Anda di halaman 1dari 15

KLIPING

SEJARAH SINGKAT DAN PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM DAN HINDU

DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas sekolah

Disusun Oleh :

Nama : Ahmad Fajar

Kelas : X. IIS 2

SMA NEGERI 1 TAMBELANG


Jl. Bulak Sepat Indah No.1, Sukarapih, Tambelang, Bekasi,
Jawa Barat 17620
2020
KERAJAAN ISLAM

1. Kerajaan Demak
Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan
jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan
perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya
dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan
walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah
ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah
wangi.
Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat
ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan
bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.

a. Masjid Agung Demak

Peninggalan Kerajaan Demak yang paling dikenal tentu adalah Masjid Agung Demak.
Bangunan yang didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479 ini masih berdiri kokoh
hingga saat ini meski sudah mengalami beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi
salah satu bukti bahwa kerajaan Demak pada masa silam telah menjadi pusat
pengajaran dan penyebaran Islam di Jawa. Jika Anda tertarik untuk melihat keunikan
arsitektur dan nilai-nilai filosofisnya , datanglah ke masjid ini. Letaknya berada di Desa
Kauman, Demak – Jawa Tengah.
b. Pintu Bledek

Dalam bahasa Indonesia, Bledek berarti petir, oleh karena itu, pintu bledek bisa
diartikan sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan
menjadi pintu utama dari Masjid Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar,
pintu ini dinamai pintu bledek tak lain karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari
petir yang menyambar. Saat ini, pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu
masjid. Pintu bledek dimuseumkan karena sudah mulai lapuk dan tua. Ia menjadi
koleksi peninggalan Kerajaan Demak dan kini disimpan di dalam Masjid Agung
Demak.

c. Soko Tatal dan Soko Guru


Soko Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi sebagai
penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada 4 buah soko guru yang
digunakan masjid ini, dan berdasarkan cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh
Kanjeng Sunan Kalijaga. Sang Sunan mendapat tugas untuk membuat semua tiang
tersebut sendiri, hanya saja saat ia baru membuat 3 buah tiang setelah masjid siap
berdiri. Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa kemudian menyambungkan semua
tatal atau potongan-potongan kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan kekuatan
spiritualnya dan mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru yang terbuat dari
tatal.

2. Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate menjadi kerajaan Islam di Indonesia Timur. Kerajaan ini mulai berdiri
pada pertengahan abad ke-15 dengan peninggalan Istana Sultan Ternate.
a. Istana Sultan Ternate

Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur nusantara sejak abad XIII
hingga abad XVII. Di masa keemasannya, yakni pada abad XVI, kekuasaan
kesultanan membentang mulai dari seluruh wilayah di Maluku, Sulawesi Utara,
kepulauan-kepulauan di Filipina selatan, hingga kepulauan Marshall di pasifik.

b. Benteng Kerajaan Ternate yang dibangun pada tahun 1540 oleh Francisco
Benteng Tolukko adalah benteng peninggalan Portugis yang berada di Kelurahan
Sangadji, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku
Utara, Indonesia.[1] Benteng Tolukko dibangun oleh seorang panglima Portugis
yang bernama Fransisco Serao, pada tahun 1540.[2] Benteng ini dibangun Portugis
sebagai pertahanannya dalam menguasai cengkih dan juga menguasai
dominasinya di antara bangsa Eropa yang lain.[3] Benteng ini diambil alih
oleh Belanda pada tahun 1610 dan direnovasi oleh Pieter Both.[1]Pada tahun 1864,
oleh Residen P. van der Crab, benteng Tolukko dikosongkan karena sebagian
bangunannya telah rusak.[1] Pemerintah Republik Indonesia memugar benteng ini
pada tahun 1996-1997.[2]
c. Masjid di Ternate

Masjid Sultan Ternate adalah sebuah masjid yang terletak di kawasan Jalan


Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate,
Provinsi Maluku Utara. Masjid ini menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam
pertama di kawasan timur Nusantara ini. Kesultanan Ternate mulai menganut
Islam sejak raja ke-18, yaitu Kolano Marhum yang bertahta sekitar 1465-1486 M[1].
Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500), yang
makin memantapkan Ternate sebagai Kesultanan Islam dengan mengganti
gelar Kolano menjadi Sultan, menetapkan Islam sebagai agama resmi kerajaan,
memberlakukan syariat Islam, serta membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum
Islam dengan melibatkan para ulama.
d. Makam Sultan Baabullah
Sultan Baabullah (10 Februari 1528 - permulaan 1583), juga ditulis Sultan
Babullah atau Sultan Baab (tulisan Eropa) adalah sultan dan penguasa Kesultanan
Ternate ke-24 yang berkuasa antara tahun 1570 - 1583. Ia dikenal sebagai
sultan Ternate dan Maluku terbesar sepanjang sejarah, yang berhasil mengalahkan
Portugis dan mengantarkan Ternate ke puncak keemasan di akhir abad ke-16. Sultan
Baabullah juga dijuluki sebagai penguasa 72 pulau berpenghuni yang meliputi pulau–
pulau di nusantara bagian timur, Mindanaoselatan dan kepulauan Marshall.

3. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Islam ini
akhirnya bergabung dengan kerajaan Samudera Pasai yang terletak di Aceh Utara.
Berikut Peninggalannya :
a. Mata uang kerajaan perlak

b. Makam raja
c. Stempel kerajaan Perlak

d. Sumber tertulis yaitu kitab Idharul Haqq, karangan Abu Ishaq Makarani Al Fasy. Kitab
Tazkirah Thabakat Junu Sultan as Shalatin karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah al
Asy
e. Masjid Peninggalan Kerajaan Perlak

Hindu

1. Kerajaan Kutai
Tahun didirikan : 350 Masehi
Letak : Muara Kaman, Kalimantan Timur
Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang pertama kali ada. Kerajaan ini
didirikan di abad ke-4, sekitar tahun 350 Masehi. Letak Kerajaan Kutai ada di Muara kaman,
Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Dibentuknya Kerajaan Kutai menandai
sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan Nusantara.
Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Sedangkan masa kejayaan Kerajaan Kutai terjadi
pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Kerajaan Kutai kemudian runtuh sekitar tahun
1605, saat diambil alih oleh Kesultanan Kutai Kartanegara yang bercorak Islam.
Peninggalan Kerajaan Kutai :
 Prasasti Yupa

 Kalung Ciwa
 Kalung Uncal

 Pedang Sultan Kutai

2. Kerajaan Tarumanegara
Tahun didirikan : 358 Masehi
Letak : wilayah barat Pulau Jawa
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di pulau Jawa, dan tertua kedua di Indonesia
setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-4, diperkirakan sekitar tahun 358 Masehi.
Lokasinya di wilayah barat Pulau Jawa.

Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak, kerajaan ini adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara terjadi pada masa pemerintahan Raja Purnawarman.
Kerajaan Tarumanegara kemudian runtuh pada abad ke-7, karena serbuan Kerajaan Sriwijaya sekitar
tahun 669 Masehi.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara :


 Prasasti Kebon Kopi

 Prasasti Tugu

 Prasasti Cidanghiyang

3. Kerajaan Kalingga
Tahun didirikan : 594 Masehi
Letak : Jawa Tengah

Kerajaan Kalingga menjadi kerajaan bercorak Hindu-Budha pertama di kawasan pantai utara Pulau
Jawa. Kerajaan ini didirikan pada tahun 594 Masehi. Pusat pemerintahannya diperkirakan di sekitar
Pekalongan dan Jepara, kemudian pindah Magelang dan Yogyakarta.

Kerajaan ini juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Halong. Kalingga sempat terpecah menjadi dua
yakni Keling dan Medang. Kerajaan Kalingga kemudian runtuh pada tahun 782 Masehi dan diteruskan
oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran di Medang.

Peninggalan Kerajaan Kalingga :


 Prasasti Tuk Mas

 Prasasti Sojomerto
 Prasasti Rahtawun

 Candi Angin

4. Kerajaan Wijayapura
Tahun didirikan : sekitar abad ke-7 Masehi
Letak : Kalimantan Barat

Kerajaan Wijayapura merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang terletak di Kalimantan Barat,
dekat muara Sungai Rajang. Kerajaan ini didirikan pada sekitar abad ke-7 Masehi. Ibukota kerajaan ini
bernama Panggau Libau Lendat Dibiau Takang Satu.

Wilayah kerajaan ini dikelilingi oleh rawa-rawa dan penuh dengan pohon kelapa. Kerajaan ini juga
dikenal dengan nama Kerajaan Sambas Kuno. Seiring dengan berakhirnya era kerajaan Hindu-Budha,
maka kerajaan ini pun runtuh.

Peninggalan Kerajaan Wijayapura :


 Arca Budha emas di Sambas

 Arca Budha perak di Sambas


 Arca Budha perunggu di Sambas

5. Kerajaan Medang (Mataram Kuno)


Tahun didirikan : 752 Masehi
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur

Kerajaan Medang, disebut juga sebagai Mataram Kuno atau Mataram Hindu, merupakan kerajaan
Hindu yang berdiri pada tahun 752 Masehi. Awalnya kerajaan ini terletak di Jawa Tengah di sekitar
Yogyakarta, namun kemudian pada abad ke-10 berpindah ke Jawa Timur di daerah Jombang dan
Madiun.

Kerajaan Medang ini akhirnya runtuh pada tahun 1045 Masehi. Penyebab runtuhnya kerajaan ini
adalah kekalahan Dharmawangsa dari Wurarawi dan Sriwijaya. Salah satu peninggalan kerajaan
Mataram Kuno yang paling terkenal adalah Candi Borobudur.

Peninggalan Kerajaan Medang :


 Candi Borobudur

 Candi Prambanan

 Candi Sewu

 Candi Mendut

Anda mungkin juga menyukai