Disusun oleh:
SMAN 11 SURABAYA
marcelinoisino@gmail.com
PENDAHULUAN
Salah satu provinsi besar di Indonesia, Jawa Timur, memiliki kekayaan sejarah,
seni, dan budaya yang sangat kaya. Salah satu kearifan lokal yang dianggap
sebagai simbol masakan khas kota Surabaya adalah Semanggi Suroboyo.
Popularitas masakan tradisional saat ini telah berubah karena banyaknya kuliner
internasional, dan akibatnya, masyarakat “lupa” untuk mempertahankan makanan
tradisional khas daerah. Semanggi Suroboyo banyak ditanam di wilayah Surabaya
Barat.
Seni, budaya, dan tradisi Surabaya—termasuk seni pertunjukan, seni rupa, musik
tradisional, bahasa, dan adat istiadat—mencerminkan identitas khas kota ini dalam
konteks yang lebih luas, yaitu Jawa Timur. Pentingnya mengenali, memahami,
dan mengapresiasi kearifan lokal di wilayah-wilayah tersebut. Untuk memastikan
bahwa warisan yang tak ternilai ini relevan bagi generasi mendatang dan
menanamkan rasa bangga dan identitas budaya di kalangan masyarakat Surabaya
dan seluruh Jawa Timur, upaya untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan
budaya ini menjadi penting di tengah perkembangan globalisasi dan modernisasi
yang sedang berlangsung.
1
2
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
3
D. Batasan Masalah
E. Metode Penelitian
4
PEMBAHASAN
A. Telaah Pustaka
Kearifan lokal mengacu pada pengetahuan, nilai, norma, adat istiadat, seni, dan
tradisi yang berkembang dalam suatu komunitas atau daerah tertentu. Konsep ini
menggarisbawahi pentingnya memahami dan memelihara budaya dan identitas
lokal sebagai bagian dari warisan budaya yang unik.
Semanggi atau Pecel Semanggi adalah sejenis makanan khas Surabaya, Jawa
Timur, dibuat dari daun semanggi yang dikukus dan kemudian dinikmati dengan
sambal pedas yang nikmat. Semanggi juga dapat dihidangkan dengan kecambah,
kangkung, kerupuk puli yang terbuat dari beras, serta bumbu yang terbuat dari
5
ketela rambat. Saus atau bumbu yang digunakan dalam makanan semanggi
memiliki bahan baku serta rasa yang berbeda.
Penjual semanggi Surabaya mudah dikenali karena menggunakan jarit dan
selendang untuk memanggul semanggi. Sayuran yang digunakan ada dua macam,
yaitu daun semanggi dan kecambah yang direbus. Bumbunya yang khas terbuat
dari perpaduan ketela rambat, kacang tanah, dan gula merah serta dilengkapi
kerupuk puli. Karena bahan utamanya ketela rambat, rasa sambal pecel ini pun
didominasi manis ketela. Untuk memasak semanggi, setelah dibersihkan dari
kotoran, semanggi direndam air panas beberapa saat supaya tidak hancur. Saat
menyajikan, pertama-tama sayuran ditempatkan dalam pincuk daun pisang,
kemudian disiram bumbu yang sudah dicairkan dengan air.
Semanggi Suroboyo adalah salah satu kearifan lokal yang dikenal sebagai Ikon
makanan khas kota Surabaya. Semanggi suroboyo berbeda dengan pecel pada
umumnya yang menggunakan bumbu yang terbuat dari kacang, semanggi
6
suroboyo menggunakan bumbu yang terbuat dari ubi. Semanggi sendiri
merupakan sekelompok paku air (Salviniales dari marga Marsilea) yang di
Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi.
Ciri khas dari para pedagang semanggi yaitu terlihat dari para pedagang semanggi
yang biasanya adalah seorang wanita paruh baya. Para pedagang semanggi yang
berjualan ke kampungkampung dengan membawa bakul yang digendong di
punggung serta berjalan kaki. Saat berkeliling yang dibutuhkan oleh seorang
pedagang semanggi yaitu keseimbangan agar semanggi yang disunggi tidak jatuh.
Ciri khas lain terletak pada cara makan semanggi itu sendiri yang berbeda dari
makanan khas Surabaya lainnya. Semanggi yang dibungkus pincuk menggunakan
daun pisang ini dimakan bukan dengan peralatan makan sendok garpu melainkan
dengan krupuk puli yang disajikan bersama semanggi.
7
B. Hasil Penelitian
Kearifan lokal mencerminkan warisan budaya yang tak ternilai dan kekayaan
pengetahuan yang telah berkembang dalam masyarakat lokal selama berabad-
abad. Ini mencakup nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat, seni, dan tradisi yang
tidak hanya memperkaya kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan identitas
yang kuat bagi suatu komunitas atau daerah tertentu. Ketika kearifan lokal ini
diintegrasikan dalam kehidupan praktis sehari-hari, mereka bukan hanya bertahan,
tetapi juga beradaptasi dengan baik terhadap perubahan zaman.
Di era globalisasi saat ini, dunia semakin saling terhubung melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk koneksi lainnya. Hal ini
mengakibatkan perbatasan antar negara semakin kabur, dan semua aspek
kehidupan yang penting dipengaruhi oleh globalisasi. Meskipun globalisasi
membawa banyak manfaat, seperti akses lebih besar terhadap informasi dan
teknologi, juga menimbulkan berbagai tantangan dan permasalahan baru.
Modernisasi, sebagai bagian dari proses globalisasi, telah membawa dampak yang
signifikan pada masyarakat. Perubahan sosial dan ekonomi yang terkait dengan
peningkatan teknologi dan urbanisasi telah menciptakan kesenjangan sosial
ekonomi, degradasi lingkungan, peningkatan konsumerisme, dan masalah
kenakalan remaja.
8
Untuk mengatasi permasalahan sosial ini, perlu dibangun nilai-nilai budaya yang
mencakup disiplin, hemat, rasa ingin tahu terhadap lingkungan, dan penghargaan
terhadap hasil kerja manusia.
Namun, upaya melestarikan nilai-nilai dan tradisi lokal tidaklah mudah dalam
konteks globalisasi dan modernisasi. Globalisasi mempengaruhi nilai-nilai dan
tradisi lokal dengan menggantikannya dengan pengaruh-pengaruh global yang
lebih dominan. Ini dapat mengancam pelestarian budaya setempat.
Salah satu contoh kearifan lokal yang patut diperhatikan adalah Semanggi
Suroboyo, sebuah makanan khas Surabaya yang memiliki nilai budaya yang kuat.
Makanan ini menggambarkan identitas kota Surabaya dan Jawa Timur secara
keseluruhan. Namun, masakan tradisional seperti Semanggi Suroboyo juga
terpengaruh oleh modernisasi dan perubahan selera makanan. Oleh karena itu,
penting untuk menjaga dan mempromosikan makanan ini sebagai bagian penting
dari warisan budaya lokal.
Selain itu, Semanggi Suroboyo juga memiliki potensi manfaat kesehatan, seperti
membantu dalam program diet. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan
apresiasi masyarakat terhadap masakan lokal, yang dapat berkontribusi pada
keberlanjutan dan kelestarian warisan budaya ini.
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
2. Pengenalan Kearifan Lokal di Sekolah: Program pendidikan yang
mencakup pengajaran tentang kearifan lokal, termasuk kuliner seperti
Semanggi Suroboyo, harus diperkenalkan di sekolah-sekolah. Ini akan
membantu generasi muda memahami dan menghargai warisan budaya
mereka.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
BIOGRAFI PENULIS
13
LAMPIRAN
14