Anda di halaman 1dari 4

NAMA: RIYADLATUL QAMARIYAH

NPM: 23862011A001283

PRODI: BIMBINGAN DAN KONSELING (2023)

MATKUL: PENDIDIKAN PANCASILA

Jawaban

1. Museum merupakan sebuah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap
benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu.
Museum juga menjadi tempat menyimpan barang kuno yang dapat dilihat oleh masyarakat
umum. Selain itu, kesan mistis dan membosankan pun selalu melekat pada museum. Banyak
museum di Indonesia yang tampak terbengkalai sehingga memunculkan kesan angker dan
menakutkan saat anak-anak pergi ke sana. Selain itu, tidak adanya daya tarik membuat
masyarakat yang pergi ke museum merasa bosan. Semakin berubahnya zaman ini masyarakat
serta anak anak sekarang jarang sekali berkunjung ke museum dan lebih memilih berkunjung
ke wisata wisata lainnya. Padahal, di sana adalah sumber ilmu pengetahuan dan sejarah yang
patut di ketahui oleh generasi muda saat ini. Meseum memiliki nuansa yang kuno, tua, dan ada
sebagian yang angker. Sehingga, membuat generasi sekarang merasa takut untuk berkunjung.
Oleh sebab itu, museum perlu hadir dengan kondisi yang lebih menarik dengan desain yang
modern agar pengunjung memiliki rasa tertarik untuk mengunjungi museum.
2. Artikel: Sebagai salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang kaya akan potensi pariwisata,
Kabupaten Sumenep terus menerus berupaya untuk meningkatkan dan melestarikan destinasi-
destinasi wisata yang ada di wilayahnya, tak terkecuali Museum Keraton Sumenep.
Pengembangan Meseum Keraton Sumenep menjadi salah satu fokus Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumenep yang setiap tahunnya tercantum dalam Anggaran Pembangunan Daerah.
Sebagai bentuk implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 11/2010 pasal 18, keberadaan
Museum Keraton Sumenep wajib untuk dilestarikan dan dijaga dengan baik. Sumenep sangat
kaya nilai nilai pancasila seperti tradisi budaya yang sudah go international.

Sumenep yang dalam bahasa Madura diucapkan Songeneb adalah kabupaten di Provinsi
Jawa Timur, tepatnya di ujung timur Pulau Madura, yang beribukota di Kota Sumenep. Pada
masa kolonial Kabupaten ini dikuasai oleh keluarga Kadipaten Madura, yaitu keluarga
Cakraningrat.

Di kabupaten ini terdapat keraton yang bernama Keraton Sumenep, atau Keraton
Panembahan Sumolo. Tepatnya terletak di tengah kota, di Jalan Dr. Sutomo. Keraton ini
dibangun pada 1762, pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo I atau Tumenggung Arya
Nata Kusuma.

Arsitek keraton ini adalah seorang berkebangsaan China, bernama Louw phia ngo. Ia
memadukan gaya arsitektur Islam, Eropa, China, dan Jawa. Bangunannya terdiri atas bangunan
induk keraton, Taman Sare, dan Ladang Museum. Di setiap ruangan terpajang berbagai benda
yang menjadi saksi kekuasaan dan keberadaan Museum Keraton. Di museum ini juga tersisa
pemandian putri Keraton Sumenep.

Keraton ini juga dikenal dengan Potre Koneng atau Putri Kuning. Dahulu permaisuri
keraton ini berasal dari China yang berkulit kuning, bernama Ratu Ayu Tirto Negoro. Untuk
menghormati sang permaisuri, atap Keraton Sumenep diberi warna kuning cerah. Di dalam
keraton terdapat Pendopo Agung, Kantor Koneng, dan bekas Keraton Raden Ayu Tirto Negoro.
Pendopo Agung sampai saat ini masih dipakai sebagai tempat diadakannya acara-acara
kabupaten. Penyambutan tamu, serah terima jabatan pemerintahan, dan acara kenegaraan
lainnya dilakukan di pendopo ini. Kantor Koneng atau kantor raja adalah ruang kerja Sultan
Abdurrachman Pakunataningrat I selama masa pemerintahannya pada 1811 sampai 1844. Di
belakang keraton ini terdapat Museum Keraton Sumenep yang menyimpan beragam
peninggalan bersejarah. Sebagian besar merupakan peninggalan bangsawan Sumenep. Tidak
hanya satu bangunan museum di kompleks keraton ini, tetapi ada museum lain. Di antaranya
Museum Bindara Saod, yang dahulu merupakan tempat Bindara Saod menyepi, dan Museum
Kantor Koneng.

Pada 2014 keraton ini mendapatkan dana Tugas Pembantuan dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, melalui Direktorat Pelestarian
Cagar Budaya dan Permuseuman. Dana tersebut digunakan untuk merevitalisasi museum yang
juga merupakan Bangunan Cagar Budaya. Diharapkan dengan telah program revitalisasi ini
kondisi fisik museum menjadi lebih baik dan menarik. Museum Keraton Sumenep dapat
menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung. Mereka dapat memenuhi
keingintahuannya tentang sejarah Sumenep, atau pun hanya sekadar berwisata budaya.

Pengembangan Museum Keraton Sumenep selain untuk menarik minat wisatawan dan
menambah kenyamanan, dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk berbagai macam
kegiatan positif, seperti sebagai sarana pembelajaran mandiri bagi siswa dan siswi Sekolah
Menengah Atas (SMA). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa koleksi yang ada di
Museum Keraton Sumenep mampu mendukung seluruh kompetensi dasar ketiga yang ada pada
Kurukulum K13 untuk mata pelajaran Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA).

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Museum


Keraton Sumenep diantaranya adalah kurangnya sarana prasarana penunjang museum maupun
penunjang promosi, akses menuju Pulau Madura yang cukup sulit, minimnya transportasi
umum yang menuju ke Museum Keraton Sumenep.

Pada peradaban awal dunia, karaton sumenep memiliki keterkaitan dengan manusia
masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan,
dan sosial. salah satu koleksi yang terkait dengan kompetensi dasar ini antara lain, peralatan
upacara tradisional, peralatan upacara daur hidup, koleksi alat-alat kecantikan, dan sarana
peradilan, koleksi keramik. Peralatan upacara tradisonal dan upacara daur hidup menjadi bukti
hubungan antara manusia dengan sang pencipta telah ada dan menjadi tradisi yang dilakukan
secara temurun, alat-alat kecantikan untuk menunjukan kelas sosial, koleksi keramik menjadi
bukti interaksi sosial dengan cakupan luas sudah terjalin di masa lalu, serta alat peradilan
bahwa dalam pemerintahan pada masa itu sudah menerapkan sistem hukum dengan baik.
Salah satu kebudayaan yang masih dilakukan oleh orang sumenep adalah merayakan
hari jadi sumenep dengan Pertunjukan musik dan tarian tradisional di Sumenep sering kali
diadakan dalam rangkaian acara adat, perayaan agama, pernikahan, atau festival budaya. Salah
satu pertunjukan yang terkenal adalah Tong-tong. Tong-tong adalah perayaan yang dirayakan
oleh masyarakat Sumenep setiap memperingati berdirinya kota Sumenep. Perayaan ini telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Sumenep.
Dalam perayaan Tong-tong, kita dapat melihat bagaimana masyarakat Sumenep
memperlakukan satu sama lain dengan sikap hormat dan kepedulian. Mereka saling
mendukung dan menghargai keunikan setiap individu. mengajarkan kita untuk selalu bersikap
adil, bijaksana, dan menghormati hak asasi manusia dalam setiap interaksi sosial kita. Dalam
perayaan Tong-tong, keputusan-keputusan terkait persiapan perayaan diambil melalui
musyawarah dan kesepakatan bersama. Hal ini menunjukkan pentingnya partisipasi aktif dan
keputusan yang diambil secara demokratis. Mengingatkan kita untuk melibatkan semua pihak
dalam pengambilan keputusan dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dalam setiap aspek
kehidupan kita. Pancasila mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa. Dalam perayaan Tong-
tong, masyarakat Sumenep menyelipkan elemen religius dan mengucapkan rasa syukur atas
berbagai keberkahan yang diberikan. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk menjaga hubungan
spiritual kita dengan Tuhan, serta memperlakukan semua agama dan kepercayaan dengan rasa
saling menghormati.

Anda mungkin juga menyukai