Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN MICE

“Makanan Tradisional”

Nama :Nadia Riskianti


Kelas/Absen:XII-UPW-03
Guru Pembimbing:Hevni Rahmania,S.Sos

SMK NEGERI 1 TROWULAN


Jl. Mawar No.1, Trowulan, Kec. Trowulan, Kabupaten Mojokerto,
Jawa Timur 61362
Tahun Ajaran 2023-2024

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah dengan judul "Makanan Tradisional”
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus kami selesaikan
dalam mata pelajaran MICE jurusan usaha perjalanan wisata SMKN
1 TROWULAN
Kami akan sedikit menjelaskan apa itu makanan tradisional
Makanan/Kuliner tradisional adalah ragam jenis masakan yang
berasal dari berbagai daerah di seluruh Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Resep dan serta proses pembuatan kuliner tradisional
menjadi pengetahuan yang bersifat turun-temurun antar generasi
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah
ini.

Mojokerto,7januari 2024

Nadia Riskianti
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................. 1-2
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................... 3
BAB II PENGERTIAN MAKANAN TRADISIONAL .... 4
2.1 Definisi makanan tradisional ....................................... 4-5
2.2 keunikan makanan tradisional ..................................... 5
BAB III SEJARAH MAKANAN TRADISIONAL .......... 6
3.1 Asal usul makanan tradisional ..................................... 6-7
3.2 perkembangan makanan tradisional ............................ 7-8
BAB IV VARIASI MAKANAN TRADISIONAL ............. 9
4.1 Makanan Pembuka : RISOL ........................................ 9-12
4.2 Makanan Inti : RUJAK CINGUR........................ 13-15
4.3 Makanan Penutup : KLEPON ..................................... 16-18
4.4 Minuman : ES CENDOL ............................... 19-21
BAB V PENUTUP ................................................................. 22
5.1 Kesimpulan .................................................................... 22-23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makanan tradisional adalah warisan makanan yang diturunkan dan


telah membudaya di masyarakat Indonesia (Muhilal, 1995 dalam
Adiasih,2015), pekat dengan tradisi setempat (Winarno, 1993 dalam
Adiasih,2015). Juga,Makanan tradisional merupakan wujud budaya
yang berciri kedaerahan, spesifik, beraneka macam dan jenis yang
mencerminkan potensi alam daerah masing-masing. Makanan tidak
hanya sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang.
Makanan juga berguna untuk mempertahankan hubungan antar
manusia, simbol identitas suatu masyarakat tertentu, dan dapat pula
dijual dan dipromosikan untuk menunjang pariwisata yang dapat
mendukung pendapatan suatu daerah.Berbagai daerah di Indonesia
mempunyai beranekaragam masakan,jajanan, dan minuman
tradisional yang telah lama berkembang secara spesifik di setiap
daerah.

Makanan tradisonal atau makanan daerah merupakan salah satu ciri


khas dari suatu kelompok masyarakat yang sangat mudah ditemukan
dan mudah untuk dikenali. Makanan tradisional merupakan wujud
budaya yang berciri kedaerahan, spesifik, beraneka ragam, dan
jenisnya mencerminkan potensi alam daerah masing- masing.
Indonesia merupakan negara yang memiliki cakupan wilayah yang
luas, di setiap daerah memiliki makanan tradisional yang menjadi ciri
khas dari daerah tersebut, sehingga Indonesia memiliki beraneka
ragam makanan tradisional.
Makanan tradisional saat ini mulai tergeser dengan makanan cepat
saji. Hal ini disebabkan karena budaya masyarakat yang lebih suka
makanan cepat saji yang mudah ditemui dan cara penyajiannya
mudah. Perlu adanya upaya untuk mengembangkan dan mengenalkan
makanan tradisional pada masyarakat khususnya para generasi muda.
Makanan tradisional adalah makanan yang telah ada sejak lama dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka sering kali
mencerminkan budaya dan warisan suatu daerah atau negara. Latar
belakang makanan tradisional sangat beragam dan bervariasi di
seluruh dunia. Berikut adalah beberapa latar belakang umum yang
terkait dengan makanan tradisional:

1. Sejarah: Makanan tradisional sering kali memiliki sejarah yang


panjang dan kaya. Mereka dapat berasal dari zaman kuno atau
memiliki akar dalam peristiwa sejarah yang penting bagi suatu
masyarakat.jejak kuliner Indonesia telah didapati dalam sejumlah
prasasti abad ke-8 sampai ke-10 Masehi. Ketika itu, istilah boga telah
dikenal, yakni makanan yang berhubungan dengan dapur yang dibuat
dengan sentuhan seni dan memberikan kenikmatan. Hal itu banyak
didapati pada prasasti Jawa dan Sumatra.

2. Bahan lokal: Makanan tradisional biasanya menggunakan bahan-


bahan lokal yang tersedia di daerah tersebut. Mereka mencerminkan
keanekaragaman dan kekayaan sumber daya alam suatu tempat.

3. Budaya dan identitas: Makanan tradisional sering kali menjadi


bagian penting dari identitas suatu budaya atau komunitas. Mereka
mencerminkan kebiasaan, nilai-nilai, dan tradisi yang dijunjung tinggi
oleh suatu kelompok masyarakat. Misalnya, makanan tradisional
seperti nasi goreng atau rendang sangat erat kaitannya dengan budaya
Indonesia.

4. Ritual dan perayaan: Makanan tradisional sering kali terkait


dengan ritual, perayaan, atau acara khusus. Mereka dapat menjadi
bagian penting dari upacara adat, pernikahan, atau festival tradisional.
Misalnya, hidangan kalkun pada Thanksgiving di Amerika Serikat
atau makanan khas Lebaran di Indonesia.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Menulis tentang makanan tradisional memiliki beberapa tujuan yang


penting. Pertama, itu adalah cara yang baik untuk mempromosikan
dan melestarikan warisan budaya suatu daerah. Dengan menulis
tentang makanan tradisional, kita dapat memperkenalkan orang-orang
pada kekayaan kuliner yang dimiliki oleh suatu wilayah atau negara.

Selain itu, menulis tentang makanan tradisional juga dapat membantu


dalam mempertahankan identitas budaya suatu komunitas. Makanan
tradisional sering kali menjadi bagian penting dari identitas suatu
kelompok, dan dengan menulis tentang makanan tersebut, kita dapat
membantu menjaga dan memperkuat ikatan budaya yang ada.

Selain itu, menulis tentang makanan tradisional juga dapat


meningkatkan kesadaran dan minat orang-orang terhadap makanan
sehat dan alami. Makanan tradisional sering kali menggunakan bahan-
bahan alami dan segar, serta memiliki nilai gizi yang tinggi. Dengan
menulis tentang makanan tradisional, kita dapat mengedukasi orang-
orang tentang pentingnya makanan sehat dan memberikan inspirasi
bagi mereka untuk mencoba masakan tradisional yang lezat dan
bergizi.

Jadi, menulis tentang makanan tradisional memiliki tujuan yang


beragam, mulai dari mempromosikan dan melestarikan warisan
budaya, mempertahankan identitas budaya, hingga meningkatkan
kesadaran akan makanan sehat dan alami.

BAB II
PENGERTIAN MAKANAN TRADISIONAL

2.1 DEFINISI MAKANAN TRADISIONAL

Makanan tradisional adalah jenis makanan yang telah ada sejak lama
dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu budaya atau
komunitas tertentu. Makanan ini mencerminkan kebiasaan, nilai-nilai,
dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh suatu kelompok masyarakat.
Makanan tradisional sering kali menggunakan bahan-bahan lokal
yang tersedia di daerah tersebut dan mempertahankan cara memasak
yang khas dan unik.

Makanan tradisional memiliki nilai historis, budaya, dan sosial yang


kuat. Mereka tidak hanya memberikan kenikmatan kuliner, tetapi juga
menjadi bagian penting dari identitas suatu budaya atau komunitas.
Makanan tradisional dapat beragam dari satu daerah ke daerah
lainnya, dengan setiap daerah memiliki makanan khasnya sendiri
yang mencerminkan keanekaragaman budaya di dunia.

Makanan tradisional juga sering kali terkait dengan ritual, perayaan,


atau acara khusus. Mereka dapat menjadi bagian penting dari upacara
adat, pernikahan, festival, atau perayaan lainnya. Makanan tradisional
tidak hanya memberikan nutrisi kepada orang yang memakannya,
tetapi juga memiliki nilai simbolis dan emosional yang mendalam.

Dalam era globalisasi ini, makanan tradisional juga menjadi bagian


penting dari pariwisata dan industri kuliner. Makanan tradisional
menjadi daya tarik wisata yang signifikan, karena mereka
mencerminkan keunikan dan kekayaan budaya suatu tempat.

Secara keseluruhan, makanan tradisional adalah makanan yang


memiliki sejarah panjang, menggunakan bahan-bahan lokal,
mempertahankan cara memasak yang khas, dan mencerminkan nilai-
nilai budaya suatu kelompok masyarakat. Makanan tradisional adalah
warisan budaya yang berharga yang perlu dijaga dan dipelajari untuk
melestarikan keanekaragaman budaya di dunia.

2.2 KEUNIKAN MAKANAN TRADISIONAL

1. Bahan-bahan lokal: Hal ini mencerminkan keanekaragaman


sumber daya alam dan kekayaan kuliner suatu tempat. Misalnya,
makanan tradisional Jepang seperti sushi menggunakan ikan segar
yang ditemukan di perairan Jepang.
2. Cara memasak yang khas: Makanan tradisional sering kali
memiliki cara memasak yang khas dan unik. Metode memasak ini
telah diwariskan dari generasi ke generasi dan menciptakan cita rasa
yang khas.

3. Nilai budaya dan simbolisme: Makanan tradisional sering kali


memiliki nilai budaya dan simbolisme yang mendalam. Mereka bisa
terkait dengan ritual, perayaan, atau acara khusus dalam budaya suatu
masyarakat.

5. Warisan budaya yang berharga: Makanan tradisional adalah


bagian tak terpisahkan dari warisan budaya suatu daerah atau negara.
Mereka mencerminkan sejarah, kebiasaan, dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh suatu kelompok masyarakat.

BAB III
SEJARAH MAKANAN TRADISIONAL

3.1 Asal usul makanan tradisional

Asal usul makanan tradisional di Jawa dapat ditelusuri kembali ke


sejarah dan budaya Jawa yang kaya Makanan tradisional di Jawa
sering kali memiliki pengaruh dari berbagai periode sejarah, seperti
masa Hindu-Buddha, Islam, dan kolonial Belanda. Beberapa faktor
yang mempengaruhi asal usul makanan tradisional di Jawa antara
lain:
1. Pengaruh Hindu-Buddha: Pada masa Hindu-Buddha, makanan di
Jawa dipengaruhi oleh ajaran dan praktik keagamaan. Contohnya
adalah makanan seperti nasi tumpeng yang melambangkan kesucian
dan keberuntungan, serta makanan yang menggunakan rempah-
rempah seperti kunyit, jahe, dan lengkuas.

2. Pengaruh Islam: Setelah Islam masuk ke Jawa pada abad ke-15,


makanan tradisional di Jawa juga mengalami pengaruh dari ajaran
Islam. Makanan seperti nasi liwet dan sate menjadi populer, dengan
penggunaan bumbu yang kaya seperti bawang merah, bawang putih,
dan kencur.

3. Pengaruh kolonial Belanda: Selama masa penjajahan Belanda,


makanan tradisional di Jawa juga mengalami pengaruh dari masakan
Eropa. Contohnya adalah makanan seperti nasi goreng yang
menggunakan bumbu-bumbu seperti kecap dan saus tomat yang
diperkenalkan oleh Belanda.

4. Bahan lokal yang tersedia: Asal usul makanan tradisional di Jawa


juga dipengaruhi oleh ketersediaan bahan-bahan lokal. Jawa memiliki
beragam sumber daya alam seperti padi, sayuran, rempah-rempah,
dan ikan, yang menjadi bahan utama dalam makanan tradisional
seperti gudeg, soto, dan pecel.

Dengan demikian, asal usul makanan tradisional di Jawa sangat


terkait dengan sejarah, agama, dan bahan-bahan lokal yang ada di
daerah tersebut. Makanan tradisional di Jawa tidak hanya memberikan
citarasa yang lezat, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan
warisan sejarah yang dimiliki oleh masyarakat Jawa.
3.2 PERKEMBANGAN MAKANAN TRADISIONAL

Perkembangan makanan tradisional mengacu pada perubahan yang


terjadi pada makanan yang telah ada sejak lama dan diwariskan dari
generasi ke generasi dalam suatu budaya atau komunitas.
Perkembangan ini mencakup berbagai aspek, termasuk cara
persiapan, presentasi, variasi rasa, dan adaptasi terhadap perubahan
sosial, budaya, dan kebutuhan pasar.
Perkembangan makanan tradisional dapat terjadi karena beberapa
faktor, seperti:

1. Inovasi kuliner: Inovasi dalam dunia kuliner dapat mempengaruhi


perkembangan makanan tradisional. Koki dan pengusaha kuliner
sering mencoba menciptakan variasi baru dalam makanan tradisional
dengan menggabungkan bahan-bahan baru, teknik memasak yang
berbeda, atau presentasi yang lebih menarik. Inovasi ini dapat
memberikan sentuhan baru pada makanan tradisional dan membuat
mereka lebih menarik bagi generasi yang lebih muda.

2. Pengaruh globalisasi: Globalisasi membawa pengaruh dari


budaya dan masakan dari berbagai negara. Pengaruh ini dapat
mempengaruhi perkembangan makanan tradisional dengan
memperkenalkan bahan-bahan baru, teknik memasak yang berbeda,
atau gaya penyajian yang lebih modern. Misalnya, pengaruh masakan
Barat dapat menyebabkan munculnya makanan fusion yang
menggabungkan elemen makanan tradisional dengan gaya masakan
internasional.

3. Perubahan gaya hidup dan preferensi makanan: Perubahan


gaya hidup dan preferensi makanan dalam masyarakat dapat
pengaruhi perkembangan makanan tradisional. Misalnya, permintaan
akan makanan yang lebih praktis, sehat, atau ramah lingkungan dapat
mendorong pengembangan variasi baru dalam makanan tradisional
yang memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pendidikan dan


kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan makanan
tradisional dapat mendorong perkembangan mereka. Dengan
meningkatnya pemahaman tentang nilai budaya dan historis makanan
tradisional, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mempromosikan,
memodernisasi, atau memperkenalkan kembali makanan tradisional
ke dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV
VARIASI MAKANAN TRADISIONAL

4.1 appetizer(makanan pembuka) : RISOL


PENGERTIAN: Risol atau risoles adalah makanan yang sering
ditemui di Indonesia sebagai snek atau camilan. Risol adalah pastri
berisi daging cincang dan sayuran yang dibungkus dalam adonan
tepung tipis dadar. Kemudian, risol ini digoreng setelah dilapisi
tepung panir dan kocokan telur ayam. Hidangan ini juga dapat
dipanggang di dalam oven, dan disajikan sebagai hors-d'oeuvre atau
entrée ringan. Risol biasanya disajikan dengan saus sambal atau saus
tomat sebagai pelengkap.Risol merupakan makanan KHAS
INDONESIA.
CIRI KHAS: kulit yang renyah, Isian beragam, dan juga bentuk yang
unik.

ASAL USUL: Risol atau risoles memiliki asal-usul yang menarik.


Awalnya, risoles berasal dari Prancis dan disebut rissole. Nama rissole
berasal dari bahasa Latin "russeolus" yang berarti kemerahan. Di
Prancis, rissole adalah pastry yang diisi dengan berbagai isian dan
kemudian digoreng.Risoles diperkenalkan ke Indonesia pada masa
penjajahan Belanda, sekitar abad ke-19. Pada awalnya, risoles lebih
dikenal sebagai "loempia" atau "lumpia" dalam bahasa Belanda. Pada
saat itu, risoles hanya tersedia bagi kalangan elit Belanda.

BAHAN-BAHAN MEMBUAT RISOL

1. Kulit risol:
- Tepung terigu
- Telur
- Air
- Garam
2. Isian risol:
- Daging ayam cincang atau daging sapi cincang
- Wortel, potong dadu kecil
- Kacang polong
- Daun bawang, iris tipis
- Bawang bombay, cincang halus
- Bumbu penyedap, seperti garam, merica, dan kaldu ayam (sesuai
selera)
- Minyak untuk menumis

3. Pelapis risol:
- Tepung terigu
- Telur, kocok lepas
- Tepung panir
4. Minyak untuk menggoreng

CARA MEMBUAT RISOL

1. Persiapkan kulit risol:


- Campurkan tepung terigu, telur, air, dan garam dalam sebuah
mangkuk. Aduk hingga tercampur rata dan membentuk adonan yang
agak kental.
- Panaskan wajan datar anti lengket dengan sedikit minyak. Tuangkan
adonan kulit risol ke wajan dengan jumlah yang cukup untuk
membentuk kulit risol yang tipis. Ratakan adonan dengan memutar
wajan agar adonan menyebar tipis dan merata.
- Biarkan kulit risol matang dan sedikit kering. Angkat kulit risol dari
wajan dan sisihkan.
2. Persiapkan isian risol:
- Panaskan sedikit minyak dalam wajan. Tumis bawang bombay
hingga harum dan berubah warna.
- Tambahkan daging ayam cincang atau daging sapi cincang. Tumis
hingga daging matang dan berubah warna.
- Masukkan wortel, kacang polong, dan daun bawang. Tumis hingga
sayuran sedikit layu dan matang.
- Bumbui dengan garam, merica, dan bumbu penyedap sesuai selera.
Aduk rata dan masak sebentar. Angkat dan sisihkan.
3. Isi dan lipat risol:
- Ambil selembar kulit risol yang telah dibuat sebelumnya. Letakkan
isian risol di salah satu ujung kulit risol.
- Lipat bagian bawah kulit risol ke atas isian hingga membentuk
segitiga. Lipat sisi kanan dan kiri kulit risol ke tengah, kemudian
gulung hingga membentuk risol yang rapat.
- Lakukan langkah yang sama untuk sisa kulit risol dan isian hingga
habis.
4. Lapisi dan goreng risol:
- Celupkan risol ke dalam telur kocok lepas, kemudian gulingkan
dalam tepung panir hingga seluruh permukaan risol terlapisi dengan
baik.
- Panaskan minyak dalam wajan atau penggorengan. Goreng risol
dalam minyak panas hingga kulitnya menjadi keemasan dan renyah.
- Angkat risol dan tiriskan minyak berlebih pada tisu dapur.
5. Sajikan dan nikmati: - Risol siap disajikan. Anda dapat
menyajikannya dengan saus sambal, saus tomat, atau saus favorit
lainnya.

4.2 Main course (makanan inti) : RUJAK CINGUR


PENGERTIAN: Rujak Cingur adalah salah satu makanan
tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa Timur, khususnya
daerah Surabaya. Secara harfiah, "cingur" dalam bahasa Jawa
berarti "mulut", merujuk pada bagian mulut sapi yang digunakan
dalam hidangan ini. Dalam Rujak Cingur, daging cingur sapi direbus
dan dipotong-potong menjadi irisan tipis.

CIRI KHAS: Hidangan ini memiliki rasa yang unik dan kompleks,
dengan perpaduan antara manis, asam, pedas, dan gurih.

ASAL USUL: Ada beberapa versi yang mengaitkan asal usul Rujak
Cingur dengan sejarah dan budaya Jawa Timur. Salah satu versi
menyebutkan bahwa Rujak Cingur pertama kali dibuat oleh seorang
pedagang makanan bernama Mbah Jayeng, yang berasal dari daerah
Surabaya pada abad ke-19. Mbah Jayeng menggunakan daging cingur
sapi yang murah dan mudah didapatkan sebagai bahan utama dalam
hidangan ini.
Versi lain mengatakan bahwa Rujak Cingur muncul pada masa
penjajahan Belanda di Indonesia. Saat itu, para tentara Belanda
membawa sapi ke Indonesia untuk kebutuhan makanan mereka.
Bagian mulut sapi yang tidak digunakan oleh tentara Belanda
diberikan kepada penduduk setempat. Penduduk kemudian
mengolahnya menjadi hidangan yang kemudian dikenal sebagai
Rujak Cingur.

BAHAN-BAHAN MEMBUAT RUJAK CINGUR

• Cingur sapi (mulut sapi) 250 gram


• Tauge 50 gram, rendam tauge dengan air panas, tiriskan
• Kangkung 2 ikat, petiki daun kangkung lalu rebus hingga matang
• Mentimun 1 buah, potong tipis-tipis
• Bengkoang 1 buah, kupas, lalu potong tipis tipis
• Tempe 1/2 papan, goreng hingga matang, lalu potong-potong
• Tahu 2 buah atau sesuai selera, goreng hingga matang, lalu potong-
potong
• Cabai rawit 8 buah, bisa ditambah atau dikurang sesuai selera
• Kacang tanah goreng 3 sendok makan
• Petis udang 2 sendok makan
• Bawang putih goreng 2 siung
• Air asam jawa 4 sendok makan
• Gula merah iris 2 sendok makan
• Garam 1/4 sendok teh
• Pisang klutuk atau pisang batu 2 buah, parut kasar
• Air matang secukupnya
• Potongan lontong secukupnya
• Kerupuk secukupnya
• Bawang putih goreng secukupnya

CARA MEMBUAT RUJAK CINGUR

1. Persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan daftar di


atas.
2. Rebus daging cingur dalam air mendidih selama kurang lebih 30-45
menit atau hingga empuk. Setelah itu, tiriskan dan potong-potong
daging cingur menjadi irisan tipis.
3. Siapkan bumbu rujak. Campurkan petis udang, gula merah, air
asam jawa, bawang putih, dan cabai rawit dalam sebuah wadah. Aduk
rata hingga bumbu tercampur secara merata.
4. Siapkan mangkuk besar atau piring saji. Letakkan mentimun,
kacang panjang, taoge, kangkung, mangga muda, nanas, kedondong,
dan irisan daging cingur di atasnya.
5. Tuangkan bumbu rujak ke atas bahan-bahan yang ada di mangkuk.
Aduk rata hingga semua bahan terbalut dengan bumbu.
6. Sajikan Rujak Cingur dengan kerupuk, tahu goreng, dan tempe
goreng sebagai pelengkap. Anda juga dapat menambahkan irisan telur
rebus, daun selada, atau bengkuang sesuai dengan selera.
7. Rujak Cingur siap disajikan. Nikmati Rujak Cingur yang segar
lezat!
4.3 Disert ( Makanan Penutup): KLEPON

PENGERTIAN: Kelepon adalah makanan tradisional Indonesia yang


terbuat dari ketan yang dibentuk menjadi bola kecil dan diisi dengan
gula merah cair. Makanan ini juga dikenal dengan sebutan onde-onde
ketan atau klepon. Kelepon biasanya memiliki warna hijau karena
menggunakan pewarna alami dari daun pandan. Kelepon biasanya
disajikan dalam keadaan dingin dan sering menjadi hidangan penutup
atau camilan tradisional.

CIRI KHAS: memiliki tekstur kenyal dari ketan yang lembut, dan
saat digigit, gula merah cair di dalamnya akan meleleh dan
memberikan rasa manis yang khas.

ASAL USUL: Kelepon diyakini berasal dari Jawa, Indonesia, dan


telah menjadi makanan tradisional yang populer di daerah
tersebut.Beberapa sumber mengaitkan Kelepon dengan budaya Jawa
dan tradisi masyarakat Jawa. Kelepon konon telah ada sejak zaman
kerajaan di Jawa, bahkan ada yang menyebutkan bahwa Kelepon
sudah ada sejak abad ke-12. Makanan ini awalnya dibuat sebagai
hidangan istimewa yang disajikan dalam upacara adat atau perayaan
khusus.Kelepon juga dikaitkan dengan pengaruh budaya Hindu-
Buddha di Jawa. Bentuk bulat Kelepon dikaitkan dengan simbolisasi
purnama atau bulan purnama dalam agama Hindu-Buddha. Selain itu,
penggunaan daun pandan untuk memberikan warna hijau pada
Kelepon juga dikaitkan dengan pengaruh budaya Jawa yang kaya
akan penggunaan daun pandan dalam masakan tradisional.

BAHAN-BAHAN MEMBUAT KLEPON

1. Ketan:
- Ketan putih: Ketan putih yang telah direndam dalam air selama
beberapa jam sebelum digunakan.
2. Gula merah:
- Gula merah: Gula merah yang dipotong-potong menjadi bagian
kecil.
3. Daun pandan:
- Daun pandan: Daun pandan segar untuk memberikan aroma dan
warna pada ketan.
4. Air matang: Untuk merebus ketan dan gula merah.
5. Kelapa parut:
- Kelapa parut kasar: Kelapa parut kasar yang digunakan sebagai
taburan pada Kelepon.
CARA MEMBUAT KLEPON

1. Persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan daftar di


atas.
2. Rebus air dalam panci hingga mendidih. Sambil menunggu air
mendidih, siapkan mangkuk kecil yang berisi air matang.
3. Rendam ketan putih yang telah direndam dalam air selama
beberapa jam ke dalam air mendidih. Masak ketan hingga matang dan
lembut. Setelah matang, tiriskan ketan dan biarkan sedikit mendingin.
4. Selagi ketan masih hangat, tambahkan sedikit garam dan aduk rata
hingga tercampur merata.
5. Ambil sejumput ketan dan pipihkan di telapak tangan Anda.
Tempatkan sepotong gula merah di tengah ketan dan rapatkan ketan
menjadi bola kecil. Pastikan gula merah tertutup rapat oleh ketan.
6. Rebus air dalam panci hingga mendidih. Setelah mendidih,
masukkan Kelepon ke dalam air mendidih. Masak Kelepon hingga
mengapung di permukaan air, biasanya membutuhkan waktu sekitar
2-3 menit.
7. Angkat Kelepon yang telah mengapung dengan menggunakan
saringan atau sendok berlubang. Tiriskan Kelepon dan biarkan dingin
sejenak.
8. Balurkan Kelepon dengan kelapa parut kasar hingga seluruh
permukaannya terlapisi dengan kelapa parut.
9.kelepon siap disajikan.Nikmati kelepon yang kenyal dengan
kelembutan ketan dan kelezatan gula merah di dalamnya.
4.4 MINUMAM : ES CENDOL

PENGERTIAN : Es Cendol adalah minuman tradisional Indonesia


yang terbuat dari campuran tepung beras, air pandan, dan gula kelapa
yang disajikan dengan es serut dan santan kental. Cendol juga populer
di berbagai daerah contohnya Jawa Tengah,Jawa Timur,Sumatera
Utara,Aceh,Kalimantan.

CIRI KHAS: Minuman ini memiliki tekstur kenyal dan segar, serta
rasa manis dan gurih yang khas.
ASAL USUL : berasal dari Pulau Jawa, kita bisa melacaknya lewat
naskah Jawa kuno, yaitu 'Kakawin Kresnayana' yang ditulis oleh Mpu
Triguna di abad ke-12, dari Kerajaan Kediri, Jawa Timur.

BAHAN-BAHAN MEMBUAT ES CENDOL

1. Tepung beras: Digunakan untuk membuat adonan cendol.


2. Air pandan: Air yang dihasilkan dari daun pandan yang digunakan
untuk mencampur dengan tepung beras.
3. Gula kelapa: Digunakan untuk memberikan rasa manis pada
cendol dan santan.
4. Santan: Santan kental yang diambil dari kelapa parut.
5. Es serut: Es yang dihancurkan menjadi serutan halus.
6. Air matang: Digunakan untuk merebus cendol dan untuk
mencampur dengan santan.
7. Potongan nangka (opsional): Sebagai tambahan dalam penyajian
Es Cendol.
8. Biji selasih (opsional): Biji selasih yang telah direndam dalam air
dan digunakan sebagai tambahan dalam penyajian Es Cendol.

CARA MEMBUAT ES CENDOL

1. Persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan daftar di


atas.
2. Campurkan tepung beras dengan air pandan dalam sebuah wadah.
Aduk rata hingga terbentuk adonan yang kental dan tidak bergerindil.
3. Siapkan alat cetakan cendol. Anda dapat menggunakan alat cetakan
khusus cendol atau bisa juga menggunakan saringan dengan lubang
kecil sebagai pengganti.
4. Panaskan air dalam panci hingga mendidih. Sambil menunggu air
mendidih, siapkan mangkuk berisi air matang.
5. Tekan adonan tepung beras melalui alat cetakan cendol atau
saringan langsung di atas air mendidih. Potong cendol yang keluar
menjadi ukuran yang diinginkan dengan menggunakan pisau atau
gunting.
6. Rebus cendol dalam air mendidih hingga cendol mengapung ke
permukaan. Angkat cendol dan segera rendam dalam air matang yang
telah disiapkan. Hal ini dilakukan agar cendol tidak lengket satu sama
lain.
7. Tiriskan cendol dan biarkan dingin sejenak.
8. Campurkan gula kelapa dengan santan kental. Aduk rata hingga
gula larut dalam santan.
9. Siapkan gelas atau mangkuk saji. Letakkan cendol yang telah
ditiriskan di dalamnya.
10. Tuangkan santan gula kelapa ke atas cendol. Tambahkan potongan
nangka atau biji selasih jika diinginkan.
11. Tambahkan es serut di atas cendol dan santan.
12. Es Cendol siap disajikan. Nikmati Es Cendol yang segar dan
lezat!
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dalam penutup makalah ini, yang berjudul “MENU MAKANAN
TRADISIONAL” penulis berharap pembaca dapat mengetahui
sejarah makanan tradisional indonesia dan bisa memahami materi
TABLE MANNER tentang menu makanan : appetizer merupakan
makanan pembuka yang porsinya hanya sedikit hanya beberapa
gigitan saja,appetizer biasa dihidangkan sebelum makanan inti. Main
course adalah makanan inti atau makanan berat yang memiliki porsi
padat daripada menu yang lainya, hidangan ini adalah hidangan
pokok yang bersifat mengenyangkan. Disert adalah makanan penutup
atau isitilah lainya adalah pencuci mulut disert dihidangkan dibagian
paling akhir menu, memiliki porsi yang sedikit yang berupa minuman
dan makanan manis.

Dan dapat disimpulkan bahwa makanan tradisional merupakan bagian


tak terpisahkan dari warisan budaya suatu daerah. Melalui makanan
tradisional, kita dapat memahami sejarah, nilai-nilai, dan kekayaan
budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Makanan
tradisional juga memiliki peran penting dalam memperkuat identitas
suatu komunitas dan mempertahankan keberagaman kuliner di dunia.
Dalam mengapresiasi makanan tradisional, penting bagi kita untuk
menjaga kelestarian dan keaslian resep serta teknik memasak yang
digunakan. Selain itu, mendukung usaha kecil dan lokal dalam
memproduksi dan mempromosikan makanan tradisional juga
merupakan langkah penting untuk menjaga keberlanjutan kuliner
tradisional.

Dengan mengenali, menghargai, dan menjaga makanan tradisional,


kita turut berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya yang
berharga. Mari terus menjaga dan merayakan kekayaan kuliner
tradisional, sehingga generasi mendatang juga dapat menikmati
kelezatan dan keunikan makanan tradisional yang telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari identitas kita.

Anda mungkin juga menyukai