Anda di halaman 1dari 13

Samudera pasai

Cakra Donya

Adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm
sedangkan lebarnya 75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol
kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan
aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.

Naskah Surat Sultan Zainal Abidin

hermankhan.blogspot.com

Naskah surat Sultan Zainal Abidin merupakan surat yang ditulis oleh Sultan
Zainal Abidin sebelum meninggal pada tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah.
Surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil
Raja Portugis di India.

Stempel Kerajaan
flickr.com

Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir yang merupakan
Sultan Kedua Kerajaan Samudera Pasai. Dugaan tersebut dilontarkan oleh
oleh tim peneliti sejarah kerajaan Islam. Stempel ini ditemukan di Desa Kuta
Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.
Stempel ini berukuran 2×1 centimeter, diperkirakan terbuat dari bahan sejenis
tanduk hewan. Adapun kondisi stempel ketika ditemukan sudah patah pada
bagian gagangnya. Ada pendapat yang mengatakan bahwa stempel ini
sudah digunakan hingga masa pemerintahan pemimpin terakhir Kerajaan
Samudera Pasai, yakni Sultan Zainal Abidin.
Kerajaan Aceh
1. Masjid Raya Baiturrahman
Peninggalan Kerajaan Aceh yang pertama dan yang paling dikenal adalah Masjid Raya
Baiturrahman. Masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada sekitar tahun 1612 Masehi ini
berada di pusat Kota Banda Aceh. Saat agresi militer Belanda II, masjid ini sempat dibakar.
Namun pada selang 4 tahun setelahnya, Belanda membangunnya kembali untuk meredam
amarah rakyat Aceh yang hendak berperang merebut syahid.

2. Benteng Indrapatra
Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya adalah Benteng Indrapatra. Benteng ini
merupakan benteng pertahanan yang sebetulnya sudah mulai dibangun sejak masa
kekuasaan Kerajaan Lamuri, kerajaan Hindu tertua di Aceh, tepatnya sejak abad ke 7 Masehi.
Benteng yang kini terletak di Desa Ladong, Kec. Masjid Raya, Kab. Aceh Besar ini pada
masanya dulu memiliki peranan penting dalam melindungi rakyat Aceh dari serangan meriam
yang diluncurkan kapal perang Portugis.

3. Gunongan
Gunongan adalah peninggalan Kerajaan Aceh yang berupa sebuah taman lengkap dengan
bangunan keratonnya. Taman ini berdasarkan sejarahnya merupakan bukti cinta Sultan Aceh
pada permaisurinya yang sangat cantik. Permaisuri yang tak diketahui namanya ini merupakan
putri raja Kerajaan Pahang yang ditawan karena kerajaannya kalah perang. Sang Sultan jatuh
cinta dan mempersuntingnya, hingga kemudian si permaisuri tersebut meminta dibuatkan
sebuah taman yang sama persis dengan istana kerajaannya yang terdahulu untuk mengobati
rasa rindunya.

4. Makam Sultan Iskandar Muda


Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya adalah Makam dari Raja Kerajaan Aceh yang
paling ternama, Sultan Iskandar Muda. Makam yang terletak di Kelurahan Peuniti, Kec.
Baiturrahman, Kota Banda Aceh ini sangat kental dengan nuansa Islami. Ukiran dan pahatan
kaligrafi pada batu nisannya sangat indah dan menjadi salah satu bukti sejarah masuknya Islam
di Indonesia.

Kerajaan demak

1. Pintu Bledek

Pintu Bledek atau Pintu Petir merupakan


pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo.
Dari cerita yang beredar, Pintu Bledek ini dibuat oleh Ki Ageng Selo dengan petir
yang tersambar memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia tangkap
saat ada di tengah sawah.

2. Masjid Agung Demak

Peninggalan Kerajaan Demak


selanjutnya adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak ini didirikan tahun
1479 Masehi yang kini sudah berumur sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan
kokoh sebab sudah dilakukan renovasi sebanyak beberapa kali. Masjid Agung
Demak ini tidak hanya sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, akan
tetapi dulunya merupakan pusat dari pengajaran serta syiar Islam.

Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga yang merupakan salah


satu dari 9 Sunan WaliSanga yang berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan
Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dikebumikan di Desa Kadilangu berdekatan
dengan Kota Demak.

Soko Guru atau Soko Tatal


Soko Guru atau Soko Tatal merupakan
tiang penyangga dari Masjid Agung Demak yang terbuat dari material kayu
dengan diameter 1 meter dan berjumlah sebanyak 4 buah. Semua Soko Guru ini
dibuat oleh Sunan Kalijogo dan menurut cerita Sunan Kalijogo baru
menyelesaikan 3 buah soko guru dan Masjid Agung Demak sudah dibangun serta
sudah mulai masuk dalam tahapan pemasangan atap.

Situs Kolam Wudlu


Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid Demak. Situs ini dahulunya digunakan
sebagai tempat berwudlu para santri atau musyafir yang berkunjung ke Masjid untuk melaksanakan
sholat. Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk berwudlu dan hanya boleh
dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.
Kerajaan pajang

Masjid Laweyan

masjid laweyan

Masjid Laweyan merupakan masjid peninggalan kerajaan Pajang yang hanya bisa ditemukan di
Kampung Batik, Laweyan, Solo. Masjid itu dibangun pada tahun 1546 oleh raja pajang pertama.

Bandar Kabanaran

bandar kabanaran

Bandar Kabanaran adalah tempat perdagangan yang terletak di tepi sungai Begawan Solo.
Pada zaman kekuasaan Kerajaan Pajang, bandar ini di pakai sebagai jalur penghubung lalu
lintas perdagangan dari Jawa ke bandar besar Nusupan.
Pasar Laweyan

pasar laweyan

Tidak jauh dari Bandar Kabanaran ada sebuah pasar yang di namai Pasar Laweyan. Pasar itu
dahulu kala merupakan pendorong utama kegiatan perdagangan di Bandar Kabanaran. Hingga
sampai kini, pasar Laweyan masih di pakai masyarakat untuk melakukan transaksi
perdagangan.

KERAJAAN MATARAM ISLAM

2. Pasar Legi Kotagede

Pasar Legi Kotagede Merupakan Salah Satu


Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Pasar Legi Kotagede, Yogyakarta merupakan pasar tertua yang ada di


wilayah Provinsi Yogyakarta. Pasar ini merupakan pasar yang sudah ada
sejak zaman Panembahan Senopati. Meskipun saat ini pasar Legi Kotagede
sudah mengalami renovasi beberapa kali namun bangunan aslinya tetap
dipertahankan.
Masjid Kotagede

Masjid Kota Gede


(ennaytraveller.blogspot.com)

Peninggalan Kerajaan Mataram yang hingga kini masih bisa kita rasakan
adalah Masjid Kotagede. Masjid ini merupakan Masjid tertua di Kotagede
termasuk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid ini diperkirakan
berdiri sekitar tahun 1640an.

Kerajinan Perak

Kerajinan Perak Peninggalan Kerajaan


Mataram Islam (travel.grivy.com)

Kerajinan perak yang ada di Kotagede, Yogyakarta merupakan peninggalan


kerajaan Mataram yang hingga kini masih dapat kita nikmati. Kerajinan
perak dari Kerajaan Mataram merupakan kerajinan yang memiliki kualitas
cukup baik di Indonesia bahkan di dunia.

KERAJAAN BANTEN

Masjid Agung Banten


Masjid Agung Banten via wikimedia.org
Masjid Agung Banten adalah salah satu bukti peninggalan kerajaan Banten sebagai salah satu
kerajaan Islam di Indonesia. Masjid yang berada di desa Banten Lama, kecamatan Kasemen ini
masih berdiri kokoh sampai sekarang.

Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1652, tepat pada masa pemerintahan putra pertama
Sunan Gunung Jati yaitu Sultan Maulana Hasanudin.

Istana Keraton Kaibon

Istana Keraton Kaibon via kekunaan.blogspot.co.id


Peninggalan kerajaan Banten yang selanjutnya yaitu bangunan Istana Keraton Kaibon. Istana ini
dulunya digunakan sebagai tempat tinggal Bunda Ratu Aisyah yang merupakan ibu dari Sultan
Syaifudin.

Tapi kini bangunan ini sudah hancur dan tinggal sisa-sisa runtuhannya saja, sebagai akibat dari
bentrokan yang pernah terjadi antara kerajaan Banten dengan pemerintahan Belanda di nusantara
pada tahun 1832.
Istana Keraton Surosowan

Istana Keraton Surosowan viairaganean.blogspot.co.id


Selain Istana Keraton Kaibon, ada satu lagi peninggalan kerajaan Banten yang berupa Istana yaitu
Istana Keraton Surosowan. Istana ini digunakan sebagai tempat tinggal Sultan Banten sekaligus
menjadi tempat pusat pemerintahan.

Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk via matabuderfly.blogspot.com


Benteng Speelwijk adalah peninggalan kerajaan Banten sebagai bentuk dalam membangun poros
pertahanan maritim kekuasaan kerajaan di masa lalu. Benteng setinggi 3 meter ini dibangun pada
tahun 1585.

KERAJAAN GOWA TALLO

Batu Pallantikang
Batu pallantikang atau batu pelantikan adalah sebuah batu andesit yang diapit batu kapur. Batu
peninggalan Kerajaan Gowa Tallo ini dipercaya memiliki tuah karena dianggap sebagai batu dari
khayangan. Karena anggapan tersebut, sesuai namanya batu ini digunakan sebagai tempat
pengambilan sumpah atas setiap raja atau penguasa baru di kerajaan Gowa Tallo. Batu ini masih
insitu atau berada di tempat aslinya, yakni di tenggara kompleks pemakaman Tamalate.

Masjid Katangka
Masjid Katangka atau kini disebut masjid Al-Hilal adalah masjid peninggalan Kerajaan Gowa Tallo
yang diperkirakan dibangun pada tahun 1603. Masjid ini secara administratif kini terletak di Desa
Katangka, Kec. Somba Opu, Gowa, tak jauh dari kompleks pemakaman Sultan Hassanudin. Nama
Katangka diyakni berasal dari nama bahan pembuatannya yaitu kayu Katangka.

Benteng Ford Ratterdam


Benteng Fort Rotterdam adalah sebuah bangunan benteng peninggalan masa kejayaan kerajaan
Gowa Tallo yang terletak di pesisir barat pantai kota Makassar. Benteng ini dibangun oleh raja Gowa
ke-9, yakni I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' Kallonna pada tahun 1545. Karena
awalnya berbahan tanah liat, Raja Gowa ke-14, yakni Sultan Alauddin kemudian memugar bangunan
benteng dengan bahan batu padas yang diperoleh dari pegunungan Karst di Maros.

KERAJAAN TERNATE TIDORE

Istana Sultan Ternate


2. Benteng kerajaan Ternate dibangun pada tahun 1540 oleh Francisco Serao, seorang panglima
Portugis yang pernah mendarat di Ternate.

3. Masjid di Ternate

4. Makam Sultan Baabullah


Tidore

1. Benteng Tore sisa peninggalan Portugis dan Belanda.

2. Keraton Tidore Keraton ini dibangun oleh Sultan Muhammad Taher pada Tahun 1812 masa
pemerintahan Sultan Syahjuan T.

Anda mungkin juga menyukai