Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR SISTEM INFORMATIKA

WISATA, KULINER, DAN POTENSI CIREBON JAWA BARAT

DISUSUN OLEH :

Nama : Tiara Shally Amanda

NIM : 1800001104

Kelas : 2C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2019
A. WISATA DI CIREBON
1. TAMAN SARI GUA SUNYARAGI

Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota
Cirebon dengan luas sekitar 15 hektare. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by
pass Brigjen Dharsono, Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini
merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua
Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu
Danau Jati. Lokasi di mana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan
dilalui jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik
Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN, persawahan dan menjadi pemukiman penduduk.
Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan
hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua
Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama
Keraton Kasepuhan.
Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan
dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur,
kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan
kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan
penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks aku bermotif batu
karang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya
berbentuk paduraksa.
Induk seluruh gua bernama Gua Peteng (Gua Gelap) yang digunakan untuk
bersemadi. Selain itu ada Gua Pande Kemasan yang khusus digunakan untuk bengkel
kerja pembuatan senjata sekaligus tempat penyimpanannya. Perbekalan dan makanan
prajurit disimpan di Gua Pawon. Gua Pengawal yang berada di bagian bawah untuk
tempat berjaga para pengawal. Saat Sultan menerima bawahan untuk bermufakat,
digunakan Bangsal Jinem, akan tetapi kala Sultan beristirahat di Mande Beling.
Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.
Sejarah berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah
berita lisan tentang sejarah berdirinya Gua Sunyaragi yang disampaikan secara turun-
temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi tersebut lebih
dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda. Versi yang kedua adalah versi Caruban
Nagari yaitu berdasarkan buku Purwaka Caruban Nagari tulisan tangan Pangeran
Kararangen atau Pangeran Arya Carbon tahun 1720. Sejarah berdirinya gua
Sunyaragi versi Caruban Nagari adalah yang digunakan sebagai acuan para pemandu
wisata gua Sunyaragi. Menurut versi ini, Gua Sunyaragi didirikan tahun 1703 Masehi
oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Kompleks Sunyaragi lalu
beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan.
Menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan,
Tamansari dibangun karena Pesanggrahan Giri Nur Sapta Rengga berubah fungsi
menjadi tempat pemakaman raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai Astana
Gunung Jati. Hal itu dihubungkan dengan perluasan Keraton Pakungwati (sekarang
Keraton Kasepuhan Cirebon) yang terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan
tembok keliling keraton, Siti Inggil, dan lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti
Inggil dibangun dengan ditandai candrasengkala Benteng Tinataan Bata yang
menunjuk angka tahun 1529 M.
2. KERATON KASEPUHAN

Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon.


Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman
depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya.
Keraton Kasepuhan adalah kerajaan islam tempat para pendiri cirebon bertahta,
disinilah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri. Keraton ini memiliki
museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan.
Salah satu koleksi yaitu kereta Singa Barong yang merupakan kereta kencana Sunan
Gunung Jati. Kereta tersebut saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan
pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan. Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan
utama yang berwarna putih. Di dalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan
singgasana raja.
Keraton Kasepuhan berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung
Pakungwati yang didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana dan komplek
keraton Pakungwati (sekarang disebut keraton Kasepuhan) yang didirikan oleh
Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 M. Pangeran Cakrabuana bersemayam
di Dalem Agung Pakungwati, Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama
Keraton Pakungwati. Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati
binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada
tahun 1549 dalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama
dia diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton
yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.
Keraton Kasepuhan merupakan salah satu dari bangunan peninggalan kesultanan
Cirebon yang masih terawat dengan baik, seperti halnya keraton-keraton yang ada di
wilayah Cirebon, bangunan keraton Kasepuhan menghadap ke arah utara . Di depan
keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama alun-
alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan yang diadakan
pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan dan juga sebagai titik
pusat tata letak kompleks pemerintahan keraton. Dan di alun-alun inilah dahulunya
dilaksanakan juga pentas perayaan kesultanan lalu juga sebagai tempat rakyat
berdatangan ke alun-alun untuk memenuhi panggilan ataupun mendengarkan
pengumuman dari Sultan.

3. KERATON KANOMAN

Keraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon,
setelah berdiri keraton Kanoman pada tahun 1678 M kesultanan Cirebon terdiri dari
keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman. Kebesaran Islam di Jawa bagian barat
tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung jawab
menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak
akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Keraton Kanoman
didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang
bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M. Keraton Kanoman masih taat
memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg
Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung
Jati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton
Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan
Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.
Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektare ini berlokasi
di belakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama Raja
Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek
yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama
bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali
lapangan sepak bola. Di keraton ini masih terdapat barang barang, seperti dua kereta
bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di
museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia
Isra Mi'raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk
Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid
Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat kompleks bangunan bangunan bernama
Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen
asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di
keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di
Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu
menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu
Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar
sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.
B. KULINER DI CIREBON
1. EMPAL GENTONG

Potongan daging dengan beberapa jeroan sapi ini direbus dengan bumbu rempah
khas di dalam gentong. Setelah meresap, daging dikeluarkan untuk kembali
dihidangkan saat ada pesanan. Gurih sedikit pedas rempah ialah rasa umum dari kuah
hangat empal gentong khas Cirebon ini. Dengan bawang goreng dan irisan kucai
sebagai pelengkap hidangannya Siapa pun yang mencium wangi kuah hangatnya akan
tergoda. Terlebih dagingnya yang empuk dengan bumbu yang meresap. Hidangan ini
bisa banyak ditemukan di sepanjang Jalan Raya Plered. Seperti Empal Gentong
H.Apud.

2. DOCANG
Docang dari bahasa Cirebon singkatan dari dua kata yaitu; Bodo (baceman) dari
oncom dage + Kacang Hijau yang dijadikan Toge. Lagi pula Docang bisa jadi masuk
kuliner Nasional makanan khas Cirebon, yang merupakan perpaduan dari lontong,
daun singkong, toge, dan kerupuk, yang berkolaborasi sayur Oncom Dage/Oncom
Gembos yang terbuat dari ampas tahu dicampur sedikit bungkil kacang tanah (sisa
perasan dijadikan minyak) yang disebut gempa (yang dihancurkan) serta di
kombinasikan dengan parutan kelapa muda.
Makanan ini mempunyai rasa khas yang gurih dan nikmat apabila disajikan dalam
keadaan panas/hangat dan untuk harga relatif terjangkau semua kalangan. Docang
yang merupakan makanan asli Cirebon, bisa jadi lambat laun dengan segala kemajuan
zaman dan perkembangan makanan cepat saji, docang mulai bergeser dan lambat laun
jarang ditemui. Tetapi harapan dalam melestarikan budaya, Docang akan tetap eksis
karena masih ada generasi penerus untuk melestarikan khas Cirebon dengan dikenal
sebagai Kota Wali.

3. KERUPUK MLARAT
Bagi kamu pecinta kudapan gurih, kerupuk melarat atau dalam bahasa Indonesia
berarti kerupuk miskin dapat menjadi oleh-oleh yang cocok untuk dibawa pulang.
Tak hanya namanya yang unik, proses pembuatan kerupuk warna-warni ini pun tak
kalah uniknya. Bukan menggunakan minyak goreng, kerupuk melarat digoreng
menggunakan pasir yang telah dibersihkan hingga renyah mengembang. Proses
menggoreng dengan pasir inilah yang membuat kerupuk ini dinamakan melarat atau
miskin. Selain membuat kerupuk matang, penggunaan pasir menghasilkan aroma
serta rasa yang khas pada kerupuk. Agar lebih lezat, biasanya kerupuk melarat juga
disajikan bersama sambal asam atau sambal kacang pedas.
C. POTENSI DI CIREBON
1. BATIK

Di Cirebon terdapat Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi. Warna
kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit, hijau pupus. Warna
batik tradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan cokelat. Batik
Keratonan biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.
Batik Pesisir dipengaruhi oleh budaya Cina. Motifnya lebih bebas, melambangkan
kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter. Motifnya banyak ditandai dengan gambar
flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan, pepohonan, daun daunan. Batik
Pesisiran : Batik bethetan Kedung Wuni Pekalongan, Motif Sarung Cirebonan,
Bethetan Demak. Batik keraton dipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Motifnya
cenderung berupa batu-batuan (wadas), kereta singa barong, naga seba, taman arum
dan anyam alas. Batik Keratonan: Motif Ganggang.
Dua motif Cirebon yang terkenal adalah Corak Singa Wadas dan Mega Mendung.
Motif Singa Wadas adalah corak resmi kesultanan Cirebon (Kasepuhan) yang
memperlihatkan bentuk Singa Barong dari keraton Kasepuhan. Motif ini kental
dengan warna coklat, hitam dan krem. Motif Mega Mendung yang tidak ditemui di
daerah lain, yaitu motif berbentuk awan yang bergumpal-gumpal yang biasanya
membentuk bingkai pada gambar utama. Motif ini mendapat pengaruh dari keraton-
keraton di Cirebon. Motif ini kaya akan warna merah, biru, violet, dan keemasan.
Motif batik cirebon lainnya: motif kerang murek, gunung jati, taman terate, ayam
alas, patran kangkung, wayang katura, kapal kandas, antares, cerita panji, kompeni,
gapura gewor, kembang alas, lung kembang kasunanan, naga seba, rajeg wesi, peksi
naga liman, simbar menjangan, taman arum sunyaragi, taman sari kasepuhan, wayang
masina. Alat yang digunakan dalam pembuatan Batik yaitu: Canting, Wajan,
Kompor, Gawangan, Jengkok, Irus Krocok, dan Tongkat (untuk mengaduk). Dan
bahan baki yang digunakan diantaranya Kain Mori, Malam (lilin) dan Pewarna.

2. KERAJINAN LUKISAN KACA


Lazimnya suatu lukisan di tunangkan dalam media kertas. Akan tetapi di tangan
seniman-seniman Cirebon, hal tersebut bukanlah suatu batas untuk menuangkan
ekspresi seninya. Dengan teknik yang tinggi dan kayak an gradasi warna serta sarat
nuansa dekoratif, para seniman Cirebon mampu menghasilkan suatu karya seni yang
bernilai tinggi berupa lukisan kaca yang indah dan bercita rasa Cirebon.
Bagi anda pecinta seni kaligrafi islam, khususnya lukisan kaca kaligrafi bernilai
tinggi, tidak salah kiranya anda memilih Kota Cirebon sebagai kota tujuan. Kota
Cirebon sebagai kotatujuan. Di Kota banyak terdapat seniman seniman lukisan kaca
kaligrafi khas Cirebon yang akan memperindah tampilan ruangan dan menambah
koleksi lukisan kaligrafi anda. Di Lukisan Kaca sudah memproduksi bermacam-
macam lukisan kaca dengan bahan dasar Kaca Bening atau Polos, Kertas untuk Sket
Gambar, Cat Warna, Pigura, Minyak Cat dan Prada atau brons, dan alat lukisnya
menggunakan Rapido, Kaos, Dakon, Tempat cat, dan Airbrush dan kerajinan yang
dibuat beraneka jenis diantaranya model Semar, Batar Guru, Dewi Kwam Im,
Sunyaragen, Kereta Singabarong, Mega Mendung, Kaligrafi Arab, Benteng Windu,
Macan Ali dan lain sebagainya.

3. UKIRAN KAYU
Untuk bahan baku yang digunakan untuk ukiran kayu adalah kayu jati, kayu
mahoni, jenis kayu dengan tekstur keras. Dan alat yang digunakan untuk Ukiran Kayu
menggunakan Pahat Ukir Kayu Satu Stel, Batu Asahan, Sikat Ijuk,
Ganden/palu/martil kayu, kertas gosok (ampelas), Meteran, Jangka Kayu, Krespen
dan pensil. Jenis Ukiran Kayu yang dibuat bermacam-macam adapun model yang
banyak dicari dipasaran yaitu Kaligrafi Arab. Untuk tempat pembuatan Ukiran Kayu
terletak di Jl. By Pass A. Yani Gg. Karang Mulya III Cirebon.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Sari_Gua_Sunyaragi
https://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Kasepuhan
https://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Kanoman
https://id.wikipedia.org/wiki/Docang
https://kumparan.com/@kumparanfood/7-oleh-oleh-khas-cirebon-tjampolay-sampai-
kerupuk-melarat
http://jabarprov.go.id/index.php/potensi_daerah/detail/87

Anda mungkin juga menyukai