SKRIPSI
Disusun Oleh:
AFDA ORTEGA
31117064
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah, Rahmat, dan Ridho-Nya sehingga berkat izin-Nya penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
DI KOTA RANGKASBITUNG ”.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat berkontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, serta dapat bermanfaat bagi masyarakat. Penulis
menyadari bahwa dalam skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik atau saran yang membangun untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Afda Ortega
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................10
2.1.1 Perpajakan.........................................................................................................10
2.1.1.1Pengertian Pajak..............................................................................................10
iii
2.4 Hipotesis Penelitian..........................................................................................32
iv
3.5.6.2 Uji t (Persial)...................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................46
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Banten menempati urutan ke-5 (lima) dengan jumlah kepadatan penduduk
terbesar di Indonesia dengan total penduduk sebanyak 12.488.200 dan didukung
dengan kelajuan Kendaraan bermotor yang ada di Provinsi Banten. Keadaan ini
seharusnya mampu membuat pemerintah daerah menggali sumber keuangan
untuk mendapatkan pendapatan dan membiayai belanja daerah melalui
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di Provinsi Banten sendiri, Pajak atas Kendaraan
Bermotor ini memiliki kontribusi cukup tinggi di dalam Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dalam hal penerimaan perpajakan. Hal ini disampaikan oleh Wakil
Gubernur Banten, Andika Hazrumy mengatakan sumber pendapatan asli daerah
(PAD) terbesar di Banten adalah pajak kendaraan bermotor yang dijadikan
sebagai tulang punggung pembangunan.
2
Gambar 1.1
3
kendaraan bermotor sehingga membuat penerimaan pajak kendaraan bermotor
belum optimal.
Penerimaan Penerimaan
4
minimal 23 Desember 2020 bisa masuk Rp.387 miliar," ujar Ahmad, dikutip
Senin 23/11/2020 (news.ddtc.co.id).
5
Selain pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dapat dinilai apabila
wajib pajak memiliki ketaatan dan kemauan untuk memenuhi kewajibannya.
Kesadaran wajib pajak atas perpajakan sangat diperlukan untuk mendorong wajib
pajak membayar pajak. Jika jumlah kendaraan bermotor mengalami peningkatan
dan tidak diimbangi dengan pengetahuan pajak dan kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak, maka hal ini akan menyebabkan tunggakan pajak membesar.
Oleh karena itu, masyarakat harus sadar akan pentinganya membayar pajak, sadar
akan tanggung jawab sebagai wajib pajak.
Sanksi pajak harus diberlakukan sebagai alat pencegah bagi wajib pajak
agar tidak melanggar norma perpajakan yang berlaku dan bagi yang melakukan
pelanggar pajak membuat jera. Sanksi pajak sangat penting diberlakukan agar
wajib pajak memahami konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan, sebagai
gambaran mengenai hal-hal apa yang perlu dihindari agar tidak melakukan
pelanggaran perpajakan.
6
Hal ini lah yang mendasari peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR”
7
3. Apakah pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor?
4. Apakah penghasilan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan
bermotor?
8
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan wajib pajak, sehingga
menimbulkan peningkatan pada kepatuhan wajib pajak.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan
pengetahuan wajib pajak, kesadaran perpajakan, penerapan sanksi pajak, pelayanan
pajak, dan tingkat penghasilan terhadap kepatuhan pajak.
1.7 Sistematika Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan,
disusunlah sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi yang dibahas
dalam tiap-tiap bab.
BAB I PENDAHULUAN
Unsur – unsur yang yang dimuat dalam bab ini yaitu: Latar belakang masalah
yang mendasari penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
serta sistematika penulisan proposal penelitian ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang digunakan sebagai pendekatan
permasalahan yang akan diteliti. Di samping itu terdapat pendokumentasian
dan pengujian hasil dari penelitian – penelitian yang pernah dilakukan pada
area yang sama. Dari usaha ini akan ditemukan kelemahan pada penelitian
yang laluqc22, sehingga dapat dijelaskan dimana letak hubungan dan
perbedaannya, hipotesisserta kerangka pemikiran yang disajikan dalam
penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai variabel – variabel penelitian,
penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode
analisis
data.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Pajak menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah iuran wajib yang
dilalukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang - undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
Menurut Aristanti Widyaningsih (2011:2), “pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang - undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat
balas jasa secara langsung”.
10
Dari berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan:
1. Fungsi Penerimaan (budgeter) yaitu sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi
pembiayaan pengeluaran - pengeluaran pemerintah.
2. Fungsi Mengatur (regulator) yaitu seabagi alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
3. Fungsi Stabilitas yaitu berhubungan dengan dengan kebijakan untuk menjaga
stabilitas harga (melalui dana yang diperoleh dari pajak) sehingga laju inflasi dapat
dikendalikan.
4. Fungsi Redistribusi yaitu lebih ditekankan unsur pemerataan dan keadilan dalam
masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya lapisan tarif dalam penggenaan pajak.
5. Fungsi Demokrasi yaitu wujud sistem gotong royong yang dikaitakan dengan
tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar paja.
2.1.1.2 Fungsi Pajak
11
Fungsi pajak menurut Mardiasmo, (2011:1) , ada dua fungsi pemungutan pajak
yaitu :
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluarannya.
2. Peran mengatur (Regulered)
ajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh:
a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi
konsumsi minuman keras.
b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif.
c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor produk
Indonesia di pasaran dunia
2.1.1.3 Sistem Pemungutan Pajak
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak
sendiri,
b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetir dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang,
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
12
2. Official Assesment System
Ciri-cirinya:
Adalah sistem pemungutan pajak dimana yang diberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak terutang ada pada pihak ketiga,
pihak selain fiskus dan wajib pajak.
1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang dibebankan oleh wajib pajak sendiri dan
tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
13
Contoh: Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
3. Menurut lembaga pemungutnya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barng Mewah, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak
Hiburan.
14
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Selain pengertian pajak kendaraan bermotor ada beberapa istilah teknis penting
lainnya yang telah diatur pengertiannya dalam Undang - undang dintaranya:
a. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengannya yang digunakan di jalan umum, dan digerakkan oleh perangkat
teknik berupa motor/peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
bersangkutan tidak termasuk alat - alat berat dan alat - alat besar
b. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk
dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
15
c. Mobil penumpang adalah kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak -
banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi
baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
d. Jenis kendaraan bermotor adalah isi ruang yang berbentuk bulat tarak pada
mesin kendaraan bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin.
e. Isi silinder adalah isi ruang yang berbentuk bulat tarak pada mesin kendaraan
bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin.
f. Tenaga kuda (horse power) adalah ukuran daya kemampuan mesin.
g. Tahun pembuatan adalah tahun perakitan.
h. Nilai jual adalah nilai jual kendaraan bermotor yang berlaku.
i. Peningkatan kendaraan bermotor yang selanjutanya peningkatan pajak
kendaraan bermotor adalah tanda lunas pajak kendaraan bermotor.
j. Tanda pelunasan dan pengesahan kendaraan bermotor (PPKB) adalah bukti
pelunasan pembayaran pajak dan pengesahan kendaraan bermotor.
k. Pemilik adalah hubungan hukum antara orang atau badan dengan kendaraan
bermotor yang namanya tercantum dalam Buku Pemilik Kendaraan Bermotor
(BPKB).
l. Jalan umum adalah sarana jalan yang dibangun dan pemeliharaannya oleh
pemerintah pusat atau daerah yang digunakan untuki lalu lintas kendaraan
bermotor.
16
perpajakan sangatlah penting karena dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya (Aswati et al., 2018).
17
berlaku, karena dalam penelitian ini terkait dengan pajak kendaraan bermotor maka
kesadaran wajib pajak kendaraan bermotor sangat diperlukam untuk mengetahui
seberapa besar kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
untuk membayar pajak kendaraan bermotor.
Menurut Winda Kumala (2015) dalam jurnal Aswati et al., (2018) indikator
yang dapat mengukur kesadaran wajib pajak dapat di definisikan sebagai berikut:
dorongan dari diri sendiri, kepercayaan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatasa maka dapat disimpulkan sanksi adalah suatu
tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan.
Sanksi perlu diterapkan sebagai pengingat atau rambu-rambu bagi seseorang agar tidak
melanggar apa yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi pajak adalah suatu tindakan
berupa hukuman kepada wajib pajak yang melanggar peraturan perpajakan yang
berlaku. Diberlakukannya pengenaan sanksi pajak terhadap wajib pajak agar
melaksanakan kewajibannya dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
18
dikenakan tanpa menghilangkan kewenangan untuk menagih pajak yang masih
terutang.
Menurut (Pohan 2016 dalam jurnal Shafrani, 2019) menyatakan ada dua strategi
kepatuhan yang berhubungan dengan pelayanan yaitu melaksanakan komitmen secara
konsisten untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan yang terbaik (make it easy)
dan memberikan bantuan pelayanan dan pencerahan bagaimana memahami aturan pajak
dan prosedur administrasi yang menyertainya dengan benar (Assist to comply).
Dari beberapa Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan dalam hal
melayani yang ditawarkan oleh suatu pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain.
Bersifat tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan pajak
adalah tindakan yang ditawarkan kantor pajak untuk memenuhi keingininan wajib pajak
19
dengan pelayanan yang ramah, sopan, santun, dan professional bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Menurut Supadmi, 2010 dalam Raharjo & Bieattant (2019), Kualitas pelayanan
dapat diukur dengan terpenuhinya 4K yaitu Keamanan, Kenyamanan, Kelancaran dan
Kepastian hukum dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan,
kemampuan, kesopanan dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh apparat pajak.
Tingkat penghasilan bisa diartikan sebagai alat ukur sebuah tingkatan yang ada
dalam masyarakat mengenai penghasilan yang diterima dari pekerjaan yang mereka
20
lakukan. Tingkat penghasilan dalam hal ini dijadikan sebagai alat ukur apakah
perbedaan penghasilan yang diterima masyarakat berhubungan dengan kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajibannya yaitu membayar pajak. Dengan tingkat
pendapatan upah minimum kabupaten atau kota cilegon yang cukup besar yaitu Rp.
4.246.081,42 dijadikan sebagai alat ukur berdasarkan tingkat penghasilan.
Ada dua macam kepatuhan, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material.
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban
secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Kepatuhan
material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua material
perpajakan, yakni sesuai dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan.
21
2. Penyampaian SPT Masa yang tidak terlambat lebih dari 3 tahun masa pajak untuk
setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut dalam 2 tahun terakhir.
3. SPT masa terlambat disampaikan tidak melebihi batas waktu penyampaian SPT
Masa masa pajak berikutnya.
4. Tidak memiliki tunggakan pajak bagi semua jenis pajak:
a. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan
untuk 2 masa pajak terakhir, atau
b. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajaknya.
5. Tidak menerima hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
6. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan public atau Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan harus dengan pendapatan wajar tanpa pengecualian atau dengan
pengecualian sepanjang pengecualian itu tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
Menurut Neri Susanti (2013) dalam jurnal (Aswati et al., 2018) indikator yang dapat
mengukur kepatuhan wajib pajak dapat di definisikan sebagai berikut: memenuhi
kewajiban pajak, tingkat penghasilan.
22
2.2 Tabel Hasil Penelitian Terdahulu
23
MEMPENGARUHI pelayanan pajak, penegakan wajib pajak signifikan memengaruhi kepatuhan
KEPATUHAN hukum perpajakan, wajib pajak kendaraan bermotor
WAJIB PAJAK pemeriksaan pajak, tarif
KENDARAAN pajak, kesadaran wajib
BERMOTOR (Studi pajak, dan perilaku wajib
Kasus Pada Kantor pajak terhadap kepatuhan
SAMSAT Kabupaten wajib pajak kendaraan
Banyuasin) bermotor.
3 Amanda R. Penelitian ini bertujuan accidental Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Siswanto Putri untuk mengetahui pengaruh sampling. kesadaran wajib pajak, kewajiban moral, kualitas
(2012), FAKTOR- kesadaran wajib pajak, pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh
FAKTOR YANG kewajiban moral, kualitas positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
MEMPENGARUHI pelayanan dan sanksi pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor
KEPATUHAN perpajakan terhadap di Kantor Bersama SAMSAT Denpasar.
WAJIB PAJAK kepatuhan wajib pajak dalam
DALAM membayar pajak kendaraan
MEMBAYAR bermotor di Kantor Bersama
PAJAK SAMSAT Denpasar
KENDARAAN
BERMOTOR DI
24
DENPASAR
25
2.3 Kerangka Pemikiran
kesadaran wajib
H1
pajak (X2)
H2
Sanksi Pajak (X3) Q
H3
Pelayanan Pajak
(X4) Wajib Pajak (Y)
H4
Tingkat Penghasilan
(X5)
H5
32
semakin banyaknya wajib pajak yang memahami dan dasar akan pentingnya
kewajiban wajib pajak untuk melaporkan dan membayar pajak (Agung, 2018).
Sesuai dengan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
33
Pengaruh Tingkat Penghasilan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterstik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu Sugiyono, (2015:81).
N
n=
1+ n(e)2
Dimana:
N = Jumlah populasi
N
n= 2
1+ n(e)
35
238.816
n=
1+238.816 (0,1)2
238.816
n=
2389,16
n=99,95
1. Wajib pajak yang memiliki kendaraan bermotor yang terdaftar pada Kantor
UPPD/SAMSAT Rangkasbitung .
2. Wajib pajak yang melakukan pembayaran pada periode tahun 2020.
3. Wajib pajak kendaraan bermotor yang bersedia mengisi kuesioner penelitian.
36
3.2.1 Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor adalah kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu. Wajib pajak dapat
dikatakan patuh membayarkan pajaknya ketika wajib pajak bersedia menjalankan
kewajibannya tanpa perlu peringatan atau sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.
Kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku Wajib Pajak
berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan
penalaran disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai stimulus yang yang diberikan
oleh sistem dan ketentuan pajak tersebut (Fikriningrum, 2012)
Pelayanan pajak adalah tindakan yang ditawarkan kantor pajak untuk memenuhi
keingininan wajib pajak dengan pelayanan yang ramah, sopan, santun, dan professional
bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Menurut peraturan perundang-
undangan, penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik dan atasan atau penanggung jawab unit pelayanan instansi pemerintah.
Tingkat penghasilan bisa diartikan sebagai alat ukur sebuah tingkatan yang ada
dalam masyarakat mengenai penghasilan yang diterima dari pekerjaan yang mereka
lakukan. Tingkat penghasilan dalam hal ini dijadikan sebagai alat ukur apakah
37
perbedaan penghasilan yang diterima masyarakat berhubungan dengan kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajibannya yaitu membayar pajak
38
Sanksi Pajak Sanksi pajak merupakan peraturan 1. Sanksi administrasi
(X2) perundang-undangan perpajakan 2. Sanksi pidana
yang dibuat agar wajib pajak dapat
menuruti, mematuhi, dan menaati
peraturan tersebut. Sanksi pajak yang
akan didapatkan ketika wajib pajak
tidak membayarkan pajaknya yaitu
berupa sanksi administrasi berupa
kenaikan dan sanksi administrasi
berupa bunga.
39
(X4) yang diterima masyarakat dari membayar pajak.
pekerjaan yang mereka lakukan. 2. Mampu membiayai
Dalam hal ini tingkat pendapatan kebutuhannya
digunakan sebagai alat ukur, yaitu
apakah perbedaan pendapatan yang
diterima masyarakat terkait dengan
pemenuhan kewajiban wajib pajak
(yaitu membayar pajak).
Kepatuhan Kepatuhan wajib pajak yaitu 1. Memenuhi
Wajib Pajak (Y) kepatuhan perpajakan yang kewajiban pajak
didefinisikan sebagai suatu keadaan sesuai dengan
dimana wajib pajak memenuhi ketentuan yang
semua kewajiban perpajakan dan berlaku
pelaksanaan hak perpajakannya. 2. Wajib pajak tidak
Kepatuhan dalam hal perpajakan mempunyai
sesuai dengan undang-undang yang tunggakan pajak
berlaku (Aswati et al., 2018) 3. Membayar
pajaknya tepat pada
waktunya
4. Wajib pajak
memenuhi
persyaratan dalam
membayarkan
pajaknya
5. Wajib pajak dapat
mengetahui jatuh
tempo pembayaran.
Tidak pernah
melanggar
40
ketentuan peraturan
41
1.5.1. Analisis Kuantitatif
Analisis data penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah
teknik penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015:5).
Uji Kualitas data yaitu cara mengolah data yang sudah terkumpul agar dapat
menjawab rumusan masalah dalam sebuah penelitian sehingga tujuan dari penelitian
dapat tercapai yaitu mengetahui apakah instrument yang digunakan valid dan reliable
sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas penelitian.
Menurut Ghozali (2018), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Uji validitas ini menggunakan kriteria dengan menghubungkan masing-masing
indikator dengan total indikator setiap variabel. pembuktian Uji Validitas dilihat dari
pengujiannya yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor individu
masing-masing pernyataan dengan skor total dari variabel. Jika korelasi antara tiap
variabel dengan total variabel secara keseluruhan lebih kecil dari taraf signifikansi 0,01
atau 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan valid .
42
3.5.3.2 Uji Realibilitas
Menurut Ghozali, (2018) uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menganalisis reliabilitas, pengukuran
dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan dengan menggunakam SPSS yaitu uji
Cronbach Alpha dikatan reliebel ketika nilai lebih besar dari 0,70.
Analaisis yang dilakukan untuk menilai apakah didalam sebuah model regresi
linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah asumsi klasik.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel dpenden dan variabel
independen berkontribusi terhadap model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 maka uji normalitas dapat dikatakan berdistribusi normal, dan jika
nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan uji normalitas dapat dikatakan
tidak berdistribusi normal. (Ghozali, 2018)
43
3.5.4.3 Uji Heteroskedastistitas
Analisis regresi merupakan salah satu alat analisis yang menjelaskan tentang
akibat-akibat dan besaranya akibat yang ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas
terhadap satu variabel terkait. Persamaan regresi berganda digambarkan dalam bentuk
sebagai berikut :
Keterangan
α = Konstanta
X1 = Pengetahuan pajak
X3 = Sanksi pajak
X4 = Pelayanan pajak
X5 = Tingkat pendapatan
e = Kesalahan estimasi
44
3.5.6 Uji Hipotesis
3.5.6.1 Uji Koefisien Determinasi
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Hₒ ditolak atau H1 ditolak, yang berarti
variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak.
DAFTAR PUSTAKA
45
Adul Halim. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah . Jakarta: Selemba
Devano. S dan Siti Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu.
Jakarta: Kencana.
[DPR] Dewan Perwakilan Rakyat. 2007. Tentang Pajak. (ID). Tersedia pada :
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf
Ghozali. (2018). Aplikasi Analsis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
46
9.
Hilmi, M. (2019). Pengaruh Kesadaran Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus
Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan). Behavioral Accounting
Journal, 2(1), 41–53. https://doi.org/10.33005/baj.v2i1.38
Pemerintah Republik Indonesia. 1997. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. (ID).
Tersedia pada :
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1997/18TAHUN~1997UU.HTM
[PERDA] Peraturan Derah Provinsi Banten. 2011. Tentang RENCANA TATA
RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2010-2030.
(ID).
Tersedia pada :
https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5b7e7d8fca34e/node/53
4/ peraturan-daerah-provinsi-banten-nomor-2-tahun-2011
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. 2007. Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak
Pendapatan. Bandung: Eresco.
47
Sari R.A. Vivi Yulian. 2014. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Membayar Kendaraan Bermotor (PKB) Di Unit
Pelayanan Pendapatan Provinsi (UPPP) Kabupaten Seluma. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis.
Siahaan, Marihot P. (2013). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sri Rahayu, Ani. 2010. Pengantar Kebijakan Fiskal. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. In Metode
Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(p.80).
48