Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nurrahmah

Kelas : XII IPA

Mapel : SKI (artikel peninggalan - peninggalan kerajaan Islam di Indonesia )

KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA

1. Kerajaan Samudera Pasai

Sultan Malik Al- Saleh ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa
Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja
tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama.

Deureuham, biasa diucapkan dengan Dirham, adalah mata uang yang secara resmi digunakan dalam
perdagangan di Kesultanan Samudera Pasai. Mata uang ini berupa kepingan emas yang bertuliskan lafal
tertentu dalam bahasa Arab (jawoe).
Lonceng Cakra Donya adalah lonceng peninggalan Kesultanan Samudera Pasai. Lonceng ini merupakan
hadiah dari Laksamana Cheng Ho dalam kunjungannya ke Nusantara pada tahun 1414 Masehi. Lonceng
Cakra Donya merupakan hadiah persahabatan antara Kesultanan Samudera Pasai dan Kaisar Tiongkok.

Hikayat Raja-raja Pasai adalah sebuah karya dalam bahasa Melayu yang berisi tentang kehidupan
Kerajaan Samudera Pasai. Menurut para ahli, sastra sejarah ini diperkirakan ditulis dari zaman Sultan
Malik al-Saleh hingga sebelum 1524, sebelum Samudera Pasai ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.

2. Kerajaan Aceh Darussalam

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh salah satu tujuan wisata religi favorit wisatawan di Kota
Banda Aceh. Masjid bersejarah ini bukan hanya ikon Serambi Mekkah, tetapi juga simbol
perjuangan dan penyebaran Islam di Indonesia hingga semenjung Asia Tenggara.“Dengan latar
belakang sejarah itu, wajar jika keberadaan masjid ini mengundang banyak perhatian
masyarakat dunia yang ingin mengetahui sejarah Aceh maupun perkembangan Islam di
nusantara ,” kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah.
Banyak masyarakat yang belum mengetahui jika Indonesia pernah menggunakan mata uang deureuham
(dirham) sebagai alat transaksi perdagangan. Dirham dikenalkan sebagai mata uang pada abad ke-13 di
Kerajaan Samudra Pasai, Aceh.

Taman Sari Gunongan atau "Taman Putroe Phang" adalah taman Kerajaan Aceh Darussalam yang
didirikan oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya Putroe Phang yang berasal dari Kerajaan
Pahang. Nama asli taman ini adalah Taman Ghairah sebagaimana disebutkan di dalam kitab Bustanus
Salatin.

Makam Sultan Iskandar Muda merupakan makam dari sultan Kerajaan Aceh Darussalam yang berhasil
membawa kerajaannya mencapai puncak kejayaan. Sultan Iskandar Muda ini memimpin Kerajaan Aceh
Darussalam dari tahun 1607-1636.

3. Kerajaan Demak
Sunan Kalijaga merupakan salah satu makam dari tokoh penyebar Islam di Pulau Jawa. Makamnya
selalu menjadi tujuan wisata religi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Masjid Agung Demak merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Raden Patah dari Kerajaan Demak
dibantu para Walisongo pada abad ke-15 Masehi. Masjid ini masuk dalam salah satu jajaran masjid
tertua di Indonesia. Lokasi Masjid Agung Demak terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Berada tepat di alun-alun dan pusat keramaian Demak, Masjid Agung
Demak tak sulit untuk ditemukan.

Pintu Bledeg. Konon, Ki Ageng Selo memiliki kesaktian bisa menangkap petir. Pintu kayu jati buatannya
ini diyakini dapat berfungsi sebagai penangkal petir. Oleh karena itu pintu tersebut diberi nama pintu
bledeg yang bermakna pintu petir.

Pawestren merupakan salah satu bentuk benda budaya yang dibuat oleh manusia mengandung makna
atau maksud dan tujuan tertentu. Pawestren dibangun pada masyarakat Jawa Islam sebagai bentuk
apresiasi bagi kaum perempuan bahwa mereka dapat turut serta berperan aktif dalam hal beribadah
dan sosial di tempat umum.
Soko guru di Masjid Agung Demak merupakan tiang utama dari kayu jati yang berfungsi menyangga
kerangka serta atap masjid.

4. Kerajaan Pajang

Kampung Laweyan sudah ada sejak pemerintahan Kesultanan Pajang pada tahun 1546 M, saat
ini kampung Laweyan merupakan sentra batik di Kota Solo. Laweyan sendiri mengandung arti
utas dalam Bahasa Jawa.

Masjid Laweyan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Pajang, bangunan bersejarah ini
bertempat di Jalan Liris No.1, Dusun Belukan, Kelurahan Pajang, Surakarta. Masjid Laweyan
dibangun sejak tahun 1546 oleh Jaka Tingkir dan masih berdiri kokoh hingga sekarang. Bagi
masyarakat Solo, Masjid Laweyan ini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Ki Ageng Henis.
Bangunan ini ternyata menggabungkan unsur tradisional Jawa, Eropa, Cina dan Islam. Masjid ini
memiliki ciri khas bentuknya yang seperti Kelenteng Jawa dengan arsitektur khas Jawa yang
sangat kental. Dinding Masjid ini tersusun dari kayu dan batu bata.
Pasar Laweyan merupakan pasar yang masih eksis sejak zaman Kerajaan Pajang hingga
sekarang. Saat ini, pasar ini menjadi pusat perdagangan batik yang berada di wilayah Bandar
Kabanaran, Kota Surakarta. Laweyan merupakan lokasi yang ditempati para penduduk yang
mayoritas berprofesi sebagai para pedagang. Menurut cerita, konon Laweyan berasal dari kata
Lawiyan yang berarti berpindah-pindah. Karena dahulu kala banyak orang berpindah-pindah
demi melindungi diri dari bencana banjir akibat meluapnya sungai Bengawan Solo. Akhirnya
daerah Laweyan digunakan penduduk dari Desa Nusupan sebagai tempat aman banjir.

Makam Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan Jaka Tingkir tidak seperti makam raja-raja Solo
dan Yogyakarta yang dikenal banyak orang dan ramai dikunjungi peziarah. Makam Jaka Tingkir
berada di pelosok perkampungan warga. Makam Jaka Tingkir ini berlokasi di Dukuh Butuh, Desa
Gedongan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Jawa Tengah. Komplek pemakaman Jaka Tingkir
dinamakan Makam Butuh.

Salah satu peninggalan Pajang berupa kompleks makam Para Pejabat Pajang. Setidaknya terdapat 20
makam para pejabat dan kerabat Kerajaan Pajang. Salah satu makam yang paling dikenal yaitu makam
dari Kyai Ageng Henis yang juga perintis dari berdirinya kerajaan Pajang.
5. Kerajaan Mataram Islam

Masjid Gede Kauman, dikenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah masjid
utama Kesultanan Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di sebelah barat
kompleks Alun-alun Utara.

Masjid Gedhe Mataram adalah masjid tertua di Yogyakarta. Berlokasi di selatan kawasan Pasar
Kotagede sekarang, tepatnya di kelurahan Jagalan, kecamatan Banguntapan, Bantul. Gapura
depan masjid berbeda dengan masjid pada umumnya. Karena gapura tersebut menyerupai
tempat peribadatan umat Hindu atau Buddha.

6. Kerajaan Kesultanan Cirebon

Keraton Kasepuhan adalah keraton yang terletak di kelurahan Kesepuhan, Lemahwungkuk,


Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman
depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya.

Keraton Keprabon terletak di Kecamatan Kecamatan Lemahwungkuk, dekat Keraton Kanoman.


Keraton ini dari segi arsitektural disebut bangunan Ndalem, karena Keraton Keprabon tidak
memiliki struktur sebuah komplek atau bangunan keraton, tidak memiliki alun-alun, dan masjid
agung, tetapi lebih terlihat sebagai sebuah kediaman pemangku adat (Ndalem).

Keraton Kecirebonan merupakan sebuah bangunan tempat tinggal sultan Kacirebonan dan
keluarganya yang berada di daerah Pulasaren (sekarang jalan Pulasaren, kecamatan Pekalipan,
kota Cirebon).

Keraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon, setelah berdiri
keraton Kanoman pada tahun 1678 M kesultanan Cirebon terdiri dari keraton Kasepuhan dan
keraton Kanoman.

Makam Sunan Gunung Jati merupakan satu dari sembilan makam para wali, atau disebut juga
Wali Songo yang sering dijadikan sebagai wisata religi, atau tempat untuk berziarah, sekaligus
sebagai jejak sejarah penyebaran Islam di Indonesia

Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah sebuah masjid yang terletak di dalam kompleks Keraton
Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Lokasi Masjid ini berada di bagian barat dari Alun-Alun
Kota Cirebon.
Kereta Singa Barong merupakan salah satu peninggalan bersejarah dan fenomenal milik Keraton
Kasepuhan Cirebon. Dahulu, kereta tersebut digunakan saat kirab malam 1 muharam dan
pelantikan sultan. Diketahui, kereta tersebut dibuat oleh Pangeran Losari pada abad ke 15
masehi.

7. Kerajaan Kesultanan Banten

Danau Tasikardi adalah suatu danau buatan di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kota
Serang, Provinsi Banten. Letaknya sekitar 10 km dari pusat kota Serang. Namanya berasal dari
bahasa Sunda Kuno yang berarti "danau buatan". Luasnya 5 hektare dan bagian dasarnya dilapisi
ubin batu bata.

Dinamakan Keraton “Kaibon” yang berarti keibuan, karena Komplek Keraton Kaibon terletak di
Kampung Kroya ini dibuat untuk ibunda Sultan Syafifuddin yang bernama ibu Ratu Aisyah. Pada
tahun 1832 keraton ini dibongkar pada masa pemerintahan Jenderal Daendels.

Vihara Avalokitesvara, merupakan salah satu vihara tertua di Banten, letaknya di Jalan Tubagus
Raya Banten atau Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Masjid Agung Banten didirikan pada masa Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama
Kesultanan Demak, yang merupakan putra pertama Sunan Gunung Jati. Masjid ini merupakan
satu dari sepuluh masjid tertua di Indonesia

Benteng Speelwijk adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di Kampung Pamarican,
Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Dalam membangun benteng ini, Belanda
menugaskan seorang arsitek bernama Hendrick Loocaszoon Cardeel untuk merancang
bangunannya.

8. Kerajaan Islam Di Kalimantan

Candi Agung adalah sebuah situs candi Hindu yang beratap yang terletak di Kelurahan Sungai
Malang, kecamatan Amuntai Tengah, Kota Amuntai, Kalimantan Selatan. Di sekitar candi pernah
ditemukan tiang kayu ulin dan pecahan genteng.
Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin adalah sebuah masjid bersejarah di Kota Banjarmasin
yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Suriansyah, Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.

Makam Sultan Inayatullah Bin Sultan Mustainbillah terletak di Dusun Sungai Tabukan Desa
Sungai Kitano merupakan Tokoh penting karena menjaga keberlangsungan Kesultanan Banjar,
dan menghidupkan kembai Maruah Kesultanan Banjar bersama ayahnya setelah pudar dari
kehancuran oleh Belanda saat pusat pemerintahan di KUIN, Banjarmasin. Makam telah
dibuatkan cungkup permanent dan ditinggikan dari tanah sekitar dengan luas yang dibebaskan 6
x 5 meter, nisan makam berukuran 65 Cm.

Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang merupakan salah satu ulama besar
Kalimantan Selatan yang terkenal penulis kitab Sabilal Muhtadin, terletak di Desa Kalampayan
Tengah, Kecamatan Astambul, Martapura, Kabupaten Banjar.
Sabilal Muhtadin atau Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din, adalah salah satu kitab yang
sangat masyhur karangan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Makam Sultan Mustakimbillah terletak di Desa Tangkas Kecamatan Martapura Barat,


Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Makam Sultan Mustakimbillah sendiri
menjadi makam terakhir dari 5 makam Raja yang telah ditemukan. Konon, saat pertama kali
makam tersebut ditemukan berada di bawah kaki pohon kasturi. Nah, makam ini pun menjadi
peninggalan selanjutnya dari kerajaan Banjar.

Masjid Agung Al Karomah adalah masjid agung yang terletak di Kota Martapura, Kabupaten
Banjar, Kalimantan Selatan dan merupakan masjid terbesar di Kalimantan Selatan. Masjid ini
juga merupakan markah tanah dari Kota Martapura karena gampang diakses dari seluruh kota di
Kalimantan Selatan karena terletak di Jl. Ahmad Yani yang merupakan jalan utama (jalan
nasional) antar kota, terutama dari Kaltim (arah utara) sampai Kota Banjarmasin.

Kompleks Makam Sultan Suriansyah adalah sebuah kompleks pemakaman yang terletak di Kelurahan
Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.

9. Kerajaan Gowa - Tallo


Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang merupakan bekas markas pasukan katak Kerajaan Gowa
Tallo yang setelah Perjanjian Bongaya menjadi milik Belanda.

Masjid Katangka atau saat ini disebut Masjid Al-Hilal adalah salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan
yang dahulu menjadi masjid Kesultanan Gowa.

Benteng Somba Opu termasuk saksi bisu sejarah Kerajaan Makassar yang sebelumnya dijadikan pusat
pemerintahan sekaligus perdagangan.

10. Kerajaan Kesultanan Ternate


Keraton Kesultanan Ternate adalah istana kediaman Sultan Ternate bergaya bangunan Abad XIX,
berlantai dua, menghadap ke arah laut dikelilingi perbentengan, terletak satu kompleks dengan
Sigi Lamo. Di halaman samping kanan depan terdapat pintu gerbang yang disebut Ngara Upas.

Benteng Hollandia dan kemudian lebih dikenal dengan nama Benteng Tolukko ini dibangun pada
tahun 1540 oleh Francisco Serrao, seorang panglima Portugis. Ada yang mengatakan bahwa
nama Tolukko merupakan nama dari penguasa kesepuluh Kesultanan Ternate yang bernama
Kecil Tolukko. Namun karena sultan ini baru memerintah pada tahun 1692, maka kecil
kemungkinan nama tersebut diberikan mengikuti nama sultan.

Masjid Sultan Ternate adalah sebuah masjid yang terletak di kawasan Jalan Sultan Khairun,
Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Masjid ini
menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di kawasan timur Nusantara ini.

Sultan Babullah dimakam di bawah pohon momo yang besarnya sekitar tiga pelukan orang
dewasa. Sepintas, pohon ini tampak sebagai seorang lelaki dengan lengan berotot kekar
membuka sedekap, menjaga pusara, menyambut setiap tamu yang datang. Masyarakat
menyebut pohon itu pohon “dara”. Makamnya diselimuti keharuman dupa bercampur pondak
(pandan). Makam sang sultan ada di dalam sebuah cungkup, di kaki pohon ini. Makam Sultan
Babullah seperti sebuah rumah, sendirian, di tengah hutan pohon pala. Beberapa makam ada di
bagian hulunya.

11. Kerajaan Islam Di Nusa Tenggara

Makam Selaparang terletak di Kampung Presak, Desa Selaparang, Kecamatan Pringgabaya,


Kabupaten Lombok Timur (Lotim), atau sekitar 55 kilometer dari Kota Mataram.

Masjid Kuno Bayan Beleq ialah peninggalan terbesar yang menjadi saksi bisu penyebaran Islam
di Pulau Lombok, khususnya Bayan. Bangunan ini menjadi situs cagar budaya yang dilindungi
dan dipelihara oleh pemerintah serta warga setempat. Bangunan ini menggambarkan
peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran
sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spiritual.

Anda mungkin juga menyukai