Anda di halaman 1dari 5

PERMASALAHAN MENDASAR DALAM EKONOMI

PERTANIAN

Dosen Pengampu:
Dr. Achmad Tjahja Nugraha, SP., MP., PIA., CH., CHt., CACP

Disusun Oleh:
Ramlan Apriyansyah 11180920000158
P4B Agroteknologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Perjalanan pembangunan pertanian
Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika
dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional.
Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan
nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di
Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumberdaya alam yang
besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya
pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi
basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada
kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang
termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu
bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian
keseluruhan (Setiawan, 2013).
Pembangunan pertanian di masa akan datang tidak hanya dihadapkan untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan
untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era
demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu,
dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang
mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia
tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing
tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan
masyarakat.
PEMBAHASAN
A. Waktu Usahatani
Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu
tertentu. Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi dan sarana
produksi yang merupakan faktor masukan produksi yang diperlukan dalam proses
tersebut untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan. Petani yang bertindak sebagai
manajer dan pekerja pada usahataninya haruslah memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam penggunaan berbagai faktor masukan usahatani, sehingga mampu
memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha yang
dilakukan.
B. Biaya Usahatani
Biaya usahatani dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam usahatani
untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang
dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha(keuntungan pengusaha) dan
upah tenaga keluarga sendiri.
2. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga
keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan
kepada tenaga luar.
3. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari
aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Kemampuan petani untuk membiayai usahataninya sangat terbatas sehingga


produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial. Permasalahan ini
diperparah dengan sulitnya aksesibilitas petani terhadap sumber permodalan formal.
Akibat keterbatasan biaya tersebut, semakin banyak petani di Indonesia yang tidak
bisa mengembangkan usahataninya, sehingga pada akhirnya petani terjebak dalam
sistem pertanian yang subsisten, yaitu sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri, dan
petani yang berorientasi pada keuntungan sulit berkembang.

C. Tekanan Penduduk
Tekanan Penduduk adalah angka yang menunjukkan berapa kali lipat penduduk
harus mengeksploitasi lahan agar mendapatkan hasil untuk mencapai hidup layak.
Indonesia yang merupakan negara agraris, dengan sebagian besar penduduknya bekerja
di sektor pertanian tentunya menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian. Lahan
pertanian sebagai tempat beraktifitas bagi petani semakin mengalami penurunan. Hal
ini diakibatkan oleh semakin besarnya tekanan penduduk terhadap lahan pertanian.
Jumlah penduduk yang terus meningkat dan aktifitas pembangunan yang dilakukan
telah banyak menyita fungsi lahan pertanian untuk menghasilkan bahan makanan yang
diganti dengan pemanfaatan lain, seperti pemukiman, perkantoran dan sebagainya.
Akibatnya keadaan ini menyebabkan kemampuan lahan pertanian untuk memenuhi
kebutuhan makanan bagi penduduk semakin berkurang (Moniaga, 2011).
D. Sistem Usahatani
Sistem usahatani (farming system) dapat diartikan sebagai unit pengambilan
keputusan yang melibatkan rumah tangga petani, sub sistem pertanian (dalam arti luas
tanaman, hewan atau ikan) dan sub sistem sumber daya alam dan lingkungan yang
hasilnya dapat dikonsumsi langsung oleh keluarga maupun dijual. Dapat dikatakan
bahwa perencanaan usahatani merupakan perencanaan petani dari awal hingga akhir
dengan mengkombinasikan pemanfaatan segala potensi sumber daya yang ada dan
mampu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guna menghasilkan suatu produk
yang yang optimum. Pada kajian perspektif sistem, kapasitas untuk mengapresiasi sifat
hubungan sebab-akibat dari suatu sistem akan sangat bergantung dari kemampuan
untuk mengkonseptualisasikan hubungan nonlinear yang terjadi pada sistem tersebut.
Oleh karena suatu sistem nonlinear tidak mungkin menghasilkan solusi analitis yang
bersifat eksak, maka simulasi merupakan metode yang paling tepat untuk
menggambarkan dinamika perilaku sistem.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2015. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bandung: CV. Mujahid Press.


Mubyarto. 1973. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Sinambela, Belman. 2013. Ekonomi Pertanian di https://www.slideshare.net (diakses
26 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai