Anda di halaman 1dari 14

Nama :

NIM :

Mata Kuliah : Sosiologi Kuliner

GASTRODIPLOMASI BANDREK DALAM KOLERASINYA

TRADISI MUNGGAHAN DI JAWA BARAT

PENDAHULUAN

Kuliner nusantara merupakan kebanggan warga Indonesia.


Dimasing-masing daerah pasti memiliki ciri khas kuliner yang unik, menarik dan
penuh cita rasa. Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya. Tak hanya hasil alam
yang melimpah, namun juga dari beragamnya suku sehingga menghasilkan
macam kuliner yang menggugah selera. Dalam perkembangannya, penggunaan
istilah kuliner digunakan untuk berbagai macam kegiatan, seperti Seni kuliner
yaitu seni persiapan, memasak dan penyajian makanan, biasanya dalam bentuk
makanan. Ada juga wisata kuliner yaitu wisata yang bertujuan untuk mencoba
menikmati hasil masakan di tempat wisata tersebut. Misalnya wisata kuliner
bandung yaitu mencoba menikmati makanan khas daerah Bandung. Saat ini
kuliner sudah merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari karena makanan adalah sebuah kebutuhan sehari-hari.
Semua itu, membutuhkan cara pengolahan makanan yang enak.

Istilah gastrodiplomasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul


Rockower yang mengatakan bahwa gastrodiplomasi merupakan cara yang lebih
efektif dalam menjadi perantara komunikasi non verbal yang dapat menyatukan
semua kalangan. Rockower menjelaskan bahwa gastrodiplomasi merupakan
bentuk dari diplomasi publik yang digunakan untuk memperkenalkan budaya
kuliner kepada publik secara luas dengan melakukan penyebaran ke dunia
internasional, lebih konkritnya Rockower menjelaskan bahwa Gastrodiplomacy
seeks to enhance the edible nation brand through cultural diplomacy that
highlights and promotes awareness and understanding of national culinary
culture with wide swathes of foreign publics. Sementara itu Mary Jo Pham yang
mendalami gastrodiplomasi Korea Selatan menyatakan bahwa gastrodiplomasi
bukan hanya tentang penggunaan makanan untuk menjalin relasi dengan orang
lain, lebih dari pada itu gastrodiplomasi merujuk pada peran dari makanan itu
sendiri yang membawa identitas nasional sebuah bangsa yang ikut bersama
kekhasan dan keunikan rasa dari makanan itu sendiri.

Praktek gastrodiplomasi telah diterapkan di berbagai negara dan


terbukti berhasil dalam memperkenalkan masakan beserta budaya daerahnya dan
merubah image negaranya seperti yang dilakukan oleh Thailand, Taiwan, Korea
Selatan, Australia, Amerika, dan Peru. Adapun bentuk keberhasilan dan strategi
yang digunakan beberapa negara diatas dalam melakukan strategi
gastrodiplomasinya adalah seperti di Amerika, pemerintah membentuk program
New york’s global kitchen dalam bentuk parade makanan khususnya dalam
menyambut tamu-tamu kehormatan negara, sehingga dapat sekaligus
memperkenalkan kebudayaan mereka. Selain Amerika, Peru melalui program
Cocina Peruana Para El Mundo berhasil mengglobalkan masakan khas rempah
ala Amerika Latin ke dunia internasinoal. Hal ini dilakukan oleh Kementrian
Kebudayaan dan Hubungan Luar Negeri Peru yang bekerjasama dengan Sociedad
Peruana de Gastronomia (Peruvian Society of Gastronomy) atau APEGA yang
merupakan organisasi gastronomi di Peru yang mendaftarkan masakan beserta
kebudayaan Peru kepada UNESCO sebagai intangible cultural heritgae of
humanity agar bisa dikenal oleh masyarakat dunia.

Dalam mendukung gastrodiplomasi yang dilakukan oleh


pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan makanan khas Indonesia, maka ada
baiknya mengangkat salah satu ide ataupun konsep tradisi yang ada di Jawa Barat.
Dari sekian banyaknya tradisi di Jawa Barat, penulis tertarik untuk menggunakan
tradisi “munggahan”. Dalam tradisi ini, terdapat satu moment yang kiranya sangat
menarik untuk dijadikan daya tarik gastrodiplomasi, yaitu dari banyaknya
rangkaian acara yang dilakukan saat melaksanakan tradisi munggahan, yang
paling berkesan dan paling ditunggu adalah kegiatan makan bersama yang secara
khusus dilengkapi dengan minuman khas bandrek hangat yang menjadi incaran
sejak dulu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Bahkan karena adanya tradisi
makan bersama ini, banyak kantor yang juga mengadakan acara Munggahan
bersama teman-teman karyawan satu kantor untuk menjaga kedekatan dan
kerjasama tim yang solid. Lokasi makan bersama biasanya diadakan di kawasan
lapang yang menjadi favorit warga, misalnya saja area tanah lapang di tepi sungai
atau area persawahan, dan berbagai tempat favorit lainnya. Hal ini yang
menjadikan acara Munggahan salah satu acara yang dirindukan dan memiliki
kenangan tersendiri.Oleh karena itu, penulis ingin mengembangkannya menjadi
salah satu cara Indonesia mempromosikan makanan dalam hal gastrodiplomasi.

KONSEP DAN TEORI

Munggahan dijadikan sebagai salah satu ajang untuk silahturahmi


bersama keluarga dan sebagai ajang kumpul bersama kerabat. Hal inilah yang
membuat banyak orang menyempatkan pulang kampung 1 hari sebelum
Ramadhan untuk turut melaksanakan tradisi ini. Dalam acara ini ada rangkaian
acara makan bersama-sama. Menu makanan Munggahan yang disajikan biasanya
adalah makanan khas. Dari banyaknya rangkaian acara yang dilakukan saat
melaksanakan tradisi Munggahan, yang paling berkesan dan paling ditunggu
adalah kegiatan makan bersama. Bahkan karena adanya tradisi makan bersama
ini, banyak kantor yang juga mengadakan acara Munggahan bersama teman-
teman karyawan satu kantor untuk menjaga kedekatan dan kerjasama tim yang
solid. Lokasi makan bersama biasanya diadakan di kawasan lapang yang menjadi
favorit warga, misalnya saja area tanah lapang di tepi sungai atau area
persawahan, dan berbagai tempat favorit lainnya. Hal ini yang menjadikan acara
Munggahan salah satu acara yang dirindukan dan memiliki kenangan tersendiri.

Pada tradisi munggahan, bandrek termasuk minuman yang wajib


ada didalamnya, terutama munggahan pada malah hari yang memiliki nilai
berharga karena kehangatan yang ada dalam bandrek. Minuman bandrek berasal
dari Tanah Sunda yang terdiri atas campuran rempah-rempah seperti cengkeh,
pala, dan gula aren. Dahulu kala, orang-orang Eropa melakukan barter senjata
dan perhiasan yang kemudian ditukar dengan rempah-rempah yang sangat langka
di Eropa. Seiring berjalannya waktu, popularitas rempah-rempah mulai berkurang.
Pada abad ke-10 hingga abad ke-20, keberadaan rempah-rempah mulai berkurang
karena digantikan kopi, teh, dan gula. Saat ini, kopi di Indonesia lebih terkenal
daripada rempah-rempah Indonesia. Popularitas kopi yang semakin meningkat
membuat bandrek tertinggal. Namun pedagang bandrek terus berinovasi untuk
membuat bandrek sebagai minu Bandrek merupakan minuman tradisional yang
berasal dari Jawa Barat.

Minuman bandrek ini biasanya disajikan saat cuaca dingin. Di


Bandung banyak pedagang yang menjual bandrek sebagai minuman penghangat
tubuh. Bandrek memiliki bahan dasar rempah-rempah yang berguna memberikan
efek hangat pada tubuh. Bahan utama bandrek adalah jahe dan gula merah.
Biasanya bandrek disajikan dengan menambahkan kelapa untuk menambah cita
rasa dari bandrek tersebut. Orang Indonesia percaya bahwa bandrek dapat
menyembuhkan sakit tenggorokan dan batuk.

Saat ini bandrek berinovasi dengan beraneka ragam rasa dan


aroma, berikut macam-macam bandrek :

1. Original Bandrek

Original bandrek ini tidak ada tambahan rasa lain seperti tambahan
susu. Melainkan bandrek original disajikan sesuai dengan bandrek aslinya.
Original bandrek dapat ditemui di Jawa Barat.

2. Bandrek Susu

Bandrek susu ini merupakan campuran jahe, serai, dan merica yang
kemudian dicampur dengan susu. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur,
bandrek susu ini biasa dikenal dengan sebutan wedang.

3. Bandrek Susu Telur

Bahan yang ditambahkan pada bandrek telur ini ialah telur ayam
jawa atau telur bebek. Tambahan telur akan menambah stamina tubuh sehingga
tidak mudah terkena penyakit. Minuman bandrek susu telur ini dapat juga
ditemukan di Sumatera. Bandrek susu telur ini akan menjadikan tubuh menjadi
bugar dan terasa hangat.

4. Kopi Bandrek

Inovasi bandrek lain adalah dengan memadukan kopi. Kopi


bandrek merupakan jenis lain dari bandrek itu sendiri. Kopi yang ada di bandrek
dapat disesuaikan dengan selera. Cita rasa kopi bandrek akan menjadi lebih khas,
karena terdapat campuran bandrek dengan kopi.

Umumnya masyarakat di tatar Pasundan mengadakan tradisi


munggahan bersama keluarga mereka, baik yang menetap di desa maupun di kota.
Secara bahasa munggahan berarti naik ke tempat yang lebih tinggi. Hal ini
disimbolkan berupa kebiasaan masyarakat Sunda mengajak seluruh anggota
keluarga berpersiran ke dataran tinggi seperti Curug, tempat pemandian di lereng
gunung, dan lain-lain

Munggahan sendiri berasal dari bentuk relasi sosial masyarakat


Sunda yang terstruktur dari kelompok atas (Hinggil) sampai kelompok bawah
(handap). Kelompok atas merupakan generasi pambajeng (anak pertama dan
kedua) yang menetap di wilayah dalam. Sedangkan kelompok bawah adalah
generasi anak bungsu atau kakak bungsu yang memilih merantau atau menetap di
luar kampung. Kelompok atas memiliki peran penting untuk menjaga
kelangsungan orisinilitas budaya leluhur. Mereka ini yang sering dikonotasikan
sebagai kelompok Brahmana dan ksatria dalam pendekatan Hinduisme.

Peran mereka menjaga kelangsungan orisinilitas budaya leluhur


dianggap memiliki kedekatan dan dapat berkomunikasi melalui bahasa halus dan
tinggi dengan Tuhan maupun ruh leluhur. Sementara kelompok bawah yang
memilih merantau dan menetap di luar kampung berperan untuk mengembangkan
ekonomi, sosial, dan politik bersama komunitas lain yang juga keluar kampung.
Mereka ini yang diidentifikasi menurut strata sosial Hinduisme sebagai kelompok
waisha dan sudra.
Posisi mereka yang tak lagi berada dalam pusat peradaban asli, —
sekalipun sebetulnya lebih kosmopolitan, menjadikan mereka dianggap berjarak
dengan Tuhan. Karenanya kelompok bawah tak dapat berkomunikasi langsung
dengan Tuhan maupun ruh leluhur sehingga perlu dimediasi oleh kelompok atas
(hinggil). Di bulan Rowah (Sya’ban) yang diyakini menjadi moment
berkumpulnya ruh para leluhur, dipandang penting bertemunya seluruh anggota
keluarga dari kelompok Hinggil maupun kelompok Handap. Terutama kelompok
Handap perlu naik (munggahan) dengan cara merapat kepada kelompok Hinggil
agar dapat berkomunikasi dengan ruh leluhur.

Dalam momen kekeluargaan inilah, mereka mayor dan ngariung


(makan dan kumpul) bersama. Terlebih dahulu mereka berziarah ke malam-
malam leluhur mereka. Sesudah itu mereka menuju tempat rekreasi seperti Curug,
taman gunung, kolam pemandian, yang diakhiri dengan makan bareng keluarga.

Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk menjadikan “bandrek”


sebagai konsep dalam menghidangkan dan menjamu di acara bulan Rowah.
Nantinya para tamu akan di ajak makan bersama dalam satu kelompok yang berisi
4 sampai 5 orang dan menikmati setiap proses tradisi “munggahan” tersebut.
Bandrek sendiri akan dijadikan sebagai “highlight” dalam konsep kali ini.

SUSUNAN MENU

1. Pembuka hidangan atau biasa disebut Appetizer, kali ini penulis


menyajikan “Sayur Lodeh” dengan isian sayuran dan daging yang sangat
cocok untuk konsep acara di bulan Rowah.
Gambar 1

2. Menu utama tatau biasa disebut “Main Course”, penulis menggunakan


Nasi Liwet khas Sunda.

Gambar 2

3. Makanan Pencuci Mulut atau Dessert. Penulis menyajikan bandrek


original sebagai Dessert, karena bandrek memilki rasa menyengarkan
sekaligus menghangatkan tubuh cocok untuk menu penutup.
Gambar 3

Gambar 4

 Keterangan
Gambar 1 : Sayur lodeh adalah sayur yang dikenal dengan rasa gurihnya
dimata khalayak Jabar. Sayur lodeh biasanya berisi melinjo,,
labu siam, kacang panjang, terong, jagung, dan tempe.
Komponen sayur yang khas Indonesia khususnya daerah Jawa
membuat menarik pastinya dengan konsep gastrodiplomasi ini.
Gambar 2 : Nasi liwet adalah sebuah jenis liwet khas dari kota Jabar ,nasi
liwet ini merupakan salah saju jenis nasi yang bercita rasa gurih
karena terdapat campuran dari air kelapa dimana nasi tersebut
dicampur dengan bahan-bahan lain seperti daun
salam,sereh,sedikit lauk pauk juga sayuran. dan aneka sambal
merupakan makanan pendamping “side dish”.
Gambar 3 : Menunjukkan foto dimana banyak orang melakukan munggahan.
Gambar 4 : Bandrek merupakan kuliner highlight sebagai tanda kehangatan
pada tradisi munggahan yang dilakukan dengan keluarga besar.
Bandrek berbahan jahe, gula aren, air mineral, daun pandan,
kayu manis, cengkeh, dan garam.

RANCANGAN BIAYA

 Bandrek original

Bahan Jumlah untuk 5 Harga Bahan


orang (Rp)
Jahe 200 gram 2.000
Gula aren 400 gram 5.000
Air mineral 1000 ml 5.000
Daun pandan 2 lembar 1.000
Kayu manis 5 cm 1.000
Cengkeh 1 sdm 1.500
Garam ½ sdm 100

Total : Rp. 23.100-,


Jika dibagi menjadi 5, maka satu porsi bandrek sekitar Rp.4.620-,

RESEP BANDREK KHAS JABAR


 Bahan bandrek :
1. Jahe 200 gram,
2. Gula aren 400 gram,
3. Air mineral 1000 ml,
4. Daun pandan 2 lembar,
5. Kayu manis 5 cm,
6. Cengkeh 1 sdm, dan
7. Garam ½ sdm.

 Cara Membuat bandrek :


1. Masukkan air, jahe, gula aren, daun pandan, kayu manis, dan cengkeh
kedalam panic jadi satu.
2. Kemudian rebus hingga mendidih dan beraroma harum sambil diaduh rata.
Angkat dan saring.
3. Sajikan minuman bandrek selagi panas.

PERENCANAAN BANDREK SEBAGAI SEBUAH USAHA

Biaya produksi selama satu bulan


1. Jahe (10 kg x Rp.5.000 per kg x 26 hari)
2. Gula aren (20 kg x Rp. 6.000 per kg x 26 hari)
3. Air mineral (50 l x Rp. 5.000 per kg x 26 hari)
4. Daun pandan 2 lembar (100 lembar x Rp. 500 per lembar x 26 hari)
5. Kayu manis (5 kg x Rp. 4.000 per kg x 26 hari)
6. Cengkeh (1 kg x Rp. 50.000 per kg x 26 hari
7. Garam (0,5 kg x Rp. 8.000 per kg x 26 hari)

MARKETING MIX
 
1. Segmentasi Pasar
Yang menjadikan segmentasi konsumen atau pelanggan dari “Bandrek
Wes Anget” ini dijangkau dari berbagai kalangan yang menginginkan minuman
hangat khas rempah-rempah Indonesia yang biasanya disajikan pada tradisi
munggahan pula di Jawa Barat.
2. Target Pasar
Minuman ini akan dijual di daerah Bogor, karena didaerah tersebut sedikit
yang memasarkannya dan masih satu daerah dengan Jawa Barat.
3.Positioning
a)Product (Produk)Jahe yang berkhasiat tinggi sebagai penangkal virus. 
b) Price (Harga)Harga yang ditawarkan sangat kompetitif dan bersaing, maka
dengan itu penetapan harga harus disesuaikan dengan harga umum yaitu Rp.
10.000,-
c) Promotion (Promosi)Target dari usaha ini adalah semua kalangan usia mulai
dari anak kecil, pararemaja, para orang tua. Promosi dilakukan dengan cara
menyebarkan brosur, pamvlet, dan kartu nama.
d) Place (Tempat) Laku atau tidaknya usaha ini sangat tergantung dalam
pemilihan lokasi usahatersebut. Lokasi yang memiliki daya beli cukup dan sesuai
dengan segmen,segmen yang dituju sangat mendongkrak penjual usaha tersebut.
Oleh karena itu, usaha ini sangat cocok didirikan di lokasi atau tempat keramaian.
KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Munggahan dijadikan sebagai salah satu ajang untuk silahturahmi


bersama keluarga dan sebagai ajang kumpul bersama kerabat. Hal inilah yang
membuat banyak orang menyempatkan pulang kampung 1 hari sebelum
Ramadhan untuk turut melaksanakan tradisi ini. Dalam acara ini ada rangkaian
acara makan bersama-sama. Menu makanan Munggahan yang disajikan biasanya
adalah makanan khas. Dari banyaknya rangkaian acara yang dilakukan saat
melaksanakan tradisi Munggahan, yang paling berkesan dan paling ditunggu
adalah kegiatan makan bersama. Bahkan karena adanya tradisi makan bersama
ini, banyak kantor yang juga mengadakan acara Munggahan bersama teman-
teman karyawan satu kantor untuk menjaga kedekatan dan kerjasama tim yang
solid. Lokasi makan bersama biasanya diadakan di kawasan lapang yang menjadi
favorit warga, misalnya saja area tanah lapang di tepi sungai atau area
persawahan, dan berbagai tempat favorit lainnya. Hal ini yang menjadikan acara
Munggahan salah satu acara yang dirindukan dan memiliki kenangan tersendiri.

Minuman bandrek ini biasanya disajikan saat cuaca dingin. Di


Bandung banyak pedagang yang menjual bandrek sebagai minuman penghangat
tubuh. Bandrek memiliki bahan dasar rempah-rempah yang berguna memberikan
efek hangat pada tubuh. Bahan utama bandrek adalah jahe dan gula merah.
Biasanya bandrek disajikan dengan menambahkan kelapa untuk menambah cita
rasa dari bandrek tersebut. Orang Indonesia percaya bahwa bandrek dapat
menyembuhkan sakit tenggorokan dan batuk.

Bandrek bisa di jadikan salah satu kuliner untuk gastrodiplomasi,


dengan menambahkan unsur tradisi mampu menambah keunikan kuliner tersebut.
Penulis berencana menjadikan bandrek menjadi usaha yang dapat dikembangkan
sekaligus mendukung program pemerintah untuk mempromosikan kuliner lokal.
Jika dilihat dari jumlah biaya yang digunakan untuk membeli
bahan, maka satu porsi bandrek khas Jawa Barat bisa dijual kurang lebih
Rp.10.000-,. Kembali lagi, dimana lokasi membuka kedainya dan daya saing di
kota tersebut. Dobrakan seperti ini mampu meningkatkan rasa bangga dan cinta
akan kuliner nusantara.

KESIMPULAN

Kuliner nusantara merupakan kebanggan warga Indonesia. Dimasing-


masing daerah pasti memiliki ciri khas kuliner yang unik, menarik dan penuh cita
rasa. Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya. Tak hanya hasil alam yang
melimpah, namun juga dari beragamnya suku sehingga menghasilkan macam
kuliner yang menggugah selera. Praktek gastrodiplomasi telah diterapkan di
berbagai negara dan terbukti berhasil dalam memperkenalkan masakan beserta
budaya daerahnya dan merubah image negaranya seperti yang dilakukan oleh
Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Australia, Amerika, dan Peru.Dalam
mendukung gastrodiplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
memperkenalkan makanan khas Indonesia, maka ada baiknya mengangkat salah
satu ide ataupun konsep tradisi yang ada di Jawa Barat.

Dari sekian banyaknya tradisi di Jawa Barat, penulis tertarik untuk


menggunakan tradisi “Munggahan”. Dalam tradisi ini, terdapat satu moment yang
kiranya sangat menarik untuk dijadikan daya tarik gastrodiplomasi, yaitu dari
banyaknya rangkaian acara yang dilakukan saat melaksanakan tradisi Munggahan,
yang paling berkesan dan paling ditunggu adalah kegiatan makan bersama yang
secara khusus dilengkapi dengan minuman khas bandrek hangat yang menjadi
incaran sejak dulu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Bahkan karena adanya
tradisi makan bersama ini, banyak kantor yang juga mengadakan acara
Munggahan bersama teman-teman karyawan satu kantor untuk menjaga
kedekatan dan kerjasama tim yang solid. Keunikan tradisi ini membuat penulis
ingin mengangkatnya menjadi konsep dalam mengembangkan gastrodiplomasi di
Indonesia. Bandrek bisa di jadikan salah satu makanan untuk gastrodiplomasi,
dengan menambahkan unsur tradisi munggahan yang mampu menambah
keunikan kuliner tersebut. Penulis berencana menjadikan bandrek menjadi usaha
yang dapat dikembangkan sekaligus mendukung program pemerintah untuk
mempromosikan kuliner lokal. Memadukan makanan dan tradisi mampu menjadi
daya tarik pembeli untuk menikmati makanan dan suasanya.

DAFTAR PUSTAKA

Diva Nurul. (2018). Khasiat Minuman Bandrek Salah Satunya Mencegah Corona,
diakses dari : https://www.merdeka.com/jabar/6-khasiat-
minuman-bandrek-salah-satunya-cegah-corona.html, pada 28
April 2020 pukul 19.23.
Dosen Pendidikan. (2017). Segmentasi Pasar, diakses dari :
https://www.dosenpendidikan.co.id/segmentasi-pasar-adalah/,
pada 28 April 2020 pukul 20.01.
Khasiat coid. (2017). Khasiat Minuman Bandrek, diakses dari :
https://www.khasiat.co.id/minuman/bandrek.html, pada 28
April2020 pukul 19.08.
Maulita, Harlina.. (2017). MEGENGAN : TRADISI MASYARAKAT DALAM
MENYAMBUT RAMADHAN DI DESA BORO KECAMATAN
KEDUNGWARU KABUPATEN TULUNGAGUNG , diakses
dari :
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/2448c4a
3dda5e697f2a05432dabbd44d.pdf, pada 28 April 2020 pukul
20.06.
Rizal, Azep. (2018). Munggahan Apa Itu Munggahan, diakses dari :
https://www.kompasiana.com/aseprizal/5af468df16835f066f7886
43/munggahan-apa-itu-munggahan-darimana-asal-kata-
munggahan, pada 28 April pukul 18.09.

Anda mungkin juga menyukai