Anda di halaman 1dari 3

MENGHIDUPKAN PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG DI MALAM HARI

Oleh : Erwin Octavianto, SE


(Peneliti The Malcon Institute)

Menarik jika kita membahas kondisi pasar-pasar di Bandar Lampung, khususnya adalah pasar
tengah dan bambu kuning karena kedua pasar ini merupakan icon, land mark, dan pusat
kegiatan ekonomi yang paling besar di Kota Bandar Lampung. Rasanya seluruh warga kota
Bandar Lampung akan menyarankan para warga pendatang dan wisatawan untuk berbelanja
di kedua pasar ini. Hal ini lah yang menyebabkan kegiatan dan aktivitas ekonomi Kota
Bandar Lampung bertumpu pada kedua Pasar ini.

Khusus untuk pasar tengah, permasalahan yang muncul kemudian, ialah bahwa kegiatan
pasar ini hanya aktif sampai sore saja, sedangkan malamnya berubah sepi menjadi kawasan
kota mati yang juga menjadi daerah yang rawan kriminalitas pada saat malam hari. Jika
dibandingkan dengan beberapa Icon-icon di kota-kota besar lainnya, seperti Malioboro di
Kota Yogjakarta, kawasan Jembatan Ampera di Palembang, dan beberapa icon kegiatan
ekonomi di kota-kota besar lainnya yang bisa ramai hingga malam hari, Kawasan Pasar
Tengah sangat jauh dari harapan. Padahal dari sisi keberadaan pasar yang berada di kawasan
pusat kota (Jl Raden inten, Jl Katamso, dan Jl Kartini), Pasar Tengah merupakan salah satu
daerah dengan tingkat kegiatan ekonomi yang paling tinggi di Kota Bandar Lampung.

Dengan tingkat kegiatan yang padat tersebut tentunya pasar tengah dirasa layak untuk buka
hingga malam hari. Namun mengapa tetap saja kegiatan ekonomi pasar berakhir di sore hari
atau menjelang malam ? Padahal tidak ada satu peraturan daerah pun ataupun juga peraturan
UPT dari Dinas Pasar Kota Bandar Lampung yang membatasi jam operasional kegiatan pasar
tersebut. Bahkan pemerintah Kota Bandar Lampung pun sudah menghimbau untuk aktif
hingga malam dan dijamin keamanannya.
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan terjadinya kondisi ini. Diantaranya yaitu belum
adanya magnet kawasan yang menarik masyarakat untuk datang ke pasar hingga malam hari.
Yang kedua alasan keamanan kawasan, yang ketiga belum adanya fasilitas sarana dan
prasarana penunjang keberadaan para pengunjung disana, seperti belum adanya tempat parkir
yang terpadu(tempat parkir masih menggunakan badan jalan), ruang pedagang dan pejalan
kaki yang terbatas, kemudian tidak adanya taman dan rest area sebagai sarana penunjang
kegiatan di malam hari, seperti yang kita ketahui warga kota Bandar Lampung sangat
mengidam-idamkan keberadaan taman dan rest area ini, bayangkan di setiap akhir pekan,
bundaran gajah, walikota, serta beberapa area di pinggir jalan pun dijadikan sebagai tempat
berkumpul (yang sebenarnya daerah-daerah tersebut tidak layak untuk disinggahi) karena
saking tidak adanya taman dan rest area terpadu untuk masyarakat Kota Bandar Lampung.
serta kondisi bangunan-bangunan pertokoan pasar tengah yang tidak layak dan penerangan
yang buruk menjadi kendala mengapa masyarakat dan bahkan para pedagang tidak mau
beraktifitas di malam hari.

Menciptakan Evenomic
Oleh karenanya perlu langkah yang nyata dari Pemerintah Kota untuk menghidupkan
kembali Pasar Tengah hingga malam hari. Dalam kajian yang pernah dilakukan oleh PSKD –
UBL, ada beberapa solusi yang sangat menarik yang juga diharapkan menjadi pertimbangan
untuk dapat diterapkan di Pasar Tengah.

Yang paling penting dalam menghidupkan Pasar Tengah baik dalam kondisi pagi hingga
malam hari adalah menciptakan magnet kawasan. Dalam situasi normal dengan cara
menggelar even-even apapun, baik even kesenian, kebudayaan, pameran produk kesenian
lokal yang menarik minat masyarakat untuk berkunjung kesana dan dilakukan secara rutin
dan berkala, pagi, siang, hingga malam hari. Dengan rutinitas tersebut tentunya masyarakat
tertarik untuk datang. Banyak nya masyarakat yang datang di pasar tengah menimbulkan
dampak multiplier efek yang besar bagi perekonomian Bandar Lampung. Kita sebut saja
peristiwa tersebut “Evenomic”, yang mana keberadaan even-even tertentu berdampak pada
peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. Sama halnya dengan sejarah terbentuknya
kawasan Malioboro, perlu diketahui bahwa, Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai,
Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya.
Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan
Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di
sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD).
Namun dengan adanya beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun seperti
Jogja Java Carnival yang selalu dilaksanakan tiap bulan Oktober, Festival Kesenian
Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan Tionghoa yang
dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China (Imlek), membuat kawasan
Malioboro menjadi ramai seperti saat ini.

Tentunya untuk pencapaian tersebut, terdapat beberapa hal yang harus di benahi terlebih
dahulu oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung. Yang pertama, Pasar tengah harus berbenah
dan segera di revitalisasi keberadaannya, baik dari segi penataan pedagang, bangunan
maupun bentuk pasar yang ada saat ini. Karena kondisinya yang sangat tidak mendukung
adanya kegiatan malam hari. Khusus untuk ini pemerintah melakukan beberapa hal Misalnya
saja dengan melakukan penataan pedagang kaki lima, peremajaan pada gedung yang sudah
ada, dan kemudian merevitasilsasi satu atau dua gedung yang terdapat disana untuk dijadikan
taman dan rest area untuk tempat berkumpulnya masyarakat Kota Bandar Lampung, serta
penerangan jalan dan pos keamanan.

Yang kedua, parkir mobil dan sepeda motor yang saat ini berada di badan jalan Pasar Tengah
harus ditiadakan untuk memberi ruang pedagang dan Pejalan kaki yang berkunjung ke pasar,
dan segera dibangun gedung parkir di sekitar kawasan Pasar tengah. Untuk kasus ini pihak
pengelola parkir sudah seharusnya membangun gedung parkir di kawasan pasar tengah
mengingat tingkat kendaraan yang berkunjung di wilayah ini cukup tinggi dan dari segi
pengaturan parkir masih sembarangan. Dengan adanya gedung ini memberikan ruang bagi
masyarakat dan pedagang untuk melakukan kegiatan ekonominya di pasar ini. Adanya
gedung parkir ini juga menjadi salah satu solusi menghindari penarikan parkir berganda yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Apakah Pasar Tengah bisa? Jika adanya keinginan untuk merubah masa depan kota bandar
lampung dan didukung dengan kebijakan dan konsistensi pemerintah kota dalam membangun
ekonomi Kota ini, maka kami sangat yakin bisa terwujud. Tentunya butuh waktu pelaksanaan
yang tidak singkat dan perencanaan yang matang. Konsistensi menentukan prestasi.

Anda mungkin juga menyukai