Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN CAGAR BUDAYA/MUSEUM

YANG ADA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH :
NUR HASANAH
2205052020
EN-2F
DOSEN PENGAMPU :
IR. NELSON MANURUNG M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Cagar Budaya/
Museum” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Etika Dan Budaya. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kebudayaan atau adat istiadat maupun museum-museum yang ada di sekitar kita dan di
kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Nelson
Manurung,M.T. , selaku Dosen Etika Dan Budaya dasar yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I ISTANA MAIMUN
1.1 Sejarah Museum Istana Maimun
1.2 Rute Menuju Istana Maimun
1.3 Daya Tarik Istana Maimun
BAB II MESEUM GEDUNG ARCA SUMATERA UTARA
2.1 Sejarah Gedung Arca
2.2
BAB 1
ISTANA MAIMUN
1.1 SEJARAH ISTANA MAIMUN

Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran
Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu.
Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-
Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam,
pendiri kota Medan. Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh  para ahli waris Kesultanan Deli.
Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan  pertunjukan musik tradisional
Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta
perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli
biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat,
para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga). Bagi para
pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di
ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan
berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri.
Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung 
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan
Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian,
karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu
Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri
Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu
menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat
tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang
Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena
terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua.
Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe.
Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman
Istana Maimun. Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan
upacara khusus.
 Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan
Maimun, Medan, Sumatera Utara

1.2 Rute Menuju Istana Maimun

Jalan menuju Istana Maimun Medan bisa diakses oleh kendaraan roda dua, maupun roda
empat, baik kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum.

Lokasinya Istana Maimun sangat strategis, terletak dekat dengan pusat Kota Medan. Jarak
dari pusat kota Medan ke Istana Maimun hanya 3 kilometer saja, dengan waktu tempuh hanya
sekitar 10-15 menit saja.

Harga Tiket Masuk Istana Maimun


 Tiket masuk Istana Maimun Rp. 10.000 per orang.
 Tiket masuk Meriam Puntung Rp. 3.000 per orang.

Jam Buka Istana Maimun


 Istana Maimun buka setiap hari.
 Istana Maimun buka dari pukul 08.00 – 17.00.

Fasilitas wisata di Istana Maimun adalah sebagai berikut:


 Area parkir,
 Toilet,
 Penyewaan baju adat,
 Taman,
 Penjual makan, dan minuman,
 Penyewaan kuda,
 Barang-barang bersejarah,
 Serta Meriam Puntung.

1.3 Daya Tarik Istana Maimun


Luas kawasan Istana Maimun adalah 2.772 meter persegi. Di dalam kawasan tersebut,
terdapat daya tarik yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan. Di antaranya :
1. Istana Klasik, Nan Megah
 
Kelebihan Istana Maimun adalah selain sebagai wisata destinasi wisata sejarah
yang populer di Medan, di sisi lain juga sebagai destinasi wisata keluarga yang edukatif.
Daya tarik yang pertama tentu saja keberadaan Istana Maimun. Istana yang
bergaya Mughal, memiliki 2 lantai, serta 30 ruangan. Di dalam istana tersebut terdapat
banyak sekali benda-benda bersejarah, dari mulai singgasana, hingga foto-foto tokoh
bersejarah.
Istana Maimun hingga saat ini masih berdiri kokoh, tertata, dan terawat secara
baik. Oleh karena itu, para pengunjung diharapkan untuk berhati-hati selama di lama
istana, jangan sampai merusak properti yang ada.
2. Penyewaan Baju Adat
Aktivitas wisata di Istana Maimun yang tidak boleh terlewatkan adalah selfie
dengan menggunakan baju adat. Kesan megah, elegan, sambil duduk di singgasana
adalah daya tarik utamanya. Selain itu, di area luar Istana Maimun terdapat taman yang
tertata secara baik. Di area tersebut terdapat beberapa wahana permainan anak, seperti
ATV, dan menunggangi kuda.
3. Meriam Puntung

Di objek wisata Istana Maimun juga terdapat sebuah lokasi yang sangat
melegenda, yang bernama Meriam Puntung. Lokasinya di dekat area taman Istana
Maimun.
Sebuah Meriam yang memiliki cerita sejarah di masa Kerajaan Haru Baru, serta
tentang cerita 3 bersaudara, 2 laki-laki, dan 1 orang perempuan, yaitu Putri Hijau.
Selain cerita sejarah, dan legenda, ada satu hal lagi yang sangat menarik
perhatian dari meriam tersebut. Terdapat sebuah lubang kecil di meriam, saat telingga
pengunjung di tempelkan di lubang tersebut, maka akan mendengar suara tertentu.
BAB II
MUSEUM GEDUNG ARCA SUMATERA UTARA

2.1 Sejarah Gedung Arca


Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April 1982 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Yoesoef, namun peletakan koleksi
pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, tahun 1954
berupa makara. Oleh karena itu museum ini terkenal dengan nama Gedung Arca.
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara terletak di Jalan H.M Joni no. 15, Medan. Jarak
dari bandara udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km.
Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 km.
Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari
bangunan induk dua lantai yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang
pameran temporer, ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha,
ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang.
Secara arsitektur, bentuk bangunan induk museum ini menggambarkan rumah
tradisional daerah Sumatera Utara. Pada bagian atap depan dipenuhi dengan ornamen
dari etnis Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias.
Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
dikategorikan sebagai museum umum. Sebagian besar koleksinya berasal dari daerah
Sumatera Utara berupa benda-benda peninggalan sejarah budaya mulai dari masa
prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga sejarah perjuangan masa kini.
Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain
seperti Thailand. Hingga tahun 2005 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
menyimpan kurang lebih 6.799 koleksi.

2.2 KOLEKSI YANG DI MILIKI OLEH GEDUNG ARCA


 MASA PRASEJARAH
Pada ruang pertama ini ditampilkan sejarah geologi mulai terbentuknya alam
semesta, pergeseran benua, dan Pulau Sumatera. Sejarah alam mengenai migrasi
manusia, sebaran flora dan fauna, juga mengenai kehidupan prasejarah. Koleksi yang
ditampilkan meliputi replika hewan khas Sumatera, replika fosil manusia purba, diorama
kehidupan prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.
 KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA KUNO
Menampilkan jejak dari peradaban awal masyarakat Sumatera Utara, mulai dari
masa megalitik tua hingga masa perundagian. Koleksi yang ditampilkan meliputi temuan
budaya megalit seperti peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda religi berupa
patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading, serta koleksi
naskah Batak Kuno yang ditulis pada kulit kayu yang disebut Pustaha Laklak.
 MASA KERAJAAN HINDU-BUDDHA
Peradaban Hindu dan Buddha menyebar ke wilayah Indonesia seiring dengan
berkembangnya perniagaan Asia sekitar abad ke-2 Masehi. Ruang ini menampilkan
koleksi peninggalan agama Hindu-Buddha yang ditemukan di daerah Sumatera Utara,
diantaranya temuan arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina.
Benda koleksi meliputi arca batu, perunggu, pecahan keramik, dan mata uang kuno,
juga sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.
 MASA KERAJAAN ISLAM
Ruang Islam menampilkan berbagai artefak peninggalan masa Islam seperti replika
berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di daerah Barus, Sumatera Utara.
Serta nisan peninggalan Islam yang bercorak khas Batak, beberapa Al Qur'an, dan
naskah Islam tua yang ditulis dengan tangan. Serta sebuah replika Masjid Azizi di Medan
(note: tepatnya di Tanjung Pura, Langkat; negeri kelahiran Amir Hamzah).
 KOLONIALISME DI SUMATERA UTARA
Sebelum Pemerintah Hindia Belanda masuk dan memerintah di wilayah Sumatera,
para pengusaha dari Eropa khususnya Jerman telah datang dan membuka perkebunan
di Sumatera. Koleksi masa kolonial membawa kita kembali pada masa-masa tersebut,
ketika kemajuan usaha perkebunan telah melahirkan Medan sebagai kota multikultur
yang kaya, unik, dan menarik. Koleksi yang ditampilkan meliputi komoditas perdagangan
kolonial, alat-alat, dan mata uang perkebunan, foto-foto bersejarah yang langka, model
figur kolonial, serta replika dari kehidupan kota Medan tempo dulu.
 PERJUANGAN RAKYAT SUMATERA UTARA
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, di Sumatera Utara telah tumbuh benih-
benih perlawanan terhadap penjajah jauh sebelum kemerdekaan. Ruang perjuangan
menceritakan sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara sejak sebelum 1908
sampai masa revolusi fisik 1945-1949, juga ditampilkan sejarah perjuangan pers di
Sumatera Utara. Benda koleksi meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan
tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah. Juga ditampilkan
lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang.
 GUBERNUR & PAHLAWAN SUMATERA UTARA
Ruang ini menampilkan para pahlawan nasional yang berasal dari provinsi Sumatera
Utara, juga para mantan gubernur yang telah berjasa membangun dan memajukan
provinsi Sumatera Utara. Koleksi berupa foto-foto serta lukisan dari para pahlawan dan
mantan gubernur Sumatera Utara.
BAB III
MESJID RAYA AL MASHUN

3.1 Sejarah Mesjid Raya Al Mashun


Masjid Al Mashun dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909.
Masjid dibangun pada masa pemerintahan Sultan Ma'mun Alrasyid Perkasa Alam telah
berusia 113 tahun. Awalnya, masjid menyatu dengan kompleks istana, namun kini
kedua bangunan tampak terpisahkan walaupun berdekatan.
Bentuk bangunannya sangat unik, masjid menggunakan perpaduan gaya
arsitektur Timur Tengah, India, dan Spanyol. Ciri-ciri bangunan tersebut terlihat dari
denahnya yang berbentuk segi delapan serta memiliki sayap pada sisi selatan, timur,
utara, dan barat. Gaya arsitektur Moor terdapat pada masjid ini, yaitu terlihat pada
kubah masjid yang berbentuk pipih dan hiasan bulan sabit di bagian puncaknya.
Masjid juga dihiasi dengan lukisan cat minyak bermotif bunga-bunga dan
tumbuhan yang menghiasai permukaan dinding, plafon, serta tiang-tiang kokoh pada
bagian dalam masjid. Bangunan masjid berupa menara yang menjulang semakin
menunjukkan kemegahan bangunan di masa pemerintahan Sultan Ma'mun Ar Rasyid
ini.

3.2 Ciri Khas Masjid Raya Al Mashun


Pembangunan masjid menghabiskan biaya satu juta gulden. Sedangkan, arsitek
berasal dari Belanda yang bernama JA Tingdemen. Pemilihan arsitek dari negeri kincir
angin tidak lain karena pada saat itu belum ada arsitek pribumi. Saat Ramadhan, Masjid
Raya Al Mashun terkenal dengan tradisi menyajikan bubur sop anyang untuk berbuka
puasa.
Masjid juga dikenal memiliki Al Qur'an berusia tua yang dipajang di pintu masuk
jama'ah laki-laki. Walaupun telah berusia ratusan tahun, Al Qur'an yang ditulis tangan
ini masih dapat dibaca dengan jelas.

Lokasi Masjid Raya Al Mashun menghadap ke Jalan Sisingamangaraja, sedangkan


bagian utara masjid menghadap Jalan Masjid Raya. Masjid berjarak hanya 200 meter
dari Istana Maimun yang merupakan istana Kesultanan Deli. Letak istana tepat di
jantung Kota Medan. Masjid dekat dengan bandara, terminal maupun kereta api. Dari
lokasi tersebut, pengunjung dapat menggunakan becak motor (bentor) dan angkutan
kota yang banyak berlalu lalang di sekitar masjid.

3.3 Kondisi Mesjid Sekarang


Sangat masih bagus,bersih,makin cantik karna banyaknya sudah yang diperbaiki
atau direnovasi dan yang menjalankan ibadah dimejid itu pastinya sangat nyaman.
BAB IV
KUIL SHRI MARIAMMAN

4.1 Sejarah Berdiri Tradisi yang dilakukan di Kuil Shri Mariamman

Hubungan masyarakat India dengan Sumatera Utara sudah terjalin sejak abad ke-3
Masehi. Etnis India membawa agama Hindu dan terakhir membawa agama Budha
mereka biasa datang dari India ke Barus pada bulan November dan Desember.
Transportasi perdangan di pegang oleh orang Cola. Kedatangan orang-orang India dalam
jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan membentuk komunitas di berbagai
wilayah Sumatera Timur dan khususnya Medan terjadi sejak pertengahan abad ke-18,
yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di tanah Deli. Mereka ingin mengadu nasib
dengan menjadi kuli perkebunan. Pada tahun 1873 rombongan pertama orang Tamil
yang datang ke Medan sebanyak25 orang, yang kemudian meningkat menjadi 459 orang
setahun setelahnya. Mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang keturunan Belanda
sebagai pengusaha perkebunan tembakau yang dikenal sebagai tembakau Deli.
Tembakau inilah yang membuat tanah Deli menjadi termasyur di kawasan Eropa yang
mana pada akhirnya dikenal sebagai “TanahSejuta Dollar”. Oleh sebab itu, semakin
banyak saja buruh dan tenaga-tenaga kerja yang didatangkan dari India untuk bekerja di
tanah Deli, baik sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam serta buruh-buruh
bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta lembu. Mereka ditempatkan di
daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Madrasyang letaknya di sekitar
kawasan Jalan Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcuta). Padaawalnya, Kampung
Madras dikenal dengan nama Kampung Kubur karena memang dulunya adalah sebuah
lokasi pekuburan yang menjadi tanah wakaf atau tanah pemberian pemerintah Hindia
Belanda bagi orang-orang India tersebut. Sebelum menjadi Kampung Madras, kampung
ini sempat dikenal sebagai Kampung Keling karena kebetulan orang-orang Indiayang
dimukimkan di situ banyak yang berkulit hitam atau keling .Untuk memenuhi kebutuhan
beribadah dibagunlah kuil Shri Mariamman pada tahun 1884 oleh masyarakat tamil
yang ada di Kota Medan. Kuil yang diberi nama Shri Mariamman dikarenakan Shri
Mariamman digambarkan sebagai Ibu atau Dewi Pelindung. Kuil Hindu ini terletak di
Jalan Teuku Umar No. 18 Kampung Madras, Kelurahan PetisahTengah, Kecamatan
Medan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi kuil tepat 4 berada di
pojok jalan yang merupakan pertemuan antara Jalan Teuku Umar dengan JalanZainul
Arifin dan begitu jauh dari pusat perbelanjaan SUN Plaza. Kuil ini dibangun awalnya
adalah untuk melakukan ibadah atau upacara ritual Agama Hindu. Upacara ritual pada
masyarakat Hindu Tamil terdiri dari Niscchayam, Parisam, Thirumanam, Walai Kappu,
Patinaru, Deepawali, Thai Ponggel , Thaipussam, MahaSivarattri, Pangguni Uttiram,Tamil
Varudapirappu, NavarattrAArambam, Tirukartigai dan Maha Siwa Ratri. Pada pembagian
upacara diatas yang terdapat dalam pembahasan adalah Upacara Thai Ponggel Sampai
pada saat ini Kuil Shri Mariamman ini masih digunakan setiap harinya oleh masyarakat
beragama Hindu untuk bersembahyang. Namun sekarang, selain tempat beribadah kuil
ini kini menjadi tempat Wisata Bersejarah di Kota Medan. Kuil ini dibuka pada jam-jam
tertentu saja yaitu Pagi pukul 06.00-12.00 dan Sore pukul 16.00-20.00 Wib. Bagi
pengunjung yang ingin berkunjung harus menghormati adab dan peraturan yang
diterapkan didalam kuil Shri Mariamman ini dan tidak dipungut biaya.

4.2 Ornamen pada Kuil Shri Mariamman

Kuil Shri Mariaman dibagun pada tahun 1884 oleh masyarakat Tamil yang tinggal di
Medan dan dikepalai oleh Rangga Sami Naiher yang juga sebagai donatur untuk
pembangunan Kuil ini. Kuil ini dikelilingi tembok, dengan ketinggian 2,5 meter. Dibagian
depan pintu masuk ke Kuil terdapat ArcaTuwarasakti dan Relif patung Dewa Siwa di atas
lambang pintu masuk. Tuwarasakti digambarkan sebagai seorang wanita, karena
merupakan penjaga dewi Shri Mariaman yang seorang wanita juga. Mempunyai
wajahyang sangat cantik, bertangan empat yang membawatrisula, gada dan pasa serta
sikap tangan memeberi peringatan. Dibagian depan dinding sebelah kanan terdapat
patung yang mengambarkan pekawinan Sri Laxmi. Patung yang di tengah adalah patung
pendeta yang menikahkan mereka, digambarkan memakai surban, 5 berkumis tebal,
tipologi dari orang tamil. Dibagian depan dinding sebelah kiri terdapat patung
pernikahan Shri Parvathi. Patung Parvathi digambarkan bertangan dua dengan sikap
tangan salah satunya, yang sebelah kiri menampung air. Dibagian dalam terdapat tiga
buah bilik yang memfokuskan pemujaan. Didalam ruangan tersebut terdapat patung-
patung yang masing- masing adalah Shri Maha Wisnu, Siwa dan Brahmana. dari ketiga
dewatersebut merupakan fokus pemujana. Di dalam kuil juga banyak terdapat patung-
patung yang menghiasi kuil dan menambah keindahan kuil Shri Mariamman. Dalam
ajaran agama Hindu, Wisnu adalah Dewayang bergelar sebagi Shititi (pemelihara) yang
bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Dalam filsafat Adwaita Wedanta ia di pandang sebagai roh suci sekaligus dewayang
tertinggi.Menurut ajaran agama Hidu, Brahma adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat
Adwaita, ia di pandang sebagai salah satu menifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan
dalam konsepHinduisme) yang bergelar sebagi dewa pencipta. Dewa Brahma sering di
sebut dalam Kitab Upanishad dan Bhagawadgita. Layout bangunan Kuil Shri Mariamman
terdiri dari :
1.Garbha Griha
Garbha Griha yang ada pada Kuil Shri Mariamman terletak pada bagian atas
bangunan dan merupakan salah satu tempat paling suci. Garbha griha pada Kuil Shri
Mariamman sering disebut juga dengan “Vimana”. Bentuk Garbha griha pada kuil ini
semakin keatas semakin mengecil, seperti bentuk sebuah pyramid. Pada umumnya
Garbha Griha lebih sering dibangun dalam bentuk persegi di atas teras atau landasan.
Tetapi untuk kuil-kuil yang dibangun bagi dewi-dewi, garbagriha berbentuk persegi
panjang. Seperti di Kuil Shri Mariamman yang digambarkan sebagai ibu pelindung. 6
Garbha griha pada kuil Shri Mariamman Medan berwarna kuning keemasan danterdiri
atas 2 tingkatan. Pada Garbha griha ini terdapat banyak ornament khas india, seperti
ornament gajah, singa dan juga berbagai macam Dewa.

2.Pelataran Depan / Mandapa Halaman pada Kuil Shri Mariamman


berbentuk persegi dan berada pada sekeliling kuil, yang dimana biasa disebut dengan
Mandapa. Mandapa terletak tepat pada belakang gerbang masuk utama kuil. Mandapa
dikelilingi oleh dinding-dinding dan pada dinding-dinding tersebutterdapat 2 buah pintu.Pada
dinding pembatas Mandapa terdapat ornamen dan gambar Dewa-Dewa yang menghiasi
dinding tersebut.Penutup lantai pada Mandapa terbuat dari pavling block berwarna merah
bata. Pada Mandapa terdapat 2 buah tempatseserahan.
Salah satunya fungsi Mandapa ini,sering dilakukan upacara upacara di dalam
Mandapa, seperti tari tarian persembahan, dan sembahyang bagi agama Hindu.
3.Gopura
Gopura atau di sebut juga dengan Gerbang, yaitu merupakan sebuah penghubung atau
jalan menuju ke dalam Kuil. Gopura berbentuk persegi yang berada pada depan bangunan
Vimana atau Garbha Griha. Pada Kuil Shri Mariamman hanya terdapat satu buah Gopura. Pintu
gerbang atau Gopura yang ada di Kuil Shri Mariamman Medan dihiasi sebuah gopuram, yaitu
menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India
Selatan atau semacam gapura. Gopura yang ada di Kuil Shri Mariamman berwarna orange
dengan hiasan ornamen yang berwarna kuning dan merah. Sebelum di renovasi warna gopura
di Kuil Shri Mariamman Medan berwarna abu-abu, Pintu gerbang merupakan pintu berdaun
empat. Pada bagian bawah Gopura terdapat dua buah anak tangga yang terbuat dari ubin
berwarna merah bata. 7 Selain patung-patung, pemandangan ruangan utama untuk berdoa
dengan lukisanwarni bunga yang ditoreh pada bagian atas pilar-pilar penyangga. Karpet hijau
diperuntukkan bagi pengunjung Kuil Shri Mariamman untuk berdoa sebelum maju mendekat ke
bagiandepan, mungkin untuk melakukan doa yang lebih khusus. Hiasan berupa bunga teratai
cukupmenonjol di dalam ruangan ini, sebuah ornamen yang juga ditemukan di banyak
kelenteng.Sebuah lampu kristal cantik menggantung di bawah langit-langit berdekor indah.
4.3 Alkultirasi Budaya Tamil dan Budaya Melayu di Provinsi Sumatera Utara
Kedatangan berbagai etnis India ke pantai timur Sumatera dan pantai Barat
Sumatera Utara sudah jauh sekali sebelum Masehi, yaitu membawa agama Hindu dan
terakhirkemudian juga agama Budha terutama masa arus angin dari India ke Barus pada
bulan Nopember dan Desember. Prof. Coomalaswamy
A. menulis bahwa Sumatera yang mula-mula sekali dari sejak sebelum Masehi
menerima pendatang Hindu-India. Mereka membawa aksara Pallawa dan bahasa
sekerta.Abad ke-V Masehi gelombang dari India Selatan membawa agama Budha ke
Sumatera dan memperkenalkan aksara Nagari yang menjadi cikal bakal aksara
Melayu Kuno, Batak dan lain-lain. Dari Prasasti Lobu Tua itu kita ketahui bagaimana
eratnya hubungan perdagangan dan budaya “benua” India dengan Sumatera.
Prasasti Lobu Tua itu berisi tentang aktivitas perdagangan kumpulan konglomerat
Tamil yang dikenal dengan nama“MUPAKAT DEWAN 1500”. Anggotanya terdiri dari
berbagai sekte Brahmana, Wisnu,Mulabhadra dan lain-lain. Memasuki abad ke-16
dari catatan Portugis misalnya orang “Benggali” (dari Prop.Bengal), “Kling” (dari
kerajaan Kalingga=Tamil) dan Gujarat ramai sekali berdagang ke Sumatera dan
kawin mengawin dengan penduduk Sumatera. Didalam prasasti TANJORE ada ditulis
negeri-negeri yang ditaklukkan Indra Coladewa-I tercatat Kerajaan PANAI (Pannai) di
Padang Lawas. Negeri itu dicatat sebagai “water in its bathing gats” (Bah. Tamil
“pannai” artinya lapangan yang diairi sungai-sungai). Dari berbagai riwayat kerajaan
Melayu di pantai timur Sumatera dan Malaya banyaksekali menceritakan mengenai
hubungan dengan India Selatan (Malabar) seperti dalam “Hikayat Raja Raja Pasai”,
“Sejara Melayu” dan lain-lain. Rakyat Pasai sebagian besar keturunan dari Bengal.
Raja Islam pertama mereka adalah keturunan dari Bengal. Pedagang di Pasai banyak
dari Gujarat, Kling dan Bengali. Asal dari Raja Deli (Tuanku Sri Paduka Gocah
Pahlawan), juga panglima Sultan Iskandar Muda Aceh asal dari India (1630). Didalam
bahasa Melayu dan budaya Melayu umumnya, banyak sekali terdapat kata-kata asal
Tamil dan makanan asal Tamil. 8 Bahasa Tamil adalah bahagian yang terpenting dari
bahasa-bahasa Dravidia. Bahasa Tamil ini diucapkan dibeberapa kilometer di utara
Madras; di dataran Ghats; dari Pulicat sampai ke Tanjung Comorin; di Teluk Benggala
dan juga dipakai di Selatan Travancore dan didekat Trivandrum dan juga di Utara
Srilangka. Sebahagian besar apa yang dulu sering disebut “ORANG KLING” (The
Klings, Klingalezen) baik sebagai buruh di Pegu, diMalaysia, Singapura di Suriname
dan di Sumatera Timur dan di Kepulauan Mauritius adalahmereka ini.Bahasa Tamil
memberikan banyak pengaruh kepada Bahasa sesetempat. Hubungan orang Tamil
dengan masyarakat Melayu sudah lama sekali, lebih 1000 tahun. Bahkan banyak
orang Tamil yang keturunannya sudah Islam, menjadi Raja Melayu atau menjadi
Orang Besar Melayu seperti MANIPURINDAM yang menjadi Bendahara Kerajaan
Melaka(turunannya antara lain ialah Bendahara TUN SRI LANANG, editor “Sejarah
Melayu”).Juga nenek moyang SULTAN DELI dan SULTAN SERDANG dan beberapa
dinasti Raja Pasai. Asal India. Orang Tamil yang Islam di Malaysia disebut “Orang
Mamak”. Nenek dari mantan Perdana Menteri Malaysia, TUN DR. MAHATHIR, juga
keturunan Tamil ini. Sebagai contoh bahasa Tamil yang sudah menjadi bahagian
Bahasa Melayu adalahsebagai berikut antara lain : 1. APAM, semacam
kueh dari tepung
2. ONDE (bah. Tamil “undi”)
3. UPAM (Tamil “oppam”)
4. BATIL (Tamil “pattiram”)
5. BADAI (Tamil “badai” = angin)
6. BAGAI (Tamil “bagai”)
7. BELENGGU (Tamil “wilanggu”)
8. BESI (Tamil “wesi”)
9. TALAM (Tamil “talam”)
10. TAMBI, sdr. Bungsu (Tamil “tambi”)
11. TEMBAGA (Tamil “tambigaram”)
12. TANDIL, opsir kapal (Tamil “tandal”)
13. TOLAN (handai tolan), (Tamil “tauran”)
14. TIRAI (Tamil “tirai”)
15. BERNIAGA (Tamil “veniaga”) dll.
9 Masyarakat Tamil Islam di Sumatera Timur banyak berkawin dengan wanita Indonesia Islam
sesetempat sehingga di Absorps (mencernakan diri) menjadi masyarakat Melayu atau etnis
Indonesia Islam lainnya di Sumatera. Banyak berasal dari Utar Pradesh, dan dari Madras. Mesjid
tua yang ada di Medan ialah Mesjid Jl. Zainul Arifin Kampung Keling dan di Jl. Gajah di Medan.
4.4 Struktur Pengurus dan Upaya yang Dilakukan dalam Melestarikan Kuil Shri
Mariamman
1.Struktur Pengurus
Struktur Pengurus Kuil Shri Mariamman adalah sebagai berikut :
Nama : Pandita M. Chandra Bose, S.SosJabatan : Ketua Perhimpunan Shri
Mariamman
Nama : Dharma SilenJabatan : Ketua Pendetac.
Nama : RaghumanJabatan : Pemain Musikd.
Nama : Khana GrainJabatan : Humas Pradah Sumur
2. Upaya yang dilakukan dalam Melestarikan Kuil Shri Mariamman
Upaya yang dilakukan dalam melestarikan Kuil Shri Mariamman adalah merenovasi atau
memperbaiki bagian-bagian bangunan, patung maupun alat-alat sembahyang
lainnyayang telah rusak maupun kurang menarik. Selain itu, pengurus juga membuat
kotak sumbangan sukarela pada pintu masuk kuil yang nantinya dana yang diberikan
pengunjung akan digunakan untuk perbaikan/ perawatan kuil. pai ke Nusantara.
Gelombang migrasi yang masif orangTamil ke Sumatera Utara (dahulu Sumatera Timur)
terjadi ketika dibukanya tembakau Deli,terutama yang diprakarsai oleh Nienhuys di
abad ke-19. Orang Tamil dipekerjakan sebagai buruh di pabrik-pabrik tembakau Deli
bersama etnik Jawa dan Hokkian. Ini terus berlangsung sampai datangnya masa
kemerdekaan, orang Tamil menjadi warga negara Indonesia dengan berbagai macam
pekerjaannya. Dari segi budaya, orang Tamil tetap memelihara kebudayaan yang berasal
dari India,seperti upacara kelahiran, perkawinan, kematian, bahasa dan aksara Tamil.
Mereka juga tetap menggunakan seni budaya Ind ia, termasuk di dalam bidang musik.
Dengan melihat polarisasi sosial yang seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa etnik
Tamil adalah bahagian integral dari bangsa Indonesia. Perlu menerima mereka sebagai
bahagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB V
TITI GANTUNG KOTA MEDAN

5.1 SEJARAH TITI GANTUNG

Jembatan Titi Gantung ini sudah berumur lebih dari dua ratus abad karena dibangun pada tahun
1885. Jembatan ini dibangun berawal dari keinginan Belanda untuk membangun sarana
transportasi massal di Sumatra Utara pada waktu itu. Dibangunlah jembatan ini agar warga tidak
sembarangan melintasi rel.

Jembatan kuno sepanjang 45 meter ini ditopang oleh tembok dengan ketinggian 6-7 meter.
Uniknya, meski dibangun di abad ke-18, jembatan ini sudah memperhatikan Khak pejalan kaki
dengan adanya tangga khusus di kedua sisi pintu keluar masuk
5.2 Tempat Pedagang Buku Legendaris

Setelah masa kolonial Belanda berakhir, Jembatan Titi Gantung beralih fungsi. Satu per satu
penjual buku bekas mulai mengisi setiap sudut dengan lapak dan barang dagangan mereka. Bagi
pelajar dan mahasiswa, di jembatan ini lah tempat berburu buku bekas di Kota Medan yang
termurah sekaligus terlengkap pada masanya.

Namun pada 2013 lalu, sejumlah pedagang buku bekas yang biasa berjualan di sekitar jembatan
sudah direlokasi dari Jembatan Titi Gantung. Kini fungsi jembatan tersebut telah dikembalikan
seperti awalnya sebagai tempat nongkrong dan wisata.

5.3 Tempat Nongkrong Asik Sejak Jaman Belanda

ternyata jembatan kuno yang bergaya klasik Victoria ini dulunya merupakan tempat favorit
Kolonial Belanda untuk menikmati sore hari di Kota Medan. Pada malam hari, banyak orang
Belanda yang bersantai di jembatan ini sambil menghisap cerutu.

Dulunya, Jembatan Titi Gantung juga menjadi tempat untuk menyaksikan pengangkutan hasil
perkebunan melalui kereta api. Tidak salah jika sampai saat ini, jembatan ini menjadi tempat
yang asik untuk sekedar nongkrong sembari melihat aktivitas masyarakat Kota Medan.
Titi Gantung merupakan sebuah jembatan kecil yang menghubungkan antara jalan Pulau Pinang
dengan Lapangan Merdeka. Jembatan ini berada di atas stasiun besar Kereta Api Medan, namun
proses berdirinya mengandung sejarah penting hingga kota yang memiliki yel-yel Horas ini
menjadi lebih modern. Jembatan gantung ini dibangun pada tahun 1880 yaitu ketika dibukanya
perusahaan Kereta Api Deli Spoorweg Maatschappij. Pada jaman itu, perusahaan ini merupakan
perusahaan Kereta Api pertama yang di bangun di Pulau Sumatera.

Perkembangan sejarah modernisasi kota Medan ibukota Sumatera Utara sangat dipengaruhi
oleh jembatan ini, karena kala itu beratus tahun lalu kereta api telah digunakan sebagai alat
angkut untuk hasil kebun. Sejak adanya kereta api ini, Medan secara bertahap mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Nah inilah sebabnya mengapa adanya kereta api ini menjadi
sangat penting untuk perkembangan kota Medan. Dari sini mulai bermunculan gedung
bersejarah lain hingga akhirnya menjadikan kawasan Kesawan menjadi ramai dan mereka
melewati jembatan ini untuk akses menuju kota.

Jika Anda melewati jembatan ini, maka akan terlihat berbagai bentuk bangunan kota yang
beraneka ragam yang menghiasi hiruk pikuk kota. Tentu Anda bisa bayangkan bagaimana
indahnya kota Medan di malam hari jika dilihat dari jembatan ini. Setelah dibangunnya Titi
Gantung ini, menyusul bangunan bersejarah seperti kantor pos besar, Balai Kota, dan juga
perusahaan London Sumatera atau Lonsum yang hingga saat ini masih beroperasi. Semua
bangunan ini juga bisa dilihat dari atas Titi Gantung Medan.
Daftar Pustaka

1. Bab I : http://www.tribunnews.com/travel/2015/05/16/istana-maimun-di-medan-dan-
pesona-eksterior-interior-musik-tradisional-dan-kekayaan-koleksinya Tanggal : 17 Mei 2023

http://www.tribunnews.com/travel/2015/05/16/istana-maimun-di-medan-dan-pesona-
eksterior-

2. Bab II : http://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g297725-d3219591-
i47297307- Tanggal : 17 Mei 2023

https://www.slideshare.net/ririnislami9/laporan-kunjungan-ke-gedung-arca-sumatra-utara

3. Bab III : https://amp.kompas.com/regional/read/2022/04/10/170150278/sejarah-masjid-


raya-al-mashun-medan-pendiri-dan-usia Tanggal : 17 Mei 2023

4. Bab IV : https://tribunmedanwiki.tribunnews.com/2019/12/17/kuil-shri-mariamman
Tanggal : 17 Mei 2023

https://text-id.123dok.com/document/rz3p1pmy-sejarah-di-kuil-shri-mariamman-kota-
binjai.html

5. Bab V : https://cagarbudaya.sumutprov.go.id/article/cagar/titi-gantung-61541be7b2966
Tanggal : 17 Mei 2023

https://www.merdeka.com/sumut/sudah-ada-sejak-abad-ke-18-ini-3-fakta-sejarah-
jembatan-titi-gantung-medan.html#

https://mudanews.com/sosial-budaya/2017/01/17/jembatan-titi-gantung-situs-wisata-
bersejarah-kota-medan/

Anda mungkin juga menyukai