Disusun Oleh:
XI-D1
Jl. Raya Bojong koneng, RT. 01/ RW. 01, Kel. Cibinong, Kec. Cibinong, Kabupaten bogor,
Jawa Barat 16911
Kata Pengantar
Memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas karunianya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah Alat Musik Tradisional Sumatera Barat.
Walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya
kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik maupun saran
diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk menyempurnakan makalah ini supaya
dapat memberikan pengetahuan dan manfaat yang lebih rinci.
Abstrak
Abstract
Traditional food usually has a philosophical meaning but the existence and existence
of traditional food is increasingly declining, it needs to be called a movement so that it can
attract people to want to know to find traditional food to enjoy. With the innovation of a place
like a market that sells a variety of traditional foods with a place design that is made more
menankir or blended with a touch of modern touch. The position of the data investigator is
the process of coherently compiling the data obtained from the products of interviews,
summaries and interviews with the form of organising clues. Pasar Buhan is a market that
provides a variety of traditional foods organised by Selawangi village. Pasar Buhun can also
be referred to as the village's creative economy because it is organised by village managers
such as the village head and his staff. Pasar Bubun is designed in an attractive way with a
typical Sundanese interior as well. In order to improve the existence of traditional food,
innovation is needed to attract people to want to know or make it easier to find traditional
food that they will enjoy. One of them is the innovation of places such as markets that sell
various traditional foods, with the design of places that are more menank or mixed with a
touch of modern style.
DAFTAR ISI
Judul ……………………………………………………………………….… i
BAB I Pendahuluan………………..………………………………….…. v
Kesimpulan ………………………………………………………………....... x
Pendahuluan
Makanan tradisional adalah hidangan atau jenis makanan yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi dalam sebuah budaya atau komunitas. Makanan-makanan ini sering kali memiliki nilai
historis, budaya, dan sosial yang dalam, dan mereka mencerminkan kebiasaan, bahan-bahan, teknik
masak dan, cita rasa khas dari suatu daerah atau kelompok tertentu. Contohnya termasuk sushi dari
Jepang, pasta dari Italia, nasi goreng dari Indonesia, dan banyak lagi.
Makanan tradisional Jawa Barat merujuk pada hidangan-hidangan yang telah ada dalam budaya
kuliner masyarakat Jawa Barat secara turun-temurun. Makanan-makanan ini mencerminkan warisan
budaya, nilai-nilai lokal, serta cara hidup tradisional dari daerah tersebut. Makanan tradisional Jawa
Barat sering kali menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di wilayah tersebut dan diolah
dengan resep-resep yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Makanan-makanan ini juga
memiliki ciri khas rasa, aroma, dan presentasi yang khas, mencerminkan keanekaragaman budaya
Indonesia
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Sejarah makanan tradisional Jawa Barat
2. Mengetahui berbagai macam makanan tradisional Jawa Barat
3. Mengetahui pengaruh gaya hidup modern bagi makanan tradisional Jawa Barat
4. Mengetahui upaya pelestarian makanan tradisional Jawa Barat
BAB II
Makanan Tradisional Jawa Barat
Makanan tradisional Jawa Barat memiliki sejarah yang panjang dan kaya, terpengaruh oleh
faktor geografis, budaya, dan sejarah masyarakat di wilayah tersebut. Beberapa makanan tradisional
memiliki akar sejarah yang sangat tua, sementara yang lain mungkin mengalami perkembangan
seiring berjalannya waktu. Beberapa tahap penting dalam sejarah makanan tradisional Jawa Barat
meliputi:
1. Pengaruh Sunda Wiwitan: Makanan tradisional Jawa Barat telah lama ada sejak zaman pra-
Islam, saat masyarakat Sunda menganut kepercayaan Sunda Wiwitan. Makanan tradisional
pada masa ini umumnya mencerminkan ketergantungan pada hasil alam seperti beras, ikan,
dan sayuran.
2. Pengaruh Islam: DenganMasuknya Islam ke Jawa Barat, beberapa makanan dan cara
memasak mengalami perubahan. Kebanyakan makanan menjadi halal dan penggunaan
rempah-rempah seperti kunyit, jahe, dan serai menjadi lebih umum.
3. Pengaruh Kolonial: Era kolonial Belanda juga memengaruhi makanan tradisional Jawa Barat.
Contohnya adalah makanan seperti nasi timbel, yang mungkin berkembang karena adanya
pengaruh roti sebagai makanan Belanda.
4. Perkembangan Masa Kini: Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan pola
makan, beberapa makanan tradisional mungkin mengalami modifikasi. Namun, upaya
pelestarian budaya dan warisan lokal berkontribusi pada kelangsungan makanan-makanan
tradisional ini.
Secara keseluruhan, makanan tradisional Jawa Barat memiliki sejarah yang kaya dan
menggambarkan evolusi budaya, agama, dan faktor sosial yang mempengaruhinya. Makanan-
makanan ini menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat Jawa Barat dan terus diteruskan
dari generasi ke generasi.
Terdapat berbagai macam makanan tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Beberapa di
antaranya meliputi:
Nasi Timbel adalah masakan Sunda yang populer di Jawa Barat dan Banten. Makanan ini
biasanya dibuat dari beras bagolo atau beras merah campuran yang dimasak dengan bungkus
daun pisang.
Gambar 2: Sate Maranggi
Sate Maranggi adalah makanan asli Sunda di Indonesia yang biasa ditemukan di daerah
Jawa Barat, khususnya Purwakarta. Sate maranggi merupakan makanan khas Sunda. Istilah
maranggi sendiri dalam bahasa Sunda merupakan istilah petukangan, yakni “seorang ahli
pembuat sarung keris”.
Gambar 3: Pepes
Pepes merupakan makanan khas masyarakat Sunda. Makanan ini eksis ditahun 1970-an yang
asal-usulnya dari masyarakat perkebunan dan pegunungan yang sering memasak dengan
menggunakan daun sebagai metodenya. Pepes merupakan makanan yang dibungkus dengan
daun pisang.
Gambar 4:Batagor
Batagor merupakan jajanan khas Bandung yang kini sudah dikenal hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Secara umum, batagor dibuat dari tahu yang dilembutkan dan diisi dengan adonan
berbahan ikan tenggiri.
Gambar 5: Cireng
Cireng adalah makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara
menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung tapioka. Makanan ringan ini
sangat populer di daerah Parahyangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa.
Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an.
Gambar 6: Karedok
Karedok adalah salah satu makanan khas Sunda di Indonesia. Karedok dibuat dengan bahan-
bahan sayuran mentah antara lain; mentimun, taoge, kol, kacang panjang, ubi, labu siam daun
kemangi, dan terong
Kesimpulan
Studi ini telah mengungkapkan bahwa makanan tradisional Jawa Barat memiliki peran
yang sangat penting dalam mempertahankan identitas budaya dan warisan lokal di tengah
arus globalisasi. Makanan-makanan ini mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang
telah diwariskan dari generasi ke generasi, serta menjadi cerminan dari keanekaragaman
budaya Indonesia. Proses pengolahan dan penggunaan rempah-rempah tradisional dalam
makanan-makanan ini memberikan karakteristik rasa dan aroma yang khas.
Pentingnya pelestarian makanan tradisional Jawa Barat menjadi lebih jelas, mengingat
dampak perubahan gaya hidup dan pola makan modern terhadap konsumsi makanan. Upaya
pelestarian dan promosi makanan tradisional ini dapat dilakukan melalui berbagai cara,
seperti pendidikan kuliner di sekolah-sekolah, penyelenggaraan festival makanan tradisional,
dan pemanfaatan media sosial untuk mengenalkan keunikan makanan-makanan ini kepada
generasi muda.
Dalam konteks pariwisata, makanan tradisional Jawa Barat memiliki potensi yang
besar untuk menjadi daya tarik wisata kuliner. Makanan-makanan ini tidak hanya
menawarkan pengalaman rasa yang autentik, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk
memperkenalkan budaya lokal kepada wisatawan. Dukungan pemerintah, pengusaha kuliner,
dan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mempromosikan makanan tradisional
dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi wilayah Jawa Barat.
Dalam rangka menjaga keberlanjutan budaya kuliner ini, kolaborasi antara berbagai
pihak menjadi kunci. Dengan upaya bersama, makanan tradisional Jawa Barat dapat terus
diperkaya, dilestarikan, dan diapresiasi oleh generasi-generasi mendatang.
Daftar Pustaka
Daftar Gambar