DISUSUN OLEH :
NUR HASANAH
2205052020
EN-2F
DOSEN PENGAMPU :
IR. NELSON MANURUNG M.T.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Cagar Budaya/
Museum” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Etika Dan Budaya. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kebudayaan atau adat istiadat maupun museum-museum yang ada di sekitar kita dan di
kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Nelson
Manurung,M.T. , selaku Dosen Etika Dan Budaya dasar yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I ISTANA MAIMUN
1.1 Sejarah Museum Istana Maimun
1.2 Rute Menuju Istana Maimun
1.3 Daya Tarik Istana Maimun
BAB II MESEUM GEDUNG ARCA SUMATERA UTARA
2.1 Sejarah Gedung Arca
2.2
BAB 1
ISTANA MAIMUN
1.1 SEJARAH ISTANA MAIMUN
Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran
Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu.
Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-
Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam,
pendiri kota Medan. Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli.
Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional
Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta
perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli
biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat,
para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga). Bagi para
pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di
ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan
berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri.
Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan
Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian,
karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu
Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri
Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu
menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat
tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang
Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena
terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua.
Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe.
Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman
Istana Maimun. Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan
upacara khusus.
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan
Maimun, Medan, Sumatera Utara
Jalan menuju Istana Maimun Medan bisa diakses oleh kendaraan roda dua, maupun roda
empat, baik kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum.
Lokasinya Istana Maimun sangat strategis, terletak dekat dengan pusat Kota Medan. Jarak
dari pusat kota Medan ke Istana Maimun hanya 3 kilometer saja, dengan waktu tempuh hanya
sekitar 10-15 menit saja.
Di objek wisata Istana Maimun juga terdapat sebuah lokasi yang sangat
melegenda, yang bernama Meriam Puntung. Lokasinya di dekat area taman Istana
Maimun.
Sebuah Meriam yang memiliki cerita sejarah di masa Kerajaan Haru Baru, serta
tentang cerita 3 bersaudara, 2 laki-laki, dan 1 orang perempuan, yaitu Putri Hijau.
Selain cerita sejarah, dan legenda, ada satu hal lagi yang sangat menarik
perhatian dari meriam tersebut. Terdapat sebuah lubang kecil di meriam, saat telingga
pengunjung di tempelkan di lubang tersebut, maka akan mendengar suara tertentu.
BAB II
MUSEUM GEDUNG ARCA SUMATERA UTARA
Hubungan masyarakat India dengan Sumatera Utara sudah terjalin sejak abad ke-3
Masehi. Etnis India membawa agama Hindu dan terakhir membawa agama Budha
mereka biasa datang dari India ke Barus pada bulan November dan Desember.
Transportasi perdangan di pegang oleh orang Cola. Kedatangan orang-orang India dalam
jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan membentuk komunitas di berbagai
wilayah Sumatera Timur dan khususnya Medan terjadi sejak pertengahan abad ke-18,
yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di tanah Deli. Mereka ingin mengadu nasib
dengan menjadi kuli perkebunan. Pada tahun 1873 rombongan pertama orang Tamil
yang datang ke Medan sebanyak25 orang, yang kemudian meningkat menjadi 459 orang
setahun setelahnya. Mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang keturunan Belanda
sebagai pengusaha perkebunan tembakau yang dikenal sebagai tembakau Deli.
Tembakau inilah yang membuat tanah Deli menjadi termasyur di kawasan Eropa yang
mana pada akhirnya dikenal sebagai “TanahSejuta Dollar”. Oleh sebab itu, semakin
banyak saja buruh dan tenaga-tenaga kerja yang didatangkan dari India untuk bekerja di
tanah Deli, baik sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam serta buruh-buruh
bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta lembu. Mereka ditempatkan di
daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Madrasyang letaknya di sekitar
kawasan Jalan Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcuta). Padaawalnya, Kampung
Madras dikenal dengan nama Kampung Kubur karena memang dulunya adalah sebuah
lokasi pekuburan yang menjadi tanah wakaf atau tanah pemberian pemerintah Hindia
Belanda bagi orang-orang India tersebut. Sebelum menjadi Kampung Madras, kampung
ini sempat dikenal sebagai Kampung Keling karena kebetulan orang-orang Indiayang
dimukimkan di situ banyak yang berkulit hitam atau keling .Untuk memenuhi kebutuhan
beribadah dibagunlah kuil Shri Mariamman pada tahun 1884 oleh masyarakat tamil
yang ada di Kota Medan. Kuil yang diberi nama Shri Mariamman dikarenakan Shri
Mariamman digambarkan sebagai Ibu atau Dewi Pelindung. Kuil Hindu ini terletak di
Jalan Teuku Umar No. 18 Kampung Madras, Kelurahan PetisahTengah, Kecamatan
Medan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi kuil tepat 4 berada di
pojok jalan yang merupakan pertemuan antara Jalan Teuku Umar dengan JalanZainul
Arifin dan begitu jauh dari pusat perbelanjaan SUN Plaza. Kuil ini dibangun awalnya
adalah untuk melakukan ibadah atau upacara ritual Agama Hindu. Upacara ritual pada
masyarakat Hindu Tamil terdiri dari Niscchayam, Parisam, Thirumanam, Walai Kappu,
Patinaru, Deepawali, Thai Ponggel , Thaipussam, MahaSivarattri, Pangguni Uttiram,Tamil
Varudapirappu, NavarattrAArambam, Tirukartigai dan Maha Siwa Ratri. Pada pembagian
upacara diatas yang terdapat dalam pembahasan adalah Upacara Thai Ponggel Sampai
pada saat ini Kuil Shri Mariamman ini masih digunakan setiap harinya oleh masyarakat
beragama Hindu untuk bersembahyang. Namun sekarang, selain tempat beribadah kuil
ini kini menjadi tempat Wisata Bersejarah di Kota Medan. Kuil ini dibuka pada jam-jam
tertentu saja yaitu Pagi pukul 06.00-12.00 dan Sore pukul 16.00-20.00 Wib. Bagi
pengunjung yang ingin berkunjung harus menghormati adab dan peraturan yang
diterapkan didalam kuil Shri Mariamman ini dan tidak dipungut biaya.
Kuil Shri Mariaman dibagun pada tahun 1884 oleh masyarakat Tamil yang tinggal di
Medan dan dikepalai oleh Rangga Sami Naiher yang juga sebagai donatur untuk
pembangunan Kuil ini. Kuil ini dikelilingi tembok, dengan ketinggian 2,5 meter. Dibagian
depan pintu masuk ke Kuil terdapat ArcaTuwarasakti dan Relif patung Dewa Siwa di atas
lambang pintu masuk. Tuwarasakti digambarkan sebagai seorang wanita, karena
merupakan penjaga dewi Shri Mariaman yang seorang wanita juga. Mempunyai
wajahyang sangat cantik, bertangan empat yang membawatrisula, gada dan pasa serta
sikap tangan memeberi peringatan. Dibagian depan dinding sebelah kanan terdapat
patung yang mengambarkan pekawinan Sri Laxmi. Patung yang di tengah adalah patung
pendeta yang menikahkan mereka, digambarkan memakai surban, 5 berkumis tebal,
tipologi dari orang tamil. Dibagian depan dinding sebelah kiri terdapat patung
pernikahan Shri Parvathi. Patung Parvathi digambarkan bertangan dua dengan sikap
tangan salah satunya, yang sebelah kiri menampung air. Dibagian dalam terdapat tiga
buah bilik yang memfokuskan pemujaan. Didalam ruangan tersebut terdapat patung-
patung yang masing- masing adalah Shri Maha Wisnu, Siwa dan Brahmana. dari ketiga
dewatersebut merupakan fokus pemujana. Di dalam kuil juga banyak terdapat patung-
patung yang menghiasi kuil dan menambah keindahan kuil Shri Mariamman. Dalam
ajaran agama Hindu, Wisnu adalah Dewayang bergelar sebagi Shititi (pemelihara) yang
bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Dalam filsafat Adwaita Wedanta ia di pandang sebagai roh suci sekaligus dewayang
tertinggi.Menurut ajaran agama Hidu, Brahma adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat
Adwaita, ia di pandang sebagai salah satu menifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan
dalam konsepHinduisme) yang bergelar sebagi dewa pencipta. Dewa Brahma sering di
sebut dalam Kitab Upanishad dan Bhagawadgita. Layout bangunan Kuil Shri Mariamman
terdiri dari :
1.Garbha Griha
Garbha Griha yang ada pada Kuil Shri Mariamman terletak pada bagian atas
bangunan dan merupakan salah satu tempat paling suci. Garbha griha pada Kuil Shri
Mariamman sering disebut juga dengan “Vimana”. Bentuk Garbha griha pada kuil ini
semakin keatas semakin mengecil, seperti bentuk sebuah pyramid. Pada umumnya
Garbha Griha lebih sering dibangun dalam bentuk persegi di atas teras atau landasan.
Tetapi untuk kuil-kuil yang dibangun bagi dewi-dewi, garbagriha berbentuk persegi
panjang. Seperti di Kuil Shri Mariamman yang digambarkan sebagai ibu pelindung. 6
Garbha griha pada kuil Shri Mariamman Medan berwarna kuning keemasan danterdiri
atas 2 tingkatan. Pada Garbha griha ini terdapat banyak ornament khas india, seperti
ornament gajah, singa dan juga berbagai macam Dewa.
Jembatan Titi Gantung ini sudah berumur lebih dari dua ratus abad karena dibangun pada tahun
1885. Jembatan ini dibangun berawal dari keinginan Belanda untuk membangun sarana
transportasi massal di Sumatra Utara pada waktu itu. Dibangunlah jembatan ini agar warga tidak
sembarangan melintasi rel.
Jembatan kuno sepanjang 45 meter ini ditopang oleh tembok dengan ketinggian 6-7 meter.
Uniknya, meski dibangun di abad ke-18, jembatan ini sudah memperhatikan Khak pejalan kaki
dengan adanya tangga khusus di kedua sisi pintu keluar masuk
5.2 Tempat Pedagang Buku Legendaris
Setelah masa kolonial Belanda berakhir, Jembatan Titi Gantung beralih fungsi. Satu per satu
penjual buku bekas mulai mengisi setiap sudut dengan lapak dan barang dagangan mereka. Bagi
pelajar dan mahasiswa, di jembatan ini lah tempat berburu buku bekas di Kota Medan yang
termurah sekaligus terlengkap pada masanya.
Namun pada 2013 lalu, sejumlah pedagang buku bekas yang biasa berjualan di sekitar jembatan
sudah direlokasi dari Jembatan Titi Gantung. Kini fungsi jembatan tersebut telah dikembalikan
seperti awalnya sebagai tempat nongkrong dan wisata.
ternyata jembatan kuno yang bergaya klasik Victoria ini dulunya merupakan tempat favorit
Kolonial Belanda untuk menikmati sore hari di Kota Medan. Pada malam hari, banyak orang
Belanda yang bersantai di jembatan ini sambil menghisap cerutu.
Dulunya, Jembatan Titi Gantung juga menjadi tempat untuk menyaksikan pengangkutan hasil
perkebunan melalui kereta api. Tidak salah jika sampai saat ini, jembatan ini menjadi tempat
yang asik untuk sekedar nongkrong sembari melihat aktivitas masyarakat Kota Medan.
Titi Gantung merupakan sebuah jembatan kecil yang menghubungkan antara jalan Pulau Pinang
dengan Lapangan Merdeka. Jembatan ini berada di atas stasiun besar Kereta Api Medan, namun
proses berdirinya mengandung sejarah penting hingga kota yang memiliki yel-yel Horas ini
menjadi lebih modern. Jembatan gantung ini dibangun pada tahun 1880 yaitu ketika dibukanya
perusahaan Kereta Api Deli Spoorweg Maatschappij. Pada jaman itu, perusahaan ini merupakan
perusahaan Kereta Api pertama yang di bangun di Pulau Sumatera.
Perkembangan sejarah modernisasi kota Medan ibukota Sumatera Utara sangat dipengaruhi
oleh jembatan ini, karena kala itu beratus tahun lalu kereta api telah digunakan sebagai alat
angkut untuk hasil kebun. Sejak adanya kereta api ini, Medan secara bertahap mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Nah inilah sebabnya mengapa adanya kereta api ini menjadi
sangat penting untuk perkembangan kota Medan. Dari sini mulai bermunculan gedung
bersejarah lain hingga akhirnya menjadikan kawasan Kesawan menjadi ramai dan mereka
melewati jembatan ini untuk akses menuju kota.
Jika Anda melewati jembatan ini, maka akan terlihat berbagai bentuk bangunan kota yang
beraneka ragam yang menghiasi hiruk pikuk kota. Tentu Anda bisa bayangkan bagaimana
indahnya kota Medan di malam hari jika dilihat dari jembatan ini. Setelah dibangunnya Titi
Gantung ini, menyusul bangunan bersejarah seperti kantor pos besar, Balai Kota, dan juga
perusahaan London Sumatera atau Lonsum yang hingga saat ini masih beroperasi. Semua
bangunan ini juga bisa dilihat dari atas Titi Gantung Medan.
Daftar Pustaka
1. Bab I : http://www.tribunnews.com/travel/2015/05/16/istana-maimun-di-medan-dan-
pesona-eksterior-interior-musik-tradisional-dan-kekayaan-koleksinya Tanggal : 17 Mei 2023
http://www.tribunnews.com/travel/2015/05/16/istana-maimun-di-medan-dan-pesona-
eksterior-
2. Bab II : http://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g297725-d3219591-
i47297307- Tanggal : 17 Mei 2023
https://www.slideshare.net/ririnislami9/laporan-kunjungan-ke-gedung-arca-sumatra-utara
4. Bab IV : https://tribunmedanwiki.tribunnews.com/2019/12/17/kuil-shri-mariamman
Tanggal : 17 Mei 2023
https://text-id.123dok.com/document/rz3p1pmy-sejarah-di-kuil-shri-mariamman-kota-
binjai.html
5. Bab V : https://cagarbudaya.sumutprov.go.id/article/cagar/titi-gantung-61541be7b2966
Tanggal : 17 Mei 2023
https://www.merdeka.com/sumut/sudah-ada-sejak-abad-ke-18-ini-3-fakta-sejarah-
jembatan-titi-gantung-medan.html#
https://mudanews.com/sosial-budaya/2017/01/17/jembatan-titi-gantung-situs-wisata-
bersejarah-kota-medan/