Anda di halaman 1dari 4

MENGOPTIMALKAN PERAN SEKTOR INDUSTRI

Oleh : Erwin Octavianto


(Peneliti The Malcon Institute)

Arah kebijakan pembangunan ekonomi utamanya ditujukan untuk meningkatkan


pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan, dan mengurangi
pengangguran. Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat
menunjukan perubahan kinerja ekonomi wilayah. Dengan tingkat pertumbuhan
yang cukup tinggi diharapkan produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
meningkat melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatan kerja.

Sektor indutri memberikan kontribusi yang sangat vital dalam terciptannya


tujuan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Dengan industrialisasi dapat
mendorong investasi dan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sehingga dengan
meningkatnya investasi dan tenaga kerja maka pendapatan nasional meningkat
dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industrialisasi
juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia
dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber
daya lainnya. Proses industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih
maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Kita sering mendengar pendapat
bahwa industri itu mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sector)
maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu
dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan
sektor jasa (Lincolin Arsyad: 1999:353-354)

Dalam pengertian umum, industri manufaktur merupakan suatu kegiatan industri


yang mengolah bahan baku menjadi barang yang siap pakai atau output. Dalam
perkembangannya, Industri manufaktur suatu negara dituntut untuk mampu
menghasilkan output secara efisien jika ingin tetap dapat bertahan. Efisiensi
dalam produksi dapat tercapai jika sumber daya yang tersedia dapat dialokasikan
secara efetif dan efisien (Porter, 1990). Kegiatan ekonomi, yang produktifitasnya
semakin berkembang, akan memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap
2

kenaikan harga input, jika dibandingkan dengan kegiatan ekonomi yang tidak
mengalami perkembangan produktifitas.

Saat ini, sektor industri khususnya industri manufaktur memiliki peran yang
cukup penting dalam mempengaruhi pembentukan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di Provinsi Lampung. Sektor industri merupakan sektor
penyumbang terbesar ketiga dalam pembentukan nilai PDRB di Provinsi
Lampung. Menurut hasil perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Lampung, setiap tahunnya sektor industri menyumbang kurang
lebih 13 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Lampung setelah sektor
pertanian (40 persen) dan sektor perdagangan (15 persen). Namun demikian,
Laporan Perkembangan Ekonomi Dan Keuangan Provinsi Lampung Tahun 2019
menunjukan bahwa, secara tahunan, perkembangan sektor ini relatif tidak
mengalami peningkatan yang berarti.

Jika melihat dari kondisi riilnya, sektor industri manufaktur di provinsi lampung
cenderung mengalami penurunan. Ekspor nonmigas berupa hasil industri
Provinsi Lampung mengalami penurunan bila dibandingkan ekspor tahun lalu.
Adanya kendala infrastruktur, rendahnya kualitas dan tingkat produktifitas yang
sepenuhnya belum diatasi berdampak pada naiknya biaya produksi dan distribusi
pada sektor ini. Sehingga menyebabkan perkembangan sektor ini relatif belum
meningkat. Sementara itu, kawasan industri yang ada saat ini masih belum
sepenuhnya termanfaatkan dengan baik. Buruk nya pengelolaan, serta masih
rendahnya kualitas infrastruktur salah satunya seperti banyaknya kerusakan jalan
di kawasan ini masih menjadi permasalahan utama yang hingga saat ini belum
terselesaikan.

PPP

Untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan perekonomian yang baik,


khususnya di sektor industri, maka diperlukan dana investasi yang besar,
pembentukan modal yang besar sangat penting artinya dalam usaha
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi khususnya sektor industri manufaktur
di Provinsi Lampung. Sebagai salah satu aspek dalam kebijaksanaan
3

pembangunan daerah, maka diperlukan usaha-usaha untuk memperoleh lebih


banyak dana untuk membiayai pembangunan sektor tersebut.

Kita tahu bahwa sebagai provinsi yang masih tergolong miskin di Indonesia,
Provinsi Lampung memiliki keterbatasan alokasi dana untuk dapat mengelola
dan mengembangkan sektor Industri ini dengan baik. Karenanya, partisipasi
swasta dalam penyediaan modal berupa bantuan dana atau pun infrastruktur
menjadi amat penting guna menutupi kesenjangan kebutuhan dana investasi yang
ada. Pemerintah pun telah memfasilitasi keterlibatan swasta tersebut melalui
Perpres No. 67 tahun 2005 tentang kerjasama pemerintah dengan badan usaha
dalam penyediaan infrastruktur. Kerjasama tersebut juga dikenal dengan model
kemitraan pemerintah dan swasta (public-private partnership/PPP) dengan skema
pembagian risiko yang transparan.

Adapun bentuk-bentuk kerjasama investasi yang berkaitan dengan bentuk


kerjasama antara pemerintah dengan pihak ketiga, atau pihak swasta dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa skema kerjasama investasi berikut,
diantaranya yaitu kejasama konsesi, kerjasama kontrak bangun, kerjasama
operasi, kerjasama, patungan, dan pengelolaan.

Namun Demikian, semuanya itu tidak akan terlaksana selama pihak swasta
masih ragu untuk berinvestasi di provinsi ini. Oleh karena itu, diharapkan
Pemerintah Provinsi dapat menciptakan dan menjaga iklim investasi yang
kondusif. Dimulai dari peningkatan infrastruktur, kepastian hukum berinvestasi,
percepatan proses birokrasi, dan jaminan keamanan berinvestasi. Dengan iklim
investasi yang kondusif, maka secara tidak langsung akan meningkatkan
kepercayaan investor-investor yang ingin berinvestasi, terutama investor yang
berinvestasi di sektor industri manufatur, di Provinsi Lampung. Semakin banyak
investor yang berinvestasi maka lapangan kerja pun semakin meningkat sehingga
dapat menekan tingkat pengangguran yang ada. Karena penurunan pengangguran
secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan pendapatan, penurunan
kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, arah
kebijakan pembangunan ekonomi utamanya ditujukan untuk meningkatkan
4

pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan, dan mengurangi


pengangguran akan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai