PENDAHULUAN
sorotan sebagai salah satu aset pusaka. Kawasan Kota Lama Semarang merupakan
menjadikan kawasan ini mirip sebuah kota laiknya yang berada di Belanda. Jika
dilihat dari sejarah, Kawasan ini merupakan cikal bakal dari pembangunan kota
semarang dan memiliki luas sekitar ± 31 ha. Pada awalnya Kawasan Kota Lama
Kawasan ini sangat banyak sekali mempunyai nilai sejarah. Pusat dari Kawasan
Kota Lama berada di Taman Srigunting, sebuah taman yang terletak di jantung
Kawasan Kota Lama Semarang. Masa lalu taman ini adalah sebuah lapangan
bernama Parade Plein, besar kemungkinan karena acap kali digunakan untuk
Parade militer karena tak jauh dari sana terdapat sebuah barak militer. Sebelum
menjadi lapangan, taman ini memiliki fungsi sebagai kerkhof atau pemakaman
warga eropa, sebelum pada awal abad 19 kerkhof dipindah ke daerah pengapon. 1
bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari
detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya
1
http://seputarsemarang.com/kota-lama-semarang-little-netherland/ diakses pada 15 juni 2016
1
2
Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-
kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah.
Gedung Marba, Pasar Johar, Gedung Marabunta, dan masih banyak lagi.
tak terawat, berkesan tak berpenghuni, dan bahkan seakan seperti kota mati karena
sepi, hal ini sangat terasa terutama pada malam hari. Selain bangunan fisiknya,
kawasan Kota Lama juga semakin tidak terawat dari sisi kebersihan lingkungan
alaminya seperti sungai Mberok yang melintasi Kota Lama. Sungai Mberok ini
tampak sangat kumuh dan bau, ditambah lagi dengan bangunan liar yang berada
di sekitar bantaran kali yang menjadikan kenangan akan kanal kanal yang pernah
Lama yang sebenarnya sangat strategis untuk fungsi ekonomis dan mix-used
legal. Citra yang tampak sekarang adalah kawasan Kota Lama dengan gedung-
gedung kuno dan kusam. Melihat kondisi yang terjadi pada Kota Lama yang
3
seperti ini, maka baik Pemerintah dan masyarakat telah berusaha untuk
Melihat kondisi yang terjadi pada Kota Lama yang seperti ini, usaha untuk
maupun ekonomi kawasan Kota Lama. Salah satu upaya untuk menghidupkan
Kota Lama dalam rangka revitalisasi Kota Lama. Revitalisasi merupakan salah
satu cara yang dapat digunakan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali
fungsi atau kegiatan baru secara modern. Selain itu juga dapat merangsang
Revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah kota semarang, hal itu seperti
Lingkungan serta Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 tahun 2003 tentang
Salah satu amanat Perda No. 8 Tahun 2003 adalah perlu dibentuknya
Badan Pengelola Kawasan Kota Lama, untuk itu maka diterbitkan Peraturan
4
Kota Lama (BPK2L) Semarang dan Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor
Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang 2011-2013 yang berisi oleh
pakar-pakar konservasi cagar budaya, akademisi dan praktisi yang ada di Kota
konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama serta tugas BPK2L adalah
ini dinilai kurang berdampak bagi pembangunan kawasan kota lama Semarang.
Lama (BPK2L) masa bhakti 2013-2018. Resmi dikukuhkan oleh Wali Kota
Surat keputusan terbaru itu tertera bahwa Ketua BPK2L yang sekarang adalah
2
http://beritajateng.net/hendi-resmi-lantik-pengurus-bpk2l-baru/ diakses pada 15 juni 2016
5
kawasan yaitu :
a. Fungsi Hunian.
Salah satu upaya revitalisasi yang gencar dilakukan Pemerintah Kota Semarang
dan budaya dengan melakukan pemanfaatan ruang fungsi rekreasi dan budaya.
use).
Ketiga pendekatan tersebut harus dilakukan secara sinergi oleh berbagai pihak
terkait.
kawasan Kota Lama seperti Car Free Night and Day, Symphonie Kota Lama,
upaya ini cukup berhasil. Akan tetapi, setelah kegiatan berakhir maka Kota Lama
Semarang.
ini mampu mendukung pariwisata Kota Semarang. Kawasan Kota Lama memiliki
kekayan historis yang tidak ternilai. Apabila dapat dimanfaatkan dan dikelola
mempunyai nilai ekonomis dan historis yang juga dapat dugunakan untuk daerah
tentu tidak akan luput dari sebuah perencanaan matang yang melalui berbagai
Oleh karena itu, dari uraian diatas penulis memilih tema “Kajian
Pariwisata di Kota Semarang”. Pemilihan tema ini bertujuan agar kita dapat
Semarang.
8
Guna memberikan arah dan panduan mengenai bahasan yang dikaji dalam
Kota Semarang
1.4 ManfaatPenelitian
Semarang, dalam hal ini adalah kebijakan yang telah dikeluarkan untuk
Ketua BPK2L yang sekarang adalah Wakil Walikota Semarang Ir. Hj.
diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih
3
Miriam Budiardjo. Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka, 2009), hal.2
12
tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya, pihak yang
melaksanakan 4.
oleh actor dan faktor dari luar pemerintah 5. Dalam studi kebijakan public
4
Ibid, Hal.20
5
Subarsono, AG. (2013), Analisis Kebijakan Publik : Konsep , Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. Hal 2
6
Ibid, Hal.7
13
(Gambar 1.1) . 7
Gambar 1.1
Perumusan Penyusunan
Masalah Agenda
Forecasting Formulasi
Kebijakan
Rekomendasi Adopsi
Kebijakan Kebijakan
Monitoring Implementasi
Kebijakan Kebijakan
Evaluasi Penilaian
Kebijakan Kebijakan
7
Ibid, Hal 8
14
dan masa yang akan datang, serta stakeholders atau aktor kunci
masalah sosial.
banyaknya aktor atau unit organisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan
dalam penelitian ini, teori tersebut dikemukakan oleh Van Meter dan Van
Horn (1975).
8
Ibid, Hal. 87-88
9
Ibid, Hal. 89
16
program
17
implementasi kebijakan
implementor. 10
saling berhubungan satu sama lain. Serta teori yang dikemukakan oleh
10
Ibid, Hal. 99-101
18
pembahasan.
dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat
memenuhi persyaratan:
a. Bersifat sementara
berikut 11:
masyarakat.
11
Pitana, I Gde, dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi.
Yogyakarta. Hal, 81
20
2. Keberlanjutan ekonomi
12
Ibid. Hal, 84-85
21
integritas masing-masing.
pendukung pariwisata.
yang diluncurkan pada tahun 1995 oleh The Pacific Asia Travel
Associationyaitu 13
bersangkutan
13
Pitana, I Gde, dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi.
Yogyakarta. Hal, 86
22
Gambar 1.2
Kerangka Konseptual
1. Sasaran dan
Standar
Kebijakan
2. Sumberdaya
3. Hubungan antar
Organisasi Faktor Pendorong dan
4. Karakteristik Penghambat
Agen Pelaksana
5. Kondisi Sosial,
Politik dan
Ekonomi
6. Disposisi
Implementor
atau kegiatan baru secara modern. Selain itu juga dapat merangsang
bangunan dan lingkungan kota lama semarang dalam Perda ini mengatur
2. Implementasi Kebijakan
cara tertentu.
birokrasi.
praktisi. memunculkan
Kualitas Sumberdaya
14
Ibid, Hal. 99-101
26
instansi guna
keberhasilan program
birokrasi.
implementasi
kebijakan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada 16. Metode yang dijelaskan
15
Prof. Dr. Nyoman Dantes. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi. (Hlm.51).
16
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
ALFABETA. (Hlm. 23)
28
tugasnya dalam bidang yang terkait dengan peneltian ini, yakni tentang
lingkungan kawasan kota lama, dimana peneliti akan meneliti pada sub
Kawasan Kota Lama Semarang. Selain itu, peneliti juga akan melakukan
pengamatan dari hasil temuan berupa data yang diperoleh saat melakukan
dapat membantu melengkapi data yang akan diolah dan dikaji dalam
penelitian ini. Karena hal itulah subject dalam penelitian ini diantaranya
adalah:
29
seperti dokumen dan lain-lain 17. Berkaitan dengan hal itu maka jenis data
Semarang ini dapat berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,
foto serta diagram statistik yang relevan dengan tema penelitian. Hal ini
sekunder 18.
a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan cara
perantara.
17
Dr. Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Bandung : Remaja
Rosdakarya. (Hlm. 112)
18
Anonim. Eprints.walisongo.ac.id/761/4/082411129_Bab3.pdf. diunduh pada 15 juni 2016.
30
kemudian menjadi data tambahan dan penguat bagi data primer yang
telah di susun.
tersebut adalah :
data mencatatnya. 20
19
Michael Quinn Patton. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Bab 5. Yogyakarta. (Hlm.182)
20
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
31
21
Dr. Basrowi, M.Pd. Dr. Suwandi, M.Si,. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta.
(Hlm.159).
22
Pupu Saeful Rahmat. Op. cit,.
32
lama semarang.
data. Mana data yang memang diperlukan dalam menunjang kasus ini, dan
mana yang tidak menunjang data ini. Kemudian setelah dilakukan proses
kinerja analisis data. Setelah itu melakukan pendalaman data dan langkah
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
tindakan. Dalam tahap ini peneliti juga melakukan display (penyajian) data
data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi
b. Triangulasi Pengamat
c. Triangulasi Teori
telah diperoleh.
24
Moelong Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. (Hlm. 330)
35
d. Triangulasi metode
kebenarannya.
yang didapat dari satu sumber dengan sumber yang lain. Hal tersebut dapat
dicapai jalan 25 :
wawancara
elemen masyarakat
berkaitan
25
Ibid. (Hlm. 331)
36