PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keanekaragam warisan budaya dari masa lampau yang masih dapat dirasakan
keberadaannya hingga saat ini. Salah satunya adalah warisan budaya Cina
permukiman lama di Kota Semarang yang memiliki sejarah panjang dan turut
warisan kebudayaan di kawasan ini yang menjadi daya tarik atau sebagai
perdagangan dan jasa yang sudah berjalan sejak lama. Kawasan ini memiliki
bentuk fisik kawasan yang khas dengan berbagai macam fasilitas dan kegiatan
Keberadaan kawasan ini terbentuk secara politik, di mana pada saat itu
1
2
wilayah, yang sampai saat ini dikenal sebagai Kampung Cina atau Pecinan
adalah Kelenteng Tay Kak Sie dan Klenteng yang tertua adalah Klenteng Siu
asli pecinan dan juga budayawan (27 Desember 2019), diketahui bahwa
Kawasan Pecinan Semarang berbeda dengan China Town yang ada di film-
film barat, tidak terdengar musik mandarin di sudut-sudut gang di wilayah ini,
di sisi lain engkoh dan tacik lebih suka berbahasa Indonesia serta kebanyakan
harinya. Ciri lain dari kawasan ini adalah tidak terlihat arsitektur ala rumah
silat shaolin, pintu tebal berukir liong, papan nama berhuruf mandarin dan
kawasan ini.
rekreasi alternatif, yang sifatnya tradisional, orisinil dan unik serta sekaligus
dan sejarah, hal ini didukung pula oleh rencana Pemerintah Kota Semarang
contohnya seperti festival Sam Po, festival Pasar Imlek Semawis, upacara
keagamaan tahunan (Poo Seng Tay Tee dan Sampoo Tay Jien), kegiatan Pusat
Jajan Semawis, festival Kue Bulan dan juga pertunjukan Sendratari Babad.
wujud nyata dari usaha revitalisasi tersebut adalah dengan dibangunnya Pasar
Semawis. Pasar ini berada di kawasan Gang Warung, yang menjual bahan-
bahan makanan dan barang-barang untuk ritual Tahun Baru Imlek. Kini acara
4
asli pecinan dan juga budayawan (27 Desember 2019), menjadikan kawasan
situs peribadatan klenteng, atraksi seni-budaya, ragam kuliner, dan pasar tiban
lingkungan kumuh dan rakyat miskin di kawasan ini, jangan sampai kegiatan
Pecinan, petunjuk arah dan tidak tertibnya parkir Pasar Gang Baru, yang
terletak di ruas Jalan Wotgandul Timur. Parkiran sepeda motor, becak, dan
lingkungan mereka.
saat ini masih diadakan rutin tiga hari setiap akhir pekan, kegiatan tersebut
belum sepenuhnya berjalan dengan baik, masih terdapat banyak kendala dan
Pemerintah Kota, disamping itu warga asli Pecinan juga merasa terganggu
lagi aura Kawasan Pecinan. Konsep program, strategi dan revitalisasi yang
dibuat para pakar belum matang dan belum mecakup seluruh aspek Kawasan
kegiatan lembaga Kopi Semawis. Program Kopi semawis yang sampai saat ini
hingga saat ini, informasi yang tersedia mengenai Kawasan Pecinan masih
kawasan ini.
Waroeng Semawis untuk menikmati berbagai macam kuliner saja dan tidak
serta dapat menemukan solusi yang tepat, agar bisa melestarikan Kawasan
tersebut.
Media informasi dinilai sebagai salah satu alat yang tepat untuk
yang kurang mengetahui kelebihan dan keunikan kawasan ini. Sudah ada
media berupa buku informasi karya Ananda Astrid & Anastasia Dwirahmi
7
ini diterbitkan pada tahun 2013, berkaca pada buku ini, penulis ingin membuat
tersebut dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat luas terutama generasi
muda.
warisan budaya dan sejarah Pecinan lebih dikenal masyarakat luas, khususnya
di Kota Semarang.
peninggalan sejarah dan kebudayaan yang masih sangat terjaga sampai saat
B. Identifikasi Masalah
Semarang.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Dari hasil rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
F. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
terkandung dalam objek, yang perlu diketahui banyak orang dan juga
2. Secara Praktis
Semarang.
10
G. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
dan media.
penelitian, mulai dari waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, serta
4. Bab IV Perancangan
5. Bab V Penutup
11