA
KANTOR PPSDM REGIONAL MAKASSAR)

OLEH :

ZALWA DIMA ANUGERAH


NIM : 023 2019 0007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
HALAMAN PPENGESAHAN USULAN JUDUL PENELITIAN

JUDUL : PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN (STUDI PADA KANTOR
PPDSDM REGIONAL MAKASSAR)
NAMA MAHASISWA : ZALWA DIMA ANUGERAH
NIM : 02320190007
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN/PRODI : AKUNTANSI
KONSENTRASI : AKUNTANSI PERPAJAKAN

MENYETUJUI:
Pembimbing I

Dr. Syamsuri Rahim, SE.,SIP.,M.Si.,AK.,CA Tanggal:

Pembimbing II

Nurpadila, SE., M.si Tanggal:

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i


HALAMAN PENGESAHAN USULAN JUDUL PENELITIAN ………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… v
I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………...
B. Rumusan Masalah …………………………………………….
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….......
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….
II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………..
A. Tinjauan Teori ………………………………………………...
B. Penelitian Terdahulu ………………………………………….
C. Kerangka Konseptual Penelitian ……………………………...
D. Hipotesis ……………………………………………………….
III METODE PENELITIAN ……………………………………………
A. Pendekatan Penelitian ………………………………………....
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….
C. Jenis dan Sumber Data ……………………………………….
D. Tenik Pengumpulan Data …………………………………….
E. Populasi dan Sampel …………………………………………
F. Metode Analisi Data ………………………………………….
G. Definisi Operasional dan pengukurannya ……………………
Ⅳ PELAKSANAAN PENELITIAN …………………………………..
A. Jadwal Penelitian ……………………………………………..
B. Perkiraan Biaya ……………………………………………….
C. Sistematika Penulisan ………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….

iii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ……………………………………. 27
2. Tabel 4.1 Rencana Jadwal Penelitian………………………………. 41
3. Tabel 4.2 Perkiraan Biaya………………………………………….. 42

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Neraca Bentuk Scontro atau T- Account Form…………………. 26


Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian…………………………...…… 35

v
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pengganti dari pajak penjualan.

Alasan penggantian ini karena Pajak Penjualan dirasa sudah tidak lagi

memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai

sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan

penerimaan negara, mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak.

Peranan dan sekaligus merupakan unsur yang penting sebagai pemasok bagi

anggaran negara, perolehan dana dari pajak merupakan jumlah yang dominan

sebagai sumber penerimaan negara. oleh karena itu, setiap warga negara yang

telah memenuhi kriterial sebagai wajib pajak menurut ketentuan wajib

perpajakan mempunyai kewajiban untuk membayar pajak. Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan

barang/jasa kena pajak yang dilakukan oleh pabrikan, penyalur utama atau

agen utama, importer, pemegang hak paten/merek dagang dari barang/jasa

kena pajak tersebut. (Mardiasmo, 2016 : 331)Menurut Mardiasmo

(2016:345), pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dikenakan pada

waktu perusahaan melakukan pembelian atas Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa

Kena Pajak (JKP) yang dikenakan dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)”.

Setiap pembelian barang yang ada hubungannya secara langsung dengan

barang yang akan dihasilkan/dijual, maka atas pajak yang dikenakan terhadap

barang tersebut, oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan pajak

masukan yang besarnya 10% dari harga beli barang sedangkan bila barang
2

tersebut akan 2 menambahkan 10% dari harga jual sebelum pajak sebagai

PPN yang merupakan pajak keluaran untuk masa pajak yang bersangkutan.

Pajak memiliki kontribusi yang besar dalam penerimaan Negara. Pajak

merupakan modal untuk melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana

guna kepentingan umum, seperti pembangunan jalan, jembatan, fasilitas

listrik, dan fasilitas umum lainnya. Penyelenggaraan pembukuan / akuntansi

yang baik dan benar, wajib pajak akan dapat menetapkan dan mengalokasikan

besarnya pajak dengan tepat. Sedangkan aparat perpajakan harus

berprasangka baik dan menganggap benar apa yang telah dilaporkan oleh

wajib pajak serta memberikan pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan

peraturan yang berlaku Melakukan kegiatan usaha terdapat PPN yang

dikenakan kepada pengusaha karena pembelian barang atau jasa yang disebut

dengan PPN masukan dan PPN keluaran yang dipungut oleh pengusaha

karena pengusaha melakukan penjualan produk barang atau jasanya yang

disebut dengan PPN keluaran. Dengan adanya PPN masukan dan PPN

keluaran karena terjadi pembelian dan penjualan barang kena pajak/jasa kena

pajak akan terjadi selisih diantaranya. Selisih inilah yang kemudian

dibayarkan oleh pengusaha apabila pajaknya kurang bayar dan atau

dikompensasikan atau dimintakan restitusi apabila pajaknya lebih bayar

Masih ada pengusaha yang belum paham perlakuan sebenarnya atas pajak

pertambahan nilai, seperti mengabaikan PPN masukan dari transaksi

pembelian yang dilakukan, tidak mengetahui PPN masukan yang tidak dapat

dikreditkan atau bagaimana memperlakukan PPN masukan yang tidak dapat


3

3 dikreditkan dan sebagainya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap laporan

keuangan, yang diawali dengn kesalahan penentuan laba, selanjutnya

berdampak pada kesalahan interprestasi para pemakai laporan keuangan.

Didalam perusahaan terbagi atas perusahaan jasa yang merupakan

perusahaan yang menjual jasa kepada konsumen, perusahaan dagang ialah

perusahaan yang membeli barang dagangan kemudian memperjual belikan

lagi kepada konsumen, sedangkan perusahaan industri merupakan perusahaan

yang memproduksi bahan dari bahan baku hingga bahan siap pakai. Dengan

demikian adanya perusahaan di Indonesia seseorang biasa membuka lahan

pekerjaan bagi masyrakat khususnya bidan akuntansi karena seorang akuntan

sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengurusi bagian keuangan

komersial

Laporan keuangan disusun oleh manajemen perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan bersama bagi pengguna. Dengan kata lain laporan keuangan tidak

disusun secara khusus oleh perusahaan hanya untuk satu atau dua pengguna

saja, tetapi untuk keseluruhan pengguna laporan keuangan terbagi atas neraca,

laba rugi, laporan peruhan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan.

Laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk mengambil keputusan

apakah perusahaan tersebut likuid atau tidak. Karena laporan tersebut

dibutuhkan oleh bagian pemilik perusahan, invetor, kreditor, karyawan, dan

bagian pemerintah yaitu pajak. Pajak merupakan sebagai sumber penerimaan

dalam negeri, semakin lama semakin terasa sebagai andalan penerimaan


4

negara. Untuk lebih meningkatkan penerimaan dibidang perpajakan. Pajak

merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh 4 masyarakat baik pribadi

maupun badan dari pendapatan atas atau penghasilannya kepada pemerintah

yang ditujukkan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang, jadi antara

akuntansi dan pajak sangat saling berkaitan karena dari segi akuntansi

perusahaan biasa menghitung labanya dilihat dari laba komersil yang

dijadikan patokan untuk membayar pajak. Akuntansi pajak berasal dari dua

kata yaitu akuntansi dan pajak. Akuntansi adalah suatu proses pencatatan,

penggolongan, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan dan diakhiri dengan

suatu pembuatan laporan keuangan, sedangkan pajak adalah iuran atau

pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak)

untuk menutupi pengeluaran Negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa

yang dapat ditunjuk secara langsung.

Oleh karena itu wajib pajak yang menyelenggarakan usaha sudah

sepatutnya membayar ke kas negara, khususnya bagi perusahaan dagang yang

membeli kemudian menjual kembali barang tersebut, selain dikenakan PPh,

dikenakan juga PPn yaitu pajak pertambahan nilai, dimana “pajak

pertambahan nilai (PPn) merupakan pajak yang dipungut / dipotong oleh

pengusaha kena pajak di dalam pabean yang dilakukan oleh wajib pajak

badan maupun orang pribadi” (Suprianto, 2011:16)

Pemikul pajak ini secara nyata sebagai pembeli barang kena pajak atau

penerimaan jasa kena pajak, sedangkan penanggung jawaban atas

pembayaran pajak ke kas negara adalah pengusaha kena pajak oleh itu jika
5

terjadi penyimpanan atas pemungutan pajak pertambahan nilai maka

direktorat jendral pajak akan meminta pertanggung jawaban kepada

pengusaha kena pajak. Untuk itu perlakuan pajak pertambahan nilai dalam

sebuah perusahaan mutlak di perlukan agar terhindar dari penyimpanan-

penyimpanan pajak yang tidak sengaja.

Penelitian ini dilakukan pada kantor PPSDM KEMENDARI REGIONAL

MAKASSAR (1) untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pajak

pertambahan nilai sudah sesuai dengan UU PPN No. 42 tahun 2009, (2)

penerapan laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan

(SAK), dan (3) pengaruh pajak pertambahan nilai terhadap laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan membahas masalah ini

dengan judul “penerapan akuntansi pajak pertambahan nilai dan pengaruhnya

terhadap laporan keuangan pada kantor PPSDM KEMENDAGRI

REGIONAL MAKASSAR”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Perlakuan Akuntansi Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan.

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka ada beberapa tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi

pajak pertambahan nilai dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan

dikantor PPSDM KEMENDARI REGONAL MAKASSAR.


6

D. Manfaat penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat diantaranya yaitu :

1. Teoritis Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi yang dapat

dijadikan bahan acuan baik kepada perusahaan maupun kepada masyarakat

yang berminat pada penelitian pajak pertambahan nilai (PPN)

2. Praktis Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat

kepada perusahaan Jasa Kontraktor dalam menerapkan Perlakuan

Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pengaruhnya Terhadap

Laporan Keuangan secara akuntabilitas

3. Kebijakan, sebagai masukan bagi pihak pemerintah agar menegaskan

aturan tentang pajak pertambahan nilai yang dihasilkan oleh perusahaan

sehingga tidak ada lagi kurang bayar pada saat pelaporan pajak yang

dilakukan oleh perusahaan.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Pengertian pajak pertambahan nilai

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009

bahwa:

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa

di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur

produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola

konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

Menurut Diaz Priantara (2013, 405) mendefinisikan tentang Pajak

Pertambahan Nilai sebagai berikut:

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak tidak langsung atas konsumsi di

daerah pabean, artinya beban pajak tersebut dapat dialihkan kepada pihak

lain, sepanjang pihak yang mengalihkan pajak tersebut memenuhi syarat

sebagai PKP.

Menurut Hamanto (2003, 521) mendefinisikan tentang Pajak

Pertambahan Nilai sebagai berikut:

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas

penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh pengusaha dan pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak


8

berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, penyerahan

Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar Daerah

Pabean di dalam Daerah Pabean, dan atas impor Barang Kena Pajak dan

ekspor Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak

(PKP).

Menurut S.I Djajadiningrat yang dikutip oleh siti resmi dalam priantara

(2012: 2) :

Pajak adalah kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara

yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

memberiakan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman menurut

peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dilaksanakan tetapi

tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara

kesejahteraan secara umum.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak

Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang

atau jasa secara tidak langsung di daerah pabean yang akan dikenakan di

setiap jalur produksi dan distribusi. Pajak Pertambahan Nilai selalu

dilekatkan pada setiap transaksi penyerahan kena pajak yang dilakukan

oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). Demikian pula apabila PKP

memperoleh barang atau jasa dari PKP lain maka akan dipungut PPN.

Perolehan barang dan jasa tersebut dalam kegiatan ekonomi atau bisnis

akan menjadi masukan seperti bahan baku, suku cadang, peralatan, jasa-
9

jasa dan masukan lainnya) atau dapat pula menjadi sumber daya maka

PPN yang telah dipungut oleh PKP yang lain akan diperhitungkan

kepada PPN yang ia pungut. Sebagai pengusaha pasti kegiatan ekonomi

utama yang dilakukan adalah mencari keuntungan, maka masukan dan

sumber daya yang telah diperoleh akan diolah sedemikian rupa kemudian

menjadi keluaran atau produk dan jasa untuk dijual dan akan

mendapatkan keuntungan.

Ada beberapa fungsi pajak yang harus diketahui berikut ini adalah :

a. Fungsi budgetair (pendanaan), Fungsi budgetair disebut juga fungsi

utama pajak, atau fungsi fiscal yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

pemerintah untuk membiayai pengeluaran – pengeluarannya.

b. Fungsi regulerend (mengatur), Fungsi regulerend di sebut juga fungsi

tambahan yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan pemerintah dalam bidan sosial dan ekonomi.

2. Karakteristik pajak pertambahan nilai

Menurut Untung Sukardji (2005, 19) Karakteristik Pajak Pertambahan

Nilai dapat dirinci sebagai berikut:

a. Pajak Pertambahan Nilai

Merupakan Pajak Tidak Langsung Seperti yang telah dipaparkan

bahwa pajak tidak langsung memberikan suatu konsekuensi yurisdiksi

dimana pemikul beban pajak (destinataris pajak) dengan penanggung

jawab atas pembayaran pajak ke kas negara berada pada pihak yang
10

berbeda. pemikul beban pajak berkedudukan sebagai pemberi barang

kena pajak (BKP) atau penerima jasa kena pajak (JKP). Sedangkan

penanggung jawab atas pembayaran ke kas negara adalah pengusaha

kena pajak (PKP) yang bertindak selaku penjual BKP atau JKP. Oleh

karena itu, apabila teijadi penyimpangan dalam pemungutan PPN,

fiskus akan meminta pertanggung jawaban kepada penjual bukan

kepada pembeli.

b. Pajak Objektif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa timbulnya

kewajiban untuk membayar PPN ditentukan oleh adanya objek pajak.

Kondisi subjektif subjek pajak tidak ikut menentukan.

c. Multi Stage Tax

Adalah karakteristik PPN yang dikenakan pada setiap mata rantai

jalur produksi maupun jalur distribusi. Setiap penyerahan barang yang

menjadi objek pajak pertambahan nilai mulai dari tingkat pabrikan

{manufacturer) kemudian di tingkat pedagang besar {wholesaler)

dalam berbagai bentuk atau nama sampai dengan tingkat pedagang

pengecer {retailer) dikenakan PPN.

3. Objek dan subjek pajak pertambahan nilai

a. Objek pajak pertambahan nilai

1) Penyerahan BKP yang dilakukan di daerah pabean yang dilakukan

oleh pengusaha. Syarat-syaratnya adalah


11

a) Barang berwujud yang dierahkan merupakan JKP Barang tidak

berwujud yang diserahkan merupakan BKP tidak berwujud

b) Penyerahan dilakukan di daerah pabean penyerahan dilakukan

dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaan

2) Penyerahan JKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha. Syarat-syaratnya adalah:

a) Jasa yang diserakan merupakan JKP

b) Penyerahan dilakukan didalam daerah pabean

c) Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau

pekerjaannya

3) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam

daerah pabean

4) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean

5) Ekspor BKP berwujud oleh pengusaha kena pajak

6) Impor BKP, PPN juga dipungut pada saat impor BKP pemungutan

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan cukai

7) Ekspor JKP oleh BKP termaksud dalam pengertian ekspor JKP,

syarat-syaratnya adalah:

a) Jasa maklon

b) Jasa kontruksi
12

b. Subjek pertambahan nilai

Subjek PPN pada dasarnya adalah WP pada PPh, namun istilah

PKP selalu dipakai untuk mereka yang bertanggung jawab terhadap

pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN

1) Pengusaha Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam

bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya

menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang atau

jasa, melakukan usaha perdagangan, memanfaat jasa dari luar

daerah pabean. Tidak mungkin pengusaha tidak menjadi WP

karena sebelum menjadi PKP harus terdaftar sebagai WP.

Pengertian badan adalah seperti pada PPh, yakni sekumpulan orang

atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

jasa, atau tidak melakukan kegiatan

2) PKP PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang

kena pajak (BKP) dan atau penyerahkan jasa kena pajak (JKP)

yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN, tidak termasud

pengusaha kecil yang batasnya ditetapkan dengan keputusan

menteri keuangan. Dalam hal ini pengusaha kecil sukarela memilih

untuk dikukuhkan sebagai PKP maka pengusaha kecil menjadi

PKP. Contoh PKP: pengusaha industry tekstil, sepatu elektronik,

pedagang besar, pedagang enceran, jasa konsultan, jasa audit, atau

jasa penelitian
13

3) Bukan PKP Apakah semua pengusaha adalah PKP? Dijelaskan

dalam undang- undang bahwa PKP adalah pengusaha yang

melakukan penyerahan BKP dan JKP yang dikenakan pajak

berdasarkan undang-undang PPN. Ini berarti tidak semua

pengusaha adalah PKP, contoh pengusaha restoran, hotel,

perusahaan daerah air minum, rumah sakit, dokter praktek.

4. Ketentuan Penyerahan Barang dan Jasa Berkenaan dengan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN)

Secara prinsip dalam UU PPN menganggap bahwa semua penyerahan

BKP yang mengakibatkan berpindahnya hak penguasaan dan

kepemilikan atas suatu barang merupakan "penyerahan BKP" yang

terutang PPN, kecuali jika UU PPN menentukan lain.

Menurut Pasal lA ayat (2) UU PPN, telah ditetapkan 3 (tiga)

penyerahan yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan BKP yaitu

a. Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam

kitab-kitab Undang-undang Hukum Dagang;

b. Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang;

c. Penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f

dalam hal Pengusaha Kena Pajak memperoleh ijin pemusatan

tempat pajak terutang (sentralisasi).


14

Menurut pasal lA ayat (1) UU PPN, penyerahan laiimya selain ketiga

penyerahan diatas secara eksplisit dikatakan merupakan penyerahan BKP

seperti yang dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, termasuk :

a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian Peijanjian yang

dimaksud yaitu meliputi jual-beli, tukar-menukar, jual-beli dengan

angsuran, atau peijanjian lain yang mengakibatkan penyerahan hak

atas barang.

b. Pengalihan BKP oleh karena suatu peijanjian sewa beli dan

peijanjian leasing Leasing dapat dibedakan menjadi dua yaitu leasing

tanpa hak opsi dan leasing dengan Hak opsi. Leasing tanpa hak opsi

pada dasamya menipakan sewa menyewa biasa. Dalam penjelasan

ini, leasing yang dimaksud menipakan leasing dengan hak opsi.

Leasing dengan hak opsi adalah penyediaan barang modal untuk

digunakan oleh Lessee atau peminjam selama jangka waktu tertentu

berdasarkan pembayaran secara berkala dimana Lessee diberikan

hak untuk membeli barang modal yang disewa-guna-usaha atau

memperpanjang jangka waktu peganjian sewa-gunausaha.

5. Tarif pajak pertambahan nilai

Menurut Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai No. 42 Tahun

2009 Pasal 7, tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah:

a. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%.

b. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% diterapkan atas:


15

1. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud

2. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

3. Ekspor Jasa Kena Pajak.

c. Diatur dengan Peratuian Pemerintah, tarif Pajak Pertambahan Nilai

dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan

setinggi-tingginya 15% (lima belas persen.

6. Akuntansi pajak prtambahan nilai

Akuntansi komersial tidak mengatur tersendiri perilaku akuntansi

khusus untuk PPN maupun PPnBM, PSAK tahun 2007 hanya mengatur

akuntasi pajak penghasilan. Namun demikian baik dalam akuntansi

komersial maupun dalam 33 akuntansi pajak terdapat persamaan dalam

melakukan pencatatan yang harus dipersiapkan antara lain:

a. Akun pajak masukan adalah pajak yang telah dibayar oleh pengusaha

kena pajak pada waktu perolehan atau impor barang kena pajak atau

penerimaan jasa kena pajak. Sementara masalah yang timbul dalam

pencatatan pajak masuk adalah kemungkinan berbeda saat pembuatan

faktur kena pajak misalnya pada tanggal 1 september 2011 dibeli

barang kena pajak seharga Rp x.xxx.xxx dilakukan pada tanggal

tersebut, tetapi saat ini belum diterima faktur pajak. Ayat jurnal yang

harus dibuat adalah:

Persediaan barang Rp x.xxx.xxx

Pajak masukan belum difakturkan Rp xxx.xxx


16

Utang dagang Rp x.xxx.xxx

Pada tanggal 11 september 2011 faktur penjualan akan dikirim oleh

penjualan. Pada saat ini ayat jurnal yang harus dibuat adalah

Pajak masukan Rp xxx.xxx

Pajak masukan belum difakturkan Rp xxx.xxx

Dalam ayat jurnal ini, perkiraan pajak masukan belum di fakturkan

dan utang dagang belum difakturkan akan bersaldo nol, padaakhir

bulan saldo diperkirakan pajak masukan pada saat utang dibayar,

perkiraan “utang dagang” di debet dan “kas” kredit.

Jika pembelian tersebut dilakukan dengan tunai maka faktur pajak

harus segera dibuat. Ayat jurnal yang dibuat adalah berikut:

Persediaan barang Rp x.xxx.xxx

Pajak masukan Rp x.xxx.xxx

Kas/ Bank Rp x.xxx.xxx

b. Akuntansi pajak keluaran

Pajak keluaran adalah pajak yang dipungut pengusaha kena pajak

pada waktu penyerahan barang kena pajak konsumen. Masalahnya

pencatatan pajak keluaran tidak berbeda dengan pajak masukan, yaitu

kemungkinan perbedaannya pada saat penyerahan barang kena pajak

disaat di buatkan faktur pajak. Untuk itu pencatatan pajak keluaran

saat diperlukan, misalnya pada tanggal 5 juni 2012 terjual barang kena

pajak Rp x.xxx.xxx (setelah dikurang potongan harga) tanggal ini


17

sekaligus merupakan pada saat penyerahan belum perna dibutkan

faktur paja, walaupun pada saat itu sudah terutang pajak secara

administrasiutang pajak tadi belum tercatat. sebaliknya dari segi

akuntansi, penyerahan barang merupakan saat dimana penjualan harus

di akui. Ayat jurnal yang perlu dibuat saat ini adalah:

Piutang dagang Rp x.xxx.xxx

Pajak pengeluaran belum difakturkan Rp x.xxx.xxx

Penjualan Rp x.xxx.xxx

7. Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi

yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan

merupakan produk akhir dari suatu proses akuntansi untuk menyediakan

informasi keuangan dari suatu perusahaan dan yang menjadi tanggung

jawab manajemen kepada pihak-pihak internal maupun eksternal, maka

agar laporan keuangan yang disusun tersebut dapat memenuhi kebutuhan

para pemakainya haruslah berdasarkan pada prinsip akuntansi yang

berlaku umum (generarally accepted accounting principles)

Laporan keuangan menggambarkan dampak dampak keuangan dari

transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa

kelompok besar menurut kelompok besar karakteristik ekonominya.

Kelompok besar itu merupakan unsur laporan keuangan. Unsur laporan

keuangan yang berkaitan dengan posisi keuangan adalah aktiva,


18

kewajiban, dan modal. Sedangkan unsur laporan keuangan yang

berkaitan dengan pengukuran dengan kinerja perusahaan adalah

penghasilan dan secara umum yang digunakan secara khusus.

Menurut Sofyan Harahap (2011) Laporan keuangan terdiri atas :

a. Neraca merupakan suatu from atau daftar yang disusun berdasarkan

prinsip-prinsip yang diterima secara umum untuk memberikan

informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.

Yang didalamnya memuat : aktiva, utang, dan modal.

b. Laporan Laba rugi merupakan sutu ukuran penting yang sangat

diperlukan dalam analisis keuangan perusahaan perhitungan laba rugi

sangat diperlukan terkait dengan analisis untuk mengukur tingkat

efisiensi pemanfaatan aktiva dan pengukuran tingkat rentabilitas

perusahaan, serta pengukuran penghasilan per lembar saham.

c. Laporan perubahan ekuitas untuk memberikan informasi tentang hal-

hal yang menyebabkan perubahan pada ekuitas perusahaan

d. Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat penerimaan dan

pengeluaran suatu perusahaan. Tujuan penyajiannya adalah untuk

memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan

sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kemampuan perusahaan

untuk menggunakan kas dan setara kas tersebut


19

e. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai pos

yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas.

8. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

Menurut Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati (2009, 3) neraca

adalah suatu daflar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal

tertentu, misalnya pada akhir bulan atau akhir tahun.

Nama akun pada laporan keuangan yang berkaitan dengan akuntansi

pajak pertambahan nilai adalah sebagai berikut:

a. Sisi asset, yaitu dalam akun pajak dibayar dimuka. Pajak dibayar

dimuka biasanya disajikan sebagai biaya dibayar dimuka dalam asset

lancar. Pajak dibayar dimuka yang merupakan pajak pertambahan

nilai adalah PPN Masukan.

b. Sisi kewajiban, dalam akun utang pajak. Utang pajak yang merupakan

pajak pertambahan nilai adalah PPN keluaran.

Menurut L. M. Samryn (2014, 34) menyatakan bahwa neraca

merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang posisi

keuangan sebuah organisasi pada satu saat tertentu. Laporan posisi

keuangan meliputi kekayaan, yang disebut aktiva, kewajiban yang

meliputi utang-utang, dan ekuitas yang terdiri dari modal pemilik.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2012, 220) menyatakan bahwa

neraca disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya. Biasanya perkiraan

yang paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas dicatat paling
20

atas. Kewajiban yang paling cepat harus dibayar, hams dicantumkan

paling atas dalam kelompoknya. Modal yang hams ditunaikan terlebih

dahulu hams ditempatkan di atas. Dalam menyajikan neraca dapat dibagi

dalam tiga bentuk yaitu bentuk Neraca Stqffel atau Report Form, bentuk

Neraca Skontro atau T-Accout Form, dan bentuk yang menyajikan posisi

keuangan.

Berikut ini adalah bentuk neraca Scontro atau T- Accont Form :

AKTIVA : KEWAJIBAN :

Ativa lancar Kewajiban lancar

Investasi Kewajiban jangka panjang

Aktiva tetap Kewajiban lain-lain

Aktiva tidak berwujud

Aktiva lain-lain
MODAL :

Modal saham

Agio saham

Laba yang ditahan

Gambar tabel 1.1


21

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1 penelitian terdahulu

Nama
No peneliti/ judul variabel hasil
tahun
1 Nina Tata cara Variable 1. Penyebab
Andriany, pelaporan dependen: Pajak keterlambatan pada
annisa pajak Pertambahan saat penyetoran
fitriani terutang surat Nilai (Y) pajak pertambahan
(2019) pemberitahua merupakan Pajak nilai yang terhutang
n masa atas konsumsi salah satunya
kelalaian
terhadap barang dan jasa di
karyawan.karena
pertambahan Daerah Pabean
kaeryawan masih
nilai yang dikenakan merangkap semua
secara bertingkat pekerjaan yang
disetiap jalur berdampak
produksi dan keterlambatan
distribusi. pelaporan
Independent : perpajakan.
Pemahaman Tata 2. Kurangnya sumber
Cara Pelaporan daya manusia
Perpajakan (X), (SDM) khusus
melaporkan dan bagian perpajakan
pada perusahaan
mempertanggungj
CV.Bina pratama
awabkan
rekyasa.
perhitungan 3. Dalam perhitungan,
jumlah Pajak penyetoran dan
Pertambahan pelaporan surat
Nilai (PPN) dan pemberitahuan
Pajak Penjualan masa pajak
atas Barang pertambahan nilai
Mewah (PPNBM) No. 42 tahun 2009,
yang sebenanrnya hanya saja terdapat
terhutang 1(satu) masa yaitu
pada bulan mei
2018 terjadinya
keterlambatan
dalam pelaporan,
namun masa
berikutnya sudah
22

tepat pada
waktunya.
2 hartanti, Pengaruh Variable Hasil penelitian uji
dwiyatmoko pajak independent : kolerasi menunjukkan
pujiwidodo, pertambahan pajak terdapat hubungan
devi angel nilai terhadap pertambahan nilai yang kuat, positif dan
nikita penerimaan signifikan antara pajak
Variable
Sianturi pajak pertambahan nilai
dependen :
(2018) dengan penermaan
penerimaan pajak
pajak.uji determinsi
menunjukkan
penerimaan pajak
dipengaruhi oleh
peneriaan pajak
pertambahan nilai
sebesar 79,4% dan
sisanya sebesar 20,6%
dipengaruhi oleh
factor-fator lain yang
tidak diteliti. Uji T
menunjukkan ada
pengaruh yang
signifikan antara pajak
pertambahan niali
dengan penerimaan
pajak, sedangkan uji
persamaan regresi
menunjukkan ada
persamaan regresi
signifikan yang
terbentuk yaitu
Y=4,107+0,849x
antara kedua variabel
tersebut.
3 Rian faisal Pengenaan Variable Jasa atas
arkhan, pajak independen : penyelenggaraan
wahyu pertambahan pajak seminar bukanlah jasa
Widodo nilai terhadap pertambahan nilai yang masuk dalam
rodhiyawan jasa kelompok jasa
Variable
(2021) penyelanggar pendidikan, melainkan
dependen : jasa
aan seminar jasa yang termasuk
penyelanggaraan
23

seminar kedalam kelompok


jasa perusahaan dan
perdagangan yang
berupa jasa
pengelolaan. Namun,
jasa atas
penyelenggaraan
seminar tersebut dapat
masuk ke dalam
kelompok dari jasa
pendidikan apabila
penyelenggaraan
seminar tersebut
diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan
baik milik pemerintah
maupun swasta
selama masih dalam
disiplin
ilmu/pendidikan yang
dikelolanya.
Seminar yang
diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan
dapat pula dikenai
PPN apabila pihak
penyelenggara
seminar dan
pembicara seminar
atau narasumber
merupakan pihak yang
berbeda. Hal ini
dikarenakan pihak
yang sebenarnya
memberikan jasa
pendidikan merupakan
pihak narasumber,
sedangkan pihak
penyelenggara hanya
melakukan
pengeolaan atas
24

penyelenggaraan
seminar tersebut.
4 Fahmi Pengeloalaan Variable 1. PT Elsiscom Prima
kamal, rio pajak independent : Karya Jakarta
ruliyan pertambahan pajak sebagai salah satu
(2019) nilai pada pertambahan nilai perusahaan yang
transaksi bergerak dalam
Variable
penjualan bidang distributor
dependen :
produk elektronika
transaksi
ternama di Indonesia
penjualan
telah melaksanakan
pengembangan
produk yang secara
terus menerus guna
pemuasan
kebutuhan dan
keinginan konsumen
untuk mencapai
tujuan perusahaan
dengan
meningkatkan
volume penjualan.

2. Sebagai wajib pajak,


PT Elsiscom Prima
Karya Jakarta sudah
memberikan
kontribusinya
kepada negara
dalam menerapkan
Pajak Pertambahan
Nilai atas setiap
kegiatan usaha dan
pada transaksi
penjualan yang
merupakan salah
satu kewajiban
perpajakan yang
harus dijalankan
oleh perusahaan. PT
25

Elsiscom Prima
Karya Jakarta
merupakan Wajib
Pajak Badan yang
telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha
Kena Pajak di
Kantor Pelayanan
Pajak
5 Muhammad Faktor Variable 1. Self Assessment
irsan, determinan independent : self System tidak
lutfiansyah penerimaan assement berpengaruh
(2020) pajak system,pemeriksa terhadap Penerimaan
pertambahan an Pajak Pertambahan
nilai (PPN) pajak,penagihan Nilai di Kantor
pajak Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama
Variable
Medan Kota tahun
dependen :
2016-2018.
peneriman pajak
pertambahan nilai 2. Pemeriksaan Pajak
tidak berpengaruh
terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan
Nilai di Kantor
Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama
Medan Kota tahun
2016-2018.
3. Penagihan Pajak
tidak berpengaruh
terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan
Nilai di Kantor
Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama
Medan Kota tahun
2016-2018.
4. Berdasarkan
penelitian yang
dilakukan pada KPP
26

Pratama Medan
Kota 2016-2018,
maka dapat
disimpulkan self
assessment,
pemeriksaan pajak,
dan penagihan pajak
tidak berpengaruh
terhadap penerimaan
Pajak Pertambahan
Nilai (PPN).
6 Dr.associate Dampak Variable Hal ini disebabkan
professor pajak independent : oleh ketersediaan
(2019) pertambahan pajak sebagian besar sektor
nilai pada pertambahan nilai usaha menjadi tidak
badan usaha terbaca untuk PPN
Variable
jika kurang dari itu
dependen : badan
kecuali persentase
usaha
kecil, lebih banyak
literatur orang yang
dapat membaca dan
menulis.
Sebagian besar orang
yang ditemukan di
kota memang
memiliki pengetahuan
tentang sistem pajak
pertambahan nilai
Karena alasan yang
berbeda sikap
masyarakat terhadap
sistem pajak adalah
negatif. Ini karena
kurangnya
pengetahuan tentang
penggunaannya.
Mereka berpikir
karena memiliki
dampak negatif pada
jumlah pelanggan, dan
27

itu menciptakan
hambatan
selama kompetisi.
Selain itu orang
berpikir bahwa PPN
mengurangi
pendapatan bisnis.
Bahkan jika penelitian
itu memiliki
kekurangan di atas,
penting untuk studi
lebih lanjut dalam
topik terkait: Studi
lebih lanjut yang
mencoba untuk
melakukan investigasi
yang lebih ketat untuk
mengetahui dampak
PPN terhadap usaha
yang dapat dilakukan
oleh perusahaan bisnis
penggunaan" dari
hasil penelitian
7 Svitlana Pajak Studi ini menyelidiki
semenova, pertambahan pembentukan undang-
olga shpyrko nilai : undang tentang
(2018) Efektivitas administrasi PPN
dan regulasi diuni eropa dan
hukum ukraina. Peneliti ini
diukraina dan menentukan kriteria
uni eropa kelayakan dasar
hukum dalam
definisi : wajib pajak,
objek perpajakan,
dasar pengenaan
pajak, dokumen dan
laporan pokok pajak,
dan cara
penatausahaan.
Artikel tersebut
28

membandingkan detail
dasar dokumen utama
serta fitur umum dan
khasnya. Secara
khusus, kami
membandingkan
operasi pendaftaran
dokumen utama dan
ringkasan untuk
menampilkan system
administrasi PPN
elektronik serta tarif
PPN umum dan
pengurangan di
ukraina dan uni eropa.
Penulis artikel
mengusulkan
Langkah-langkah
utama menuju
konvergensi bentuk
elektronik dokumen
primer kami
melakukan analisis
efesiensi tarif PPN
diuni eropa dan
ukraina dan
mengidentifikasi
factor-faktor yang
mempengaruhi
perubahan dalam
indicator yang
relevan. Penelitian
yang dilakukan
menawarkan
gambaran tentang tren
eropa modern dalam
hal peningkatan
administrasi PPN.

C. Kerangka konseptual penelitian


29

Kerangka pemikiran adalah dasar pemikiian dari penelitian yang

disintensiskan dari fakta-fakta, observasi dan liteiatur. Untuk lebih

memahami tentang akuntansi pajak pertambahan nilai, sebagai dasar

pertimbangan penulis menggunakan literatur yang sebelumnya telah

dipaparkan.

Menurut Mardiasmo (2003, 252) mendeflnisikan tentang Akuntansi

sebagai berikut: Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu terhadap transaksi

keuangan yang teijadi dalam perusahaan atau organisasi lainnya serta

interprestasi terhadap hasilnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009

bahwa:

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di

daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan

distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sangat dipengaruhi

oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang

merupakan objek dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai merupakan kegiatan melakukan

proses akuntansi untuk memenuhi ketentuan umum dan tata cara perpajakan

dan undangundang pajak pertambahan nilai yang bertujuan untuk

memberikan informasi bagi perusahaan untuk dapat menghitung, membayar,

dan melaporkan mengenai PPN yang terutang.


30

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan melalui kerangka

penelitian berikut ini

Akuntansi pajak
Laporan keuangan
Pertambahan nilai
Y
X

Gamba tabel 1.2

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum sempurna dengan

membuktikan kebenaran hipotesis tersebut melalui penelitian. Hipotesis

adalah jawaban sementara terhadapa rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Jawaban

sementara yangdiberikan hanya pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian terdahulu yang

diuraikan diatas, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut.

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

barang atau jasa secara tidak langsung di daerah pabean yang akan dikenakan

di setiap jalur produksi dan distribusi. Pajak Pertambahan Nilai selalu

dilekatkan pada setiap transaksi penyerahan kena pajak yang dilakukan oleh

Pengusaha Kena Pajak (PKP).


31

Menurut Hartanti, dwiyatmoko pujiwidodo Hasil penelitian uji kolerasi

menunjukkan terdapat hubungan yang kuat, positif dan signifikan antara

pajak pertambahan nilai dengan penermaan pajak.uji determinsi menunjukkan

penerimaan pajak dipengaruhi oleh peneriaan pajak pertambahan nilai sebesar

79,4% dan sisanya sebesar 20,6% dipengaruhi oleh factor-fator lain yang

tidak diteliti. Uji T menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pajak

pertambahan niali dengan penerimaan pajak, sedangkan uji persamaan regresi

menunjukkan ada persamaan regresi signifikan yang terbentuk yaitu

Y=4,107+0,849x antara kedua variabel tersebut.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pedekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang

berwujud angka-angka, berupa data-data keuangan perusahaan atau instansi

terkait.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PPSDM Kemendari Regional Makassar

tepatnya dijalan Pacerakkang Daya no.03 Kecamatan Biringkanaya

Kelurahan Pacerakkang Kota Makassar. Sedangkan waktu penelitiannya

direncanakan pada bulan Oktober – November 2022.

C. Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data-data yang hadir atau dinyatakan dalam bentuk

angka yang diperoleh dari lapangan.

D. Teknik pengumpulan data

1. Observasi yaitu merupakan pengamatan langung yang dilakukan penelitian

terhadap objek yang diteliti yakni pelaksanaan dan prosedur akuntansi

pajak pertabahan nilai pada PPSDM Kemendagri Regional Makassar.


33

2. Dokumentasi yaitu dokumen yang menyangkut sejarah perusahaan,

struktur organisasi, pembagian tugas dan proses produksi PPSDM

Kemendagri Regional Makassar.

E. Populasi dan sampel

1. Populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan objek yang diteliti, Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah pada kantor PPSDM Regional

Makassar jalan Pacerrakang Daya No.03, kecematan Biringkanaya

kelurahan Pacerakkan kota Makassar Sulawesi Selatan. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

accidental sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

itu cocok sebagai sumber data.

2. Sampel penelitian adalah semua yang terdaftar pada kantor PPSDM

Regional Makassar. Sugiyono (2016) menyatakan bahwa sampel minimal

adalah sebagai berikut: bila dalam melakukan penelitian analisis dengan

multivariate (koreksi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah

anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dalam

penelitian ini terdapat 4 variabel, yaitu variabel independen (bebas) dan 1

variabel dependen (terikat). Maka jumlah sampel minimal yang harus

diambil 4 x 10 = 40.
34

F. Metode Analisis Data

Dasar untuk menganalisis masalah dan untuk dapat menguji hipotesis, ,maka

peneliti menggunakan beberapa alat analisis sebagai berikut.

1. Uji instrument penelitian

a. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh

mana alat ukur yang digunakan. Ghosali (2009) mengatakan bahwa uji

validitas dugunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu

kuensioner. Suatu kuensioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuensioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh

kuensioner tersebut,

b. Uji reabilitas

Ghosali (2009) mengatakan bahwa reabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuensioner yang merupakan indicator dari peubah

atau konstruk. Suatu kuensioner dikatakan realibel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konstisten atau stabil

dari waktu ke waktu.

2. Uji asumsi klasik

a. Uji normalitas

Menurut Ghosali (2016) uji normalitas dilakukan untuk menguji

apakah pada suatu model regresi, suatu variabel independen dan

variabel depeden atau keduanya mempunyai distribusi normal atau


35

tidak normal. Apabila suatu variabel tidak berdistrubusi secara normal,

maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan.

b. Uji multikolinearitas

Menurut Ghosali (2016) pada pengujian multikolinearitas bertujuan

untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi

antara variabel independen atau variabel bebas. Efek dari

multikolinearitas adalah menyebabkan tingginya variabel pada sampel.

G. Devinisi operasional dan pengukurannya

1. Devinisi operasional variabel penelitian

Devinisi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel

dari suatu factor lainnya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini

adalah terdiri dari variabel independen pengaruhnya tarhadap laporan

keuangan dan variabel dependen yaitu perlakuan akuntansi pajak

pertambahan nilai dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya

tergantung pada variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini

perlakuan pajak pertambahan nilai. Pajak pertambahn nilai dapat

didenifisikan Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak tidak langsung atas

konsumsi di daerah pabean, artinya beban pajak tersebut dapat

dialihkan kepada pihak lain, sepanjang pihak yang mengalihkan pajak

tersebut memenuhi syarat sebagai PKP. Diaz Priantara (2013, 405).


36

b. Variabel independen (bebas)

Variabel independen (X) adalah variabel yang nilainya tidak bergantung

pada variabel lain. Menurut Sugiyono (2019:61) variabel independen

adalah variabel-variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun yang

menjadi variabel dependen adalah sebagai berikut:

1. Pajak pertambahan nilai

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun

2009 bahwa: Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi

barang dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat

disetiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis

serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

2. Pemahaman perpajakan

Pemahaman peraturan perpajakan adalah suatu proses yang

dilakukan oleh wajib pajak untuk memahami dan mengetahui

peraturan undang-undangan serta tata cara perpajakan, serta

mengimplementasikan pada kegiatan perpajakan, meliputi

pembayaran pajak, pelaporan SPT, dan lain sebagainya.

3. Sanksi perpajakan

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peratura

perundang-undangan perpajakan akan dituruti/ditaati dan dipatuhi


37

dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar

wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.


38

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Jadwal penelitian

Tabel 4.1 Rencana jadwal penelitian

Juni Agustus September


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
1
proposal

Konsultasi kedosen
2
pembimbing

3 Seminar proposal

4 Pengolahan data

5 Penyusunan laporan

6 Seminar hasil
39

B. Perkiraan biaya

Perkiraan biaya yang dibutuhkan selama penelitian didasarkan pada tahap

persiapan hingga penyusunan skripsi bisa dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Perkiraan biaya

NO
KETERANGAN BIAYA
.

1 Persiapan/pra penelitian Rp. 200.000

2 Biaya pengumpulan data Rp. 100.000

3 Biaya pengolahan data Rp. 250.000

4 Biaya seminar proposal penelitian Rp. 750.000

5 Biaya ujian skripsi Rp. 850.000

6 Biaya lain-lain Rp. 500.000

Total Rp. 2.600.000

C. Sitematika penulisan

Sistematika penulisan selama penelitian pada tahap persiapan hingga

penyusunan skripsi yaitu berdasarkan sitematika penulisan yang diuraikan

pada buku “ panduan pedoman penyusunan proposal penelitian, skripsi, dan

desain jurnal” khusus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI.


40

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing

menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang

saling mendukung dan melengkapi.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, masalah pokok, tujuan dan manfaat

penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka berisi landasan teori yang

menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, review penelitian terdahulu dan

hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel,

metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis dan metode

operasional penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang mengenai gambaran umum objek penelitian, analisis

hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran diakhir

dengan daftar pustaka beserta lampirannya.


41

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai