Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

OLEH:

NAMA : HUSNUL AINUN HASNUR


NIM : L041191049
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : NURHIKMAH RASYID

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi perikanan Indonesia menjadi fokus pengembangan dalam peningkatan


ekonomi pesisir dan pulau-pulau kecil. Dimulai dengan subsistem input, subsistem
processing, dan subsitem ouput yang seluruhnya membutuhkan manajemen untuk
mencapai hasil yang lebih optimal. Inti dari setiap proses produksi yaitu pemasaran,
pemasaran menjadi fungsi penting dalam setiap kegiatan produksi termasuk produksi
perikanan baik perikanan darat maupun perikanan laut.
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki perairan laut dengan panjang pantai sekitar
2.500 km dengan potensi sumber daya perikanan tangkap yang besar dengan potensi
berbagai jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Potensi perikanan
Sulawesi Selatan untuk daerah penangkapan 12 mil dari pantai sebesar 620.480
ton/tahun dan 80.072 ton/tahun untuk zona ekonomi eksklusif (ZEE), daerah
penangkapan 12-200 mil daripantai. Potensi perikanan laut ini baru termanfaatkan
sekitar 56% yaitu 14.468 ton setiap tahunnya. Potensi alam ini diharapkan dapat
mendukung kegiatan perekonomian untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
(Saleh, 2019).
Perairan teluk Bone merupakan salah satu dari tiga daerah penangkap ikan
terbaik di Sulawesi Selatan selain selat Makassar dan laut Flores . Teluk Bone adalah
perairan semi tertutup yang terletak di antara propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara. Perairan ini dibatasi oleh Laut Flores dibagian selatan. Potensi sumberdaya
ikan pelagis besar di WPPI713 di mana wilayah pengelolaan Teluk Bone tercakup di
dalamnya memiliki potensi sebesar 193.600 ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan
43,96 % sehingga masih memungkinkan untuk dikembangkan. Jenis ikan yang masih
berprospek untuk dikembangkan di Teluk Bone adalah ikan pelagis kecil, tuna,
cakalang, baronang dan tenggiri (Fajrianti, 2016).

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penulisan laporan praktek lapang iniadalah sebagai pembekalan


sekaliguspembelajaran untuk ke depannya mengenai bagaimana perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian dalam agribisnis
perikanan. Adapun kegunaan laporan praktik lapang ini yaitu dapat menjadi referensi
yang membantu dalam perkuliahan serta memperkaya wawasan dan pengetahuan
mengenai menejmen agribisnis perikanan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Manajemen Agribisnis Perikanan

Agribisnis adalah sifat dari usaha yang berkaitan dengan agribisnis (agro-
based industries) yang berorientasi pada bisnis (business), yaitu yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan (commercial oriented). Istilah yang agak dekat dengan
agribisnis adaah agroindustri, yang mencakup industri-industri yang berkaitan dengan
sektor agribisnis dalam arti luas; terdiri dari usaha agribisnis itu sendiri dan industri-
industri yang mendukung dari sisi hulu (backward industry) dan sisi hilir (Hajar, E. F.,
dan Ma’rif, S. (2013).
Agribisnis perikanan merupakan upaya pengembangan usaha perikanan yang
semakin memegang peranan penting dalam pembangunan perikanan. Usaha yang di
maksud, tidak hanya di sektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya saja,
melainkan seperti aneka olahan perikanan. Menurut Rahim dan Hastuti (2005: 20)
menjelaskan bahwa mata rantai sistem manajemen agribisnis perikanan laut dan
perikanan darat terdiri dari 5 (lima) rangkaian kegiatan ekonomi berupa subsistem
pengadaan dan penyaluran saproik (sarana produksi perikanan), subsistem usaha
produksi, subsistem pascaproduksi (pengolahan dan pemasaran), subsistem jasa
penunjang, dan manajemen (Ifana, S., Fitri, A., & Chofyan, I. (2019.)

B. Fungsi Dan Faktor Input Produksi

1. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan teknis yang merubah input dengan output.
Secara matematik fungsi produksi ditunjukkan oleh Q = f (K, L), dimana Q adalah
produksi, K adalah kaptal dan L adalah tenaga kerja. Fungsi produksi yang sering
digunakan oleh peneliti adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas
pertama kali diperkenalkan oleh Charles W.Cobb dan Paul H. Douglas pada tahun
1920. Fungsi ini memiliki keunggulan, antara lain seperti untuk fungsinya sederhana,
mampu menggambarkan tingkat pengembalian hasil (return to scale), koefisien fungsi
produksinya langsung sebagai elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan
dan koefisien intersep dari fungsi tersebut langsung menggambarkan efisiiensi
penggunaan input dalam menghasilkan output dari system produksi (Elinur, E., &
Heriyanto, H. (2019).
Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang
melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel satu disebut variabel dependen
(Y) dan yang lain disebut variabel independen (X). Penyelesaian hubungan antara X
dan Y adalah biasanya dengan analisis regresi (Elinur, E., & Heriyanto, H. (2019).

2. Faktor Input Produksi


Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses
produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses
produksi tersebut. Produksi diperoleh melalui suatu proses yang panjang dan
penuhresiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama tergantung pada jenis
komoditi yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun ikut
sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi ini sifatnya mutlak dalam setiap
kegiatan produksi karena faktor produksi inilah yang mengubah input menjadi output
(Muin & Mulayani. (2017).
Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian adalah sebagai berikut
(Muin & Mulayani. (2017):
1. Tanah
Tanah merupakan faktor produksi yang paling menentukan dalam pengelolaan
usaha tani dan tempat berlangsungnya aktivitas dalam rangka proses produksi,
terlebih lagi bila hal ini berhubungan dengan sumber daya alam. Pentingnya faktor
produksi tanah bukan saja dilihat dari segi luas atau sempitnya lahan, akan tetapi juga
dari segi macam penggunaan lahan dan kesuburan tanah. Tingkat kesuburan tanah
mempunyai hubungan langsung dengan jumlah dan kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan suatu jenis tanah serta balas jasa dari penggunaan tanah tersebut.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peran
penting didalam kegiatan usaha tani. Tenaga kerja dapat juga berupa sebagai pemilik
(pertanian tradisional) maupun sebagai buruh biasa (pertanian komersial). Di
Indonesia, kebutuhan akan tenaga kerja dalam pertanian dibedakan menjadi dua yaitu
kebutuhan akan tenaga kerja dalam usaha tani pertanian rakyat dan kebutuhan akan
tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar seperti perkebunan, kehutanan,
peternakan dan sebagainya.
3. Modal
Modal dalam faktor produksi pertanian di bedakan menjadi dua macam, yaitu
modal tetap dan tidak tetap. Modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut.
Contohnya tanah, bangunan dan mesin-mesin. Sedangkan modal tidak tetap atau
modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam
satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya yang dikeluarkan untuk
membeli pupuk, obat-obatan atau yang dibayarkan untuk upah tenaga kerja.
4. Bibit
Faktor bibit memegang peran penting untuk menunjang keberhasilan produksi
tanaman merica. Penggunaan bibit yang bermutu tinggi merupakan langkah awal
produksi (Estu Rahayu dan Nur Berlian : 2002) Tety Suciati (2004). Bibit yang unggul
cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Sehingga makin unggul
benih komoditas pertanian, maka semakin tinggi pula produksi pertanian yang akan
dicapai.
5. Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada
tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang diperlukan
tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah ada beberapa macam. Pupuk
dapat digolongkan menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan.
6. Keahlian (skill)
Faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan
dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan suatu kegiatan
ekonomi, para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi yang lain yaitu
tanah, modal dan tenaga kerja. Keahlian keusahawanan meliputi kemahiran
mengorganisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan
efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat

C. Jasa Penunjang dan Bentuk Kerjasama Agribisnis Perikanan


III. METODOLOGI PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat


Praktik Lapang Manajemen Agribisnis Perikanan dilaksanakan pada Hari Jumat-
Minggu, Tanggal 20-22 Mei 2022 bertempat di Kelurahan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang
Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan Indonesia.
B. Metode Pengambilan Data

Adapun metode pengambilan data yang digunakan ialah sebagai berikut:


1. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengadakan tinjauan penelitian langsung terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada responden atau orang yang
diwawancarai melalui tatap muka secara langsung.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan membandingkan hasil data yang didapatkan secara
langsung dilapangan dengan data yang berasal dari pustaka.

C. Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung tanpa melalui
perantara. Data ini diperoleh melalui hasil wawancara langsung kepada beberapa responden
dengan menggunakan kuesioner serta observasi di lapangan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara dalam hal ini dicatat atau
diarsipkan oleh pihak lain. Data ini diperoleh melalui studi berbagai pustaka dan melalui
laporan-laporan instansi pemerintah dan swasta terkait daerah yang diteliti.

B. Prosedur Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA

Ifana, S., Fitri, A., & Chofyan, I. (2019.). Strategi Pengembangan Agribisnis Perikanan
Budidaya Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Karawang. 53–58.7

Hajar, E. F., dan Ma’rif, S. (2013). POLA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS


PERIKANAN WILAYAH PESISIR KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK.
Jurnal Teknik PWK, 2(3), 314–327.

Elinur, E., & Heriyanto, H. (2019). Model fungsi produksi ikan lele di Kota Pekanbaru
Provinsi Riau. Sorot, 14(2), 31. https://doi.org/10.31258/sorot.14.2.31-40

Muin & Mulayani. (2017). Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Hasil Produksi Merica
Di Desa Era Baru Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Jurnal Economix,
5(2), 203–214. https://ojs.unm.ac.id/economix/article/view/5374/3114

Anda mungkin juga menyukai