Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya
bekerja pada bidang pertanian yang artinya sektor pertanian ini memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Indonesia memilik
sumber daya alam yang melimpah dan posisi yang strategis, Indonesia terletak di
wilayah tropis yang artinya memiliki curah hujan yang tinggi yang membuat
lahan subur dan banyak jenis tumbuhan yang tumbuh dengan cepat.
Indonesia menghasilkan berbagai jenis hasil pertanian diantaranya padi,
jagung, kopi, teh, kakao, buah-buahan, sayuran dan masih banyak lainnya.
Dengan kekayaan sumber daya yang melimpah ini sangat berpotensi untuk
meningkatkan pertanian baik secara nasional maupun internasional hal ini
bertujuan untuk memajukan negara Indonesia dalam bidang pertanian.
Ketika kondisi krisis moneter dan juga krisis ekonomi pada awal tahun
1997, sektor pertanian menjadi penyelamat perekonomian nasional. Ini
membuktikan bahwa pembangunan pertanian di Indonesia perlu di dorong untuk
mendukung keberlanjutan ekonomi. Hal lain juga dapat dilihat pada masa
Presiden Soeharto dimana negara Indonesia pernah menjadi negara pengekspor
beras di Asia Tenggara dan pada masa itu perekonomian pedesaan naik. Hal ini
terjadi karena produksi padi di Indonesia sangat tinggi.
Tetapi yang terjadi di zaman globalisasi ini bahwa sektor pertanian tidak
mendapat perhatian penuh dari pemerintah karena pemerintah lebih berfokus pada
sektor industri yang bergantung pada impor sehingga pembangunan pertanian di
pedesaan terbaikan.
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada
proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit dinamakan pertanian rakyat. Sedangkan, pertanian dalam arti luas meliputi
pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi empat komponen
yang tidak terpisahkan. Keempat komponen tersebut meliputi: (1) proses
produksi, (2) petani atau pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha, dan (4)
usaha pertanian (Soetriono et al., 2006). Pertanian merupakan salah satu sektor
yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas
penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih
jauh dari harapan.Salah satu faktor penyebab kurangnya produktivitas pertanian
adalah sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengolah lahan pertanian
dan hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual
dalam pengolahan lahan pertanian. Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak
ukur untuk menunjukkan adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan
kata lain pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan
ekonomi (Sukirno, Sadono; 2007). Namun, pembangunan tidak sekedar
ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara,
akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas.
Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi
justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan. Perjalanan
pembangunan dalam sektor pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat
menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani
dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Hal itu dikarenakan sektor ini
merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah
dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain
tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran.Meski demikian sektor ini merupakan
sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar
penduduk kita tergantung padanya.
Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-Negara
berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi
suatu negara menduduki posisi yang penting sekali. Hal ini antara lain disebabkan
beberapa faktor (Totok Mardikanto, 2007:3). Pertama, sektor pertanian
merupakan sumber persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang
dibutuhkan oleh suatu negara. Kedua tekanan-tekanan demografis yang besar di
negara-negara berkembang yang disertai dengan meningkatnya pendapatan dari
sebagian penduduk menyebabkan kebutuhan tersebut terus meningkat. Ketiga,
sektor pertanian harus dapat menyediakan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
ekspansi sektor-sektor lain terutama sektor industri. Faktor-faktor ini biasanya
berwujud modal, tenaga kerja, dan bahan mentah. Keempat, sektor pertanian
merupakan sektor basis dari hubungan-hubungan pasar yang penting berdampak
pada proses pembangunan. Sektor ini dapat pula menciptakan keterkaitan kedepan
dan keterkaitan kebelakang yang bila disertai dengan kondisi-kondisi yang tepat
dapat memberi sumbangan yang besar untuk pembangunan. Kelima, sektor ini
merupakan sumber pemasukan yang diperlukan untuk pembangunan dan sumber
pekerjaan dan pendapatan dari sebagian besar penduduk negara-negara
berkembang yang hidup di pedesaan (Pratomo, 2010).
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan
produksi barang.1 Produksi merupakan dampak dari perubahan dari dua atau lebih
input (sumber daya) menjadi satu atau lebih output (produk). Kegiatan tersebut
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan
jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input
dengan menggunakan teknologi tertentu. Untuk mengkaji aspek-aspek produksi
ahli ekonomi menggunakan fungsi produksi sebagai alat analisis. Konsepsi
abstrak fungsi produksi yang bersumber pada nilai memungkinkan para ahli
ekonomi untuk mengadakan analisis berbagai masalah seperti penentuan
sumbangan pendapatan faktor-faktor produksi, pengaruh faktor produksi terhadap
pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi dan sifat-sifat pengangguran
teknologi.2

1
 Media, Kompas Cyber. “Produksi: Pengertian, Tujuan, dan Faktornya”. KOMPAS.com.
2
Sutanto, Himawan Arif (2015-03-05). Monograf: TINGKAT EFISIENSI PRODUKSI DAN
PENDAPATAN USAHA KECIL (Studi pengolahan ikan Asin di Kota Pekalongan).
Poduksi menciptakan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Kegiatan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi seperti sumber
daya alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya produksi
merupakan penciptaan atau penambahan faedah atau bentuk, waktu dan tempat
atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Maka dari itu, produksi menitik beratkan pada usaha untuk menimbulkan ke
gunaan yang lebih banyak dari suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
orang banyak. Pada umumnya tujuan perusahaan dengan produksi, yaitu untuk
memperoleh laba yang maksimal. Sehingga perlu merencanakan dan menghitung
dengan cermat mutu dan kualitas hasil produksi.3
Kegiatan produksi tersebut bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau
pendapatan. Yang artinya kegiatan produksi memberikan pengaruh terhadap
pendapatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015:1045), pengaruh adalah
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.‖ Pengaruh merupakan suatu daya
atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala
sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya
(Yosin, 2012:1). Menurut surakhmad (2012: 1), Pengaruh adalah kekuatan yang
muncul dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat
memberikan perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan.
Dapat disimpulkan pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang dapat
timbul dari sesuatu, baik itu watak,orang, benda, kepercayaan dan perbuatan
seseorang yang dapat mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil
kerja (usaha atau sebagainya).4 Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen
adalah uang yang diterima oleh perorangan, Perusahaan dan organisasi lain dalam
bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. 5 Pendapatan adalah
jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang Dijual. 6
3
Triastuti, U. Yuyun (2020-09-17). BUKU AJAR MANAJEMEN PRODUKSI JASA BOGA.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2008), Hal. 18
5
BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal. 230
6
Soemarso S.R Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat (2009, hal.54)
Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh
dari hasil Penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan.7 Soekartawi
menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang
dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan,
maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang
tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan
pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan
tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi
kualitas yang lebih baik.8 Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju
tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat
dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula.
Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah
untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan
sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula
hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat
kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.9
Pertanian padi di Indonesia sangat penting karena pertanian padi
merupakan penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi
merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk
mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut
sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500
SM.10 Indonesia merupakan salah satu negara konsumen beras terbesar ketiga di
dunia. Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin
meningkat pula jumlah kebutuhan pangan itu sendiri. Tanaman padi merupakan

7
Ibid
8
Soekartawi, Faktor-faktor Produksi, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hlm. 132
9
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika Universitas Almuslim
Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9.
10
Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects.
Jakarta, 1984. Hal. 2503
tanaman pangan penting yang menjadi makanan pokok lebih dari setengah
penduduk dunia karena mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh. Menurut
Poedjiadi (1994), kandungan karbohidrat padi giling sebesar 78,9 %, protein 6,8
%, lemak 0,7 % dan lain-lain 0,6 %. Indonesia sebagai negara dengan jumlah
penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan
tersebut (Pratiwi, 2016).
Produksi 10 komoditas pangan utama Jawa Barat yaitu padi, daging ayam
ras, telur ayam ras, daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai merah, tomat,
tebu dan kelapa sawit, tersebar di lima kawasan ekonomi yang telah kami
sebutkan sebelumnya. Yang artinya sektor pertanian padi oleh sebagian besar
penduduk di Jawa Barat. Mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang
Januari hingga Mei 2021 produksi beras di Indonesia mencapai 17,51 juta ton.
Jumlah tersebut diakumulasi dari berbagai wilayah. Mengutip data
dari Kementerian Pertanian pada 2019, Jawa Barat merupakan provinsi ketiga
penghasil beras di Indonesia. Jawa Barat merupakan salah satu
penghasil padi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), produksi padi di Tanah Pasundan mencapai 9,08 juta ton atau 5,3 juta ton
beras pada 2020.Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat
yang sebagian besar penduduknya sebagai petani
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangwangi Kecamatan
Mekarmukti Kabupaten Garut dengan waktu 6 bulan terhitung dari bulan Maret
sampai dengan bulan Agustus 2022. Desa Karangwangi merupakan salah satu
desa penghasil padi di kecamatan Mekarmukti Kabupaten Garut. Desa
Karangwangi terletak di sebelah selatan Kabupaten Garut. Sebagain besar
penduduk desa Karangwangi bertani padi di sawah dan di ladang kering.
Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian dan pemenuhan
kebutuhan penduduk di Desa Karangwangi. Menopang kehidupan dengan bertani
tidak selamanya berjalan mulus, terkadang mengalami pasang surut seperti gagal
panen, kekeringan, serangan hama, kelangkaan obat dan pupuk menjadi penyebab
produksi pertanian padi di Desa Karangwangi mengalami penurunan. Peningkatan
produktivitas pertanian padi menjadi target dan tujuan kegiatan pertanian. Lahan
yang tersedia di Desa Karangwangi untuk pertanian masih cukup luas, diharapkan
dapat menjadi model dalam pengembangan pertanian dan meningkatkan
produktivitas pertanian padi. Rata-rata masyarakat Desa Karangwangi mengolah
lahan pertanian sendiri, semakin berkembang sektor pertanian maka diharapkan
mampu meningkatkan produktivitas petani dan dapat meningkat pula pendapatan
yang diterima oleh petani. Tingkat pendapatan petani akan mempengaruhi
kehidupan petani itu sendiri, dan rendahnya produktivitas juga mempengaruhi
jumlah yang diterima petani sehingga mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.
Faktor produksi yang kurang optimal akan berpengaruh terhadap
produktivitas petani tersebut, maka petani harus meningkatkan mutu dan jumlah
produksinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas petani di Desa Karangwangi
Yang pertama adalah modal, karena modal ini merupakan faktor yang
utama dan sangat penting sebab dengan modla yang kurang petani tidak mampu
meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi padi tersebut. Yang kedua
yaitu luas lahan, karena semakin luas lahan maka semakin tinggi produktivitas
padi tersebut sebaliknya semakin sempit lahan makan semakin rendah tingkat
produktivitas padi tersebut. Yang ketiga yaitu teknologi, teknologi yang semakin
maju diibaratkan dapat mengefisienkan waktu dan biaya yang di keluarkan petani
dalam menggarap lahannya. Di contohkan perbandingan antara kerbau untuk
membajak sawah membutuhkan waktu yang lama dan banyak energi berbeda
dengan traktor membutuhkan waktu yang singkat dan hemat energi. Contoh
selanjutnya merontokkan padi dengan cara menebas padi membutuhkan waktu
dan energi yang banyak sedangkan dengan menggunakan mesin perontok padi
membutuhkan waktu dan energi yang sedikit. Yang keempat pengalaman dan
keahlian dari petani itu sendiri. Karena faktanya berbeda keahlian yang dimiliki
berbeda pula hasil yang didapatkan.
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh petani di Desa Karangwangi
adalah pendapatan yang diperoleh petani tidak menentu namun pengeluaran setiap
hari semakin meningkat, hasil produksi padi yang tidak menentu karena berbagai
faktor serta melaratnya petani dalam hal pembiayaan produksi pertanian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian
“PENGARUH PRODUKSI PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI
DESA KARANGWANGI KECAMATAN MEKARMUKTI KABUPATEN
GARUT”
A. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pembibitan padi terhadap hasil produksi padi petani
di Desa Karangwangi.
2. Terdapat pengaruh pengelolaan padi terhadap hasil produksi padi
petani di Desa Karangwangi.
3. Terdapat pengaruh panen padi terhadap pendapatan petani di Desa
Karangwangi.
4. Terdapat pengaruh harga jual terhadap pendapatan petani di Desa
Karangwangi.
5. Hubungan hasil produksi padi dengan pendapatan petani di Desa
Karangwangi.
6. Pengaruh produksi padi terhadap pendapatan petani di Desa
Karangwangi.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka penulis dapat
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pengaruh pengelolaan padi terhadap hasil produksi padi petani di Desa
Karangwangi.
2. Pengaruh hasil produksi padi terhadap pendapatan petani di Desa
Karangwangi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka dalam penulisan skripsi ini,
penulis mengambil beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pengelolaan padi terhadap hasil produksi padi
petani di Desa Karangwangi?
2. Bagaimana pengaruh hasil produksi padi terhadap pendapatan petani
Desa Karangwangi?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan padi terhadap hasil produksi padi
petani di Desa Karangwangi.
b. Untuk mengetahui pengaruh hasil produksi padi terhadap pendapatan
petani di Desa Karangwangi.
2. Manfaat
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai saran aktualisasi diri untuk mengaplikasikan teori
yang telah diperoleh yaitu tentang evaluasi dampak kebijakan serta hasil peneliti
ini di harapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti guna mengetahui tentang
pentingnya peneliti untuk mengetahui bagaimana pengaruh produksi padi
terhadap pendapatan petani.
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah
dan pihak lain untuk meningkatakan pendapatan petani di desa Karangwangi serta
sebagai masukan kepada para petani padi yang ada di desa Karangwangi dalam
usaha meningkatkan pendapatannya.
c. Bagi Mahasiswa Lain
Penelitian ini sebagai saran untuk mengimplementasikan ilmu dan teori
yang didapat di bangku perkuliahan dalam kasus nyata di lapangan, serta dapat
memberi referensi kepada adik tingkat yang akan sampai pada tahap penyusunan
skripsi diahun yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai