Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 14

Sejarah Tentang Istan


a Maimun
M.Permata Akbar
&
Seno Putranto
Sejarah
Istana Maimun termasuk
bangunan Bersejarah da
n mejadi Ikon Kota Meda
n. Istana ini dibangun de
ngan ciri khas Melayu de
ngan warna kuning, seba
gai istana peninggalan K
erajaan Deli pada masa s
aat itu dan disebut juga I
stana Putri Hijau. Istana
Maimun Medan.
Istana Maimun termasuk bangunan Bersejarah dan mejadi Ikon Kota Medan. Istana ini diban
gun dengan ciri khas Melayu dengan warna kuning, sebagai istana peninggalan Kerajaan Deli
pada masa saat itu dan disebut juga Istana Putri Hijau.
Istana Maimun mulai dibangun pada tanggal 28 Agusutus 1888 oleh Sultan Mahmud Al Rasyi
d, selesai pada 18 Mei 1891. Bangunan istana terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu,
bangunan induk, bangunan sayap kanan dan bangunan sayap kiri, bangunan induk sebagai te
mpat Singgasana Raja.
Desain istana dengan gaya Tradisional Istana-istana melayu dan pola India Islam (Moghul) yan
g terlihat dari bentuk lengkungan atap. Desainer Istana Maimun oleh Arsitek Italia, sumber wi
kipedia, ada versi lain menyebutkan desainer Istana seorang belanda bernama T.H. Van Erp.
Jika kita melihat kedalam istana ada perpaduan budaya Belanda yang terlihat dari perabotan i
stana seperti kursi, meja, toilet lemari dan pintu, pengaruh budaya Belanda juga terlihat di m
armer prasati di depan tangga yang ditulis dengan bahasa Belanda.
• Didalam komplek istana terdapat Meriam Puntung, Meriam Pun
tung menurut Hikayat puak melayu, Meriam Puntung adalah pe
njelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama M
ambang Khayali yang berubah menjadi meriam dalam mempert
ahankan Istana dari serbuan Raja Aceh yang di tolak pinanganny
a oleh Putri Hijau.
• “Akibat larasnya yang cukup panas karena menembak terus me
nerus, maka akhirnya pecah menjadi dua bagian. Ujung meriam
yang merupakan bagian yang satu melayang dan menurut dong
eng jatuh di kampung Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Tanah Ka
ro, sedangkan bagian yang lain disimpan pada banguan kecil disi
si kanan istana Maimun”
• Sekitar 200 meter ke depan dari lokasi istana terdapat Mesjid Al
Mashun atau lebih di Kenal Masjid Raya Medan, dan disebelah
Masjid Raya terdapat Taman Sri Deli Medan. Pada saat bulan ra
madhan, tempat ini menjadi tempat wisata kuliner untuk berbu
ka puasa “Ramadhan Fair” dengan nuansa islami.
Komplek Istana Maimun terbuka untuk umum setiap hari, d
an wisatawan di kenai biaya retribusi sekitar Rp. 5000/oran
g.
Berikut jadwal berkunjung ke Istana dari Yayasan Sultan M
a’moen Al Rasyid :
SENIN – MINGGU : 08.00 s/d 17.00 WIB
: 08.00 s/d 12.00 WIB
: 14.00 s/d 17.00 WIB
PERTUNJUKAN TRADISIONAL MUSIK MELAYU (LIVE MUSIC).
SENIN – KAMIS : 10:30 s/d 12.00 WIB
JUMAT – SABTU : 14.00 s/d 15.30 WIB
MINGGU : 10.00 s/d 12.00 WIB
Di dalam Istana Maimun wisatawan dapat menyewa baju a
dat melayu dan berfoto layaknya bangsawan melayu pada z
aman dahulu. Harga sewa baju adat berkisar antara Rp. 15.
000 sampai Rp. 30.000.
“Anda dapat berfoto di depan singgasana tapi tidak
di perbolehkan melewati garis pembatas singgasan
a”
Pada saat hari libur Istana Maimun banyak dikunjun
gi oleh wisatawan mancanegara terutama mancane
gara dari Malaysia. Istana Maimun menjadi tujuan
wisata karena memiliki nilai historis yang sangat ting
gi dan sangat penting bagi sejarah perkembangan b
udaya Melayu di Kota Medan.
Lokasi Istana Maimun terletak di jalan Brigjen Katam
so, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun,
Medan, Sumatera Utara.
Saat ini Istana Maimun di kelola oleh Yayasan Sultan
Ma’moen Al Rasyid, masih digunakan oleh Sultan De
li dan keluarga sebagai tempat penyelenggaraan up
acara adat dan kegiatan lainnya. Kesultanan Deli ma
sih tetap eksis kendati tidak memiliki kewenangan p
olitik karena telah menjadi bagian dari negara Kesat
uan Republik Indonesia.
Putra Mahkota Kerajaan Deli sekarang ini Sultan Ma
hmud Lamanjiji Perkasa Alam, putra mahkota tingga
l di luar pulau Sumatera.
Saat hendak meninggalkan kompleks istana, perhatian kami tertuju pada sebuah bangunan kecil
berbentuk rumah dengan atap bergaya adat Karo di sisi istana tersebut. Rasa penasaran memba
wa kami memasuki bangunan kecil itu. Di dalamnya kami pun mendapati sebuah meriam yang di
keramatkan dan dikenal dengan sebutan Meriam Puntung.

Hikayat puak Melayu Deli menjabarkan, meriam tersebut merupakan penjelmaan Mambang Kha
yali, adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua. Mambang berubah menjadi meriam saat mempertah
ankan istana dari serbuan Raja Aceh yang pinangannya ditolak Putri Hijau. Akibat larasnya yang
panas karena dipakai menembak terus-menerus, meriam itu pecah menjadi dua bagian. Ujung
meriam diceritakan melayang dan jatuh di Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Tanah Kar
o. Sedangkan pecahan satunya lagi disimpan di ruang kecil tempat kami berdiri.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai